Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH NUZULUL QUR’AN

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata pelajaran Pendidikan Agama Islam

Guru pengampu : Nani Sumarni S.Pd. I

Anggota Kelompok :

 Isnaini Nur Afifah

 Dendi Sutriadi

Pribadi Pandu Dewa

Satrio Candra

Muhamad Fakhri Husen

Kelas : X IPS 3

PAI (Pendidikan Agama Islam )

SMA NEGERI 1 CIWIDEY

2021 -2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan kami karunia
nikmat dan kesehatan, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini, dan terus dapat
menimba ilmu di SMA Negeri 1 Ciwidey. Penulisan makalah ini merupakan sebuah tugas
dari guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam. Adapun tujuan penulisan makalah ini
adalah untuk menambah wawasan dan pengetahuan pada mata pelajaran yang sedang
dipelajari, agar kami semua menjadi siswa / siswi yang berguna bagi agama, bangsa dan
negara. Dengan tersusunnya makalah ini kami menyadari masih banyak terdapat kekurangan
dan kelemahan, demi kesempurnaan makalah ini kami sangat berharap perbaikan, kritik dan
saran yang sifatnya membangun apabila terdapat kesalahan.

Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua, khususnya bagi saya
sendiri umumnya para pembaca makalah ini.

Terima kasih, wassalamu’ alaikum.

