Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH ULUMUL QUR’AN

Disusun untuk memenuhi tugas


Mata kuliah: Ulumul Qur’an
Dosen Pengampu: Hanik Rosyida M.Ag

Nama Anggota Kelompok:


1. Relita puspa jelita (23040260158)
2. Wildanussholihin (23040260159)
3. Fawaz mudzakir (23040260160)

ILMU AL QUR’AN DAN TAFSIR


FAKULTAS USHULUDDIN DAN HUMANIORA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG
2023/2024
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Turunnya Al Qur’an ialah peristiwa besar yang sekaligus
merupakan pernyataam kedudukan Al Qur’an itu sendiri bagi langit dan
penghuni bumi yang mana penyampaian wahyu dengan perantara
Malaikat Jibril as. kepada Nabi akhir zaman berdasarkan peristiwa-
peristiwa dan kejadian-kejadian.
Turunnya Al Qur’an yang pertama kali pada malam lailatul qodar
merupakan pemberitahuan kepada alam tingkat tinggi (samawi) yang
dihuni oleh para malaikat tentang kemuliaan umat nabi Muhammad saw.
sedangkan turunnya Al Qur’an yang kedua kali secara bertahap berbeda
dengan kitab-kitab yang turun sebelumnya.
Al Qur’an diturunkan oleh Allah awt. Kepada Nabi Muhammad
saw. adalah dengan perantara malaikat Jibril, dan caranya tidak sekali
turun, tapi berangsur-angsur dari se-ayat, dua ayat dan tenpo-tenpo
sampai sepuluh ayat. Bahkan kadang-kadang diturunkan hanya tiga
perkataan, kadang-kadang hanya setengah ayat dan demikian selanjutnya,
menurut kepentingannya sebagaimana yang dikehendaki oleh Allah.
Lantas apa hikmah dan manfaat? Dalam makalah ini kita akan
membahas tentang apa itu nuzulul Qur’an , mengapa Al Qur’an
diturunkan secara bertahap, apa hikmah dari diturunnya Al Qur’an secara
berangsur-angsur agar tidak hanya mengerti proses turunnya saja. Dan
kita juga akan membahas tentang manfaat turunnya Al Qur’an secara
bertahap dalam Pendidikan dan pengajaran.
B. Rumusan Masalah
1. Pengertian Nuzulul Qur’an secara bahasa dan istilah
2. Turunnya Al Qur’an secara sekaligus dan bertahap (inzal dan
tanzil)
3. Hikmah turunnya Al Qur’an secara bertahap
4. Manfaat penurunan Al Qur’an secara bertahap dalam Pendidikan
dan pengajaran
C. Tujuan
1. Mengetahui arti dari nuzulul Qur’an dari segi bahasa dan istilah
2. Memberi gambaran tentang turunnya Al Qur’an secara sekaligus
dan bertahap
3. Mengerti hikmah dari turunnya Al Qur’an secara bertahap
4. Mengetahui manfaat penurunan Al Qur’an secara bertahap dalam
Pendidikan dan pengajaran
BAB II
PEMBAHASAN

1. Pengertian Nuzulul Qur’an


Kata Nuzulul Qur’an berasal dari dua suku kata, yaitu Nuzul dan Al
Qur’an. Secara harfiah, arti kata Nuzul adalah menurunkan sesuatu dari
tempat tinggi ke rendah. Sementaara kata Al-Qur’an yaitu firman Allah
swt. yang telah diturunkan oleh Malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad
saw dan membacanya adalah ibadah. Apabila kedua kata tersebut
disambungkan, maka arti Nuzulul Qur’an adalah proses turunnya Al
Qur’an dari tempat yang tinggi ke muka bumi. Dalam artian, Nuzulu
Qur’an merupakan peristiwa turunnya Al Qur’an dari Allah Swt. yang
diturunkan kepada Nabi Muhammad saw. melalui perantara malaikat
Jibril.
Peristiwa Nuzulul Qur’an dapat diartikan sebagai penyampaian
informasi atau wahyu dari Allah Swt. sebagai petunjuk bagi umat
manusia untuk mencapai kebenaran. Pada malam turunnya Al Qur’an
dipercaya bahwa malaikat diutus oleh Allah Swt. untuk turun kebumi,
mereka diperintahkan untuk memberikan doa kepada setiap orang yang
beribadah.
Maka dari itu, dianjurkan bagi umat islam pada malam Nuzulul
Qur’an untuk memperbanyak ibadah dengan beriktikaf dimasjid, tadarus
Al Qur’an, memperbanyak sedekah, sholat tarawih dan witir,
memperbanyak dzikir, serta memperbaiki sikap agar bisa mendapatkan
berkah dimalam Nuzulul Qur’an
2. Turunnya Al Qur’an Secara Sekaligus Dan Bertahap (Inzal Dan
Tanzil)

