Dosen Pengampu:
Syahrul Ismet, S.Ag., M.Pd
Oleh:
Kelompok 1
Nabilla Nanda 22016130
Nurhasanah 22016138
Rendy Febrian 22016142
Rizka Ayunda Putri 22016146
SESI 466
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
limpahan rahmatnya penyusun dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu tanpa
ada halangan yang berarti dan sesuai dengan harapan.
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada bapak Syahrul Ismet, S.Ag., M.Pd
sebagai dosen pengampu mata kuliah Pendidikan Agama yang telah membantu
memberikan arahan dan pemahaman dalam penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak
kekurangan karena keterbatasan kami. Maka dari itu penyusun sangat mengharapkan
kritik dan saran untuk menyempurnakan makalah ini. Semoga apa yang ditulis dapat
bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.
i
DAFTAR ISI
COVER…………………………………………………………………… hlm
KATA PENGANTAR……………………………………………………. i
DAFTAR ISI……………………………………………………………… ii
BAB I: PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang …………………………………………………………. 1
1.2 Rumusan Masalah ……………………………………………………… 2
1.4 Tujuan Penulisan ………………………………………………….......... 2
BAB II: PEMBAHASAN
2.1 Bukti kebenaran Al-Quran dalam konteks kekinian……………………. 3
2.2 Kenapa sulit dekat dengan Al-Quran…………………………………… 10
2.3 Kenapa banyak yang tidak mengimani Al-Quran padahal bukti
kebenaran Al-Quran sudah 11
jelas?.............................................................. 16
2.4 Bagaimana peranan dan fungsi Al-Quran dalam kehidupan…………… 17
2.5 Bagaimana pemahaman dalam pendekatan Al-Quran…………………..
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
Terlebih lagi dengan adanya perbedaan cara manusia dalam memahami maksud teks
Alquran beserta makna-maknanya. Quraish Shihab -mengenai makna-makna yang
terdapat di dalam Alquran- berkomentar, “Tidak ada bacaan seperti Alquran, yang
dipelajari bukan hanya susunan redaksi dan pemilihan kosa katanya saja, tetapi juga
kandungan yang tersirat dan tersurat bahkan kepada kesan yang ditimbulkannya.
Alquran sebagai kitab yang universal, komprehensif dan holistik tidak hanya banyak
memuat tentang petunjuk kewahyuan, perintah dan larangan, nasehat (motivasi),
keadilan, balasan perbuatan, serta kisah-kisah di masa terdahulu. Tetapi Alquran juga
menjelaskan juga tentang batasan nilai (norma) antara yang baik dan buruk, halal dan
haram atau hal-hal yang semestinya dihindari oleh manusia agar mereka bisa hidup
sehat dan bahagia.
2
BAB II
PEMBAHASAN
KEBUMIAN
1. Lapisan-Lapisan Atmosfer
Salah satu fakta tentang alam semesta sebagaimana dinyatakan dalam Al-
Qur‟an adalah bahwa langit terdiri atas tujuh lapisan. “Dia-lah Allah, yang
menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu dan Dia berkehendak menuju langit,
lalu dijadikan-Nya tujuh langit. Dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu.” (QS. Al
Baqarah:29) “Kemudian Dia menuju langit, dan langit itu masih merupakan asap.
Maka Dia menjadikannya tujuh langit dalam dua masa dan Dia mewahyukan pada
3
tiap-tiap langit urusannya.”(QS. Fussilat:11-12) Saat ini benar-benar diketahui bahwa
atmosfer bumi terdiri atas lapisan-lapisan yang berbeda yang saling bertumpukan.
Lebih dari itu, persis sebagaimana dinyatakan dalam Al Qur‟an, atmosfer terdiri atas
tujuh lapisan. Para ilmuwan menemukan bahwa atmosfer terdiri dari beberapa
lapisan. Lapisan-lapisan tersebut berbeda dalam ciri-ciri fisik, seperti tekanan dan
jenis gasnya. Lapisan atmosfer yang terdekat dengan bumi disebut troposfer. Ia
membentuk sekitar 90% dari keseluruhan massa atmosfer. Lapisan di atas troposfer
disebut stratosfer. lapisan ozon adalah bagian dari stratosfer di mana terjadi
penyerapan sinar ultraviolet. Lapisan di atas stratosfer disebut mesosfer. . termosfer
berada di atas mesosfer.