Ciwidey, 27 Februari 2022

Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………..1
DAFTAR ISI…………………………………………………….2
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG….………………………………..3
B. RUMUSAN MASALAH……….………………………..3
C. TUJUAN………………….………………………………3
BAB II PEMBAHASAN
A. NUZULUL QUR’AN……………………………………4
BAB III KESIMPULAN
KESIMPULAN…………………………………………………. 7
BAB IV PENUTUP
PENUTUP………………………………………………………..8
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………9
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Al-Qur’an merupakan kitab suci umat Islam yang berfungsi sebagai petunjuk
(hidayah) bagi seluruh umat manusia. al-Qur’an diwahyukan oleh Allah swt kepada
Nabi Muhammad saw melalui malaikat Jibril a.s. setelah beliau genap berusia 40
tahun. Diturunkan secara berangsur-angsur selama kurang lebih 23 tahun. Turunnya
alQur’an kepada beliau tidak menentu dari segi waktu dan keadaan. Terkadang
diturunkan pada musim panas dan terkadang diturunkan di musim dingin. Terkadang
turun pada waktu malam, tetapi sering pula turun pada waktu siang hari. Terkadang
turun saat beliau berpergian, tetapi sering pula turun saat beliau tidak dalam
berpergian. Itu semua bukan kehendak Rasulullah, akan tetapi kehendak Allah swt.
Allah swt lah yang telah mengatur semuanya.
Al-Qur’an sendiri dalam proses penurunannya mengalami banyakproses, yang mana
dalam penurunannya itu berangsur-angsur dan bermacam-macam nabi
menerimanya.Sebagaimana dalam perjalanan pembukuan Al-Qur’an yang mengalami
hambatan sampai para penghafal al-qu’an meninggal, maka dalam 5 proses aplikasi
nilai-nilai yang terkandung di dalamnya juga sangat banyak kendalanya. Maka dari
permasalahan diatas tercetus dalam benak kami ingin mengulas tentang Nuzulul
Qur’an dan Asbab an-nuzul. Maka untuk itu pertanyaan ini akan mengantarkan
pembahasan kami tentang al-qur’an.
B. Rumusan Masalah
1. Pengertian Nuzulul Quran?
2. Bagaimana tahapan turunnya Al-Quran?
3. Apa hikmah turunnya Al-Quran secara berangsur-angsur?
C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian Nuzulul Quran
2. Mengetahui tahapan turunnya Al-Quran
3. Mengetahui hikmah turunnya Al-Quran
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Nuzulul Qur’an
Nuzulul Qur’an yang secara harfiah berarti turunnya Al Qur’an adalah istilah
yang merujuk kepada peristiwa penting penurunan wahyu Allah pertama kepada nabi
dan rasul terakhir agama Islam yakni Nabi Muhammad SAW. Wahyu pertama yang
diturunkan kepada Nabi Muhammad adalah surah al-Alaq ayat 1-5. Saat wahyu ini
diturunkan, Nabi Muhammad sedang ber-tahannus (menyendiri) di Gua Hira. Ketika
itu, tiba-tiba Malaikat Jibril datang menyampaikan wahyu tersebut. Tidak ada malam
yang sangat istimewa dalam perjalanan Islam kecuali malam ini. Di malam inilah
berkumpul kejadian-kejadian istimewa; sesuatu yang istimewa yang sangat diperlukan
sebagai penuntun umat manusia turun, yaitu Alquran.Terjadi pelantikan dan
pengukuhan manusia paling istimewa sebagai pembawa risalah dan penjelas Alquran
dan semua yang dikehendaki Allah Zat Penguasa kehidupan, yaitu Nabi Muhammad
SAW, serta dibentangkan malam penentu keadaan yang ditaburi banyak kemuliaan
yang satu malamnya bernilai lebih baik dari seribu bulan, yaitu malam Lailatul Qadar.
Turunnya Alquran tidak hanya sebuah penegasan atas kemuliaannya dan sekaligus
yang menerimanya, yaitu Nabi Muhammad SAW,tetapi juga harus diiringi semangat
untuk kembali kepada Alquran dan sunah, mempelajari, menghayati, dan berazam
mengamalkannya.Antara Alquran dengan Nabi Muhammad SAW adalah sesuatu
yang tidak bisa dipisah. Bahkan, jika ingin mengetahui bagaimana Alquran dalam
penerapan terbaik, jawabannya ada pada diri Nabi Muhammad SAW. Karena itu,
Nuzulul Quran harusnya dimaknai sebagai upaya untuk kembali mempelajari Alquran
dan semua sirah Nabi.
Kehadiran Nabi adalah penjelas dan penerjemah paling benar terkait
informasiinformasi Alquran. Bahkan, ada yang menyebut kalimat sederhana terkait
Alquran, Nabi Muhammad SAW adalah Alquran yang berjalan. Memperingati
Nuzulul Quran berarti sesungguhnya bersiap kembali menghidupkan Alquran dan
