Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

PSQQ Al-Quran
Pentingnya Al-Qur'an dalam Perspektif Mahasiswa

Dosen Pengampu: Muhammad Fadil, S. Akun

Oleh :
Dwi Ainur Rosyidah NPM. 221210460131

Ebi Pratama NPM. 221210460132

PUSAT STUDI AL-QURAN DAN QIROATUL KUTUB


PROGRAM STUDI TADRIS BAHASA INDONESIA
FAKULTAS TADRIS UMUM
UNIVERSITAS ISLAM ZAINUL HASAN GENGGON
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke-hadirat tuhan yang maha esa, karena atas
rahmat dan hidayahanya. Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah umtuk
memberikan wawasan mengenai mata kuliah PSQQ AL-Quran, dengan tema
Pentingnya Alqur'an dalam Perspektif Mahasiswa.
Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih yang sebesar besarnya
kepada dosen mata kuliah PSQQ AL-Quran yang telah memberikan tugas
kepada kami. Kami jauh dari sempurna , dan ini merupakan langkah yang baik
dari studi yang sesungguhnya. Oleh karena itu keterbatasan waktu dan
kemampuan kami, maka kritik dan saran yang membangun senantiasa kami
harapkan semoga makalah ini dapat berguna bagi saya pada khususnya dan pihak
lain yg berkepentingan pada umumnya.
Kraksaan, 14 April 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................ii
DAFTAR ISI..................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................1
Latar Belakang.................................................................................................1
Rumusan Masalah............................................................................................1
Tujuan .............................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN................................................................................3
A. Pengertian Al qur'an....................................................................................3
B. Fungsi Al qur'an..........................................................................................4
C. Mahasiswa dalam perspektif filosofi dan al qur'an.....................................7
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN.......................................................9
A. Kesimpulan.................................................................................................9
B. Saran............................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................10

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Al-Qur’an merupakan kitab suci umat Islam yang berisi firman
Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw, dengan perantara
malaikat Jibril untuk dibaca, dipahami dan diamalkan sebagai petunjuk
atau pedoman hidup bagi umat manusia. Umat Islam percaya bahwa Al-
Qur’an merupakan puncak dan penutup wahyu Allah yang diperuntukkan
bagi manusia, dan bagian dari rukun iman yang disampaikan kepada Nabi
Muhammad Saw melalui perantara Malaikat Jibril.
Tujuan utama diturunkan Al-Qur’an adalah untuk menjadikan
pedoman manusia dalam menata kehidupan supaya memperoleh
kebahagiaan di dunia dan akherat. Agar tujuan itu dapat direalisasikan
oleh manusia, maka Al-Qur’an datang dengan petunjuk-petunjuk,
keteranganketerangan dan konsep-konsep, baik yang bersifat global
maupun yang bersifat terinci, yang tersurat maupun tersirat dalam berbagai
persoalan dan bidang kehidupan. Al-Qur’an mengandung pelajaran yang
baik untuk dijadikan penuntun dalam pergaulan antara satu golongan
manusia, antara keluarga dengan sesama, antara murid dengan guru, antara
manusia dengan Tuhan. Bahasa yang digunakan dalam terjemahan Al-
Qur’an tidak seperti bahasa yang digunakan manusia dalam kehidupan
sehari-hari, karena Al Qur’an merupakan wahyu dari Allah Swt yang
diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw. Untuk dapat memahami makna
yang terkandung dalam Al-Qur’an, manusia perlu megkaji lebih dalam.
Terjemahan-terjemahan AlQur’an ada dalam semua bahasa. Terjemahan
Al-Qur’an menjadi keinginan tiap kaum muslim untuk dapat membaca dan
memahami Al-Qur’an dalam bahasa yang asli yaitu bahasa Arab.

