Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

SEJARAH TURUNYA ALQURAN

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Alquran Hadits
Dosen Pengampu : Sandi Saparudin, S.Pd.,M.Pd.I

Di Susun Oleh Mahasiswa Program Studi PIAUD


Kelompok 3

Nai siti nurhayati


Nuroh Mulyani
Yeyeh Martini4.
Erma Tartiana
Resti Nuri

SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH (STIT) QUROTA


A'YUN
Jalan Raya Samarang No. 117, Kp Cikamiri Desa Sirnasari Kec Samarang
Kabupaten Garut
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan atas kehadirat Allah Swt yang telah mempermudah
dalam pembuatan makalah ini. Shalawat beserta salam kita junjungan kepada Nabi
Muhammad SAW yang telah memberikan kesempatan dan kemampuan sehingga
makalah dapat terselesaikan dengan judul “Proses Turuunya Al-Qur’an” dibuat untuk
memenuhi salah satu tugas mata kuliah Ulumul Qur’an.
Makalah ini jauh dari kata sempurna sehingga penulis membutuhkan saran dan
kritik yang sifatnya membangun guna peningkatan pembuatan makalah pada tugas
yang lain diwaktu yang akan datang. Makalah ini disusun dengan usaha semaksimal
mungkin. Penulis mengucapkan terima kasih atas perhatiannya terhadap makalah ini
dan penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan lebih
luas bagi kita semua khususnya pada pelajaran ini.

Garut, Oktober 2023

Penulis
i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar .................................................................................................................. i


Daftar Isi ........................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................. 1
A. Latar belakang ....................................................................................................... 1
B. Rumusan masalah ................................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN .................................................................................................. 2
A. Pengertian turunnya Al-Qur’an ............................................................................. 2
B. Ayat yang permulaan diturunkan .......................................................................... 4
C. Periode Turunya Al Quran.....................................................................................
D. Pemeliharaan Al-Qur’an ....................................................................................... 5
E. Turunnya Al-Qur’an secara munjaman ................................................................ 8
BAB III PENUTUP .......................................................................................................... 10
A. Kesimpulan ........................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 11
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Tidaklah tersembunyi bagi siapapun juga bahwa tiap-tiap sesuatu dan ada
kadarnya. Demikianlah sunnatullah didalam alam ini. Sejarah adalah saksi yang benar
menetapkan kebenaran ini. Seseorang ahli sejarah yang hendak menggali sesuatu dari
perkembangan sejarah harus mengetahui sebab-sebab kejadian dan
pendorongpendorongnya, jika dia ingin mengetahui hakikat sejarah itu sebenaranya,
bukan sejarah saja yang memerlukan hal demikian, ilmu-ilmu tabi’at, ilmu-ilmu
kemasyarakatan dan kebudayaan serta kesusastraan juga memerlukan sebab dan
musabab.
Turunnya AlQur’an merupakan suatu kejadian yang sangat mengagetkan
sekaligus menggembirakan hati Rasulullah SAW. Sebagaimana turunnya Surat
Al‘alaq(ayat:1-5), Nabi Muhammad SAW dalam menerimanya sangatlah berat karena
karena diturunkan lewat perantara malaikat jibril sesosok yang membuat Nabi SAW
ketakutan. Saat malaikat jibril menyampaikan wahyu tersebut, Rasullullah juga merasa
keberatan karena tidak bisa melaksakan apa yang diperintah malaikat jibril. Tetapi setelah
berkali-kali malaikat jibril mengulang akhirnya Rasullah SAW dapat menerimanya.
Begitupun saat menerima ayat-ayat yang lain, Rasulullah selalu merasa ketakutan dengan
segala sesuatu yang mengiringi ayat-ayat tersebut.
Begitu sulitnya Rasulullah dalam menerima wahyu membuktikan kalau peristiwa
turunnya Al Qur’an merupakan suatu kejadian yang sangat luar biasa dan juga
merupakan suatu . Dengan turunnya Al Qur’an berarti banyak hal yang perlu dikaji lebih
mendalam lagi, baik dari segi sebab-sebab turunnya atau yang sering disebut Asbabun
Nuzul maupun proses turunnya Al Qur’an itu sendiri.
Dalam Makalah ini pembahasannya hanya terkait tentang proses turunnya Al
Qur’an saja atau yang sering disebut ilmu nuzulul Qur’an.

