Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

'Ilm Al-Qur'an dan Perbedaan Qira'at/ bacaan Alquran


Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah ulumul Qur'an
Dosen Pengampu : Pujiono, SE., M.Pd. I

Disusun Oleh :
1. Anisah : 5222302013
2. Sofiyah : 5222302061
3. Sa’adah : 5222302055

SEKOLAH TINGGI ILMU FIQIH SYEKH NAWAWI TANARA


SERANG-BANTEN 2023/2024
1
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah dan puji syukur kami ucapkan ke hadirat allah SWT. yang telah
memberikan kita rahmat dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini
dengan baik dan tepat waktu. Tanpa ridha dan petunjuk darinya mustahil makalah ini dapat
dirampungkan.

Dalam kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih kepada pembimbing mata
kuliah Ulumul Qur'an sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “'Ilm
Al-Qur'an dan Perbedaan Qira'at/ Bacaan Alquran”.

Besar harapan kami bahwa makalah ini dapat bermanfaat dan dapat dijadikan sebagai
pegangan dalam mempelajari materi tentang 'Ilm Al-Qur'an dan Perbedaan Qira'at/ bacaan
Alquran. Dengan hadirnya makalah ini, akan mempermudah senua pihak dalam proses
perkuliahan pada mata kuliah Ulumul Qur'an, kami mengharapkan saran dan kritik
khususnya dari relan-rekan mahasiswa dan mahasiswi.

Kesempurnaan hanya milik Allah SWT. akhir kata, semoga segala daya upaya yang
kami lakukan dapat bermanfaat. amiin

Tanara, 09 Juni 2023

Penyusun
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................ ............................ 1

DAFTAR ISI ..................................................................................... ............................ 2

BAB I PENDAHULUAN .................................................................. ............................ 3

A. Latar Belakang ....................................................................... ............................ 3


B. Rumusan Masalah .................................................................. ............................ 3
C. Tujuan Masalah ...................................................................... ............................ 4

BAB II PEMBAHASAN.................................................................... ............................ 5

A. Definisi 'Ilm Al-Qur'an ........................................................... ............................ 5


B. Definisi Qira'at ....................................................................... ............................ 6
C. Perbedaan Qira'at/Bacaan Al-Qur'an ....................................... ............................ 6

BAB III PENUTUP ........................................................................... ............................ 10

A. Kesimpulan ............................................................................ ............................ 10

DAFTAR PUSTAKA
3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Al-Qur’an merupakan kitab suci umat Islam yang berisi firman Allah yang diturunkan
kepada Nabi Muhammad Saw, dengan perantara malaikat Jibril untuk dibaca, dipahami dan
diamalkan sebagai petunjuk atau pedoman hidup bagi umat manusia. Umat Islam percaya
bahwa Al-Qur’an merupakan puncak dan penutup wahyu Allah yang diperuntukkan bagi
manusia, dan bagian dari rukun iman yang disampaikan kepada Nabi Muhammad Saw
melalui perantara Malaikat Jibril.

Tujuan utama diturunkan Al-Qur’an adalah untuk menjadikan pedoman manusia dalam
menata kehidupan supaya memperoleh kebahagiaan di dunia dan akherat. Agar tujuan itu
dapat direalisasikan oleh manusia, maka Al-Qur’an datang dengan petunjuk-petunjuk,
keterangan-keterangan dan konsep-konsep, baik yang bersifat global maupun yang bersifat
terinci, yang tersurat maupun tersirat dalam berbagai persoalan dan bidang kehidupan.

Al-Qur’an sebagai lentera kehidupan umat islam memiliki kesucian, keaslian, dan
keluasanpembahasan yang tidak pernah kering, bahkan tidak terbantahkan lagi seiring dengan
kemajuanilmu pengetahuan dan tekhnologi. Eksistensi Al-Qur’an diturunkan Allah sebagai
wahyu nyakepada Nabi Muhammad SAW yang berbentuk mushaf memilik dinamika yang
sangat menarikdan kompleks untuk dipelajari dan diamalkan menjadi penuntun kepada umat
manusia.