B. Rumusan masalah
1. Bagaimana pengertian Al qur'an?
2. Bagaimana fungsi Al qur'an?

iv
3. Bagaimana mahasiswa dalam perspektif Al qur'an?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian al qur'an.
2. Untuk mengetahui fungsi al qur'an.
3. Untuk mengetahui mahasiswa dalam perspektif al qur'an.

v
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Al Qur'an
Al-Qur’an ( ‫ ) القرآن‬berasal dari bahasa Arab dari kata kerja fi’il
yang artinya adalah membaca. Sedangkan menurut Muhammad Ab-dullah
dalam kitabnya, Kaifa Tahfadzul Qur’an, memberi definisi Al-Qur’an
sebagai berikut, AlQur’an adalah Kalam Allah yang diturunkan kepada
Nabi Muhammad melalui perantara Ruuhul Amin (Malaikat Jibril) dan
dinukilkan kepada kita dengan tawatur yang membacanya dinilai sebagai
ibadah, diawali dengan surat Al-Fatihah dan diakhiri dengan surat An-
Naas,
Dari definisi di atas, maka Kalam Allah yang diturunkan kepada
selain Nabi Muhammad SAW seperti: Taurat, Zabur, Injil, dan shuhuf
Ibrohim tidak dinamakan Al-Qur’an. Demikian halnya dengan firman
Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW akan tetapi tidak
dimasukkan ke dalam mushhaf, juga tidak dinamakan Al-Qur’an, tapi
disebut Hadits Qudsi.
Al-quran menurut terminologi yaitu firman Allah yang
mengandung mukjizat yang diturunkan kepada nabi Muhammad
shallallahu alaihi wasallam dengan perantara malaikat jibril yang tertulis di
dalam mushab yang disampaikan kepada kita secara mutawatir, dan yang
membacanya dianggap ibadah dimulai dari surat al-fatihah serta diakhiri
dengan surat an- nas.
Al Qur'an secara bahasa artinya bacaan yang sempurna ini
merupakan pilihan Allah yang benar-benar sempurna karena tiada satupun
ayat semenjak manusia mengenal tulisan baca atau baca tulis tulis baca
bisa menandingi al-quran yang sangat mulia terdapat bacaan Alquran yang
bisa dibaca ratusan juta orang tidak mengerti atau tidak dapat lulus
Asalnya dan dihafal oleh orang dewasa remaja dan anak-anak itu
menupakan definisi Al Qur'an.

vi
B. Fungsi Al-Qur‘an Dilihat dari Kedudukannya
Selain dilihat dari namanya, fungsi Alquran juga bisa dilihat dari
kedudukannya dalam konteks sejarah Alkitab. Seperti yang kita ketahui
bersama, Al Quran merupakan kitab suci terakhir yang diturunkan oleh
Allah SWT kepada Nabi dan utusannya. Itu diturunkan kepada Nabi
Muhammad SAW yang merupakan nabi terakhir, penutup para nabi dan
rasul. Tidak ada lagi tulisan setelah itu.
Al-Quran juga berfungsi sebagai sarana ibadah untuk mendekatkan
diri kepada Allah SWT dengan membacanya dan mencatat pesan-pesan di
dalamnya. Oleh karena itu, fungsi Al-Qur’an bagi manusia adalah sebagai
berikut: 
1. Petunjuk bagi manusia
Fungsi utama Al Quran adalah untuk membimbing
manusia. Diketahui, fungsi utama kitab suci dalam setiap agama
dan kepercayaan merupakan pedoman bagi pemeluknya. Demikian
pula, Al-Qur’an adalah pedoman bagi umat Islam. Meski begitu,
Alquran menyatakan bahwa itu bukan hanya panduan bagi umat
Islam, tetapi bagi umat manusia secara umum. Misi Al-Qur’an
tidak dapat dipisahkan dari misi Nabi Muhammad SAW yang
diutus kepada seluruh umat manusia. Hal ini ditegaskan oleh Allah
SWT dalam firman-Nya, di antaranya sebagai berikut: 
Bulan Ramadhan adalah bulan yang di dalamnya
diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia
dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda
(antara yang hak dan yang bathil). (Q.S. al-Baqarah: 185)
Ketika dikatakan bahwa Alquran adalah pedoman bagi
manusia, ayat ini masih dalam taraf gagasan dan harapan, belum
terealisasi. Instruksi di dalam pemahaman ini masih bisa diterima
atau ditolak oleh mereka yang menjadi sasaran ajakan. Namun,
ketika Al Quran seharusnya menjadi pedoman bagi mereka yang
beriman atau takwa, petunjuk di sini menunjukkan kebenaran itu
terjadi. Petunjuk di sini berarti taufik yang diberikan oleh Allah