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu yang dimaksud dengan turunya Al Quran ?
2. Bagaimana proses turunnya al-qur’an ?
3. Surat apa yang pertama kali diturunkan ?

1
4. Bagaimana tahap pemeliharaan Al-Qur’an ?

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Turunnya Al Qur’an


Secara bahasa Nuzulul Quran berasal dari dua kata, yakni Nuzul yaitu
menurunkan sesuatu dari tempat yang tinggi ke tempat yang rendah. Sehingga Nuzulul
quran adalah peristiwa turunya Al Quran dari Allah Swt kepada Nabi Muhammad Saw
untuk digunakan sebagai petunjuk bagi umat islam.
Seadangkan secara majazi turunnya Al-Qur’an dapat diartikan sebagai
pemberitahuan dengan cara dan sarana yang dikehendaki Allah SWT sehingga dapat
diketahui oleh para malaikat di lauhil mahfudz dan oleh nabi Muhammad SAW didalam
hatinya yang suci.
Al Quran pertama kali diturunkan di Gua Hira sebelah utara Mekkah, Pada 17
Ramadhan 610 M. Oleh karena itu Nuzulul Quran diperingati oleh Umat Muslim pada
malm ke 17 Ramadhan.
Adapun tentang kayfiyat Al-Qur’an itu di turunkan telah terjadi penyelisihan
antara para ulama. Dalam hal ini ada tiga pendapat :
1. Al-Qur’an itu diturunkan ke langit dunia pada malam al-qadr sekaligus lengkap dari
awal sampai akhir. Kemudian diturunkan berangsur-angsur sesudah itu dalam tempo
20 tahun atau 23 tahun atau 25 tahun berdasarkan pada perselisihan yang terjadi
tentang berapa lama nabi bermukim di mekkah sesudah beliau di angkat menjadi
rasul. Pendapat ini berpegang pada riwayat Ath Thabary dari Ibnu abbas beliau
berkata “diturunkan Al-Qur’an dalam lailatul qadr dalam bulan ramadhan ke langit
dunia sekaligus semuanya, kemudian dari sana (langit) diturunkan sedikit sedikit
kedunia”. Dari segi isnad riwayat tersebut kurang kuat akan tetapi boleh di gunakan
2. Al-Qur’an itu di turunkan ke langit dunia dalam 20 kali lailatul qadr dalam 20 tahun
atau 23 kali lailatul qadr dalam 23 tahun atau 25 kali lailatul qadr dalam 25 tahun.
Pada tiap-tiap malam diturunkan ke langit dunia tersebut, sekedar yang hendak di
turunkan dalam tahun itu kepada Nabi Muhammad SAW dengan cara
berangsurangsur.

2
3. Al-Qur’an itu permulaan turunnya ialah di malm al qadr, kemudian diturunkan setelah
itu dengan berangsur-angsur dalam berbagai waktu.
Adapula pendapat bahwa Al-Qur”an di turunkan tiga kali dalam tiga tingkat:
1. Di turunkan ke lauhil mahfudz.
2. Di turunkan ke baitul izzah di langit dunia.
3. Di turunkan berangsur-angsur kedunia.
Menurut pendapat ulama jumhur, bahwa ”lafadz Al-Qur’an tertulis di lauhil
mahfudz lalu di pindah dan di turunkan ke bumi”, dengan demikian tidak ada lagi
lafadzlafadz Al-Qur’an. Di lauhil mahfudz. Menurut pendapat Hasby Ash-Shiddiqie yang
di nukil bukan lafazd yang ter ma’tub, hanya di salin lalu di turunkan. Hal ini sama
dengan orang yang nenghapal isi kitab Al-Qur’an, isi kitab tetap berada dalam kitab yang
di salin dalam hapalan pun persis sebagai mana yang tertulis dalam kitab Al-Qur’an itu.
Al-Qur’an diturunkan dalam waktu 22 tahun 2 bulan 22 hari, yaitu mulai dari
malam 17 Ramadhan tahun 41 dari kelahiran Nabi sampai 9 dhulhijjah Haji wada’ tahun
63 dari kelahiran Nabi atau tahun 10 H. Permulaan turunnya Al-Qur’an ketika Nabi
SAW bertahannus (beribadah) di Gua Hira. Pada saat itu turunlah wahyu dengan
perantara Jibril Al-Amin dengan membawa beberapa ayat Al-Qur’an Hakim. Surat yang
pertama kali turun adalah surat Al-Alaq ayat 1-5. Sebelum wahyu diturunkan telah turun
sebagian irhas (tanda dan dalil) sebagaimana hadits yang diriwayatkan Imam Bukhori
dengan sanad dari Aisyah yang menunjukkan akan datangnya wahyu dan bukti
nubuwwah bagi rasul SAW yang mulia. Diantara tanda-tanda tersebut adalah mimpi yang
benar di kala beliau tidur dan kecintaan beliau untuk menyendiri dan berkhalwat di Gua
Hira untuk beribadah kepada Tuhannya.
Al-Qur’an diturunkan pada bulan ramadhan berdasarkan nash yang jelas yang
terdapat dalam Surat Al-Baqarah ayat 185 :

