‘ULUMUL
QUR’AN
Disusun Oleh:
KELOMPOK 1
2022
KATA PENGANTAR
Kelompok 1
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI… iii
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 1
BAB II PEMBAHASAN 2
A. Kesimpulan 14
DAFTAR PUSTAKA… 15
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
ُفَِإ َذا قَ َر ۡأ ٰنَهُ فَٱتَّبِ ۡع قُ ۡر َءانَ ۥهُ ِإنَّ َعلَ ۡينَا َجمۡ َع ۥهُ َوقُ ۡر َءانَ ۥه
Artinya :
Al-Qur’an adalah firman Allah SWT., yang mengandung mukjizat, yang
diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW., yang tertulis dalam mushaf,
1 Achmad Abubakar, La Ode Ismail Ahmad, and Yusuf Assagaf, ‘Ulumul Qur’an : Pisau
Analisis Dalam Menafsirkan Al-Qur’an - Repositori UIN Alauddin Makassar’, Semesta Aksara, 2019.
h. 1.
2 Abubakar, Ahmad, and Assagaf. ‘Ulumul Qur’an.., h. 4
3 Muhammad Quraish Shihab, Wawasan Al Quran: Tafsir Maudhu’i, Cet. VIII (Bandung:
Mizan, 1998). h.3
4 Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Quran Tajwid Dan Terjemahnya Dilengkapi
Dengan Asbabun Nuzul Dan Hadits Shahih (Bandung: Syaamil Quran, 2010). h. 577
5 Ahmad Abubakar, ‘Modul I Pembelajaran Ulumul Qur’an’, UIN Alauddin Makassar,
2018, http://www.ulumulquranab.com/2018/11/modul-ulumul-quran.html . Diakses 20 Jun
َاختَلَـفُ ْوا فِ ْي ِه ۙ َو ُهدًى َّو َر ْح َمةً لِّـقَ ْو ٍم يُّْؤ ِمنُ ْون َ َو َم ۤا اَ ْن َز ْلنَا َعلَ ْي َك ا ْلـ ِك ٰت
ْ ب اِاَّل لِتُبَيِّنَ لَ ُه ُم الَّ ِذى
Artinya :
“Dan Kami tidak menurunkan kepada Al-Kitab (Al-Qur’an) ini melainkan
agar kamu dapat menjelaskan kepada mereka perselisihan itu dan menjadi
petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman”7
Demikian pula firman Allah SWT. Surah Sad [38] : 29 sebagai berikut:
Artinya :
“Ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh dengan
berkah supaya mereka memperlihatkan ayat-ayat-Nya dan supaya mendapat
pelajaran orang-orang yang mempunyai pikiran”8
Kedua ayat tersebut mengungkapkan bahwa pada hakikatnya Al-Qur’an
itu merupakan khazanah utama dan penting bagi kehidupan, kebudayaan dan
peradaban umat manusia terutama menyangkut aspek kerohanian, Al-Qur’an
merupakan pedoman pendidikan kemasyarakatan, moral dan spiritual.
Berdasarkan penjelasan-penjelasan tersebut maka dapat dijelaskan
bahwa Ulumul Qur’an adalah sejumlah pengetahuan (ilmu) yang berkaitan
dengan Al-Qur’an baik secara umum seperti ilmu-ilmu agama Islam dan
bahasa Arab, dan secara khusus adalah kajian tentang Al-Qur’an seperti sebab
turunnya Al-Qur’an, Nuzul Al-Qur’an, nasikh mansukh, I’jaz, Makki Madani,
dan ilmu-ilmu lainnya.9
Ulumul Qur’an secara terminologi oleh ulama didefinisikan sebagai berikut10:
1. Imam al-Zarqani
Artinya :
Sejumlah pembahasan yang berkaitan dengan Al-Qur’an Al-Karim dari
segi turunnya, urutannya, pengumpulannya, penulisannya, bacaannya,
tafsirnya, kemukjizatannya, nasikh-mansukhnya, dan penolakan hal-hal
yang meragukannya dan lainnya.