Qira’at atau macam-macam bacaan al-Qur‟an telah dilakukan pada masa Rasulullah saw.,
dan beliau mengajarkan kepada sahabat sebagaimana beliau menerima bacaan itu dari Jibril
AS. Sehingga muncul beberapa sahabat yang ahli bacaan al-Qur‟an seperti: Ubay bin Kaab,
Ali bin Abi Thalib, Zaid bin Tsabit, Ibnu Mas’ud, dan Abu Musa al-Asy’ari, mereka itulah
yang menjadi sumber bacaan al-Qur‟an bagi sebagian besar sahabat dan tabi‟in.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan 'Ilm Al-Qur'an?


2. Apa tujuan mempelajari 'Ilm Al-Qur'an?
3. Apa itu Qira'at/bacaan Al-Qur'an?
4. Apa Perbedaan Qira'at/bacaan Al-Qur'an?
4
C. Tujuan Masalah

1. Untuk mengetahui definisi 'Ilm Al-Qur'an.


2. Untuk mengetahui tujuan 'Ilm Al-Qur'an.
3. Untuk mengetahui definisi Qira'at/bacaan Al-Qur'an.
4. Untuk mengetahui perbedaan Qira'at/bacaan Al-Qur'an.
5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi 'Ilm Al-Qur'an

Al-Qur’an secara bahasa berasal dari bahasa Arab ‫قران‬-‫يقرا‬-‫ قرا‬yang merupakan isim
masdhar yaitu artinya bacaan. Menurut sebagian ulama berpendapat bahwa walaupun kata
Al-Qur’an adalah masdhar (bacaan), namun Al-Qur’an bermakna maf’ul (yang dibaca). Al-
Qur’an merupakan wahyu Allah SWT yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW
sebagai mukjizat yang di dalamnya terkandung bacaan dan isi yang menarik untuk dijadikan
studi sehingga melahirkan beragai macam pengetahuan diantaranya adalah ‘Ulumul Qur’an.

'llm Al-Qur'an atau Ulumul Qur'an Menurut para ulama Ushul, ulama Fiqh, dan ulama
Bahasa, Al-Qur’an adalah kalam Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW,
yang lafadzh-lafadzhnya mengandung mukjizat, membacanya mempunyai nilai ibadah, yang
diturunkan secara mutawatir, dan ditulis pada mushaf, mulai dari surat Al-Fatihah sampai
surat An-Nas.1

Al-Qur’an merupakan kitab suci umat Islam yang berisi firman Allah yang diturunkan
kepada Nabi Muhammad Saw, dengan perantara malaikat Jibril untuk dibaca, dipahami dan
diamalkan sebagai petunjuk atau pedoman hidup bagi umat manusia. Umat Islam percaya
bahwa Al-Qur’an merupakan puncak dan penutup wahyu Allah yang diperuntukkan bagi
manusia, dan bagian dari rukun iman yang disampaikan kepada Nabi Muhammad Saw
melalui perantara Malaikat Jibril.

Tujuan utama diturunkan Al-Qur’an adalah untuk menjadikan pedoman manusia dalam
menata kehidupan supaya memperoleh kebahagiaan di dunia dan akherat. Agar tujuan itu
dapat direalisasikan oleh manusia, maka Al-Qur’an datang dengan petunjuk-petunjuk,
keterangan-keterangan dan konsep-konsep, baik yang bersifat global maupun yang bersifat
terinci, yang tersurat maupun tersirat dalam berbagai persoalan dan bidang kehidupan. 2