Artinya : (Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di
dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia
dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang
hak dan yang bathil). Karena itu, barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri
tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu,
3
dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah
baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari
yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki
kesukaran bagimu. Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan
hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan
kepadamu, supaya kamu bersyukur.

Proses turunnya Al-Qur’an kepada Nabi Muhammad SAW melalui tiga tahap, yaitu:
1. Al-Qur’an turun secara sekaligus dari Allah ke lauh al-mahfuzh yaitu suatu tempat
yang merupakan catatan tentang segala ketentuan dan kepastian Allah. Proses
pertama ini diisyaratkan dalam Q.S Al-Buruuj : 21-22 ”Bahkan yang didustakan
mereka itu ialah Al- Qur’an yang mulia. Yang (tersimpan) dalam Lauh Mahfuzh”.
dan Q.S Al-Waqi’ah :77-80 yang artinya : ”Sesungguhnya Al-Quran Ini adalah
bacaan yang sangat mulia, Pada Kitab yang terpelihara (Lauhul Mahfuzh), Tidak
menyentuhnya kecuali orang-orang yang disucikan, Diturunkan dari Rabbil

‘alamiin.
2. Al-Qur’an diturunkan dari Lauh Al-Mahfuzh ke Bait Al-Izzah (tempat yang berada di
langit dunia. Diisyaratkan dalam: Q.S Al-Qadar: 1, ”Sesungguhnya kami Telah
menurunkannya (Al Quran) pada malam kemuliaan”. dan pada QS Ad-
Dhuhan:3, “Sesungguhnya kami menurunkannya pada suatu malam yang diberkahi
dan Sesungguhnya Kami-lah yang memberi peringatan”.
3. Al-Qur’an diturunkan dari Bait Al-Izzah ke dalam hati Nabi melalui malaikat Jibril
dengan cara berangsur-angsur sesuai dengan kebutuhan. Adakalanya satu ayat, dua
ayat, bahkan kadang-kadang satu surat. Diisyaratkan dalam Surat Ass-Syu’ara’ 193-
195, “Dia dibawa turun oleh Ar-Ruh Al-Amin (Jibril), Ke dalam hatimu (Muhammad)
agar kamu menjadi salah seorang di antara orang-orang yang memberi peringatan,
Dengan bahasa Arab yang jelas”

B. Ayat Yang Permulaan Diturunkan


Tentang ayat-ayat yang pertama kali diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW.
Menurut pendapat yang terkuat ialah ayat permulaan surah Al-alaq

Ayat-ayat tersebut diturunkan ketika Rasulullah SAW. Berada di gua Hira, yaitu
disebuah gua di Jabal Nur, yang terletak kira-kira 3 mil dari kota Mekah. Terjadi pada
4
malam hari senin, tanggal 17 Ramadhan tahun ke-41 dari usia Rasulullah 13 tahun
sebelum hijriah, bertepatan dengan bulan juli tahun 610 M. malm turunnya Al-Qur’an itu
disebut”lailatul qadr”atau “lailatul mubarakah” yaitu suatu malm kemulian dan
keberkahan hal ini termaktub didalam Al-qur’an sebagai berikut:

