Kelompok 2 :
1. Makhrus Nanda Putra (22040260
2. Refa Lenawati (2204026
3. Alimi Sukma Dewi (2204026086)
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini
yang berjudul “kronologi pewahyuan Al qur’an” ini dengan tepat waktu.
Dan Adapun tujuan dari penulisan makalah ini yaitu dibuat guna memenuhi
tugas dosen dari mata kuliah Tarikhul Quran. Selain itu juga, makalah ini di buat
untuk menambah wawasan dan pengetahuan bagi para pembaca dan juga
penulisnya.
Kami mengucapkan terimakasih kepada bapak moh makmun selaku dosen
mata kuliah Tarikhul qur’an yang telah memberikan tugas ini kepada kami,
sehingga kami dapat menambah wawasan dan pengetahuan sesuai dengan bidang
studi yang kami tekuni.
Kami sangat menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna. Maka
dari itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca
sekalian, untuk kesempurnaan makalah ini.
ii
DAFTAR IS
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Al Qur’an adalah kitab suci umat islam yang berfungsi sebagai petunjuk
umat manusia dalam mengarahkan kehidupannya. Al Quran merupakan wahyu
Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw melalui perantara malaikat
Jibril yang pertama kali turun di gua hira pada tanggal 17 bulan Ramadhan.
Karena Al Quran sebagai petunjuk hidup kita, kita harus mempelajari isi
kandungannya agar kita bisa mengetahui apa yang harus kita amalkan dalam
hidup ini.
Al Quran saat ini sudah mengalami modifikasi, mulai dari adanya harokat
dan adanya perbedaan qiroah saat membaca Al Quran. Kita sebagai umat islam
sebaiknya mengetahui bagaimana perkembangan Al Quran itu dan mengetahui
asal usul Al Quran mulai dari pewahyuan hingga saat ini Al Quran yang biasanya
kita baca. Pada pembahasan ini kami akan memaparkan tentang bagaimana
pewahyuan Al Quran.
B. Rumusan Masalah
1) Apa itu wahyu dan Al Qur’an?
2) Apa pengertian turunnya Al Qur’an?
3) Bagaimana prosesi turunnya Al Qur’an?
4) Apa perbedaan Inzal dan Tanzil?
C. Tujuan Pembahasan
1) Untuk mengetahui pengertian wahyu dan Al Qur’an
2) Untuk mengetahui pengertian turunnya Al Qur’an
3) Untuk mengetahui bagaimana prosesi turunnya Al Qur’an
4) Untuk mengetahui perbedaan Inzal dan Tanzil
1
BAB 2
PEMBAHASAN
A. Wahyu dan Al Qur’an
Kata “wahyu” merupakan bentuk Masdar dari kata “waha-yuha-wahyu”
yang secara bahasa berarti sesuatu yang tersembunyi dan cepat. Maksudnya
pemberitahuan kepada Nabi tentang sesuatu secra tersembunyi dan cepat dan
bersifat khusus bagi dia sendiri dan tersembunyi bagi yang lainnya1 .
Wahyu adalah komunikasi pesan Allah SWT kepada Para Nabi termasuk
Nabi Muhammad SAW yang terkadang berupa perintah atau berupa suatu anjuran
untuk mengikutinya. Dalam arti mematuhi perintahnya dan menjauhi segala
larangannya2.
Pendapat umum umat islam mengenai wahyu adalah bahwa wahyu
merupakan inisiatif dari Allah yang mengungkapkan kehendakNya kepada
manusia melalui para nabi yang dipilih. Umat islam percaya kepada Para Nabi,
termasuk nabi Muhammad yang dianggap sebagai penerima wahyu ilahi terakhir.
Umat islam juga percaya bahwa Nabi Muhammad telah dipilih sebagai utusan
Allah namun bukan perwujudan Tuhan3.
