Anda di halaman 1dari 23

AL-QUR’AN

SEBAGAI SUMBER UTAMA AJARAN ISLAM

Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah


PENDIDIKAN AGAMA

Dosen Pengampu:
Syahrul Ismet, S.Ag., M.Pd

Oleh:
Kelompok 1
Nabilla Nanda 22016130
Nurhasanah 22016138
Rendy Febrian 22016142
Rizka Ayunda Putri 22016146

SESI 466
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
limpahan rahmatnya penyusun dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu tanpa
ada halangan yang berarti dan sesuai dengan harapan.
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada bapak Syahrul Ismet, S.Ag., M.Pd
sebagai dosen pengampu mata kuliah Pendidikan Agama yang telah membantu
memberikan arahan dan pemahaman dalam penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak
kekurangan karena keterbatasan kami. Maka dari itu penyusun sangat mengharapkan
kritik dan saran untuk menyempurnakan makalah ini. Semoga apa yang ditulis dapat
bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.

Padang,14 September 2022

Kelompok 1 sesi 466

i
DAFTAR ISI

COVER…………………………………………………………………… hlm
KATA PENGANTAR……………………………………………………. i
DAFTAR ISI……………………………………………………………… ii
BAB I: PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang …………………………………………………………. 1
1.2 Rumusan Masalah ……………………………………………………… 2
1.4 Tujuan Penulisan ………………………………………………….......... 2
BAB II: PEMBAHASAN
2.1 Bukti kebenaran Al-Quran dalam konteks kekinian……………………. 3
2.2 Kenapa sulit dekat dengan Al-Quran…………………………………… 10
2.3 Kenapa banyak yang tidak mengimani Al-Quran padahal bukti
kebenaran Al-Quran sudah 11
jelas?.............................................................. 16
2.4 Bagaimana peranan dan fungsi Al-Quran dalam kehidupan…………… 17
2.5 Bagaimana pemahaman dalam pendekatan Al-Quran…………………..

BAB III: PENUTUP


3.1 Kesimpulan……………………………………………………………... 19
3.2 Saran……………………………………………………………………. 19
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………… 20

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Al-Qur’an merupakan kitab suci umat Islam yang berisi firman Allah yang
diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw, dengan perantara malaikat Jibril untuk
dibaca, dipahami dan diamalkan sebagai petunjuk atau pedoman hidup bagi umat
manusia (KBBI, 2008:44). Umat Islam percaya bahwa Al-Qur’an merupakan puncak
dan penutup wahyu Allah yang diperuntukkan bagi manusia, dan bagian dari rukun
iman yang disampaikan kepada Nabi Muhammad Saw melalui perantara Malaikat
Jibril. Tujuan utama diturunkan Al-Qur’an adalah untuk menjadikan pedoman
manusia dalam menata kehidupan supaya memperoleh kebahagiaan di dunia dan
akherat. Agar tujuan itu dapat direalisasikan oleh manusia, maka Al-Qur’an datang
dengan petunjuk-petunjuk, keteranganketerangan dan konsep-konsep, baik yang
bersifat global maupun yang bersifat terinci, yang tersurat maupun tersirat dalam
berbagai persoalan dan bidang kehidupan (Nurdin, 2006:1). Al-Qur’an mengandung
pelajaran yang baik untuk dijadikan penuntun dalam pergaulan antara satu golongan
manusia, antara keluarga dengan sesama, antara murid dengan guru, antara manusia
dengan Tuhan
Alquran dijamin mampu memberikan jalan keluar terhadap berbagai
permasalahan yang dihadapi oleh setiap hamba yang hidup di muka bumi ini. Kita
juga dituntut untuk mengetahui dan mendalami serta mengaplikasikan segala isi
kandungannya. Keharusan itu dapat dipahami, karena memegang teguh ajaran
Alquran merupakan sumber keberhasilan dan kemenangan. Bahkan setiap pribadi
muslim wajib meyakini bahwa Alquran akan membawanya kepada kebahagian, baik
di dunia maupun di akhirat kelak. Berbagai usaha telah dilakukan banyak orang
dalam menganalisa isi Alquran, baik dengan memahami arti setiap lafal-lafalnya,
maupun mengkaji setiap kandungan ayat-ayatnya dan hasilnya semakin diketahui
betapa kecilnya kemampuan manusia jika dibandingkan dengan kebesaran Allah swt.

1
Terlebih lagi dengan adanya perbedaan cara manusia dalam memahami maksud teks
Alquran beserta makna-maknanya. Quraish Shihab -mengenai makna-makna yang
terdapat di dalam Alquran- berkomentar, “Tidak ada bacaan seperti Alquran, yang
dipelajari bukan hanya susunan redaksi dan pemilihan kosa katanya saja, tetapi juga
kandungan yang tersirat dan tersurat bahkan kepada kesan yang ditimbulkannya.
Alquran sebagai kitab yang universal, komprehensif dan holistik tidak hanya banyak
memuat tentang petunjuk kewahyuan, perintah dan larangan, nasehat (motivasi),
keadilan, balasan perbuatan, serta kisah-kisah di masa terdahulu. Tetapi Alquran juga
menjelaskan juga tentang batasan nilai (norma) antara yang baik dan buruk, halal dan
haram atau hal-hal yang semestinya dihindari oleh manusia agar mereka bisa hidup
sehat dan bahagia.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas, terdapat tiga permasalahan yang dapat
dikemukakan :
a. Bagaimana bukti kebenaran Al-Quran dalam konteks kekinian?
b. Kenapa sulit dekat dengan Al-Quran?
c. Kenapa banyak yang tidak mengimani Al-Quran padahal bukti kebenaran Al-
Quran sudah jelas?
d. Bagaimana peranan dan fungsi Al-Quran dalam kehidupan?
e. Bagaimana pemahaman dalam pendekatan Al-Quran?