Bahwasanya kami telah menurunkannya(Al-qur’an pertama kali) pada malm


lailatul qadr (QS. Al-Qadr ayat 1)
Sesungguhnya kami telah menurunkannya ( AL-Qur’an pertama kali) pada
lailatul mubarakah.(QS. Ad-Dukhan ayat 3)
Saat turunnya al-qur’an pertama kali itu disebut Yaumul Furqan ialah karna
Alqur’an itu membawa ajaran-ajaran dan hukum-hukum yang jelas, yang memberikan
batas yang terang antara yang haq dan yang bathil, antara yang salah dan benar, dan
antara yang halal dan yang haram.
Di samping itu ada ulama berpendapat yang mengatakan bahwa ayat-ayat
alqur’an yang pertama kali diturunkan ialah surah al-fatihah. syekh Muhammad Abduh
menguatkan pendapat ini dengan beberapa alasan, yaitu:
1. Dengan memperhatikan surah al-fatihah itu yang seolah-olah yang mencakup segala
pokok-poko isi al-qur’an itu secara garis besarnya, sehingga apa-apa yang tersebut
dalam surah-surah berikutnya adalah merupakan keterangan perincian bagi
pokokpokok yang telah disebutkan dalam surst Al-Fatihah itu. Dengan demikian ia
Preambule bagi Alqur’an seluruhnya.
2. Boleh jadi karena fungsinya sebagai preambule tersebut itu maka nabi
memerintahkan supaya surah al-fatihah itu dicantumkan pada permulaan Al-Qur’an.
3. Memang ada hadist yang diriwayatkan oleh Al-Baihaqy dalam kitab ”Dalailun
nubuwwah” yang menerangkan hal itu.
Akan tetapi ada pendapat lain lagi yang menyatakan bahwa ayat yang mula-mula
diturunkan surah Ad-Dhuha. Dan ada pula yang mengatakan ayat yang mula-mula yang
diturunkan surah Al-Mudatstsir. Bahkan ada pula yang mengatakan ayat-ayat surah
Almuzammil.

C. Periode Turunya Al Quran


Turunya Alquran dibagi lagi ke dalam dua periode, yaitu :

5
1. Periode Mekkah
Selama periode Mekkah, pada uumumnya ayat yang diturunkan berisi tentang aqidah
dan tauhid. Pada periode ini terdapat 86 surat yang diturunkan selama 12 tahun lima
bulan. Surat yang diturunkan pada periode Mekkah ini dinamakan surat Makkiyah.
2. Periode madinah
Selama periode Madaniah, surat yang turun pada periode ini terdapat 28 surat dan
umumnya berkaitan dengan Muamalat atau hubungan manusia sebagai makhluk
sosial, syariat yaitu aturan dalam kehidupan Islam dan hukum Islam. Surat yang
diturunkan pada periode ini selama 9 tahun 9 bulan dan dinamakan surat Madaniyah.
D. Pemeliharaan Al-Qur’an
Al-Qur’an sendiri yang menyatakan bahwa keotentikan (orisinalitas) al-Qur’an
dijamin oleh Allah SWT, sesuai dengan firman-Nya QS. al-Hijr ayat 9 :

Artinya : Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Quran, dan Sesungguhnya


kami benar-benar memeliharanya.