2. Manna’ Al-Qaththan
Artinya:
Ilmu yang membahas keadaan Kitab Al-Qur’an dari aspek turunnya,
sanadnya, adabnya, lafaz-lafaznya, makna-maknanya yang berkaitan
dengan hukum dan selainnya.
4. Muhammad Abu Syuhbah
Artinya:
Ilmu yang memiliki beberapa pembahasan yang berkaitan dengan
Al-Qur’an Al-Karim dari sisi turunnya, urutannya, penulisannya,
pengumpulannya, qira‘atnya, tafsirnya, mukjizatnya, nasikh mansukhnya,
muhkam mutasyabihnya dan pembahasan yang tersebut dalam ilmu ini.
B. Ruang Lingkup dan Pokok Bahasan Ulumul Qur’an
Ruang lingkup pembahasan Ulumul Qur’an pada dasarnya luas dan
sangat banyak karena segala aspek yang berhubungan dengan Al-Qur’an, baik
berupa ilmu agama seperti tafsir, ijaz, dan qira‘ah, maupun ilmu-ilmu bahasa
Arab seperti ilmu balaghah dan ilmu irab Al-Qur’an adalah bagian dari Ulumul
Qur’an. Di samping itu, banyak lagi ilmu-ilmu yang terangkum di dalamnya.
As-Suyuthi dalam kitab Al-Itqan misalnya, menguraikan sebanyak 80 cabang
Ulumul Qur’an. Dari tiap- tiap cabang terdapat beberapa macam cabang ilmu
lagi. Bahkan menurut Abu Bakar Ibn Al-Arabi sebagaimana dikutip
As-Suyuthi, Ulumul Qur’an itu terdiri dari
77.450 cabang ilmu. Hal ini didasarkan kepada jumlah kata yang terdapat dalam
Al-Qur’an, dimana tiap kata dikalikan empat. Sebab, setiap kata dalam
Al-Qur’an mengandung makna dzahir, batin, terbatas, dan tidak terbatas.
Namun, menurut Hasbi Ash-Shiddiqie (1904-1975 M), berbagai macam
pembahasan Ulumul Qur'an tersebut pada dasarnya dapat dikembalikan kepada
beberapa pokok bahasan saja, antara lain:
1. Nuzul. Aspek ini membahas tentang tempat dan waktu turunnya ayat
atau surah Al-Qur’an. Misalnya: makkiyah, madaniyah, safariyah,
hadhariah, nahariyah, syita‘iyah, lailiyah, shaifiyah, dan firasyiah.
Pembahasan ini juga meliputi hal yang menyangkut asbab An-Nuzul
dan sebagainya.
2. Sanad. Aspek ini meliputi hal-hal yang membahas sanad yang
mutawatir, syadz, ahad, bentuk-bentuk qira‘at (bacaan) Nabi, para
penghafal dan periwayat Al-Qur’an, serta cara tahammul (penerimaan
riwayat).
3. Ada’ al-Qira'ah. Aspek ini menyangkut tata cara membaca Al-Qur'an
seperti waqaf, ibtida', madd, imalah, hamzah, takhfif, dan idgham.
4. Aspek pembahasan yang berhubungan dengan lafazh Al-Qur’an, yaitu
tentang gharib, mu'rab, musytarak, majaz, muradif, isti'arah, dan
tasybih.