1.3 Tujuan Penulisan


Berdasarkan rumussn masalah diatas, maka tujuan penulisan ini adalah :
a. Untuk mengetahui bukti-bukti tentang Al-Quran pada beberapa bidang.
b. Untuk mengetahui penyebab sesorang sulit dekat dengan Al-Quran.
c. Untuk mengetahui alasan seseorang tidak mengimani Al-Quran.
d. Untuk mengetahui peranan dan fungsi Al-Quran dalam kehidupan.
e. Untuk mengetahui bagaimana pemahaman dalam pendekatan Al-Quran.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Bukti kebenaran Al-Quran dalam konteks kekinian


Salah satu keajaiban Alquran, adalah terpelihara keasliannya dan tidak
berubah sedikitpun sejak pertama kali diturunkan pada malam 17 Ramadan 14 abad
yang lalu hingga kiamat nanti. Otentisitas Alquran sudah dijamin oleh Allah, seperti
dalam firman-Nya : “Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Alquran, dan
Sesungguhnya Kami pula yang benar-benar memeliharanya.” (QS Al-Hijr: 9) Bukti
otentisitas ini adalah banyaknya penghafal Alquran yang terus lahir ke dunia, dan
pengkajian ilmiah terhadap ayat-ayatnya yang tak pernah berhenti. Keajaibannya,
meski Alquran diturunkan 14 abad lalu, namun ayatayatnya banyak yang menjelaskan
tentang masa depan dan bersifat ilmiah. Bahkan dengan kemajuan ilmu dan teknologi
saat ini, banyak ayat-ayat Alquran yang terbukti kebenarannya.
Para ilmuwan telah berhasil membuktikan kebenaran itu melalui sejumlah
ekperimen penelitian ilmiah. Berikut beberapa fakta ilmiah Alquran yang dihimpun
dari berbagai sumber, di mana berbagai penemuan ilmiah saat ini ternyata sesuai
dengan ayat-ayatnya.

KEBUMIAN

1. Lapisan-Lapisan Atmosfer

Salah satu fakta tentang alam semesta sebagaimana dinyatakan dalam Al-
Qur‟an adalah bahwa langit terdiri atas tujuh lapisan. “Dia-lah Allah, yang
menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu dan Dia berkehendak menuju langit,
lalu dijadikan-Nya tujuh langit. Dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu.” (QS. Al
Baqarah:29) “Kemudian Dia menuju langit, dan langit itu masih merupakan asap.
Maka Dia menjadikannya tujuh langit dalam dua masa dan Dia mewahyukan pada

3
tiap-tiap langit urusannya.”(QS. Fussilat:11-12) Saat ini benar-benar diketahui bahwa
atmosfer bumi terdiri atas lapisan-lapisan yang berbeda yang saling bertumpukan.
Lebih dari itu, persis sebagaimana dinyatakan dalam Al Qur‟an, atmosfer terdiri atas
tujuh lapisan. Para ilmuwan menemukan bahwa atmosfer terdiri dari beberapa
lapisan. Lapisan-lapisan tersebut berbeda dalam ciri-ciri fisik, seperti tekanan dan
jenis gasnya. Lapisan atmosfer yang terdekat dengan bumi disebut troposfer. Ia
membentuk sekitar 90% dari keseluruhan massa atmosfer. Lapisan di atas troposfer
disebut stratosfer. lapisan ozon adalah bagian dari stratosfer di mana terjadi
penyerapan sinar ultraviolet. Lapisan di atas stratosfer disebut mesosfer. . termosfer
berada di atas mesosfer.
Gas-gas terionisasi membentuk suatu lapisan dalam termosfer yang disebut
ionosfer. Bagian terluar atmosfer bumi keajaiban penting lain dalam hal ini
disebutkan dalam surat Fushshilat ayat ke-12, “… Dia mewahyukan pada tiap-tiap
langit urusannya.” Dengan kata lain, Allah dalam ayat ini menyatakan bahwa Dia
memberikan kepada setiap langit tugas atau fungsinya masing-masing. Sebagaimana
dapat dipahami, tiap-tiap lapisan atmosfir ini memiliki fungsi penting yang
bermanfaat bagi kehidupan umat manusia dan seluruh makhluk hidup lain di Bumi.
Setiap lapisan memiliki fungsi khusus, dari pembentukan hujan hingga perlindungan
terhadap radiasi sinar-sinar berbahaya; dari pemantulan gelombang radio hingga
perlindungan terhadap dampak meteor yang berbahaya.