Gas-gas terionisasi membentuk suatu lapisan dalam termosfer yang disebut
ionosfer. Bagian terluar atmosfer bumi keajaiban penting lain dalam hal ini
disebutkan dalam surat Fushshilat ayat ke-12, “… Dia mewahyukan pada tiap-tiap
langit urusannya.” Dengan kata lain, Allah dalam ayat ini menyatakan bahwa Dia
memberikan kepada setiap langit tugas atau fungsinya masing-masing. Sebagaimana
dapat dipahami, tiap-tiap lapisan atmosfir ini memiliki fungsi penting yang
bermanfaat bagi kehidupan umat manusia dan seluruh makhluk hidup lain di Bumi.
Setiap lapisan memiliki fungsi khusus, dari pembentukan hujan hingga perlindungan
terhadap radiasi sinar-sinar berbahaya; dari pemantulan gelombang radio hingga
perlindungan terhadap dampak meteor yang berbahaya.
Maha Suci Allah yang Maha Menciptakan Sungai dalam Laut “Akan Kami
perlihatkan secepatnya kepada mereka kelak, bukti-bukti kebenaran Kami di segenap
penjuru dunia ini dan pada diri mereka sendiri, sampai terang kepada mereka, bahwa
al-Quran ini suatu kebenaran. Belumkah cukup bahwa Tuhan engkau itu
menyaksikan segala sesuatu. ” (QS Fushshilat : 53) “Dan Dialah yang membiarkan
dua laut mengalir (berdampingan) ; yang ini tawar lagi segar dan yang lain masin lagi
4
pahit; dan Dia jadikan antara keduanya dinding dan batas yang menghalangi.” (Q.S
Al Furqan:53) Jika Anda termasuk orang yang gemar menonton rancangan TV
`Discovery‟ pasti kenal Mr.Jacques Yves Costeau , ia seorang ahli oceanografer dan
ahli selam terkemuka dari Perancis. Orang tua yang berambut putih ini sepanjang
hidupnya menyelam ke perbagai dasar samudera di seantero dunia dan membuat
filem dokumentari tentang keindahan alam dasar laut untuk ditonton di seluruh dunia.
Pada suatu hari ketika sedang melakukan eksplorasi di bawah laut, tiba-tiba ia
menemui beberapa kumpulan mata air tawar-segar yang sangat sedap rasanya kerana
tidak bercampur/tidak melebur dengan air laut yang masin di sekelilingnya, seolah-
olah ada dinding atau membran yang membatasi keduanya.
Fenomena ganjil itu memeningkan Mr. Costeau dan mendorongnya untuk
mencari penyebab terpisahnya air tawar dari air masin di tengahtengah lautan. Ia
mulai berfikir, jangan-jangan itu hanya halusinansi atau khalayan sewaktu menyelam.
Waktu pun terus berlalu setelah kejadian tersebut, namun ia tak kunjung
mendapatkan jawapan yang memuaskan tentang fenomena ganjil tersebut. Sampai
pada suatu hari ia bertemu dengan seorang profesor Muslim, kemudian ia pun
menceritakan fenomena ganjil itu. Profesor itu teringat pada ayat Al Quran tentang
bertemunya dua lautan ( surat Ar-Rahman ayat 19-20) yang sering diidentikkan
dengan Terusan Suez . Ayat itu berbunyi “Marajal bahraini yaltaqiyaan, bainahumaa
barzakhun laa yabghiyaan.. .”Artinya: “Dia biarkan dua lautan bertemu, di antara
keduanya ada batas yang tidak boleh ditembus.” Kemudian dibacakan surat Al
Furqan ayat 53 di atas. Selain itu, dalam beberapa kitab tafsir, ayat tentang
bertemunya dua lautan tapi tak bercampur airnya diertikan sebagai lokasi muara
sungai, di mana terjadi pertemuan antara air tawar dari sungai dan air masin dari laut.