Dalam perspektif ilmu Alquran kata al-Inzal umumnya diartikan proses


dengan penurunan Alquran oleh Allah SWT ke langit dunia secara sekaligus.
Sedangkan, kata altanzil diartikan turunnya Alquran berangsur-angsur kepada
Nabi Muhammad SAW. Termasuk yang berpendapat seperti ini ialah ar-Raghib
al-Ishfahani.

Dia mendasarkan pendapatnya pada hadis Nabi yang disampaikan


Abdullah bin Abbas, “Allah menurunkan Alquran sekaligus ke langit dunia,
tempat turunnya secara berangsur-angsur. Lalu, Dia menurunkannya kepada
Rasul-Nya SAW bagian demi bagian.” (HR al-Hakim dan al-Baihaqi)

Dalam redaksi lain Ibnu Abbas mengatakan, “Alquran diturunkan


pada malam Lailatul Qadar pada bulan Ramadhan ke langit dunia sekaligus, lalu
Dia menurunkan secara berangsur-angsur.” (HR at-Thabrani)

Turunnya Alquran sekaligus dari Allah ke Lauh al-Mahfuz atau


kepada Jibril bisa dimaklumi karena keduanya tidak memerlukan dimensi
waktu. Berbeda ketika Alquran diteruskan kepada Muhammad SAW,
dilakukan dengan proses berangsur-angsur karena Rasul terikat dengan dimensi
ruang dan waktu.

Seperti diketahui bahwa Alquran tidak diturunkan di dalam ruang


kosong yang hampa budaya, tetapi turun di dalam suatu konteks masyarakat
yang plural. Karena itu, Alquran membutuhkan waktu selama 23 tahun dalam
dua periode yang lebih dikenal dengan periode Makkah dan Madinah.

Di antara hikmah turunnya Alquran berangsur-angsur kepada Nabi,


menurut mayoritas ulama, ialah pertama, untuk menguatkan dan meneguhkan
hati Nabi dalam rangka menyampaikan dakwahnya untuk menghadapi celaan
orang-orang musyrik.

Sebagaimana firman Allah,

‫َو َقاَل اَّلِذ ْيَن َكَفُرْو ا َلْو اَل ُنِّز َل َع َلْيِه اْلُقْر ٰا ُن ُج ْم َلًة َّواِح َد ًةۛ َك ٰذ ِلَكۛ ِلُنَثِّبَت ِبٖه ُفَؤاَد َك ًل َو َر َّتْلٰن ُه َتْر ِتْيا‬

“Berkatalah orang-orang kafir, ‘Mengapa Alquran itu tidak diturunkan


kepadanya sekali turun saja?’ Demikianlah supaya Kami perkuat hatimu
dengannya dan Kami membacakannya secara tartil (teratur dan benar).” (QS al-
Furqan [25]:32).
Kedua, untuk memudahkan hafalan dan pemahaman karena
Alquran diturunkan di tengah-tengah umat yang tidak pandai membaca dan
menulis (ummi), sebagaimana diisyaratkan dalam Alquran,

‫َو َلَقْد َيَّسْر َنا ٱْلُقْر َء اَن ِللِّذْك ِر َفَهْل ِم ن ُّم َّد ِكٍر‬
“Dan sesungguhnya telah Kami mudahkan Alquran untuk pelajaran maka
adakah orang yang mengambil pelajaran?” (QS al-Qamar [54]:17).

Ketiga, sebagai pendidikan dan iktibar bagi umat Islam bahwa Allah
pun menggunakan waktu yang relatif lama (23 tahun) dalam menurunkan
Alquran. Padahal, Dia memiliki kemampuan Mahakreatif, “Kun fayakuun.”