2. Sungai di Bawah Laut

Maha Suci Allah yang Maha Menciptakan Sungai dalam Laut “Akan Kami
perlihatkan secepatnya kepada mereka kelak, bukti-bukti kebenaran Kami di segenap
penjuru dunia ini dan pada diri mereka sendiri, sampai terang kepada mereka, bahwa
al-Quran ini suatu kebenaran. Belumkah cukup bahwa Tuhan engkau itu
menyaksikan segala sesuatu. ” (QS Fushshilat : 53) “Dan Dialah yang membiarkan
dua laut mengalir (berdampingan) ; yang ini tawar lagi segar dan yang lain masin lagi

4
pahit; dan Dia jadikan antara keduanya dinding dan batas yang menghalangi.” (Q.S
Al Furqan:53) Jika Anda termasuk orang yang gemar menonton rancangan TV
`Discovery‟ pasti kenal Mr.Jacques Yves Costeau , ia seorang ahli oceanografer dan
ahli selam terkemuka dari Perancis. Orang tua yang berambut putih ini sepanjang
hidupnya menyelam ke perbagai dasar samudera di seantero dunia dan membuat
filem dokumentari tentang keindahan alam dasar laut untuk ditonton di seluruh dunia.
Pada suatu hari ketika sedang melakukan eksplorasi di bawah laut, tiba-tiba ia
menemui beberapa kumpulan mata air tawar-segar yang sangat sedap rasanya kerana
tidak bercampur/tidak melebur dengan air laut yang masin di sekelilingnya, seolah-
olah ada dinding atau membran yang membatasi keduanya.
Fenomena ganjil itu memeningkan Mr. Costeau dan mendorongnya untuk
mencari penyebab terpisahnya air tawar dari air masin di tengahtengah lautan. Ia
mulai berfikir, jangan-jangan itu hanya halusinansi atau khalayan sewaktu menyelam.
Waktu pun terus berlalu setelah kejadian tersebut, namun ia tak kunjung
mendapatkan jawapan yang memuaskan tentang fenomena ganjil tersebut. Sampai
pada suatu hari ia bertemu dengan seorang profesor Muslim, kemudian ia pun
menceritakan fenomena ganjil itu. Profesor itu teringat pada ayat Al Quran tentang
bertemunya dua lautan ( surat Ar-Rahman ayat 19-20) yang sering diidentikkan
dengan Terusan Suez . Ayat itu berbunyi “Marajal bahraini yaltaqiyaan, bainahumaa
barzakhun laa yabghiyaan.. .”Artinya: “Dia biarkan dua lautan bertemu, di antara
keduanya ada batas yang tidak boleh ditembus.” Kemudian dibacakan surat Al
Furqan ayat 53 di atas. Selain itu, dalam beberapa kitab tafsir, ayat tentang
bertemunya dua lautan tapi tak bercampur airnya diertikan sebagai lokasi muara
sungai, di mana terjadi pertemuan antara air tawar dari sungai dan air masin dari laut.
Namun tafsir itu tidak menjelaskan ayat berikutnya dari surat Ar-Rahman ayat 22
yang berbunyi “Yakhruju minhuma lu‟lu`u wal marjaan” ertinya “Keluar dari
keduanya mutiara dan marjan.” Padahal di muara sungai tidak ditemukan mutiara.
Terpesonalah Mr. Costeau mendengar ayat-ayat Al Qur‟an itu, melebihi
kekagumannya melihat keajaiban pemandangan yang pernah dilihatnya di lautan

5
yang dalam. Al Qur‟an ini mustahil disusun oleh Muhammad yang hidup di abad ke
tujuh, suatu zaman saat belum ada peralatan selam yang canggih untuk mencapai
lokasi yang jauh terpencil di kedalaman samudera. Benar-benar suatu mukjizat, berita
tentang fenomena ganjil 14 abad yang silam akhirnya terbukti pada abad 20. Mr.
Costeau pun berkata bahawa Al Qur‟an memang sesungguhnya kitab suci yang berisi
firman Allah, yang seluruh kandungannya mutlak benar. Dengan seketika dia pun
memeluk Islam.

3. Lautan yang Tidak Bercampur Satu Sama Lain

Salah satu di antara sekian sifat lautan yang baru-baru ini ditemukan adalah
berkaitan dengan ayat Al Qur‟an sebagai berikut: “Dia membiarkan dua lautan
mengalir yang keduanya kemudian bertemu, antara keduanya ada batas yang tak
dapat dilampaui oleh masing-masing.” (QS. Ar Rahman:19-20) Sifat lautan yang
saling bertemu, akan tetapi tidak bercampur satu sama lain ini telah ditemukan oleh
para ahli kelautan baru-baru ini. Dikarenakan gaya fisika yang dinamakan “tegangan
permukaan”, air dari laut-laut yang saling bersebelahan tidak menyatu. Akibat adanya
perbedaan masa jenis, tegangan permukaan mencegah lautan dari bercampur satu
sama lain, seolah terdapat dinding tipis yang memisahkan mereka. (Davis, Richard
A., Jr. 1972, Principles of Oceanography, Don Mills, Ontario, Addison-Wesley
Publishing, s. 92-93.) Terdapat gelombang besar, arus kuat, dan gelombang pasang di
Laut Tengah dan Samudra Atlantik. Air Laut Tengah memasuki Samudra Atlantik
melalui selat Jibraltar. Namun suhu, kadar garam, dan kerapatan air laut di kedua
tempat ini tidak berubah karena adanya penghalang yang memisahkan keduanya .
Sisi menarik dari hal ini adalah bahwa pada masa ketika manusia tidak memiliki
pengetahuan apapun mengenai fisika, tegangan permukaan, ataupun ilmu kelautan,
hal ini dinyatakan dalam Al Qur‟an.

