Disusun Oleh:
2006266
3C PGSD PENJAS
KAMPUS SUMEDANG
2021
Nama : Permainan Kotak Pos :
Permainan tradisional menurut Danandjaja (1978) adalah salah satu bentuk yang
berupa permainan anak anak, yang turun temurun secara lisan diantara anggota
kolektif tertentu. Dalam proses pemebelajaran, guru seringkali menggunakan
permainan tradisional agar siswa mengenal dan melestarikan permainan
tradisional yang jarang dimainkan karena siswa sekarang lebih sering cenderung
menghabiskan waktu luang bermain handphone.
Di era kejayaan surat-menyurat, kotak pos adalah benda yang penting. Di kala
telepon pintar belum lahir dan internet hanyalah bayang-bayang, dialah kotak
kecil di tepi jalan yang dituju orang untuk berkirim surat. Barangkali terinspirasi
oleh kotak pos tersebut, pada suatu masa sebuah permainan anak berjudul “Kotak
Pos” tercipta. kotak pos mengandung makna adalah sebuah kotak yang berisikan
surat-surat penting yang terdapat di kantor pos. Tetapi dalam permainan
tradisional, permainan Kotak Pos ini mengandung arti bahwa suatu permainan
tebak kata secara bergiliran sesuai dengan tema yang telah disepakati. Permainan
ini minimal dilakukan oleh 2 orang anak dan memerlukan tempat yang cukup
luas. Karena permainan ini dibutuhkan ruang gerak yang anak akan merasa
nyaman untuk bermain. Permainan ini tidak membutuhkan peralatan khusus,
tetapi hanya membutuhkan anggota badan saja yaitu tangan. Tangan pemain
membentuk kepalan tangan yang mengarah ke atas dan diletakkan di atas paha.
Kepalan tangan ini diibaratkan sebagai kotak pos yang berisi kata-kata, yang akan
disalurkan atau diinformasikan ke temannya dengan meletakkan kepalan tangan
kanannya ke kepalan tangan kiri teman sebelahnya(sebelah kanannya) secara
bergiliran sampai batas waktu tertentu. Permainan ini berjalan dengan diiringi
lagu kotak pos. Permainan ini berakhir dengan tebak kata sesuai tema yang yang
disepakati sebelum permainan dimulai dan sesuai dengan huruf awalan yang
disepakati selama permainan. Permainan kotak pos ini dapat dilakukan minimal 2
orang anak. Tetapi semakin banyak pesertanya semakin seru permainannya.
Misalnya 10 anak. Dapat dilakukan dengan membuat lingkaran. Sebelum
permainan ini dimulai, para pemain membuat kesepakatan untuk menentukan
terlebih dahulu tema-tema atau jenis apa saja yang ingin dijadikan bahan tebak
kata. Misalnya nama binatang. Selanjutnya menentukan siapa yang kalah dengan
cara suit atau hom pimpa. Permainan dimulai dari yang kalah. Setelah ditentukan
siapa yang kalah, saatnya pemain mengatur posisi duduk membentuk lingkaran
dengan duduk bersila, dan posisi tangan berada di atas pahanya masing-masing.
Tangan kanan berada dipaha kanan, begitu sebaliknya tangan kiri berada dipaha
sebelah kiri. Posisi tangan mengepal dengan posisis tegak ke atas. Permainan
pertama dimulai dari yang kalah dengan diiringi lagu kotak pos, selanjutnya
bergiliran kearah teman kanannya dengan meletakkan kepalan tangan kanannya
ke kepalan tangan kiri temannya.
Permainan Kotak Pos ini berasal dari Indonesia. Permainan ini sudah ada sejak
dahulu kala bahkan ketika masa penjajahan kolonial Belanda, untuk awal mula
ditemukannya permainan ini sendiri belum diketahui secara pasti karena
permainan ini muncul begitu saja dikalangan masyarakat Indonesia, serta belum
diketahui juga bahwa permainan ini berasal dari mana dan di daerah mana.
Permainan kotak pos ini juga sangat familiar dikalangan masyarakat Indonesia
khususnya anak – anak.
D. Cara Bermain Engklek
Babak awal permainan ini adalah sesi tepuk-tepukan seraya berbaris melingkar
diiringi nyanyian khusus seperti pada permainan “Do Mi Ka Do”. Kira-kira begini
: Sambil mulai bernyanyi, seorang pemain akan mulai menepuk telapak tangan
teman di sebelah kirinya. Setelah tertepuk, si teman pun menepuk teman di
sebelah kirinya lagi. Demikian sehingga tepukan menjalari barisan melingkar.
Merambat dari telapak tangan satu ke telapak tangan lain hingga nyanyian
berhenti.
Inti babak tepuk-tepukan adalah memberikan nama samaran ke setiap pemain satu
demi satu. Ada dua urutan tahap tepuk-tepukan. Tahap pertama adalah untuk
menentukan siapa yang mengusulkan nama samaran. Tahap kedua adalah untuk
menentukan siapa yang mendapatkan nama samaran tersebut. Nama samaran bisa
diambil dari nama tumbuh-tumbuhan, buah-buahan, atau apa pun sesuai
kesepakatan.
Sedangkan lirik nyanyian tepukan tahap kedua bergantung pada jawaban tahap
pertama. Seumpama pemain yang menjawab bernama Unyil, dan ia memilih huruf
S untuk “semangka”, jadilah liriknya begini :
Semua pemain yang telah memperoleh nama samaran harus keluar barisan. Pada
saat itu mereka diibaratkan menjelma menjadi huruf-huruf yang masuk mengisi
kotak pos. Tepat seperti lirik yang mereka lantunkan.
Babak puncak permainan ini adalah semacam sesi “mencari dan menduga”. Si
Tanpa Nama mencari dan menduga. Para Buah dicari dan diduga.
Sebagai catatan, mata Si Tanpa Nama harus ditutup. Ia mesti mencari dan
menebak para Buah dalam kondisi gelap. Agaknya saat itu ia ibarat sebelah
tangan tukang pos yang menyempil ke dalam kotak, mencari-cari surat.
Sedangkan para buah tidak boleh berpindah tempat. Sekali memilih posisi,
mereka harus tetap di sana hingga ujung sesi. Ingat mereka bagaikan sehimpunan
huruf dalam kotak yang tak mampu berpindah sendiri.
Jika Si Tanpa Nama berhasil menangkap satu buah dan menyebut nama
samarannya dengan benar, maka mereka bertukar peran. Jika nama yang disebut
salah, Si Tanpa Nama melanjutkan pencarian. Begitu seterusnya hingga semua
pemain sepakat menyudahi permainan.
belajar melakukannya sebagai tim. Seolah mereka sedang belajar tentang strategi
dan kerja sama. Tetapi, bukankah Si Tanpa Nama yang matanya ditutup bisa
mengintip melalui celah-celah penutup matanya? Lagi pula bukankah para Buah
bisa berbohong tentang nama samaran mereka yang sesungguhnya?