Namun tafsir itu tidak menjelaskan ayat berikutnya dari surat Ar-Rahman ayat 22
yang berbunyi “Yakhruju minhuma lu‟lu`u wal marjaan” ertinya “Keluar dari
keduanya mutiara dan marjan.” Padahal di muara sungai tidak ditemukan mutiara.
Terpesonalah Mr. Costeau mendengar ayat-ayat Al Qur‟an itu, melebihi
kekagumannya melihat keajaiban pemandangan yang pernah dilihatnya di lautan
5
yang dalam. Al Qur‟an ini mustahil disusun oleh Muhammad yang hidup di abad ke
tujuh, suatu zaman saat belum ada peralatan selam yang canggih untuk mencapai
lokasi yang jauh terpencil di kedalaman samudera. Benar-benar suatu mukjizat, berita
tentang fenomena ganjil 14 abad yang silam akhirnya terbukti pada abad 20. Mr.
Costeau pun berkata bahawa Al Qur‟an memang sesungguhnya kitab suci yang berisi
firman Allah, yang seluruh kandungannya mutlak benar. Dengan seketika dia pun
memeluk Islam.
Salah satu di antara sekian sifat lautan yang baru-baru ini ditemukan adalah
berkaitan dengan ayat Al Qur‟an sebagai berikut: “Dia membiarkan dua lautan
mengalir yang keduanya kemudian bertemu, antara keduanya ada batas yang tak
dapat dilampaui oleh masing-masing.” (QS. Ar Rahman:19-20) Sifat lautan yang
saling bertemu, akan tetapi tidak bercampur satu sama lain ini telah ditemukan oleh
para ahli kelautan baru-baru ini. Dikarenakan gaya fisika yang dinamakan “tegangan
permukaan”, air dari laut-laut yang saling bersebelahan tidak menyatu. Akibat adanya
perbedaan masa jenis, tegangan permukaan mencegah lautan dari bercampur satu
sama lain, seolah terdapat dinding tipis yang memisahkan mereka. (Davis, Richard
A., Jr. 1972, Principles of Oceanography, Don Mills, Ontario, Addison-Wesley
Publishing, s. 92-93.) Terdapat gelombang besar, arus kuat, dan gelombang pasang di
Laut Tengah dan Samudra Atlantik. Air Laut Tengah memasuki Samudra Atlantik
melalui selat Jibraltar. Namun suhu, kadar garam, dan kerapatan air laut di kedua
tempat ini tidak berubah karena adanya penghalang yang memisahkan keduanya .
Sisi menarik dari hal ini adalah bahwa pada masa ketika manusia tidak memiliki
pengetahuan apapun mengenai fisika, tegangan permukaan, ataupun ilmu kelautan,
hal ini dinyatakan dalam Al Qur‟an.
6
BIOLOGI
1. Sidik Jari Setiap manusia memiliki ciri sidik jari yang unik dan berbeda antara
satu orang dengan lainnya.
Keunikan sidik jari baru ditemukan pada abad 19. Sebelum penemuan itu,
sidik jari hanya dianggap sebagai lengkungan biasa yang tidak memiliki arti. Alquran
surat Al Qiyaamah ayat 3-4 menjelaskan tentang kekuasaan Allah untuk menyatukan
kembali tulang belulang orang yang telah meninggal, bahkan Allah juga mampu
menyusun kembali ujung-ujung jarinya dengan sempurna. QS Al Qiyamah ayat 3-4:
“Apakah manusia mengira, bahwa Kami tidak akan mengumpulkan (kembali) tulang
belulangnya?” “Bukan demikian, sebenarnya Kami kuasa menyusun (kembali) jari
jemarinya dengan sempurna.”
7
ASTRONOMI
8
mengetahuinya. Ini dikarenakan Al Qur'an adalah firman Allah, Sang Pencipta, dan
Pengatur keseluruhan alam semesta.