Ayat diatas tegas-tegas menyatakan bahwa penurunan al-Qur’an dan pemeliharaan


kemurniannya adalah merupakan urusan Allah SWT. Namun demikian, tidak berarti
kaum muslimin boleh berpangku tangan begitu saja, sebaiknya kaum muslimin harus
bersikap pro aktif dalam memelihara keaslian kitab sucinya.
Adapun sejarah pemeliharaan al-Qur’an itu sendiri secara global dan umum pada
dasarnya dapat ditelusuri dari 4 tahapan besar, yaitu :
1. Tahap Pencatatan di Zaman Nabi Muhammad SAW
Sejarah telah mencatat bahwa pada masa-masa awal kehadiran agama Islam,
bangsa Arab tergolong ke dalam bangsa yang buta aksara. Bahkan Nabi Muhammad
SAW sendiri dinyatakan sebagai nabi yang ummi, yang berarti tidak pandai membaca
dan menulis.
Kendatipun bangsa Arab tergolong buta huruf dimasa-masa awal penurunan al-
Qur’an, di balik itu mereka dikenal memiliki daya ingat (hafal) yang kuat. Mereka
terbiasa menghafal berbagai sya’ir Arab dalam jumlah yang tidak sedikit atau bahkan
sangat banyak. Dan untuk ukuran waktu itu, keunggulan seseorang dalam bidang
pengetahuan justru terletak pada mereka yang kuat hafalannya, bukan yang pandai
baca-tulis. Seandainya Nabi Muhammad SAW adalah seorang yang pandai baca-tulis,
maka sudah dapat dipastikan bagaimana reaksi orang-orang Arab Quraisy waktu itu
dalam menentang kewahyuan al-Qur’an.

6
Kekuatan daya daya hafal bangsa Arab (dalam hal ini para sahabat) benarbenar
dimanfaatkan secara optimal oleh Nabi dengan memerintahkan mereka supaya
menghafal setiap kali ayat al-Qur’an di turunkan. Sementara yang pandai menulis,
yang dari waktu ke waktu jumlahnya semakin bertambah banyak, oleh Nabi
diperintahkan mencatat al-Qur’an setiap kali beliau menerima ayat-ayat al-Qur’an.
Mengingat pada zaman itu belum dikenal zaman pembukuan, maka tidaklah
mengherankan jika pencatatan al-Qur’an bukan dilakukan pada kertas-kertas,
melainkan pada benda-benda seperti pelepah kurma, kulit-kulit hewan,
tulangbelulang, bebatuan, dan lain-lain. Namun karena banyaknya jumlah benda yang
ditulisi al-Qur’an, maka banyak tulisan al-Qur’an yang terserak-serak/tidak terkumpul
disatu tempat tertentu.
2. Tahap Penghimpunan di Zaman Khalifah Abu Bakar as-Siddiq
Penghimpunan al-Qur’an kedalam satu mushhaf baru dilakukan di zaman
Khalifah Abu Bakar as-Siddinq (11-13 h/632-634 M), tepatnya setelah terjadinya
peperangan Yamamh (12 H/633 M). Dalam peperangan Yamamah ini, konon terbunuh
70 orang syuhada yang hafal al-Qur’an dengan amat baiknya. Padahal, sebelum
peristiwa yang mengenaskan itu terjadi, telah pula meninggal 70 qurra’ lainnya pada
pepereangan di sekitar Sumur Ma’unah, yang terletak didekat kota Madinah.
Abu Bakar as-Siddiq agar menghimpun al-Qur’an. Pada awalnya Abu Bakar
merasa keberatan mengabulkan usulan Umar, dengan alasan antara lain karena Nabi
tidak pernah melakukan dan memerintah untuk membukukan al-Qur’an, namun atas
desakan kuat Umar Ibn Khathtab maka Abu Bakar pun setelah beberapa kali
melakukan shalat istikharah menerima usulan Umar untuk membukukan al-Qur’an.
Untuk kegiatan yang dimaksud Abu Bakar mengangkat semacam Panitia
Penghimpun al-Qur’an yang terdiri atas 4 orang dengan komposisi kepanitian sebagai
berikut : Zaid Ibn Tsabit sebagai ketua, dan tiga orang lainnya yakni Ustman Ibn
Affan, Ali Ibn Abi Thalib dan Ubay Ibn Ka’ab, masing-masing bertindak sebagai
anggota. Panitia Penghimpun al-Qur’an yang semuanya penghafal dan penulis al-
Qur’an termasyhur itu dapat menyelesaikan tugasnya dalam waktu kurang dari satu
tahun, yakni sesudah peristiwa peperangan Yamamah (12 H/633 M) dan sebelum
wafat Abu Bakar (13 H/634 M) tanpa mengalami hambatan yang berarti.
Himpunan al-Qur’an yang dilakukan Zaid Ibn Sabit kemudian dipegang oleh
Khalifah Abu Bakar hingga akhir khayatnya. Dan ketika kekhalifahan dipegang Umar