Berdasarkan pengertian Wahyu, maka tampak jelas bahwa Al Quran adalah
wahyu Allah SWT, baik dari sisi lafal maupun maknanya. Kaum muslimin
terutama para ahli ahli ilmu Al Quran telah sepakat dalam mengakui dan meyakini
kewahyuan Al Quran, baik lafal maupun maknanya meskipun berbeda beda
tentang tafsirdan penafsirannya terkait dengan beberapa ayat atau kalimat
tertentu4.
Wahyu Al Quran adalah salah satu momen paling fundamental dalam
sejarah. Jadi, karena Al Qur’an diturunkan Sebagian, tidak semua orang yang
hidup pada masa Nabi bisa mendengar semuanya. Akibatnya, wahyu Al Quran
membentengi dan menenangkan hati Nabi sampai Allah menyempurnakan
imannya dan memenuhi nikmatnya5.
2
sebab Al Quran tidaklah berbentuk fisik atau materi. Tetapi pengertian nuzulul
Quran yang dimaksud adalah pengertian majazi, yaitu penyampaian Informasi
(wahyu) kepada Nabi Muhammad SAW dari alam ghaib ke alam nyata malalui
perantara malaikat Jibril AS6.
Berikut penjelasan kata nuzul:
Menurut ibn faris, kata nuzul berarti hubuth syay wa wuqu’uh yang
artinya yaitu turun dan jatuhnya sesuatu7.
Menurut aal Raghib al isfahaniy, kata nuzul berarti meluncur dari
atas ke bawah8.
Menurut al zarqoni, kata nuzul berarti perpindahan sesuatu dari atas
ke bawah9.
Menurut syeikh abd Wahab Abd Al majid GHazlan didalam Al
bayan fi mabahith “ulum Al Quran, bahwa yang dimaksud dengan
nuzul adalah turunnya sesuatu dari tempat tinggi ke tempat rendah,
dan sesuatu itu tidak lain adalah Al Quran10.
Menurut Dr Ahmad al sayyid al kumi dan Dr Muhammad ahmad
yusuf qasim dalam buku yang mereka tulis, nuzul adalah turun
secara berangsur angsur dan kadang sekaligus11.
Berdasarkan hal ini maka nuzul Al Quran adalah penyampaian ataua penetapan
atau turunnya Al Quran,baik ke lauhul mahfuz, ke bait al izzah, maupun kepada
Rasulullah12.
As sya’bi menyebutkan bahwa Al Quran mula mula turun pertama kalinya
pada malam lailatul qadr di bulan Ramadhan. Kemudian setelah itu, turunnya
berlanjut secara berangsur angsur sesuai dengan kejadian dan peristiwa selama
kurang lebih 23 tahun13, pendapat ini didasarkan pada firman Allah SWT dalam
surah al Qadr ayat 1:
اناانزلناه في ليلة القدر
“sesungguhnya kami menurunkan Al Quran pada suatu malam lailatul
qadr”
Ayat dia atas menjelaskan tentang permulaan turunnya Al Quran, yaitu pada
malam mubarokah atau dinamai juga lailatul qadr yakni salah satu malam pada
bulan Ramadhan14. Ibnu Abbas dan sejumlah ulama lainnya yang dapat dipercaya
menyebutkan bahwa yang dimaksud turunnya Al Quran dari ayat di atas adalah
turunnya Al Quran sekaligus ke Baitul izzah di langit dunia, agar para malaikat
6
Syaiful Arif, op.cit, hal 11
7
Muhimmatin alfafa, loc.cit.
8
Ibid.
9
Ibid.
10
Ibid.
11
Ibid.
12
Ibid.
13
Muhammad Yasir, op.cit, hal 52.
14
Ibid, hal 53.
3
menghormati kebesarannya. Kemudian setelah itu Al Quran diturunkan kepada
Rasul secara bertahap selama 23 tahun sesuai dengan peristiwa dan kejadian
kejadian sejak Nabi di utus sampai beliau wafat15.