Dalam sebuah ayat Al Qur‟an disebutkan sifat angin yang mengawinkan dan
terbentuknya hujan karenanya. “Dan Kami telah meniupkan angin untuk
mengawinkan dan Kami turunkan hujan dari langit lalu Kami beri minum kamu
dengan air itu dan sekali kali bukanlah kamu yang menyimpannya.” (Al Qur‟an,
15:22) Dalam ayat ini ditekankan bahwa fase pertama dalam pembentukan hujan
adalah angin. Hingga awal abad ke 20, satu-satunya hubungan antara angin dan hujan
yang diketahui hanyalah bahwa angin yang menggerakkan awan. Namun penemuan
ilmu meteorologi modern telah menunjukkan peran “mengawinkan” dari angin dalam
pembentukan hujan. Fungsi mengawinkan dari angin ini terjadi sebagaimana berikut:
Di atas permukaan laut dan samudera, gelembung udara yang tak terhitung jumlahnya
terbentuk akibat pembentukan buih. Pada saat gelembung-gelembung ini pecah,
ribuan partikel kecil dengan diameter seperseratus milimeter, terlempar ke udara.
Partikel-partikel ini, yang dikenal sebagai aerosol, bercampur dengan debu daratan
yang terbawa oleh angin dan selanjutnya terbawa ke lapisan atas atmosfer. . Partikel-
partikel ini dibawa naik lebih tinggi ke atas oleh angin dan bertemu dengan uap air di
sana. Uap air mengembun di sekitar partikel-partikel ini dan berubah menjadi
butiranbutiran air. Butiranbutiran air ini mula-mula berkumpul dan membentuk awan
dan kemudian jatuh ke Bumi dalam bentuk hujan. Sebagaimana terlihat, angin
“mengawinkan” uap air yang melayang di udara dengan partikel-partikel yang di
bawanya dari laut dan akhirnya membantu pembentukan awan hujan. Apabila angin
tidak memiliki sifat ini, butiran-butiran air di atmosfer bagian atas tidak akan pernah
terbentuk dan hujanpun tidak akan pernah terjadi. Hal terpenting di sini adalah bahwa
peran utama dari angin dalam pembentukan hujan telah dinyatakan berabad-abad
9
yang lalu dalam sebuah ayat Al Qur‟an, pada saat orang hanya mengetahui sedikit
saja tentang fenomena alam
Lantas apa hubungannya bosan membaca alquran dengan hati yang tidak
sehat atau berpenyakit?
Dapat dianalogikan sebagai makanan seenak apapun ketika lidah kita sedang
sariawan apakah kita bisa menikmati makanan itu ? apa karena makanan nya yang
tidak enak atau karena lidah kita yang sedang sakit? . Lidah yang sakit tidak bisa
menikmati makanan senikmat apapun. Maka dari itu apakah al quran itu enak ?
jawabannya sangat enak sekali, karena al quran ma'dubatullah, alquran itu adalah
hidangan Allah SWT. Sehingga tidak mungkin tidak enak. Maka ketika kita membaca
alquran timbul rasa bosan itu tandanya bukan al quran nya yang bermasalah tapi hati
kita yang bermasalah.
Jika hati kita bersih, tidak akan pernah kenyang dan puas dari bacaan Al-Quran.
Demikianlah Utsman bin Affan radhiyallahu anhu menyatakan.
ت ِم ْن كَاَل ِم ال ٰ ّل
ْ ت قُلُوْ بُنَا َما َشبِ َع
ْ لَوْ طَهَ َر
“Seandainya hati kalian bersih, niscaya kalian tidak akan pernah merasa kenyang dari
firman Allah SWT”.
10
Orang yang mencintai sesuatu dia akan menikmatinya, dan rasa lelahnya itu tidak
akan berasa. Mengapa kita mengeluh? Mengapa kita bosan? Disuruh baca malas?
Karena kita tidak menikmatinya, karena kita tidak mencintainya.
Artinya : Sungguh, pada yang demikian itu pasti terdapat peringatan bagi orang-orang
yang mempunyai hati atau yang menggunakan pendengarannya, sedang dia
menyaksikannya
Hati yang dimaksud dalam ayat tersebut ditafsirkan dari imam ibnul qayyim
yaitu hati yang masih sehat, hati yang masih hidup. Sehingga jika ingin menikmati
alquran marilah membersihkan hati dengan cara meninggalkan maksiat, beristigfar
dan tidak bosan untuk bertaubat kepada Allah SWT.