vii
bagi mereka yang percaya karena mereka terbuka untuk menerima
kebenaran Al Quran. 
2. Penyempurna kitab-kitab sebelumnya
Al-Quran juga berperan sebagai penyempurna kitab-kitab
sebelumnya. Fungsi ini hadir karena Al Quran merupakan kitab
suci terakhir yang diturunkan oleh Allah SWT berpindah kepada
para rasul dan nabi-Nya. Sebagai kitab suci terakhir, Al Quran
menyelesaikan tugas menyelesaikan kitab suci sebelumnya. Logika
di belakang fungsi ini setidaknya dapat dijelaskan dengan dua
alasan. Pertama, kitab-kitab suci terdahulu telah diungkapkan
untuk ras tertentu dan untuk waktu yang terbatas. Kedua, dalam
perkembangan sejarah, kitab-kitab suci terdahulu tidak bisa
dihindarkan dari perubahan dan penyimpangan.
Terkait fungsi al-Qur‘an sebagai penyempurna kitab-kitab
suci sebelumnya, ada tiga rincian tugas.
Pertama, Al-Quran membenarkan kitab suci yang
diturunkan sebelumnya. Alquran hadir agar tidak menyangkal
keberadaan kitab suci sebelumnya. Padahal, dalam doktrin Islam,
seorang Muslim diharuskan beriman adanya kitab-kitab yang
diturunkan Allah kepada para nabi sebelum Nabi Muhammad,
seperti yang terdapat pada ayat berikut:
Dan (di antara ciri orang yang bertakwa adalah) mereka
yang beriman kepada Kitab (Al Quran) yang telah diturunkan
kepadamu dan kitab-kitab yang telah diturunkan sebelummu, serta
mereka yakin akan adanya (kehidupan) akhirat. (Q.S. al-Baqarah:
4).
Kedua, Al-Quran meluruskan hal-hal yang telah terdistorsi
oleh ajaran kitab-kitab sebelumnya. Memang kitab-kitab sebelum
al-Qur’an sepanjang sejarah tidak luput dari penyimpangan,
modifikasi, penggantian, penambahan, atau pengurangan, sehingga
perlu upaya pemurnian. Kitab-kitab suci terdahulu seperti Taurat,