6
BIOLOGI

1. Sidik Jari Setiap manusia memiliki ciri sidik jari yang unik dan berbeda antara
satu orang dengan lainnya.

Keunikan sidik jari baru ditemukan pada abad 19. Sebelum penemuan itu,
sidik jari hanya dianggap sebagai lengkungan biasa yang tidak memiliki arti. Alquran
surat Al Qiyaamah ayat 3-4 menjelaskan tentang kekuasaan Allah untuk menyatukan
kembali tulang belulang orang yang telah meninggal, bahkan Allah juga mampu
menyusun kembali ujung-ujung jarinya dengan sempurna. QS Al Qiyamah ayat 3-4:
“Apakah manusia mengira, bahwa Kami tidak akan mengumpulkan (kembali) tulang
belulangnya?” “Bukan demikian, sebenarnya Kami kuasa menyusun (kembali) jari
jemarinya dengan sempurna.”

2. Setetes Mani Dalam


lmu pengetahuan modern meneliti bahwa selama persetubuhan seksual, 250
juta sperma terpancar dari si laki-laki pada satu waktu. Spermasperma melakukan
perjalanan 5-menit yang sulit di tubuh si ibu sampai menuju sel telur. Hanya seribu
dari 250 juta sperma yang berhasil mencapai sel telur. Sel telur, yang berukuran
setengah dari sebutir garam, hanya akan membolehkan masuk satu sperma. Artinya,
bahan manusia bukan mani seluruhnya, melainkan hanya sebagian kecil darinya. Ini
dijelaskan dalam Al-Qur‟an : “Apakah manusia mengira akan dibiarkan tak terurus?
Bukankah ia hanya setitik mani yang dipancarkan?” (QS. Al Qiyamah:36-37)

7
ASTRONOMI

1. Mengembangnya Alam Semesta Dalam

Al Qur'an, yang diturunkan 14 abad silam di saat ilmu astronomi masih


terbelakang, mengembangnya alam semesta digambarkan sebagaimana berikut ini:
"Dan langit itu Kami bangun dengan kekuasaan (Kami) dan sesungguhnya Kami
benar-benar meluaskannya."(Al Qur'an, 51:47) Kata "langit", sebagaimana
dinyatakan dalam ayat ini, digunakan di banyak tempat dalam Al Qur'an dengan
makna luar angkasa dan alam semesta. Di sini sekali lagi, kata tersebut digunakan
dengan arti ini. Dengan kata lain, dalam Al Qur'an dikatakan bahwa alam semesta
"mengalami perluasan atau mengembang". Dan inilah yang kesimpulan yang dicapai
ilmu pengetahuan masa kini. Hingga awal abad ke-20, satu-satunya pandangan yang
umumnya diyakini di dunia ilmu pengetahuan adalah bahwa alam semesta bersifat
tetap dan telah ada sejak dahulu kala tanpa permulaan. Namun, penelitian,
pengamatan, dan perhitungan yang dilakukan dengan teknologi modern,
mengungkapkan bahwa alam semesta sesungguhnya memiliki permulaan, dan ia
terus-menerus "mengembang".
Pada awal abad ke-20, fisikawan Rusia, Alexander Friedmann, dan ahli
kosmologi Belgia, George Lemaitre, secara teoritis menghitung dan menemukan
bahwa alam semesta senantiasa bergerak dan mengembang. Fakta ini dibuktikan juga
dengan menggunakan data pengamatan pada tahun 1929. Ketika mengamati langit
dengan teleskop, Edwin Hubble, seorang astronom Amerika, menemukan bahwa
bintang-bintang dan galaksi terus bergerak saling menjauhi. Sebuah alam semesta, di
mana segala sesuatunya terus bergerak menjauhi satu sama lain, berarti bahwa alam
semesta tersebut terus-menerus "mengembang". Pengamatan yang dilakukan di
tahun-tahun berikutnya memperkokoh fakta bahwa alam semesta terus mengembang.
Kenyataan ini diterangkan dalam Al Qur'an pada saat tak seorang pun

8
mengetahuinya. Ini dikarenakan Al Qur'an adalah firman Allah, Sang Pencipta, dan
Pengatur keseluruhan alam semesta.

2. Angin yang Mengawinkan

Dalam sebuah ayat Al Qur‟an disebutkan sifat angin yang mengawinkan dan
terbentuknya hujan karenanya. “Dan Kami telah meniupkan angin untuk
mengawinkan dan Kami turunkan hujan dari langit lalu Kami beri minum kamu
dengan air itu dan sekali kali bukanlah kamu yang menyimpannya.” (Al Qur‟an,
15:22) Dalam ayat ini ditekankan bahwa fase pertama dalam pembentukan hujan
adalah angin. Hingga awal abad ke 20, satu-satunya hubungan antara angin dan hujan
yang diketahui hanyalah bahwa angin yang menggerakkan awan. Namun penemuan
ilmu meteorologi modern telah menunjukkan peran “mengawinkan” dari angin dalam
pembentukan hujan. Fungsi mengawinkan dari angin ini terjadi sebagaimana berikut:
Di atas permukaan laut dan samudera, gelembung udara yang tak terhitung jumlahnya
terbentuk akibat pembentukan buih. Pada saat gelembung-gelembung ini pecah,
ribuan partikel kecil dengan diameter seperseratus milimeter, terlempar ke udara.
Partikel-partikel ini, yang dikenal sebagai aerosol, bercampur dengan debu daratan
yang terbawa oleh angin dan selanjutnya terbawa ke lapisan atas atmosfer. . Partikel-
partikel ini dibawa naik lebih tinggi ke atas oleh angin dan bertemu dengan uap air di
sana. Uap air mengembun di sekitar partikel-partikel ini dan berubah menjadi
butiranbutiran air. Butiranbutiran air ini mula-mula berkumpul dan membentuk awan
dan kemudian jatuh ke Bumi dalam bentuk hujan. Sebagaimana terlihat, angin
“mengawinkan” uap air yang melayang di udara dengan partikel-partikel yang di
bawanya dari laut dan akhirnya membantu pembentukan awan hujan. Apabila angin
tidak memiliki sifat ini, butiran-butiran air di atmosfer bagian atas tidak akan pernah
terbentuk dan hujanpun tidak akan pernah terjadi. Hal terpenting di sini adalah bahwa
peran utama dari angin dalam pembentukan hujan telah dinyatakan berabad-abad