Dalam perspektif tasawuf, dari segi kebahasaan sama dengan


pendapat mayoritas ulama yang menyatakan bahwa kata al-inzal adalah
penurunan secara sekaligus dan kata al-tanzil berarti penurunan secara bertahap.

Akan tetapi, menurut kalangan ulama tasawuf, kata nazala (turun) di


sini bukan turun dalam konteks dimensi tempat, yaitu dari atas ke bawah, tetapi
turun dalam konteks martabat atau status.

Mungkin padanannya dalam bahasa Inggris, yaitu descent, yang lebih


dekat pada “manifestasi”. Kata nazala itu sendiri bisa berarti transformasi dari
alam gaib ke alam nyata (syahadah), dari supranatural ke natural, transformasi
dari dunia metafisik ke fisik, atau dari alam rohani ke alam jasad.

Ketika masih di dalam alam gaib, supranatural, metafisik, atau rohani


Kalam Ilahi tidak membutuhkan proses tahapan karena alam-alam tersebut
masih termasuk alam bebas yang tidak terikat oleh dimensi waktu dan ruang.
Mobilitas dan transformasi di sana lebih cepat dan akurat karena serba terukur.

Namun, mobilitas dan transformasi di alam syahadah, natural, fisik,


dan jasad sudah barang tentu mengalami peroses penahapan karena alam
tersebut sudah terikat dengan dimensi waktu.

Seseorang yang berencana pergi ke Makkah, tidak mungkin sampai


ke sana tanpa menggunakan sarana transportasi fisik, seperti pesawat, perahu,
dan lain-lain. Kalau nyawa sudah lenyap, rohani dan jasmani sudah berpisah.
Kalau ruh sudah berpisah dengan jasad maka dengan leluasa ruh itu bisa ke
mana-mana dengan mudah karena sudah terbawah.
Apa yang turun, siapa yang menurunkan, kepada siapa diturunkan, melalui
siapa dan apa diturunkan? Pertanyaan-pertanyaan ini dibahas secara mendalam
di dalam kitab-kitab tasawuf.

Di antara yang membahas persoalan ini ialah Ibn Arabi dan para pemberi
annotasi (musyarrih) kitab-kitabnya, seperti Syekh Abdur Razzaq al-Qasyani,
Shainuddin Ali bin Muhammad at-Turkah, dan Muayyiduddin al-Jundi yang
mensyarah kitab Fushush al-Hikam.

Mengenai apa yang turun tentu saja ayat-ayat-Nya dalam berbagai


form. Dalam artikel terdahulu sudah pernah dibahas tentang apa arti ayat
menurut kalangan sufi, yaitu ayat dalam bentuk kitabiyyah, kauniyyah, dan
manusia (anfus).

Yang berperan pada proses penurunan ayat dan kalam Ilahi juga
sudah pernah dibahas dalam artikel terdahulu, peranan malaikat Jibril dan
hubungan antara firman (kalam), pena (qalam), lembaran (Wa Ma Yasthurun),
dan para nabi.

3. Hikmah Turunnya Al Qur’an Secara Bertahap

Disamping sebagai mukjizat,Al Quran bagi umat islam adalah petunjuk dan
termasuk ibadah dengan membacanya dan banyak hikmah di dalamnya.
Sudah diketahui bersama bahwa ada beberapa hikmah dibalik proses tahapan Al
Quran diturunkan kepada Rasulullah SAW.
Hikmah pertama,meyakinkan hati Rasulullah SAW.Al Quran dilakukan secara
bertahap untuk memperkuat terpatrinya Al Quran didalam hati Rasulullah
SAW.Sebab dengan diturunkan secara bertahap akan memudahkan beliau
dalam menerimanya,memahami dan menghafalkanya dengan cepat dan akurat
mengingat beliau adalah seorang ummi.Dengan demikian, sebagai seorang
ummi tidak mungkin bisa melaksanakan jika Al Quran diturunkan
sekaligus.Sebagaimana yang dituduhkan oleh orang orang kafir yang diabaikan
didalam Al Quran.