11
banyak ayat. Beberapa informasi di dalam ayat-ayat ini sedemikian rinci sehingga
mustahil bagi orang yang hidup di abad ke-7 untuk mengetahuinya.
2. Fungsi Gunung
Gunung ada atau muncul karena tumbukan lempengan-lempengan raksasa
yang membentuk kerak bumi. lempengan yang lebih kuat menyelip ke bawah
sedangkan lempengan yang lemah melipat ke atas membentuk dataran tinggi dan
gunung Banyak sekali fungsi gunung , Antara lain penahan guncangan, penyalur
pembuangan tenaga panas bumi,penyubur tanah dan lain lainnya. Al Qur’an
menjelaskan fungsi gunung dalam beberapa ayat dalam Al Qur’an, antara lain : “Dan
telah Kami jadikan di bumi ini gunung-gunung yang kokoh supaya bumi itu (tidak)
goncang bersama mereka, dan telah Kami jadikan (pula) di bumi itu jalan-jalan yang
luas, agar mereka mendapat petunjuk.” (QS Al Anbiya:31). “Bukankah Kami telah
menjadikan bumi itu sebagai hamparan?, dan gunung-gunung sebagai pasak?” (QS
An Naba’: 6-7).
12
4. Bagian Otak yang Mengendalikan Gerak Kita
“Ketahuilah, sungguh jika dia tidak berhenti (berbuat demikian) niscaya Kami
tarik ubun- ubunnya, (yaitu) ubun-ubun orang yang mendustakan lagi durhaka.” (QS.
Al Alaq:15-16). Penelitian yang dilakukan di tahun-tahun belakangan
mengungkapkan bahwa bagian prefrontal, yang bertugas mengatur fungsi-fungsi
khusus otak, terletak pada bagian depan tulang tengkorak. Para ilmuwan hanya
mampu menemukan fungsi bagian ini selama kurun waktu 60 tahun terakhir,
sedangkan Al Qur’an telah menyebutkannya 1400 tahun lalu. Jika kita lihat bagian
dalam tulang tengkorak, di bagian depan kepala, akan kita temukan daerah frontal
cerebrum (otak besar).
13
6. Garis Edar Tata Surya
Fakta-fakta yang disampaikan dalam Al Qur’an ini telah ditemukan melalui
pengamatan astronomis di zaman kita. Menurut perhitungan para ahli astronomi,
matahari bergerak dengan kecepatan luar biasa yang mencapai 720 ribu km per jam
ke arah bintang Vega dalam sebuah garis edar yang disebut Solar Apex. Ini berarti
matahari bergerak sejauh kurang lebih 17.280.000 kilometer dalam sehari. Bersama
matahari, semua planet dan satelit dalam sistem gravitasi matahari juga berjalan
menempuh jarak ini. Selanjutnya, semua bintang di alam semesta berada dalam suatu
gerakan serupa yang terencana. Mengenai Fenomena tata surya dan garis edar sudah
tertulis di dalam Al Qur’an, antara lain dalam surah Al Anbiya ayat 33 dan surah
yasin ayat 38-40; “Dan Dialah yang telah menciptakan malam dan siang, matahari
dan bulan. Masing-masing dari keduanya itu beredar di dalam garis edarnya.” (QS Al
Anbiya:33). "Dan matahari berjalan ditempat peredarannya. Demikianlah ketetapan
Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui.telah Kami tetapkan bagi bulan manzilah-
manzilah, sehingga (setelah dia sampai ke manzilah yang terakhir) kembalilah dia
sebagai bentuk tandan yang tua. Tidaklah mungkin bagi matahari mendapatkan bulan
dan malampun tidak dapat mendahului siang. Dan masing-masing beredar pada garis
edarnya.”(QS Yaa Siin: 38-40).
14
apabila dia mengeluarkan tangannya, tiadalah dia dapat melihatnya, (dan) barang
siapa yang tiada diberi cahaya (petunjuk) oleh Allah tiadalah dia mempunyai cahaya
sedikit pun.” (QS An Nuur: 40).