Muhammad Abdul Azhim Al-Zarqani mentakwilkan kata nuzul dengan kata
i'lam (seperti yang dikutip oleh Rifat Syauqi Nawawi dan M. Ali Hasan),
alasannya; pertama, mentak wilkan kata nuzul dengan I’lam berarti kembali pada
apa yang telah diketahui dan dipahami dari yang diacunya, kedua, yang dimaksud
dengan adanya Al- Quran di Lauh al-mahfuzh, Baitul Izzah dan dalam hati Nabi
SAW. juga berarti bahwa Al-Quran telah di i'lamkan oleh Allah pada masing-
masing tempat tersebut sebagai petunjuk bagi manusia untuk mencapai kebenaran,
ketiga, mentakwilkan kata nuzul dengan i'lam hanyalah tertuju pada Al-Quran
semata dengan semua segi dan aspeknya16.
C. Prosesi pewahyuan Al Quran
Perbedaan kitab Al Qur'an dipandang dari aspek proses penurunannya
sangat jauh berbeda dengan kitab-kitab wahyu lainnya. Sehingga karena alasan
perbedaan tersebut, sikap meragukan sumber munculnya teks wajar ketika
dipertanyakan oleh orang-orang kafir17. Dalam Al Qur'an Allah mengabadikan
pertanyaan mereka:
1) Pendapat Ibnu Abbas dan sejumlah ulama, bahwa yang dimaksud dengan
tur unnya Al Qur'an ialah turunnya Al Qur'an secara sekaligus ke Baitul 'Izzah di
langit dunia untuk menunjukkan kepada para malaikatnya bahwa betapa besar
masalah ini, selanjutnya Al Qur'an diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW.
secara bertahap selama dua puluh tiga tahun sesuai dengan peristiwa- peristiwa
yang mengiringinya sejak beliau diutus sampai wafatnya. Pendapat ini didasarkan
pada riwayat-riwayat dari Ibnu Abbas. Antara lain: "Al Qur'an diturunkan
sekaligus ke langit dunia pada lailah al-qadr. Kemudian setelah itu, ia diturunkan
selama dua puluh tahun." "Al Qur'an itu dipisahkan dari al-zikr, lalu diletakkan di
Baitul 'Izzah di langit dunia. Maka Jibril mulai menurunkannya kepada Nabi
15
Ibid, hal 54.
16
Muhammad Yunan, “nuzulul quran dan asbabun nuzul” (Al Mutsfa: jurnal ilmu ilmu keislaman
dan kemasyarakatan, Juni 2020) Vol 2, No 1, hal 59.
17
Syaiful Arif, op.cit, hal 12.
4
SAW. " "Al Qur'an diturunkan pada lailah al-qadr pada bulan Ramadhan ke langit
dunia sekaligus, lalu ia diturunkan secara berangsur-angsur."18
18
Ibid.
19
Ibid.
20
Ibid, hal 13
21
Ibid.
22
Ibid.
5
إنا أن َز ْلنَاهُ فِي لَ ْيلَ ِة ْالقَ ْد ِر
Tersaji dua jenis metode penyampaian wahyu dari malaikat Jibril kepada
Nabi Muhammad SAW. Malaikat Jibril awalnya menampakkan diri kepada Nabi
Muhammad dengan menyamar sebagai lonceng yang menggelegar., cara
penyampaian wahyu ini dirasa berat oleh nabi Muhammad, ketika suara itu datang
maka mempengaruhi kesadaran nabi, sehingga ia mempersiapkan sekuat tenaga
untuk bisa menerima serta menghapal dan memahami Wahyu yang disampaikan
oleh malaikat Jibril kepadanya24.
Cara yang kedua adalah cara yang lebih ringan untuk diterima oleh nabi,
yaitu malaikat Jibril mendatanginya menjelma sebagai seorang laki- laki, nabi
sangat senang ketika mendengar wahyu yang disampaikan oleh malaikat Jibril
kepadanya25.