9
yang lalu dalam sebuah ayat Al Qur‟an, pada saat orang hanya mengetahui sedikit
saja tentang fenomena alam

2.2 Kenapa sulit dekat dengan Al-Quran


Hal yang membuat kita sulit dekat dengan al quran adalah rasa bosan dan
malas dalam membaca al quran. Hal ini merupakan masalah yang perlu diselesaikan
jangan sampai masalah ini ada dalam diri kita, hingga kita bertemu dengan Allah
SWT. Sumber masalah itu berasal dari dalam hati manusia itu sendiri. Hati yang tidak
sehat atau hati yang berpenyakit.

Lantas apa hubungannya bosan membaca alquran dengan hati yang tidak
sehat atau berpenyakit?

Dapat dianalogikan sebagai makanan seenak apapun ketika lidah kita sedang
sariawan apakah kita bisa menikmati makanan itu ? apa karena makanan nya yang
tidak enak atau karena lidah kita yang sedang sakit? . Lidah yang sakit tidak bisa
menikmati makanan senikmat apapun. Maka dari itu apakah al quran itu enak ?
jawabannya sangat enak sekali, karena al quran ma'dubatullah, alquran itu adalah
hidangan Allah SWT. Sehingga tidak mungkin tidak enak. Maka ketika kita membaca
alquran timbul rasa bosan itu tandanya bukan al quran nya yang bermasalah tapi hati
kita yang bermasalah.

Jika hati kita bersih, tidak akan pernah kenyang dan puas dari bacaan Al-Quran.
Demikianlah Utsman bin Affan radhiyallahu anhu menyatakan.

‫ت ِم ْن كَاَل ِم ال ٰ ّل‬
ْ ‫ت قُلُوْ بُنَا َما َشبِ َع‬
ْ ‫لَوْ طَهَ َر‬

“Seandainya hati kalian bersih, niscaya kalian tidak akan pernah merasa kenyang dari
firman Allah SWT”.

10
Orang yang mencintai sesuatu dia akan menikmatinya, dan rasa lelahnya itu tidak
akan berasa. Mengapa kita mengeluh? Mengapa kita bosan? Disuruh baca malas?
Karena kita tidak menikmatinya, karena kita tidak mencintainya.

Dalam surat Qaf ayat 37

َ ِ‫اِ َّن فِ ْي ٰذل‬


.‫ك لَ ِذ ْك ٰرى لِ َم ْن َكانَ لَهٗ قَ ْلبٌ اَوْ اَ ْلقَى ال َّس ْم َع َوه َُو َش ِه ْي ٌد‬

Artinya : Sungguh, pada yang demikian itu pasti terdapat peringatan bagi orang-orang
yang mempunyai hati atau yang menggunakan pendengarannya, sedang dia
menyaksikannya

Hati yang dimaksud dalam ayat tersebut ditafsirkan dari imam ibnul qayyim
yaitu hati yang masih sehat, hati yang masih hidup. Sehingga jika ingin menikmati
alquran marilah membersihkan hati dengan cara meninggalkan maksiat, beristigfar
dan tidak bosan untuk bertaubat kepada Allah SWT.

2.3 Mengapa banyak yang tidak mengimani Al-Quran dan kebenarannya


Al-Quran tidak dapat dibuat tandingannya, bahkan yang mirip dengan kalam
di dalamnya satu ayat pun tidak bisa. Bukti Keajaiban Al Qur’an Pada Ilmu
Pengetahuan
1. Kelahiran Manusia
“Kami telah menciptakan kamu; maka mengapa kamu tidak membenarkan?
Adakah kamu perhatikan nutfah (benih manusia) yang kamu pancarkan? Kamukah
yang menciptakannya? Ataukah Kami yang menciptakannya?” (QS. Al Waqi’ah:57-
59). Penciptaan manusia dan aspek-aspeknya yang luar biasa itu ditegaskan dalam

11
banyak ayat. Beberapa informasi di dalam ayat-ayat ini sedemikian rinci sehingga
mustahil bagi orang yang hidup di abad ke-7 untuk mengetahuinya.

2. Fungsi Gunung
Gunung ada atau muncul karena tumbukan lempengan-lempengan raksasa
yang membentuk kerak bumi. lempengan yang lebih kuat menyelip ke bawah
sedangkan lempengan yang lemah melipat ke atas membentuk dataran tinggi dan
gunung Banyak sekali fungsi gunung , Antara lain penahan guncangan, penyalur
pembuangan tenaga panas bumi,penyubur tanah dan lain lainnya. Al Qur’an
menjelaskan fungsi gunung dalam beberapa ayat dalam Al Qur’an, antara lain : “Dan
telah Kami jadikan di bumi ini gunung-gunung yang kokoh supaya bumi itu (tidak)
goncang bersama mereka, dan telah Kami jadikan (pula) di bumi itu jalan-jalan yang
luas, agar mereka mendapat petunjuk.” (QS Al Anbiya:31). “Bukankah Kami telah
menjadikan bumi itu sebagai hamparan?, dan gunung-gunung sebagai pasak?” (QS
An Naba’: 6-7).

