Dibuat sebagai salah satu tugas mata kuliah sosiologi olahraga yang dibimbing
oleh Bapak.Dr. Frans Nurseto, M.Psi dan Bapak. Ardian Cahyadi, M.Pd
Disusun Oleh :
Puji dan syukur marilah kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,
karena berkat dan rahmatnya penulis dapat menyelasaikan Makalah ini
dengan sebaik mungkin. Shalawat serta salam senantiasa tercurah
limpahkan kepada nabi besar Muhammad saw, beserta keluarganya,
sahabatnya, dan penganutnya yang senantiasa taat pada ajarannya. Aamiin
yarrobal alamiin.
Makalah ini dibuat sebagai tugas kuliah mata kuliah Sosiologi Olahraga di
Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi Universitas
Lampung angkatan 2018. Harus diakui bahwa terselesaikannya makalah
ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu,
terutama kepada :
1. Allah Swt.
2. Kepada orang tua yang telah memberikan dukungan moril dan
materi
3. Bapak. Dr. Frans Nurseto, M.Psi dan Bapak. Ardian Cahyadi, M.Pd
selaku dosen pengampu Mata Kuliah.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya
membangun demi perbaikan pembuatan makalah dikemudian hari. Penulis
juga berharap semoga makalah ini dapat memberi manfaat bagi kita
khusus nya untuk Mahasiswa Penjaskesrek.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...........................................................................
DAFTAR ISI..........................................................................................
I. PENDAHULUAN
1.3 Tujuan..............................................................................
III. PEMBAHASAN
IV. KESIMPULAN
4.1 Kesimpulan......................................................................
DAFTAR PUSTAKA............................................................................
I. PENDAHULUAN
Bahkan ada ungkapan yang sudah menjadi keyakinan sejarah dari waktu
ke waktu: Sport build character (Maksum, 2005; 2002). Kofi Anan,
mantan Sekjen PBB pernah mengatakan: Sport teaches life skill-sport
remains the best school of life (United Nation, 2003). United Nations
melalui Task force on Sport for Development and Peace menyatakan
bahwa olahraga merupakan instrumen yang efektif untuk mendidik kaum
muda, terutama dalam hal nilai-nilai.
3.1 Tujuan
1.3.1. Untuk mengetahui hakikat pendidikan karakter.
1.3.2. Untuk mengetahui hakikat pendidikan jasmani.
1.3.3. Untuk mengetahui bagaimana pembelajaran karakter
dalam pendidikan jasmani.
1.3.4. Untuk mengetahui apakah olahrag dapat membentuk karakter
seseorang.
1.3.5. Untuk mengatahui bagaimana cara membentuk karakter melalui
Olahraga.
II. LANDASAN TEORI
Bertolak dari kondisi tersebut terasa wajar apabila lomba science tingkat
dunia dimenangkan oleh putra-putra Indonesia, namun dibidang karya
ilmiah, publikasi penelitian, karya inovatif, wakil- wakil kita seringkali
kalah bersaing. Pembentukan karakter dalam diri individu menurut
Kemendiknas (2010), merupakan fungsi dari seluruh potensi individu
manusia (kognitif, afektif, dan psikomotorik) dalam konteks interaksi
sosial kultural (dalam keluarga, sekolah, dan masyarakat) dan berlangsung
sepanjang hayat. Konfigurasi karakter dalam konteks tersebut adalah: (1)
Olah Hati (Spiritual and emotional development), (2) Olah Pikir
(intellectual development), (3) Olah Raga dan Kinestetik (Physical and
kinestetic development), dan (4) Olah Rasa dan Karsa (Affective and
Creativity development).
Sebagai fenomena sosial dan kultural, olahraga tidak bisa melepaskan diri
dari ikatan moral kemodernan, yang kompleks. Penerimaan eksistensinya
secara sosiologis dijamin oleh kemampuannya menyesuaikan diri dengan
pasar, atau sebaliknya, pasar yang akan menjadikannya sebagai sasaran
ekstensifikasinya. Langkah strategis untuk pengembangan dan penanaman
moral serta pembentukan karakter melalui olahraga adalah dengan
menjadikan prestasi. Hal ini seiring dengan perkembangan dunia yang
semakin kompleks dan syarat akulturasi. Dengan demikian olahraga
sangat berpeluang besar di era sekarang dan masa depan.
Rusli Lutan (ed). (2001). Olahraga dan Etika Fair Play. Direktorat
Pemberdayaan IPTEK Olahraga, Dirjen OR, Depdiknas. Jakarta: CV.Berdua
Satutujuan.
Saunder, W.B (1977)” Definisi karakter” . http://www.kompasiana.com. Di
unduh tanggal 17 Maret 2020.
United Nation. (2003). Sport for Develop-ment and Peace: Towards Achieving
the Millenium Development Goals. Report from the United Nations Inter-Agency
Task Force on Sport for Development and Peace.