‫َو َقاَل ٱَّلِذ يَن َكَفُرو۟ا َلْو اَل ُنِّز َل َع َلْيِه ٱْلُقْر َء اُن ُج ْم َلًة َٰو ِح َد ًةۚ َك َٰذ ِلَك ِلُنَثِّبَت ِبِهۦ ُفَؤ اَدَك ۖ َو َر َّتْلَٰن ُه َتْر ِتياًل‬
Artinya: Berkatalah orang-orang yang kafir: "Mengapa Al Quran itu tidak
diturunkan kepadanya sekali turun saja?"; demikianlah supaya Kami perkuat
hatimu dengannya dan Kami membacanya secara tartil (Q.S. AL-FURQON:32)
Hikmah kedua,adalah untuk memberi kemudahan kepada para sahabat dalam
menyimak, mempelajari, dan menghafalkanya.Sebab sebagaimana sudah
diketahui bahwa pada umumnya para sahabat adalah orang orang yang masih
ummi (buta huruf) tidak bisa membaca dan menulis, tetapi memiliki kecerdasan
yang luar biasa.Hikmah yang juga tersurat dalam Al Quran:

‫َو ُقْر َء اًنا َفَر ْقَٰن ُه ِلَتْقَر َأ ۥُه َع َلى ٱلَّناِس َع َلٰى ُم ْك ٍث َو َنَّز ْلَٰن ُه َتنِز يًل‬
Artinya: Dan Al Quran itu telah Kami turunkan dengan berangsur-angsur agar
kamu membacakannya perlahan-lahan kepada manusia dan Kami
menurunkannya bagian demi bagian.

Hikmah ketiga, agar ayat ayat Al Quran yang diturunkan selalu sesuai dengan
situasi, kondisi, dan pengembangan kaum muslim.sehingga ajaran dan
perubahan yang dibawanya tidak menimbulkan rasa antipati dan keguncangan
dalam masyarakat Islam yang baru mengalami perubahan.Seperti telah
diketahui bahwa Al Quran datang membawa berbagai macam peraturan,
perintah dan larangan, dari yang mudah sampai kepada yang berat
dilaksanakan,padahal orang orang yang harus melaksanakanya. Sebelumnya
berada dalam kondisi yang serba bebas.Itulah sebabnya ayat ayat yang
diturunkan kepada Rasulullah SAW melihat kondisi dan situasi yang dialami
oleh umat manusia.
Pendekatan yang dilakukan secara bertahap mulai tahapan pertama
sebagai perkenalan Al Quran dengan mengajarkan ajaran yang paling dasar,
yaitu iman kepada Allah SWT dan kemudian secara tulus dan ikhlas. Barulah
setelah itu , Al Quran mengajarkan tentang kebaikan dan budi yang luhur.
Setelah keimanan menancap da diterima oleh mereka dan menjadi kepribadian
mereka, maka akan timbul rasa rindu an kesediaan untuk melaksanakan
perintah-NYA dan menjauhi segala larangan bagi mereka. Dan ternyata semua
ayat yang berisi berbagai aturan dan hukum disambut dengan antusias oleh para
sahabat dan diamplikasikan dalam keseharian mereka dengan ikhlas dan
dijunjung tinggi oleh mereka.
Hikmah keempat, agar ayat ayat Al Quran yang diturunkan dapat diterima dan
dihayati oleh para sahabat secara lebih mendalam.Seperti yang dimaklumi
bahwa ayat ayat Al Quran itu ada yang diturunkan untuk menjawab suatu
pertanyaan atau menanggapi suatu kasus dan peristiwa.Ajaran dan peraturan
yang diturunkan dengan cara seperti ini akan lebih optimal dari pada yang
diturunkan tanpa didahului oleh suatu sebab baik berupa pertanyaan maupun
peristiwa .Padahal, penghayatan dan penerimaan yang mendalam dan
mengesankan akan mudah mendorong seseorang untuk menerima dan
melaksanakan sesuatu yang telah dihayati dan diterimanya itu, hikmah yang
demikian ini hanya dapat diperoleh , jika Al Quran diturunkan secara bertahap
bukan diturunkan dengan cara sekaligus