3. Api di Dasar Laut


Fenomena Api di dasar lautan ini ditemukan oleh seorang ahli geologi asal
Rusia,Anatol Sbagovich dan Yuri Bagdanov dan ilmuan asal Amerika Serikat, Rona
Clint ketika mereka sedang meneliti tantang kerak bumi dan patahannya di dasar
lautan di lepas pantai Miami. Mirip seperti lava cair yang mengalir dan disertai
dengan abu vulkanik seperti gunung berapi di daratan yang memiliki suhu mencapai
231 derajat celcius. Meskipun sangat panas, tetapi tidak cukup untuk memanaskan
seluruh air yang ada di atasnya begitupun seluruh air yang ada diatas nya tersebut
tidak mampu memadamkan api panas tersebut, sungguh keajaiban yang luar biasa.
“Demi bukit. Dan kitab yang tertulis. Pada lembaran yang terbuka. Dan demi Baitul
Makmur (Ka’bah). Dan demi surga langit yang ditinggikan. Dan demi laut, yang di
dalam tanah ada api.”(QS At-Thur: 1-6).

12
4. Bagian Otak yang Mengendalikan Gerak Kita
“Ketahuilah, sungguh jika dia tidak berhenti (berbuat demikian) niscaya Kami
tarik ubun- ubunnya, (yaitu) ubun-ubun orang yang mendustakan lagi durhaka.” (QS.
Al Alaq:15-16). Penelitian yang dilakukan di tahun-tahun belakangan
mengungkapkan bahwa bagian prefrontal, yang bertugas mengatur fungsi-fungsi
khusus otak, terletak pada bagian depan tulang tengkorak. Para ilmuwan hanya
mampu menemukan fungsi bagian ini selama kurun waktu 60 tahun terakhir,
sedangkan Al Qur’an telah menyebutkannya 1400 tahun lalu. Jika kita lihat bagian
dalam tulang tengkorak, di bagian depan kepala, akan kita temukan daerah frontal
cerebrum (otak besar).

5. Besi Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan


lmuwan menemukan fakta bahwa besi adalah berasal dari langit. Ilmu sains
memberi informasi kepada kita bahwa besi adalah logam berat yang tidak dapat
dihasilkan oleh bumi kita sendiri. lebih tepatnya besi berasal dari Asteroid (kaya akan
unsur besi) yang menabrak bumi ( Awal pembentukan Bumi ). Fakta tentang manfaat
besi dan Asal Besi juga sudah tertulis dalam Al Qur’an surah Al Hadiid ayat 25, yang
artinya : “Sesungguhnya Kami telah mengutus rasul-rasul Kami dengan membawa
bukti-bukti yang nyata dan telah Kami turunkan bersama mereka Alkitab dan neraca
(keadilan) supaya manusia dapat melaksanakan keadilan. Dan Kami turunkan
(anzalnaa) besi yang padanya terdapat kekuatan yang hebat dan berbagai manfaat
bagi manusia, (supaya mereka mempergunakan besi itu) dan supaya Allah
mengetahui siapa yang menolong (agama)-Nya dan rasul-rasul-Nya, padahal Allah
tidak dilihatnya. Sesungguhnya Allah Mahakuat lagi Mahaperkasa.” (Q.S Al Hadiid
ayat 25). Kata “anzalnaa” memiliki arti “kami turunkan” digunakan untuk menunjuk
besi. Apabila diartikan secara kiasan kata “anzalnaa” menjelaskan bahwa besi
diciptakan untuk memberi manfaat bagi manusia.

13
6. Garis Edar Tata Surya
Fakta-fakta yang disampaikan dalam Al Qur’an ini telah ditemukan melalui
pengamatan astronomis di zaman kita. Menurut perhitungan para ahli astronomi,
matahari bergerak dengan kecepatan luar biasa yang mencapai 720 ribu km per jam
ke arah bintang Vega dalam sebuah garis edar yang disebut Solar Apex. Ini berarti
matahari bergerak sejauh kurang lebih 17.280.000 kilometer dalam sehari. Bersama
matahari, semua planet dan satelit dalam sistem gravitasi matahari juga berjalan
menempuh jarak ini. Selanjutnya, semua bintang di alam semesta berada dalam suatu
gerakan serupa yang terencana. Mengenai Fenomena tata surya dan garis edar sudah
tertulis di dalam Al Qur’an, antara lain dalam surah Al Anbiya ayat 33 dan surah
yasin ayat 38-40; “Dan Dialah yang telah menciptakan malam dan siang, matahari
dan bulan. Masing-masing dari keduanya itu beredar di dalam garis edarnya.” (QS Al
Anbiya:33). "Dan matahari berjalan ditempat peredarannya. Demikianlah ketetapan
Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui.telah Kami tetapkan bagi bulan manzilah-
manzilah, sehingga (setelah dia sampai ke manzilah yang terakhir) kembalilah dia
sebagai bentuk tandan yang tua. Tidaklah mungkin bagi matahari mendapatkan bulan
dan malampun tidak dapat mendahului siang. Dan masing-masing beredar pada garis
edarnya.”(QS Yaa Siin: 38-40).