6
statusnya dari malaikat yang menjelma sebagai manusia menjadi malaikat yang
menjelma sebagai manusia. Menurut Ibnu Khaldun, komunikasi antara kedua
belah pihak terjadi sebagai akibat Nabi melepaskan kodrat fisik manusianya dan
bergabung atau berhadapan dengan malaikat yang bersifat spiritual. Lalu ada
proses di mana kedua malaikat itu mengubah bentuk primordial mereka menjadi
inkarnasi manusia26.
26
Ibid.
27
http://anisahnov.blogspot.com/2017/12/konsep-inzal-dan-tanzil-dalam-pewahyuan.html?m=1
(diakses tanggal 4 maret 2023.)
28
Ibid.
29
Ibid.
7
Berdasarkan pemaparan diatas, konsep inzal dan tanzil dalam proses
pewahyuan menurut Syahrur diawali dengan proses inzal dan al ja’al yang terjadi
secara sekaligus dan bersamaan. kemudian proses tanzil al Qur’an terjadi secara
bertahap dengan rentang waktu yang panjang. Memang tidak banyak perbedaan
antara pemikiran Syahrur dengan ulama-ulama terdahulu. Namun, rumusan yang
dihasilkan oleh Syahrur dinilai berbeda berdasarkan perbedaan faktor situasi dan
kondisi yang mereka alami serta metode yang digunakan Syahrur dalam
menganalisis kedua term tersebut30.
30
Ibid.
8
E. Hikmah nuzulul Quran secara sekaligus dan berangsur
Hikmah secara sekaligus
Ulama menyebutkan bahwa hikmah Quran turun secara sekaligus dari lauh
al Mahfuz ke sama’ ad Dunya sebagai ungkapan rasa keagungan zat yang
akan diturunkan itu, dan kemuliaannya. Karena merupakan kitabyang
terakhor turun ke muka bumi31.
Hikmah secara berangsur angsur
1) Memperbaharui wahyu
2) Memudahkan bagi nabi untuk menghafal dan memahaminya
3) Pembaharuan dakwah bagi kaum musyrikin
4) Untuk mengcounter tuduhan musyrikin dan propaganda pembangkang
5) Menentramkan hati nabi bahwa Allah selalu bersamanya
6) Menjawab problematic masyarakat
7) Mengetahui nasikh dan mansukh32
31
Dr Zainal Arifin, “pengantar ulumul quran”(Medan: Duta Azhar, Agustus 2018), hal 17.
32
Ibid.
33
Muhimmatin alfafa, op.cit, hal 6.
9
ي هَ” َذا ْالقُ””رْ آنُ َألن” ِذ َر ُك ْم بِ” ِه َو َم ْن بَل””غ انتكم أن أي شي ٍء أك””بر ش””هادة ق””ل هللا ش””هيد بي””ني وبَ ْينَ ُك ْم َوُأ ِ
وح َي ِإلَ َّ
للتهدون أن مع هللا الهه ُأ ْخ َرى َأن ال َأ ْشهَ ُد قُلْ إنَّ َما هُ َو إله واحد والتي برية منا لشركون
34
Ibid.
10
DAFTAR PUSTAKA
Firdaus, M. Y., Khaerani, I. F. S. R., & Salsabila, H. Diskursus Al-Qur’an dan Prosesi
Pewahyuan. Madania: Jurnal Ilmu-Ilmu Keislaman, 12(1), 1-6.
Bibliograpy
Jakarta, F. U. (2022). ULUMUL QURAN UNTUK PEMULA. (S. Arief, Ed.) Jakarta selatan.
Muhammad Yasir S.TH.I, M. d. (2016). STUDI AL- QUR'AN. (S. M. Jani Arni, Ed.)
Pekanbaru, RIAU.
saeed, A. (2016). Pengantar Studi AL- QUR'AN. (M. PRABOWO, Ed.) YOGYAKARTA.
11