Disusun oleh:
Semester : 1 (Satu)
Prodi : Manajemen Pendidikan Islam (MPI)
Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-
Nya, kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Dalam pembuatan makalah ini kami
tidak luput mendapat bantuan dari berbagai pihak, untuk itu kami ingin mengucapkan terima kasih
kepada dosen pembimbing, selaku dosen mata kuliah Ulumul Qur’an yang telah memberikan tugas
makalah ini.
Kami menyadari makalah ini masih sangat jauh dari kesempurnaan. Maka dari itu kami
mengaharapkan kritikan dan saran yang membangun dari pembaca demi penyempurnaan makalah ini.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi masyarakat pada umumnya dan peneliti pada khususnya.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang........................................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................................................................1
1.3 Tujuan Penulisan....................................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................................................2
2.1 Pengertian Nuzulul Qur’an dan Asbabun Nuzul.................................................................................2
2.2 Proses dan Tahapan Turunnya Al-Qur’an...........................................................................................2
BAB III PENUTUP..................................................................................................................................................4
3.1 Kesimpulan..............................................................................................................................................4
3.2 Saran........................................................................................................................................................4
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................................................................
ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Penting bagi kita untuk mengetahui bagaimana Al Qur"an itu bisa ada dimuka bumi ini,
agar menambah keteguhan iman kita kepada kitab Allah SWT dan tetap pada ajaran Islam yang
benar. Apabila kita tidak mengetahui sejarah turunya al-qur’an, maka kecenderungan mengulangi
sejarah seperti masa lalu ketika terjadinya pemalsuan al-Qur’an pada masa-masa agama Islam
akan terjadi lagi. Apalagi mengingat sekarang ini bebas dan maraknya ajaran-ajaran seenaknya
sendiri yang bermunculan.
banyak hal yang mesti kita ketahui tentang al-Qur’an. Dari sinilah makalah ini kami
susun dengan harapan agar kita semua semakin mengenali al-Qur’an, semakin cinta kepada al-
qur’an dan semakin memperkaya ilmu pengetahuan kita khususnya tentang Ulumul Qur’an.
1
BAB II
PEMBAHASAN
Nuzulul Qur’an terdiri dari kata nuzul dan Alqur’an yang berbentuk idhafah. Penggunaan
kata nuzul dalam istilah nuzulul Qur’an (turunnya Al-Quran) tidaklah dapat kita pahami
maknanya secara harfiah, yaitu menurunkan sesuatu dari tempat yang tinggi ke tempat yang
rendah, sebab Al-Quran tidaklah berbentuk fisik atau materi. Tetapi pengertian nuzulul Qur’an
yang dimaksud adalah pengertian majazi, yaitu penyampaian informasi (wahyu) kepada Nabi
Muhammad SAW. dari alam gaib ke alam nyata melalui perantara malakikat Jibril AS.
Asbabun nuzul adalah idhafah yang terdiri dari kata asbab jamak dari kata sabab (sebab,
alasan atau ‘illat) dan nuzul bermakna al-su’ud (turun). Sehingga asbabun nuzul secara literal
bermakna sebab turunnya satu atau beberapa ayat AlQuran.
Dipandang dari segi filosofis maupun teologis, Al-Qur’an diturunkan melalui tiga
tahapan, yaitu :
Pertama : Al-Qur’an diturunkan secara keseluruhan ke Lauhul Mahfudh oleh Allah SWT.
Kedua : Al-Qur’an diturunkan dari Lauhul Mahfudh ke langit dunia (bai Al ‘Izzah) pada Lailatul
Qadr secara keseluruhan.
Ketiga : Al-Qur’an diturunkan secara berangsur-angsur dari langit dunia (bai Al ‘Izzah) melalui
Malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad SAW.
Terdapat dua bentuk keperluan yang dibutuhkan oleh Rasulullah SAW. akan turunnya
Al-Quran secara berngsur-angsur, yaitu; Pertama, untuk memantapkan dan memperteguh hati
beliau, karena setiap peristiwa yang beliau alami selalu disusul dengan turunnya Al-Quran.
Kedua, agar Al-Quran mudah dihafal.
2
1.) Untuk meneguhkan hati Rasulullah SAW. dalam menghadapi kaum yang memiliki watak dan
sikap yang begitu keras.