7. Dasar Lautan Yang Gelap


Manusia tidak mampu menyelam di laut dengan kedalaman di bawah 40
meter tanpa peralatan khusus. Dalam sebuah buku berjudul Oceans juga dijelaskan,
pada kedalaman 200 meter hamper tidak dijumpai cahaya, sedangkan pada
kedalaman 1000 meter tidak terdapat cahaya sama sekali. Kondisi dasar laut yang
gelap baru bisa diketahui setelah penemuan teknologi canggih. Namun Alquran telah
menjelaskan keadaan dasar lautan semenjak ribuan tahun lalu sebelum teknologi itu
ditemukan. Alquran surat An Nur ayat 40 menjelaskan mengenai fakta ilmiah ini.
“Atau seperti gelap gulita di lautan yang dalam, yang diliputi oleh ombak, yang di
atasnya ombak (pula), di atasnya (lagi) awan; gelap gulita yang tindih-bertindih,

14
apabila dia mengeluarkan tangannya, tiadalah dia dapat melihatnya, (dan) barang
siapa yang tiada diberi cahaya (petunjuk) oleh Allah tiadalah dia mempunyai cahaya
sedikit pun.” (QS An Nuur: 40).

8. Relativitas Waktu
Albert Einstein pada awal abad 20 berhasil menemukan teori relativitas
waktu. Teori ini menjelaskan bahwa waktu ditentukan oleh massa dan kecepatan.
Waktu dapat berubah sesuai dengan keadaannya. Beberapa ayat dalam Al Qur’an
juga telah megisyaratkan adanya relativitas waktu ini, di antaranya dalam Al Qur’an
surat Al Hajj ayat 47, surat As Sajdah ayat 5 dan Alquran surat Al Ma’aarij ayat 4.
“Dan mereka meminta kepadamu agar azab itu disegerakan, padahal Allah sekali-kali
tidak akan menyalahi janji-Nya. Sesungguhnya sehari di sisi Tuhanmu adalah seperti
seribu tahun menurut perhitunganmu.” (QS Al Hajj: 47). “Dia mengatur urusan dari
langit ke bumi, kemudian (urusan) itu naik kepada-Nya dalam satu hari yang
kadarnya (lamanya) adalah seribu tahun menurut perhitunganmu.” (QS As Sajdah:5).
“Malaikat-malaikat dan Jibril naik (menghadap) kepada Tuhan dalam sehari yang
kadarnya lima puluh ribu tahun.” (QS Al Ma’arij:4).

9. Sungai di dasar Laut Fenomena


Sungai di dasar laut ditemukan oleh Ilmuan asal Prancis bernama Jaques Yves
Cousteau dia berhasil menemukan air tawar yang mengalir di antara air laut yang asin
di dasar lautan. Para ahli menyebut fenomena ini sebagai lapisan Hidrogen Sulfida,
karena air yang mengalir di sungai dasar laut ini memiliki rasa air tawar. Selain itu
sungai dasar laut ini ditumbuhi daun- daunan dan pohon. Subhanallah. Fenomena ini
juga sudah disebutkan dalam Al Qur’an surah Al Furqaan ayat 53: “Dan Dialah
(Allah) yang membiarkan dua laut mengalir (berdampingan), yang satu tawar dan
segar dan yang lainnya asin. Dia jadikan antara keduanya dinding dan batas yang
tidak tembus.” (QS Al Furqan: 53).

15
10. Sidik Jari
Setiap manusia memiliki ciri sidik jari yang unik dan berbeda antara satu
orang dengan lainnya. Keunikan sidik jari baru ditemukan pada abad 19. Sebelum
penemuan itu, sidik jari hanya dianggap sebagai lengkungan biasa yang tidak
memiliki arti. Al Qur’an surat Al Qiyaamah ayat 3-4 menjelaskan tentang kekuasaan
Allah untuk menyatukan kembali tulang belulang orang yang telah meninggal,
bahkan Allah juga mampu menyusun kembali ujung-ujung jarinya dengan sempurna.
QS Al Qiyamah ayat 3-4: “Apakah manusia mengira, bahwa Kami tidak akan
mengumpulkan (kembali) tulang belulangnya?” “Bukan demikian, sebenarnya Kami
kuasa menyusun (kembali) jari jemarinya dengan sempurna.”
Dari banyaknya bukti tersebut mengapa masih ragu terhadap kebenaran Al-
Quran.

2.4 Bagaimana peranan dan fungsi Al-Quran dalam kehidupan


Berikut ini beberapa fungsi al-quran dan peranannya dari segi kandungan
ajarannya.
1. Al-Qur'an sebagai Kalamullah
Kalam (perkataan) Allah SWT yang diwahyukan kepada nabi Muhammad
Saw melalui malaikat Jibril,al-quran sebagai kitab Allah menempati posisi sebagai
sumber utama dari seluruh ajaran Islam dan petunjuk bagi umat manusia dalam
mencapai kebahagiaan di dunia dan akhirat. Sebagai Kalamullah al -quran dalam
bentuk aslinya berada dalam induk Al kitab (Lauhulmahfuzh) dan diturunkan kepada
nabi dalam bahasa kaumnya (bahasa Arab). Kumpulan Wahyu yang diturunkan Allah
kepada nabi Muhammad disebut Al Qur'an.