5. Aspek pembahasan makna Al-Qur’an yang berhubungan dengan
hukum, misalnya ayat yang bermakna 'amm dan tetap dalam
keumumannya, ‘amm yang dimaksudkan khusus, 'amm yang
dikhususkan oleh sunnah, nash, zhahir, mujmal, mufashshal, mafhum
terdiri dari berbagai macam cabang. Ulumul Qur'an menjadi suatu
disiplin ilmu melalui proses pertumbuhan dan perkembangan sesuai
dengan kesempatan dan kebutuhan untuk membenahi Al-Qur’an dari
segi keberadaan dan pemahamannya.12 Oleh karena itu, sebagai seorang
muslim perlu untuk mempelajari sejarah ulumul
3. Masa Kodifikasi
Kemudian datanglah masa kodifikasi. Di era ini, berbagai kitab tentang
Ulumul Qur'an pun ditulis dan dikodifikasikan. Namun, poin yang menjadi
prioritas utama para ulama di masa itu adalah ilmu tafsir, karena ilmu ini
dianggap memiliki fungsi yang sangat vital dalam proses pemahaman dan
penjelasan isi Al-Qur’an. Adapun para penulis pertama dalam bidang tafsir
adalah Syu'bah bin Al-Hajjaj (160 H), Wali bin Al-Jarrah (197 H) dan Sufyan
bin Uyainah (198 H). Tafsir-tafsir mereka berisi tentang pandangan dan
pendapat para sahabat dan tabi‘in. Hal ini menunjukkan betapa besarnya
perhatian dan semangat para ulama untuk memahami dan menggali
makna-makna yang terkandung dalam Al-Qur’an. 14
Kemudian pada abad ke-3 Hijriyah muncul tokoh tafsir pertama yang
membentangkan berbagai pendapat dan mentarjih sebagiannya. Ia adalah Ibnu
Jarir At-Thabari (310 H) dengan kitabnya, Jami’ Al-Bayan fi Tafsir Ayi
Al-Qur’an. Kemudian proses penulisan tafsir ini terus berlangsung hingga saat
sekarang dengan model dan karakter yang berbeda-beda antara satu masa
dengan masa yang lainnya.
Adapun terkait dengan cabang Ulumul Qur’an, ada beberapa ulama
yang tercatat sebagai pioner dalam proses kodifikasi, antara lain:
a. Abad ke-2 Hijriyah antara lain:
1) Hasan Al-Basri (w.110 H) mengarang kitab yang berkaitan dengan Qira‘at.
14 Abd Salim, Mardan Mardan, and Achmad Abu Bakar, ‘Metodologi Penelitian Tafsir Maudu’i’
(Pustaka Arif Jakarta, 2012). h.vi
A. Simpulan
Ulumul Qur’an adalah sejumlah pengetahuan (ilmu) yang berkaitan
dengan Al-Qur’an baik secara umum seperti ilmu-ilmu agama Islam dan
bahasa Arab, dan secara khusus adalah kajian tentang Al-Qur’an seperti sebab
turunnya Al-Qur’an, Nuzul Al-Qur’an, nas BBMikh mansukh, I’jaz, Makki
Madani, dan ilmu-ilmu lainnya. Secara garis besar, pokok bahasan Ulumul
Qur’an terbagi menjadi dua aspek utama, yaitu: Pertama, ilmu yang
berhubungan dengan riwayat semata- mata, seperti ilmu yang mempelajari
tentang jenis-jenis bacaan (qira‘at), tempat dan waktu turun ayat-ayat atau
surah Al-Qur’an (makkiah-madaniah), dan sebab- sebab turunnya Al-Qur’an
(asbab an-nuzul). Kedua, yaitu ilmu yang berhubungan dengan dirayah, yakni
ilmu yang diperoleh dengan jalan penelaahan secara mendalam, misalnya
pemahaman terhadap lafazh yang gharib (asing) serta mengetahui makna
ayat-ayat yang berkaitan dengan hukum.
Sejarah ulumul Qur’an secara garis besar dapat diklasifikasikan menjadi
tiga tahap perjalanan yaitu tahap sebelum kodifikasi, awal permulaan kodifikasi
dan tahap kodifikasi yang melahirkan banyak ulama dan karya mereka tentang
Ulumul Qur’an. Sedangkan tujuan utama Ulumul Qur’an adalah untuk
mengetahui arti-arti dari untaian kalimat Al-Qur’an, penjelasan ayat-ayatnya
dan keterangan makna-maknanya dan hal-hal yang samar, mengemukakan
hukum-hukumnya dan selanjutnya melaksanakan tuntunannya untuk
memperoleh kebahagiaan dunia dan akhirat. Aamiin aamiin yaa robbal‘alamin.
DAFTAR PUSTAKA