sunah Nabi. Tiada hari dalam Ramadhan dan selepas Ramadhan kecuali bersama
Alquran dan sunah Nabi SAW. Menurut bahasa, kata Al-Qur’an adalah bentuk
masdar dari kata kerja iqro yang berarti bacaan. “Quran” menurut pendapat yang
paling kuat seperti yang dikemukakan Dr. Subhi Al Salih berarti “bacaan”, asal kata
qara’a. Kata Al Qur’an itu berbentuk masdar dengan arti isim maf’ul yaitu maqru’
(dibaca). Karena Al-Qur’an bukan saja harus di baca oleh manusia, tetapi juga karena
dalam kenyataannya selalu dibaca oleh yang mencintainya. Baik pada waktu shalat
maupun di luar shalat. Di dalam Al Qur’an sendiri ada pemakaian kata “Qur’an”
dalam arti demikian sebagai tersebut dalam ayat 17, 18 surah (75) AlQiyaamah
Artinya: ‘Sesungguhnya mengumpulkan Al Qur’an (didalam dadamu) dan
(menetapkan) bacaannya (pada lidahmu) itu adalah tanggunggan kami. karena itu jika
kami telah membacakannya, hendaklah kamu ikut bacaannya”. Tujuan nuzulul Quran
yaitu memberikan Petunjuk kepada semua makhluk ke jalan yang lurus, sebagai
adanya targhib dan tarhib, untuk dapat melaksanakan syari’at Allah SWT. Sebagai
Jawaban terhadap pertanyaan dan juga penjelasan bagi mereka, seperti turunnya Al-
Anfal 1, dan an-Nisa’ : 127 Adapun definisi Al-Qur’an menurut istilah ialah: “Kalam
Allah SWT yang merupakan mukjizat yang diturunkan (diwahyukan) kepada Nabi
Muhammad SAW dan ditulis di mushaf dan diriwayatkan dengan mutawatir serta
membacanya adalah ibadah”. Dengan definisi ini, kalam Allah yang diturunkan
kepada nabi-nabi selain Nabi Muhammad S.A.W. tidak dinamakan Al Qur’an seperti
Taurat yang diturunkan kepada Nabi Musa a.s. atau Injil yang diturun kepada Nabi Isa
As. Dengan demikian pula Kalam Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad
S.A.W, seperti Hadis Qudsi, tidak pula dinamakan Al Qur’an. Menurut Syaikh
Muhammad Khudlari Beik, Al-Qur’an ialah firman Allah SWT yang berbahasa arab
yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW untuk difahami isinya dan diingat
selalu, yang disampaikan kepada kita secara mutawatir, yang sudah ditulis dalam
mushaf, dimulai dengan surat Al-Fatihah dan diakhiri dengan surat An-Naas. Dalam
definisi tersebut di atas bahwa Al-Qur’an mengandung unsur –unsur Sebagai berikut :
 Lafadz-lafadznya berbahasa arab
 Diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW
 Disampaikan secara mutawatir
 Ditulis dalam mushaf, dimulai dengan surat Al -Fatihah dan diakhiri dengan
surat An-Naas.
2. Tahapan Nuzulul Qur’an
Turunnya Qur’an merupakan peristiwa besar yang sekaligus menyatakan
kedudukannya bagi penghuni langit dan bumi. Turunnya al-Quran yang pertama kali
pada malam lailatul qadar merupakan pemberitahuan kepada alam tingkat tinggi yang
terdiri dari malaikat-malaikat akan kemuliaan umat Muhammad.
Umat ini telah dimuliakan oleh Allah dengan risalah baru agar menjadi umat
paling baik yang dikeluarkan bagi manusia. Turunnya Al-Quran yang kedua kali
secara bertahap, berbeda dengan kitab yang turun sebelumnya. Allah menurunkan
aAl-Quran kepada manusia melalui 3 kali tahap penurunan.
 Di lauhil mahfudz yang semua orang tidak tau kapan, tangal, bulan, tahunnya
berapa ketika turun?Ibnu katsir lewat riwayat ibnu khatam: “Ma min syai’in qodo
allah al quran wama qoblahu wama ba’dahu illa bil lauhil mahfudz” Artinya:
“Apapun yang di qodo’ Allah sebelum dan sesudah Al-Quran, semuanya itu di
letakkan di lauhil mahfudz dan tak tau dimana itu letaknya dan tidak diijinkan
siapaun tau tentang lauhil mahfudz. Adapun jumlahnya sekaligus atau jumlatan
wahidatan.
 Dari lauhil mahfudz ke baitul ‘izza Yaitu langit yang pertama yang tampak ketika
dilihat di dunia ini namun tidak diketahui letak persisinya. Adapun jumlahnya
adalah semuanya (jumlatan wahidatan) pada waktu lialatul qodar. Namun
tanggalnya tidak diketahui, adapaun bulannya sudah jelas pada bulan ramadhan.
Al-Qurtubi telah menukil dari Muqtil bin Hayyan riwayat tentang kesepakatan
(ijma’) bahwa turunnya al-qur’an sekaligus dari Lauhul Mahfuz ke Baitul ‘Izzah
di langit dunia. Sebetulnya tidak hanya Al-Quran saja yang diturunkan pada bulan