B. Definisi Qira'at

1
https://repository.uinbanten.ac.id/5803/3/Isi%20Buku%20UQ%202020.pdf
2
https://eprints.ums.ac.id/29736/2/04._BAB_I.pdf
6
Secara etimologi qira’at merupakan kata (masdar) dari kata kerja qara’a (membaca).
Sedangkan secara terminologi ada beberapa definisi yang dikemukakan oleh para ulama
antara lain:
1. Ibnu al-Jazari
Qira’at adalah ilmu yang menyangkut cara-cara mengucapkan kata-kata Al-Qur’an dan
perbedaan-perbedaannya dengan cara menisbahkan kepada penukilnya.
2. Al-Zarqasyi
Qira’at adalah perbedaan cara-cara melafalkan Al-Qur’an, baik mengenai huruf-hurufnya
atau cara pengucapan huruf-huruf tersebut seperti takhfif (meringankan), tasqil
(memberatkan) atau yang lainnya.
3. Al-Shabuni
Qira’at adalah suatu mazhab cara melafalkan Alqur’an yang dianut oleh salah seorang
imam berdasarkan sanad-sanad yang bersambung kepada Rasulullah saw. 3
Dari definisi tersebut walaupun berbeda-beda pendapat, tapi pada hakikatnya mempunyai
makna yang sama, yakni adalah cara melafalkan bacaan Alqur’an yang berasal dari sumber
yang sama yaitu Rasulullah saw.
C. Perbedaan Qira'at
Qira’at sebenarnya telah muncul sejak masa Nabi saw., walaupun pada saat itu qira’at
bukan merupakan suatu disiplin ilmu, karena perbedaan para sahabat melafazkan Al-Qur’an
dapat ditanyakan langsung kepada Nabi saw. Sedangkan Nabi tidak pernah menyalahkan para
sahabat yang berbeda itu, sehingga tidak panatik terhadap lafaz yang digunakan atau yang
pernah didengar Nabi. Asumsi ini dapat diperkuat oleh riwayat-riwayat sebagai berikut:
a. Imam Bukhari dan Muslim meriwayatkan bahwa Umar bin Khattab ra, berkata: “Aku
mendengar Hisyam bin Hakim membaca Al-Qur’an surah al-Furqan, aku mendengar
bacaannya mengandung beberapa huruf yang belum pernah dibacakan oleh
Rasulullah saw. kepadaku, sehingga setelah selesai shalatnya aku bertanya
kepadanya:Siapa yang membacakan ini kepadamu? Ia menjawab Rasulullah yang
membacakan kepadaku! Setelah itu aku mengajaknya untuk menghadap pada
Rasulullah: Aku mendengar laki-laki ini membaca surah al-Furqan dengan beberapa
huruf yang belum pernah Engkau bacakan, sedang Engkau sendiri yang telah
membacakan surah al-Furqan kepadaku! Rasulullah menjawab: Begitulah surah ini
diturunkan”.

3
Rosihan Anwar: 2000
7
b. Imam Muslim dengan sanad dari Ubai bin Kaab berkata: Ketika aku berada di masjid
tiba-tiba masuklah seorang laki-laki untuk shalat dan membaca bacaan yang aku
ingkari, setelah itu masuk lagi laki-laki lain, bacaannya berbeda dengan laki-laki yang
pertama. Setelah kami selesai shalat kami menemui Rasulullah, lalu aku bercerita
tentang hal tersebut, kemudian Rasulullah memerintahkan keduanya untuk membaca,
maka Rasulullah saw. mengatakan kepadaku: “Hai Ubay, sesungguhya aku diutus
membaca Al-Qur’an dengan tujuh huruf".4
Kedua riwayat tersebut membuktikan bahwa lafaz-lafaz Al-Qur’an yang diucapkan oleh
sahabat masing-masing berbeda, kemudian Rasulullah tidak menyalahkan para sahabat dan
memberi jawaban yang sama yaitu Al-Qur’an diturunkan tujuh huruf. Untuk mengetahui
apakah qira’at itu benar atau tidak harus memenuhi tiga syarat yaitu pertama, sesuai dengan
kaedah bahasa Arab kedua, sesuai dengan mushaf Usmani dan ketiga, sanad-sanadnya
shahih. 5
Oleh karena itu apabila suatu qira’at tidak memenuhi salah satu diantara tiga syarat
tersebut, maka qiraat tersebut tidak sah atau lemah. Orang yang pertama kali menyusun
qira’at adalah Abu Ubaidah al-Kasim bin Salam, kemudian setelah itu menyusullah ulama-
ulama lain, namun diantara mereka berbeda dalam menetapkan jumlah syarat-syarat qira’at
yang benar.
Adapun para ulama merangkum beberapa perbedaan cara melafadzkan Al-Qur'an adalah
sebagai berikut :
a. Perbedaan dalam I’rab atau harakat kalimat tanpa perubahan makna dan bentuk
kalimat. Misalnya dapat dilihat dalam Qs. an-Nisa/4: 37 (kata bil-bukhli yang berarti
kikir dapat dibaca fathah pada huruf ba-nya, sehingga dapat dibaca bil-bakhli tanpa
perubahan makna).
b. Perubahan pada I’rab dan harakat, sehingga dapat merubah maknanya.Misalnya
dalam Qs. Saba’/34:19 (Kata baa’id artinya jauhkanlah, yang kedudukannya sebagai
fi’il amr, boleh juga dibaca ba’ada yang kedudukannya menjadi fi’il madhi, sehingga
maknanya berubah “telah jauh”).
c. Perbedaan pada perubahan huruf tanpa perubahan I’rab dan bentuk tulisan, sedang
makna berubah. Misalnya dalam Qs.al-Baqarah/2:259 (Kata nunsyizuha “Kami