7
Ibn Khathtab, himpunan al-Qur’an pun beralih ketangan Umar. Ketika Umar
meninggal, dan kekhalifahan dijabat Utsman Ibn Affan, untuk sementara himpunan
al-Qur’an tersebut dirawat oleh Hafsah binti Umar karena Hafsah seorang Hafizhah
dan dia juga salah seorang istri Nabi disamping sebagai anak seorang khalifah.
3. Tahap Penggandaan di Zaman Khalifah Utsman Ibn Affan
Ketika Utsman mengerahkan bala tentara ke wilayah Syam dan Irak untuk
memerangi penduduk Armenia dan Azarbaijan, tiba-tiba Hudzaifah Ibn al-Yaman
menghadap Khalifah Utsman dengan maksud memberi tahu Khalifah bahwa di
kalangan kaum muslimin di beberapa daerah terdapat perselisihan pendapat mengenai
tilawah (bacaan) al-Qur’an.
Dengan hal itu, maka Hudzaifah mengusulkan kepada Utsman supaya
perselisihan itu segera dipadamkan dengan cara menyalin dan memperbanyak
alQur’an untuk kemudian di kirimkan ke beberapa daerah kekuasan kaum muslimin.
Untuk kepentingan itu Utsman membentuk Panitia Penyalin Mushhaf al-Qur’an yang
diketahui Zaid Ibn Tsabit dengan tiga orang anggotanya masing-masing Abdullah Ibn
Zuber, Sa’id Ibn al-Ash, dan Abd ar-Rahman Ibn al-Harits Ibn Hisyam.
4. Tahap Pencetakan al-Qur’an di Zaman Modern
Pemeliharaan al-Qur’an terus dilakukan dari waktu ke waktu, termasuk ketika
dunia tulis menulis mengalami kemajuan dalam hal percetakan. Akan halnya
bukubuku dan media cetak lainnya, al-Qur’an pun untuk pertama kali dicetak di kota
Hanburg, Jerman pada abad ke 17 M.
Untuk menjaga kemurnian al-Qur’an yang diterbitkan di Indonesia atau pun
yang didatangkan dari luar negeri, Pemerintah Rebublik Indonesia cq. Departemen
Agama telah membentuk suatu panitia yang bertugas untuk memeriksa dan
mentashhif al-Qur’an yang akan dicetak dan diedarkan yang diberi nama “Lajnah

Pentashhif Mushhaf”.
Selain itu Pemerintah RI juga sudah mempunyai al-Qur’an pusaka berukuran 1
x 2 m, yang ditulis dengan tangan oleh penulis-penulis Indonesia sendiri, mulai
tanggal 23 Juni 1948 M/17 Ramadhan 1367 H dan selesai pada tanggal 15 Maret 1960
M/17 Ramadhan 1379 H, yang sekarang disimpan di Masjid Baiturrahim dalam Istana
Negara.

8
D. Turunnya Alquran secara Munjaman ( Berangsur-angsur)
Setelah Alquran diturunkan secara jumlatan, kemudian diturunkan kepada Nabi
Muhammad secara munjaman. Yang menjadi pertanyaan, kenapa Alquran itu diturunkan
oleh Allah secara berangsur-angsur, padahal Allah mampu menurunkannya secara
keseluruhan (kolektif) padaNabi Muhammad? Tentu ada tujuannya dan manfaatnya bagi
manusia
1. Dalil Turunnya Alquran secara Munjaman
a. Alquran itu telah Kami turunkan berangsur-angsur agar kamu membacakannya
perlahan-lahan kepada manusia dan Kami menurunkannya bagian demi bagian.
(QS. Al Israa: 106)
Pernyataan yang diungkapkan Allah di atas jugamerupakan pembeda ai\tara
Alquran dengankitab-kitab lainnya, yaituTaurat, Zabur, dan Injil, yang
diturunkanNy a secara jumlatan (sekaligus)..
b. Orang-orang kafir berkata: Kenapa Alquran itu tidak diturunkan secara jumlatan
saja? Begitulah Kami perkuat hatimu dengannya sekelompok demi sekelompok.
(QS.AlFurqan:32)
c. Allah Menurunkan (Alquran) kepada rasul-Nya saw. Sedikit demi sedikit. (HR.
Hakim dan Baihaqi)
Alquran diturunkan pada malam qadar di bul Ramadhan fee langit dunia secara
kolektif, selanju: diturunkan (kepada Nabi Muhammad) secara beran>: angsur.
(HR. Thabrani)