2. Al Qur'an sebagai sumber hukum Islam


Sumber hukum ajaran Islam ada tiga yaitu al -quran,as Sunnah,dan ijtihad. Al
Qur'an adalah firman Allah dan hadist merupakan sabda Rasulullah sedangkan ijtihad
didapatkan dari hasil pemikiran ulama Mujtahid (yang berijtihad) dengan tetap

16
mengacu pada al quran dan as Sunnah. Al Qur'an meliputi segala hal mulai soal
keimanan/ akidah hingga fenomena alam.

3. Al Qur'an sebagai mukjizat


Dalam bahasa Arab mukjizat berasal dari kata ajz yang berarti lemah,
sedangkan i'jaz berarti membuktikan kelemahan. Mukjizat adalah sesuatu yang
melemahkan atau membuat yang lain menjadi lemah,tidak berdaya. Setiap mukjizat
biasanya turun untuk memberikan tantangan bagi situasi zaman itu. Ketika pada
zaman nabi Musa para tukang sihir sangat berkuasa dan mereka mencapai puncak
kemampuannya dalam ilmu sihir, nabi Musa datang dengan membawa mukjizat yang
mampu melumpuhkan tipu daya tukang sihir tersebut. Beliau datang dengan Al
Qur'an yang memiliki gaya bahasa tingkat tinggi yang mampu melumpuhkan seluruh
penyihir yang ada pada zaman itu. Selain keindahan gaya bahasanya,ada petunjuk
petunjuk sangat jelas lainnya yang memperlihatkan bahwa Al Qur'an datang dari
Allah SWT dengan segala kemukjizatannya.

2.5 Bagaimana pemahaman dalam pendekatan Al-Quran


Dalam upaya menggali dan memahami maksud dari ayat ayat Al Qur'an
terdapat dua istilah,yakni tafsir dan takwil. Imam Al alusi berpendapat bahwa tafsir
adalah penjelasan makna Al Qur'an yang Zahir (nyata) , sedangkan takwil adalah
penjelasan para ulama dari ayat yang maknanya tersirat, serta rahasi rahasia
ketuhanan yang terkandung dalam ayat Al Qur'an. Secara garis besar istilah antara
tafsir dan takwil tidak terdapat perbedaan yang mendasar,kedua duanya mempunyai
semangat untuk menggali, mengkaji,dan memahami maksud dari ayat ayat Al Qur'an
guna dijadikan sebagai pedoman dan rujukan umat Islam tatkala mengalami berbagai
persoalan dalam hidup di dunia. Sebagai upaya dalam menjelaskan maksud dari ayat
Al Qur'an, objek yang dijadikan kajian dalam menafsirkan Al Qur'an adalah Kalam
Allah. Jika hal ini telah kita ketahui,maka ayat ayat Al Qur'an semakin hidup dan
mampu untuk menjawab segala persoalan masyarakat yang berkembang begitu cepat.

17
Hal ini semakin mempertegas bahwa Al Qur'an adalah Wahyu Allah yang menjadi
rujukan dan sumber utama ajaran semua umat islam.

18
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dari uraian diatas dapat disimpulkan
1. Otentisitas Alquran sudah dijamin oleh Allah, seperti dalam firman-Nya :
“Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Alquran, dan Sesungguhnya
Kami pula yang benar-benar memeliharanya.” (QS Al-Hijr: 9) Bukti
otentisitas ini adalah banyaknya penghafal Alquran yang terus lahir ke dunia,
dan pengkajian ilmiah terhadap ayat-ayatnya yang tak pernah berhenti.
2. Hal yang membuat kita sulit dekat dengan al quran adalah rasa bosan dan
malas dalam membaca al quran. Hal ini merupakan masalah yang perlu
diselesaikan jangan sampai masalah ini ada dalam diri kita, hingga kita
bertemu dengan Allah SWT. Sumber masalah itu berasal dari dalam hati
manusia itu sendiri. Hati yang tidak sehat atau hati yang berpenyakit.
3. Al-Quran itu memiliki fungsi dan peran sebagai Kalamullah juga sumber
hukum hukum islam.

3.2 Saran
Setelah membaca ulasan diatas, penulis menyarankan untuk berpegang teguh
pada kitab suci umat muslim yaitu Al-Quran. Semua tentang alam semesta ada di
dalam Al-Quran, dan sudah banyak ahli yang membuktikan kebenarannya. Dan yang
harus kita ketahui bahwa Al-Quran tidak pernah mengikuti zaman.

19
DAFTAR PUSTAKA

Pendahuluan, B., Latar, A., & Masalah, B. (n.d.). Retrieved September 14, 2022,

from http://repository.uinsu.ac.id/1135/5/BAB%20I.pdf

‌ iew of BUKTI KEBENARAN AL-QUR’AN DALAM BERBAGAI BIDANG ILMU


V
PENGETAHUAN. (2022). Iaihnwpancor.ac.id.
https://jurnal.iaihnwpancor.ac.id/index.php/tadib/article/view/204/121

‌Ustad Abdul Zein. 2019. Mengapa bosan membaca alquran

Al – Khallaf Al – Wahhab , Ilmu Ushul Al - Fiqh Jakarta: Al – Majelis Al - A'la

Bukti Keajaiban Al Qur’an Pada Ilmu Pengetahuan


https://monitor.co.id/2017/12/30/bukti-keajaiban-al-quran-pada-ilmu-pengetahuan/

20

Anda mungkin juga menyukai