viii
Zabur dan Injil yang ada saat ini tidak bisa disebut asli atau identik
dengan yang diturunkan kepada para nabi di masa lalu.
Dengan demikian, Alquran muncul sebagai batu uji
dibandingkan dengan buku-buku sebelumnya. Al-Quran
bertanggung jawab untuk mengoreksi hal-hal yang telah
menyimpang dari ajaran kitab-kitab tersebut. Koreksi dapat
melibatkan masalah iman, hukum, peristiwa masa lalu, dan banyak
lagi. Di antara contoh Al-Qur’an mengoreksi apa yang telah
menyimpang dari ajaran kitab sebelumnya adalah Al-Qur’an
mengoreksi iman orang nasrani, menyembah nabi Isa dan percaya
pada Trinitas.
Ketiga, Al-Quran berperan sebagai pengganti kitab-kitab
suci sebelumnya. Seperti yang telah dijelaskan di atas, kitab-kitab
terdahulu telah mengalami perubahan, dan penyimpangan,
sehingga sulit untuk disebut asli sebagaimana ketika diturunkan
kepada para nabi atau rasul yang membawanya. Oleh karena itu, Al
Quran hadir sebagai solusi dan alternatif bagi mereka.
Sebagai kitab suci tertinggi, Al-Qur'an adalah petunjuk
yang sempurna tanpa diragukan lagi. Dilihat dari berbagai sudut,
Al-Qur'an memiliki kelebihan yang tidak dapat ditandingi oleh
kitab-kitab sebelumnya, baik orisinalitasnya, kesempurnaannya,
maupun kekuatannya sebagai mukjizat. Oleh karena itu, tidak ada
alasan bagi orang beriman untuk tidak menggunakan Al-Qur'an
sebagai pedoman, sebagaimana Al-Qur'an juga mengajak para
pencari kebenaran untuk menempatkan dirinya di dalam Al-Qur'an,
seperti Al-Qur'an sebagai seruan Al-Qur'an kepada Ahli Kitab
tersebut sebagai berikut:
Hai Ahli Kitab, sesungguhnya telah datang kepadamu
Rasul Kami, menjelaskan kepadamu banyak dari isi Al Kitab yang
kamu sembunyikan, dan banyak (pula yang) dibiarkannya.
Sesungguhnya telah datang kepadamu cahaya dari Allah, dan Kitab

ix
yang menerangkan. (Q.S. al-Maidah: 15)

3. Sumber pokok agama Islam


Sebagaimana diketahui, ada tiga sumber Islam, yaitu:
AlQuran, Sunnah dan Ijtihad. Al Quran adalah firman Allah yang
diturunkan kepada nabi Muhammad. Sunnah adalah kata-kata,
tindakan, dan keputusan Nabi Muhammad. Sedangkan ijtihad
adalah usaha yang serius untuk dilakukan ulama mujtahid
menyimpulkan bahwa hukum agama selalu mengacu pada Al-
Qur'an dan As-Sunnah. Ada dua bentuk ijtihad yang disepakati
olehulama, yaitu Ijma' (kesepakatan umat setelah wafatnya Nabi)
dan Qiyas (analogj).
Al Quran adalah sumber utama dari semua ajaran Islam.
Yusuf al-Qardlawi mengatakan bahwa Quran adalah dasar Islam
dan jiwanya. Dari Al-Qur’an memperoleh ajaran tentang iman
(aqida), ibadah, etika dan prinsip-prinsip hukum dan Syariah.
Secara umum, Alquran adalah sumber ajaran Islam dapat dirinci
sebagai berikut: sumber pokok aqidah, sumber pokok syariah, dan
sumber pokok akhlak.

C. Mahasiswa dalam Perspektif Filosofis dan Al-Qur’an


Mahasiswa dan hubungannya dengan perubahan sosial pada
masyarakat di bentuknya yang paling ideal adalah kebangkitan kesadaran
diri masyarakat sebagai subyek. Dengan kesadaran sebagai subjek, siswa
dan masyarakat dapat memainkan tindakan pembebasan mereka sendiri.
Sense of community ini pada akhirnya membentuk kesadaran sosial,
dimana kesadaran dibangun atas dasar kesamaan hubungan antar subjek,
yang kemudian dapat berperan dalam rekonstruksi tatanan sosial baru
yang lebih demokratis. Tatanan sosial demokrasi adalah kondisi yang
menguntungkan bagi humanisme dan pembebasan. Pembentukan
pandangan ini akan memiliki hegemoni sangat represif ketika politik yang