8. Relativitas Waktu
Albert Einstein pada awal abad 20 berhasil menemukan teori relativitas
waktu. Teori ini menjelaskan bahwa waktu ditentukan oleh massa dan kecepatan.
Waktu dapat berubah sesuai dengan keadaannya. Beberapa ayat dalam Al Qur’an
juga telah megisyaratkan adanya relativitas waktu ini, di antaranya dalam Al Qur’an
surat Al Hajj ayat 47, surat As Sajdah ayat 5 dan Alquran surat Al Ma’aarij ayat 4.
“Dan mereka meminta kepadamu agar azab itu disegerakan, padahal Allah sekali-kali
tidak akan menyalahi janji-Nya. Sesungguhnya sehari di sisi Tuhanmu adalah seperti
seribu tahun menurut perhitunganmu.” (QS Al Hajj: 47). “Dia mengatur urusan dari
langit ke bumi, kemudian (urusan) itu naik kepada-Nya dalam satu hari yang
kadarnya (lamanya) adalah seribu tahun menurut perhitunganmu.” (QS As Sajdah:5).
“Malaikat-malaikat dan Jibril naik (menghadap) kepada Tuhan dalam sehari yang
kadarnya lima puluh ribu tahun.” (QS Al Ma’arij:4).
15
10. Sidik Jari
Setiap manusia memiliki ciri sidik jari yang unik dan berbeda antara satu
orang dengan lainnya. Keunikan sidik jari baru ditemukan pada abad 19. Sebelum
penemuan itu, sidik jari hanya dianggap sebagai lengkungan biasa yang tidak
memiliki arti. Al Qur’an surat Al Qiyaamah ayat 3-4 menjelaskan tentang kekuasaan
Allah untuk menyatukan kembali tulang belulang orang yang telah meninggal,
bahkan Allah juga mampu menyusun kembali ujung-ujung jarinya dengan sempurna.
QS Al Qiyamah ayat 3-4: “Apakah manusia mengira, bahwa Kami tidak akan
mengumpulkan (kembali) tulang belulangnya?” “Bukan demikian, sebenarnya Kami
kuasa menyusun (kembali) jari jemarinya dengan sempurna.”
Dari banyaknya bukti tersebut mengapa masih ragu terhadap kebenaran Al-
Quran.
16
mengacu pada al quran dan as Sunnah. Al Qur'an meliputi segala hal mulai soal
keimanan/ akidah hingga fenomena alam.
17
Hal ini semakin mempertegas bahwa Al Qur'an adalah Wahyu Allah yang menjadi
rujukan dan sumber utama ajaran semua umat islam.
18
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari uraian diatas dapat disimpulkan
1. Otentisitas Alquran sudah dijamin oleh Allah, seperti dalam firman-Nya :
“Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Alquran, dan Sesungguhnya
Kami pula yang benar-benar memeliharanya.” (QS Al-Hijr: 9) Bukti
otentisitas ini adalah banyaknya penghafal Alquran yang terus lahir ke dunia,
dan pengkajian ilmiah terhadap ayat-ayatnya yang tak pernah berhenti.
2. Hal yang membuat kita sulit dekat dengan al quran adalah rasa bosan dan
malas dalam membaca al quran. Hal ini merupakan masalah yang perlu
diselesaikan jangan sampai masalah ini ada dalam diri kita, hingga kita
bertemu dengan Allah SWT. Sumber masalah itu berasal dari dalam hati
manusia itu sendiri. Hati yang tidak sehat atau hati yang berpenyakit.
3. Al-Quran itu memiliki fungsi dan peran sebagai Kalamullah juga sumber
hukum hukum islam.
3.2 Saran
Setelah membaca ulasan diatas, penulis menyarankan untuk berpegang teguh
pada kitab suci umat muslim yaitu Al-Quran. Semua tentang alam semesta ada di
dalam Al-Quran, dan sudah banyak ahli yang membuktikan kebenarannya. Dan yang
harus kita ketahui bahwa Al-Quran tidak pernah mengikuti zaman.
19
DAFTAR PUSTAKA
Pendahuluan, B., Latar, A., & Masalah, B. (n.d.). Retrieved September 14, 2022,
from http://repository.uinsu.ac.id/1135/5/BAB%20I.pdf
20