2.) Tantangan dan mukjizat. Kaum musyrikin sering mengajukan pertanyaan-pertanyaan dengan
maksud melemahkan dan menantang untuk menguji kenabian Rasulullah SAW. Mengajukan hal-
hal batil dan tidak masuk akal, seperti masalah hari kiamat. Maka turunlah Al-Quran untuk
menjelaskan kepada mereka suatu kebenaran dan jawaban yang amat tegas atas pertanyaan
mereka itu.
3.) Untuk memudahkan hafalan dan pemahaman, sebab Al-Quran turun di tengah-tengah ummat
yang ummi, yang tidak pandai membaca dan menulis. Dan yang menjadi catatan mereka adalah
hafalan dan daya ingatnya.
4.) Relevan dengan peristiwa, pentahapan dan penetapan hukum. Manusia tidak akan mudah
mengikuti dan tunduk kepada agama yang baru ini, jika Al-Quran tidak memberikan strategi
yang jitu dalam merekonstruksi kerusakan dan kerendahan martabat mereka.
5.) Karena proses turunnya yang berangsur-angsur, maka orang pun mengkajinya sedikit demi
sedikit. Ketika itu, mereka mendapati rangkaiannya yang tersusun cermat sekali dengan makna
yang saling bertaut, dengan redaksi yang begitu teliti, ayat demi ayat, surat demi surat, yang
terjalin saling bertautan bagaikan rangkaian mutiara yang indah dan belum pernah ada
bandingannya.
6.) Mempunyai faedah dalam pendidikan dan pengajaran. Proses turunnya yang secara
berangsur-angsur dan bertahap merupakan bantuan yang paling baik bagi jiwa manusia dalam
upaya menghafal Al-Quran, memahami, mempelajari, memikirkan makna-maknanya dan
mengamalkan kandungannya.
3
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Al-Qur’an termasuk rukun iman yang harus diyakini akan keberadaannya dan
keasliannya sebagai pedoman dalam setiap kehidupan kita. Di dalam Al-Qur’an banyak
mengandung petunjuk yang datangnya langsung dari Allah. Oleh karena itu mempelajari dan
memahami akan Nuzul Quran dan sejarah Al-Qur’an itu sangatlah penting untuk manambah
keyakinan akan keauntetikan dan keaslian Al-Qur’an itu sendiri. Dalam sejarah pemeliharaan Al-
Qur’an pada masa nabi adalah dengan menggunakan penulisan dan hapalan. Hal ini rasanya
cukup efektif dalam rangka terjaganya Al-Qur’an itu sendiri dari perubahan-perubahan yang
disebabkan kekeliruan manusia.
Kemudian yang melatar belakangi Nuzul Quran adalah Asbabun Nuzul. Meskipun segala
fenomena yang melatar belakangi terjadinya segala sesuatu bisa disebut asbabun Nuzul, namun
dalam pemakaianya, ungkapan asbabun Nuzul khusus dipergunakan untuk menyatakan sebab-
sebab yang melatarbelakangi turunnya Al-Qur’an. Dengan mempelajari dan memahami asbabun
Nuzul dapat membantu dalam memahami ketidakpastian atau keraguan dalam menangkap pesan-
pesan dan maksud dari ayat-ayat Al-Qur’an tersebut.
3.2 Saran
Untuk mengetahui dan memahami pesan-pesan dan makna yang terkandung dalam Al-
Qur’an,seseorang harus mempelajari dan memahami terlebih dahulu tentang Nuzul Quran dan
asbabun Nuzul agar tidak terjadi kekeliruan dalam memahami dan memaknai ayat-ayat Al-
Qur’an.
4
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Aziz Dahlan dkk. (ed.), Ensiklopedi Hukum Islam I (Cet. I; Jakarta: Ichtiar Baru Van
Hoeve, 1996), h. 134.
Ahmad Warson Munawwir, Al-Munawwir; Kamus Arab-Indonesia (Cet. 14; Surabaya: Pustaka
Progressif, 1997), h. 602. Muhammad ibn Mukram al-Manshur al-Afriqy al-Mishry, Lisan
al-‘Arab, Juz 11 (Beirut: Dar al-Nashr, t.th.), h. 656.