4. Manfaat Penurunan Al Qur’an Secara Bertahap Dalam Pendidikan


Dan Pengajaran
Proses belajar mengajar itu berlandaskan dua asas; perhatian terhadap
tingkat pemikiran siswa dan pengembangan potensi akal, jiwa, dan
jasmaninya denga napa yang dapat membawanya kearah kebaikan dan
kebenaran.
Dalam hikmah turunnya Al Qur’an secara bertahap itu kita melihat
adanya suatu metode yang bermanfaat bagi kita dalam mengaplikasikan
perhatian terhadap tingkat pemikiran siswa dan pengembangan potensi akal,
sebab turunnya Al Qur’an itu telah meningkatkan Pendidikan umat islam
secara bertahap dan bersifat alami untuk memperbaiki jiwa manusia,
meluruskan perilakunya, membentuk kepribadian dan menyempurnakan
eksistensinya, sehingga jiwa itu tumbuh dengan tegak di atas pilar-pilar yang
kokoh dan mendatangkan buah yang baik bagi kebaikan umat manusia
seluruhnya dengan izin Tuhan.
Pentahapan turunnya Al Qur’an itu merupakan bantuan yang paling
baik bagi jiwa manusia dalam Upaya menghafalkan Al Qu’an, memahami,
mempelajari, memikirkan makna-maknanya dan mengamalkan apa yang
dikandungnya. Petunjuk Ilahi tenTang hikmah turunnya Al Qur’an secara
bertahap merupakan contoh yang baik dalam menyusun kurikulum
pengajaran, memilih metode yang baik dan Menyusun buku pelajaran.
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Setelah membaca paparan diatas dapat diambil beberapa
kesimpulkan, yaitu Nuzulu Qur’an merupakan peristiwa turunnya Al
Qur’an dari Allah Swt. yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw.
melalui perantara malaikat Jibril.
Dalam perspektif ilmu Alquran kata al-Inzal umumnya diartikan
proses dengan penurunan Alquran oleh Allah SWT ke langit dunia secara
sekaligus. Sedangkan, kata altanzil diartikan turunnya Alquran
berangsur-angsur kepada Nabi Muhammad SAW. Termasuk yang
berpendapat seperti ini ialah ar-Raghib al-Ishfahani.
Hikmah turunnya Al Qur’an secara bertahap
a) meyakinkan hati Rasulullah SAW
b) memberi kemudahan kepada para sahabat dalam menyimak,
mempelajari, dan menghafalkanya
c) menyesuaikan dengan situasi, kondisi, dan pengembangan kaum
muslim.sehingga ajaran dan perubahan yang dibawanya tidak
menimbulkan rasa antipati dan keguncangan dalam masyarakat
Islam yang baru mengalami perubahan
d) agar ayat ayat Al Quran yang diturunkan dapat diterima dan
dihayati oleh para sahabat secara lebih mendalam
Turunnya Al Qur’an secara bertahap ini kita bisa melihat adanya suatu
metode yang bermanfaat bagi kita dalam mengaplikasikan perhatian
terhadap tingkat pemikiran siswa dan pengembangan potensi akal, sebab
turunnya Al Qur’an itu telah meningkatkan Pendidikan umat islam secara
bertahap dan bersifat alami untuk memperbaiki jiwa manusia, meluruskan
perilakunya, membentuk kepribadian dan menyempurnakan eksistensinya,
sehingga jiwa itu tumbuh dengan tegak di atas pilar-pilar yang kokoh dan
mendatangkan buah yang baik bagi kebaikan umat manusia seluruhnya
dengan izin Tuhan.
B. KRITIK DAN SARAN
Dalam penulisan dan penyusunan makalah ini penulis menyadari
bahwa masih banyak kekurangan dan kesalahan dalam teknis penulisan
makalah ini. Untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran untuk
mengevaluasi makalah yang telah ditulis ini sehingga dalam penyusunan
berikutnya menjadi lebih baik dan sempurna.

DAFTAR PUSTAKA

hhtps://persma.redanintan.ac.id
https://khazanah.republika.co.id/
https://www.academia.edu/35922205/
Hikmah_turunnya_Quran_bertahap
referensi buku: Ilmu-Ilmu Al-Qur’an (‘ulum Qur’an) penulis
(Prof.Dr.Teungku Muhammad Hasbi Ash-Shiddieqy)

Anda mungkin juga menyukai