x
bekerjasama dengan dimensi lain menjadi alat legitimasi politik para
penindas yang keputusan dan legitimasinya tidak dapat ditentang.
Dari uraian di atas dapat dinyatakan bahwa, menurut al-Quran,
pada hakikatnya perubahan sosial adalah perubahan atau transformasi
kesadaran. Kesadaran ini termasuk dalam kata ma bi anfusihim ( yang
terdapat pada Q. S. al-Ra’d [13]: 11. Transformasi kesadaran yang
dimaksud adalah kesadaran untuk mencerahkan, membebaskan diri atau
jiwa dari kebodohan, penindasan dan dari segala bentuk simbol-simbol
zhulumat (kegelapan dan kezaliman), menuju nur (sinar yang terang,
cerah). Hal ini dapat dilihat pada firman Allah dalam Q.S. al-Ma`idah [5]:
16 yang berbunyi:
ِ ‫ت اِلَى النُّوْ ِر بِا ِ ْذنِ ٖه َويَ ْه ِد ْي ِه ْم اِ ٰلى‬
َ‫تَقِي ٍْم‬V ‫ص َرا ٍط ُّم ْس‬ ُّ َ‫ْه ِديْ بِ ِه هّٰللا ُ َم ِن اتَّبَ َع ِرضْ َوانَهٗ ُسبُ َل الس َّٰل ِم َوي ُْخ ِر ُجهُ ْم ِّمن‬
ِ ٰ‫الظلُم‬
)١٦(
Dengan kitab Itulah Allah menunjuki orang-orang yang mengikuti
keredhaan-Nya ke jalan keselamatan, dan (dengan kitab itu pula) Allah
mengeluarkan orang-orang itu dari gelap gulita kepada cahaya yang terang
benderang dengan seizin-Nya, dan menunjuki mereka ke jalan yang lurus.
Agen perubahan adalah seseorang atau kelompok orang yang
mendapatkan kepercayaan sebagai pemimpin dalam satu atau lebih
institusi sosial. Pencipta dan Motivator merupakan agen perubahan dalam
masyarakat. Agen perubahan sosial ini memainkan peran penting dalam
perubahan sosial terencana, perhatikan bahwa perubahan sosial yang
dimaksud masih di bawah kontrol agen perubahan. Oleh karena itulah
mahasiswa dianggap memiliki posisi yang strategis sebagai the Agent of
change sebab dalam diri mahasiswa selain sebagai pemuda, mahasiswa
juga memiliki kualitas intelektual yang tinggi atau yang sering disebut
sebagai kelompok intelektual.

xi
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Al-Qur’an ( ‫ ) القرآن‬berasal dari bahasa Arab dari kata kerja fi’il
yang artinya adalah membaca.AlQur’an adalah Kalam Allah yang
diturunkan kepada Nabi Muhammad melalui perantara Ruuhul Amin
(Malaikat Jibril) dan dinukilkan kepada kita dengan tawatur yang
membacanya dinilai sebagai ibadah, diawali dengan surat Al-Fatihah dan
diakhiri dengan surat An-Naas, Fungsi al qur'an di antaranya:
1. Sebagai petunjuk bagi manusia
2. Penyempurna kitab-kitab sebelumnya
3. Sumber pokok agama islam.

B. Saran
Demikianlah makalah ini kami susun, semoga makalah bermanfaat
bagi para pembaca. Dalam penulisan ini kami sadar masih memiliki
banyak kekurangan, saran dan kritik sangatlah kami harapkan untuk
menyempurnakan makalah inI.

xii
DAFTAR PUSTAKA

Al-Quranul Karim
Fikri, Hamdani Khaeru. MAHASISWA DAN TRANSFORMASI SOSIAL
PERSPEKTIF FILOSOFIS DAN AL QUR’AN. Jurnal Manajemen
Dakwah Volume 3, Nomor 2 Desember 2022 E – ISSN.
Santoso, S. A. (2020). Pengaruh Hafalan Ayat AL-Qur’an terhadap Prestasi
Belajar Siswa Mata PelajaranAl-Qur’an Hadits Di Madrasah Ibtidaiyah
Al-Azhar Serabi Barat Bangkalan. Jurnal Pendidikan Islam, 6(2), 155-190.
Syukran, Agus Salim. FUNGSI AL-QUR’AN BAGI MANUSIA. Al-I‘jaz :
Volume 1, Nomor 1, Juni 2019

xiii

Anda mungkin juga menyukai