4
Muhammad Ali ash-Shabuni: 1988

5
Rosihan Anwar: 2000
8
menyusun kembali” ditulis dengan huruf zay diganti dengan huruf ra’, sehingga
berubah bunyi menjadi nunsyiruha yang berarti “Kami hidupkan kembali”).
d. Perubahan pada kalimat dengan perubahan pada bentuk tulisan, tapi makna tidak
berubah.Misalnya dalam Qs. al-Qari’ah/101: 5 (Kata ka-al-‘ihni “bulu-bulu” kadang
dibaca ka-ash-shufi “bulu-bulu domba”.Perubahan ini berdasarkan ijmak ulama,
namun tidak dibenarkan karena bertentangan dengan mushaf Usmani). 6

6
Rosihan Anwar: 2000
9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pembahasan diatas dapat kami simpulkan bahwa :
Al-Qur’an merupakan kitab suci umat Islam yang berisi firman Allah yang diturunkan
kepada Nabi Muhammad Saw, dengan perantara malaikat Jibril untuk dibaca, dipahami dan
diamalkan sebagai petunjuk atau pedoman hidup bagi umat manusia. Umat Islam percaya
bahwa Al-Qur’an merupakan puncak dan penutup wahyu Allah yang diperuntukkan bagi
manusia, dan bagian dari rukun iman yang disampaikan kepada Nabi Muhammad Saw
melalui perantara Malaikat Jibril. Tujuan utama diturunkan Al-Qur’an adalah untuk
menjadikan pedoman manusia dalam menata kehidupan supaya memperoleh kebahagiaan di
dunia dan akherat.
Secara etimologi qira’at merupakan kata (masdar) dari kata kerja qara’a (membaca).
Sedangkan secara terminologi ada beberapa definisi yang dikemukakan oleh para ulama yang
mana setiap ulama memberikan pendapat yang berbeda tapi pada hakikatnya mempunyai
makna yang sama, yakni adalah cara melafalkan bacaan Alqur’an yang berasal dari sumber
yang sama yaitu Rasulullah saw.
Qira’at sebenarnya telah muncul sejak masa Nabi saw., walaupun pada saat itu qira’at
bukan merupakan suatu disiplin ilmu, karena perbedaan para sahabat melafazkan Al-Qur’an
dapat ditanyakan langsung kepada Nabi saw. Sedangkan Nabi tidak pernah menyalahkan para
sahabat yang berbeda itu, sehingga tidak panatik terhadap lafaz yang digunakan atau yang
pernah didengar Nabi.
10
DAFTAR PUSTAKA

Anwar, Rosihan. Ulumul Qur’an, Bandung: Pustaka Setia, 2000.


As-Shabuni, Muhammad Ali. Studi Ilmu-ilmu al-Qur’an, Bandung: Pustaka Setia, 1991.
Ash-Shiddieqy, Hasbi. Ilmu-ilmu al-Qur’an, Jakarta: Bulan Bintang, 1972.
Syadali, Ahmad. Ulumul Qur’an, Bandung: Pustaka setia, 2000.
https://repository.uinbanten.ac.id/5803/3/Isi%20Buku%20UQ%202020.pdf
https://eprints.ums.ac.id/29736/2/04._BAB_I.pdf

Anda mungkin juga menyukai