ramadhan, namun juga :
a. Taurot : 6 Hari setelah Ramadhan
b. Suhuf Ibrohim : 1 Hari setelah Ramadhan
c. Injil : 13 Hari setelah Ramadhan
d. Zabur : 12 Hari setelah Ramadhan
 Dari baitul ‘izzah ke Rosulallah. Penurunannya tidak sekaligus, namun diangsur-
angsur selama dua puluh tiga tahun berdasarkan kebutuhan, peristiwa, atau
kejadian atau bahkan permintaan lewat malaikat jibril. Adapun kitab-kitab samawi
yang lain seperti: taurat, injil, dan zabur turunnya sekaligus, tidak turun secara
berangsur-angsur.Hal ini sebagaimana ditunjukkan oleh firman-Nya dalam surah
al-furqan ayat 32: “Dan berkatalah orang-orang yang kafir: ‘mengapa Qur’an itu
tidak diturunkan kepadanya sekali turun saja?’ Demikianlah supaya kami perkuat
hatimu dengannya dan kami membacakannya kelompok demi kelompok”.
(alfurqon[25]:32). Ayat-ayat ini menunjukkan bahwa kitab-kitab samawi yang
terdahulu itu turun sekaligus.Dan inilah pendapat yang dijadikan pegangan oleh
jumhur ulama. Seandainya kitab-ktab itu turun secara berangsur-angsur,tentulah
orang-orang kafir tidak akan merasa heran terhadap Quran yang turun berangsur-
angsur. Maka kata-kata mereka, ”Mengapa Qur’an itu tidak diturunkan kepadanya
sekaligus” Seperti halnya kitab-kitab yang lain. Allah tidak menjawab mereka
bahwa ini adalah Sunnah-Nya didalam menurunkan kitab samawi sebagaimana
Dia menjawab kata-kata mereka dalam surah al-Furqan ayat 7: ” Dan mereka
berkata: mengapa rasul ini memakan makanan dan berjalan dipasar-pasar?” (Al-
Furqon:7)
3. Proses dan Hikmah Turunnya Alqur’an
Allah SWT menurunkan Al-Qur’an kepada Rasul Muhammad SAW untuk
memberi petujuk kepada manusia. Turunnya al-Qur’an merupakan peristiwa besar
yang sekaligus menyatakan kedudukannya bagi penghuni langit dan penghuni bumi.
Maka turunya Al-Qur’an dengan dua tahapan, yaitu : Pertama : Al-Qur’an turun pada
malam lailatul qadar pada malam kemulyaan, merupakan pemberitahuan Allah SWT
kepada alam tingkat tinggi yang terdiri dari malaikat-malakat akan kemulyaan umat
Nabi Muhamad SAW. Kedua : Turunya Al-Qur’an secara bertahap ( munajaman ),
dengan tujuan menguatkan hati Rasul SAW dan menghibur serta mengikuti peristiwa
dan kejadian-kejadian sampai Allah SWT menyempurnakan agama ini dan
mencukupi nikmat-nikmat-Nya
BAB III
KESIMPULAN
Al Qur’an ialah kalam Allah SWT yang merupakan mukjizat yang diturunkan
(diwahyukan) kepada Nabi Muhammad dan yang ditulis di mushaf dan
diriwayatkan dengan mutawatir serta membacanya adalah ibadah. Dari sejarah
diturunkannya Al-Quran, dapat diambil kesimpulan bahwa Al-Quran mempunyai
tiga tujuan pokok :
a. Petunjuk akidah dan kepercayaan yang harus dianut oleh manusia yang tersimpul
dalam keimanan akan keesaan Tuhan dan kepercayaan akan kepastian adanya hari
pembalasan.
b. Petunjuk mengenai akhlak yang murni dengan jalan menerangkan normanorma
keagamaan dan susila yang harus diikuti oleh manusia dalam kehidupannya secara
individual atau kolektif.
c. Petunjuk mengenal syariat dan hukum dengan jalan menerangkan dasardasar hukum
yang harus diikuti oleh manusia dalam hubungannya dengan Tuhan dan sesamanya.
Atau dengan kata lain yang lebih singkat, “AlQuran adalah petunjuk bagi seluruh
manusia ke jalan yang harus ditempuh demi kebahagiaan hidup di dunia dan di
akhirat.”
BAB IV
PENUTUP
Demikianlah makalah ini kami buat, kami sadar dalam makalah ini masih banyak
kesalahan dalam penulisan maupun dalam penyampaiannya. Untuk itu, kritik dan saran
yang membangun sangat kami perlukan guna memperbaiki makalah kami selanjutnya.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Aamiin
DAFTAR PUSTAKA
(Senin, 21 September 2015 pukul 11.30 WIB)
http://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/hikmah/15/07/03/nqwdwf-
keistimewaanmalam-nuzulul-quran
(Sabtu, 19 September 2015 pukul 10.30 WIB)
http://senyumkudakwahku.blogspot.co.id/2013/07/makalah-nuzulul-quran.html
Yunan, Muhammad. "Nuzulul Qur’an Dan Asbabun Nuzul." Al-Mutsla 2.1 (2020): 43-65.
Bakar, Abu. "NUZUL AL-QUR’AN; Sebuah Proses Gradualisasi." Madania: Jurnal
Ilmu-Ilmu Keislaman 4.2 (2014): 230-248.

Anda mungkin juga menyukai