2. Tujuan Alquran Diturunkan secara Berangsur-angsur


Alquran sebagai petunjuk bagi manusia diturunkan kepada Nabi Muhammad
secara berangsur-angsur. Diturunkannya secara berangsur-angsur itu tentunya
memiliki tujuan tertentu. Di antara tujuan diturunkannya secara berangsur-angsur
adalah:
a. Menetapkan hati Rasulullah
Yang menjadi pertanyaan kenapa hati Rasulullah perlu di-tatsbit-kanl Hal itu
dikarenakan Nabi berdakwah kepada orang banyak selalu saja mendapat tantangan
dari orang-orang yang anti kepadanya, tambah lagi sifat orang-orang tersebut kasar
dan bengis serta tidak menunjukkan sikap yang bersahabat. Maka hal seperti itu
perlu diberi semangat dan kekuatan kepada Rasul bahwa apa yang dialaminya itu
sama dengan yang dialami oleh nabi-nabi dan para rasul terdahulu.
Untuk melemahkan lawan-lawannya (mukjizat) Orang-orang yang anti kepada
Rasulullah senantiasamelakukan upaya yang dapat menyudutkannya. Di antara
upaya tersebut adalah dengan mengaj ukan tantangan yang sepertinya Rasulullah
tidak dapat membuktikannya. Misalnya tantangan mereka agar Rasulullah minta

9
kepada Allah untuk menumnkan azab kepada mereka. Apa yang mereka minta itu
dibuktikan oleh Allah, dan Allah menurunkan azab kepada mereka pada waktu itu
juga.
b. Mudah dipahami dan dihafal
Bagi bangsa yang buta huruf sulit dapat menghafal dan mernahami sesuatu
yang harus dipahami atau dihafal. Oleh karena itu, diturunkan Alquran itu secara
berangsur-angsur menjadi mudah dihafal dan dipahami serta diamalkan.
Sesuai dengan lalu lintas peristiwa atau kejadian Alquran diturunkan sesuai
dengan kejadian atau peristiwa-peristiwa yang muncul pada waktu itu, misalnya
peristiwa tayamum sebagai pengganti wudu ketika tidak diperoleh air.

10
BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan
Al-Qur’an diturunkan secara berangsur-angsur berupa beberapa ayat dari sebuah
surah atau surat yang pendek secara lengkap. Dan penyampaian Al-Qur’an secara
keseluruhan memakan waktu kurang lebih 23 tahun yakni 13 tahun waktu nabi masih
tinggal di mekkah, 10 tahun waktu nabi sesudah dimadinah. Alqur’an mulai diturunkan
kepada nabi Muhammad pada malam Lailatul-Qadar tanggal 17 Ramadhan pada waktu
Nabi telah berusia 41 tahun bertepatan pada tanggal 6 agustus 610 Masehi.
Wahyu yang pertama-tama kali diterima Nabi ialah ayat 1 smpai dengan 5 surat
AlAlaq, pada waktu Nabi sedang berada di gua Hira. Sedang, wahyu terakhir yansg
diterima Nabi adalah surat Al-Maidah ayat 3 pada tanggal 9 Dzul hijjah tahun ke 10
Hijriah atau 7 Maret 632 Masehi. Antara wahyu pertama dan wahyu terakhir diterima
Nabi berselang kurang lebih 23 tahun

11
DAFTAR PUSTAKA

Ahad Syadali,. Ahmad Rofi’i, Ulumul Qur’an 1, CV Pustaka setia abadi, Bandung: 1997
Kahar Masyur, Pokok-pokok Ulumul Qur’an,Rineka Cipta, Jakarta: 1992
Ash Shiddieqy, Muhammad Hasbi. Ilmu-Ilmu Al-Qur’an, Semarang: PT. Pustaka Rizki Putra,
2002.
Abu Anwar, Ulumul Qur’an. Amzah. 2017

12

Anda mungkin juga menyukai