Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

TES DAN PENGUKURAN

TES KETERANPILAN CABOR TENIS MEJA

DOSEN PENGAMPU : Abdullah., S.Pd., M.Or

Nama : Efrido Carlos Fransisko (193030214018)

KEMENTRIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS PALANGKARAYA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN ILMU KEOLAHRAGAAN DAN PENDIDIKAN DASAR
2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segalah rahmat-Nya Saya dapat
menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana.
Semoga makalah Saya yang berjudul “Tes keteranpilan cabor Tenis Meja” ini dapat membantu
sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca dalam mendalami materi
ini.
Harapan Saya semoga makalah kami ini bisa membantu menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi
makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.
Makalah ini Saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang Saya miliki
sangat kurang. Oleh kerena itu Saya harapkan kepada para pembaca untuk memberikan
masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.

Palangkaraya, 19 November 2021


DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .................................................................................................................... 2
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................................... 4
1. Latar Belakang ........................................................................................................................ 4
2. Rumusan Masalah ................................................................................................................... 4
3. Tujuan...................................................................................................................................... 4
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................................ 5
1. Pengertian Tes dan Pengukuran ........................................................................................... 5
2. Aspek-Aspek yang diukur.................................................................................................... 7
3. Tes Keterampilan Tenis Meja .............................................................................................. 8
BAB III PENUTUP ...................................................................................................................... 11
1. Kesimpulan............................................................................................................................ 11
2. Saran ...................................................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................... 12
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dengan adanya tes yang memenuhi syarat dan melalui dan melalui pengukuran sesuai prosedur
yang semestinya, akan dapat dievaluasi secara bertahap dan berkelanjutan segala program yang
terkait denghan pembinaan olahraga. Terdapat beberapa jenis tes yang dapat dipergunakan dapat
untuk mengukur aspek dalam bidang olahraga. Pengetahuan dan dan pemahaman secara utuh
terhadap tes-tes tersebut akan sangat membantu keberhasilan pelakasanaan tugas pembinaan
olahraga. Adapaun pihak-pihak yang sangat berkepentingan terhadap hal tersebut antara lain
meliputi: Pembina olahraga (pelatih, pengurus induk organisasi keolahragaan seperti : KONI,
PB/PP, Pengda, Pengcab dan Klub), atlet, dosen serta guru pendidikan jasmani. Dalam
pendidikan jasmani evaluasi kemajuan hasil belajar dilaksanakan dengan mempergunakan
berbagai jenis tes, baik tes kesegaran jasmani maupun tes-tes keterampilan olahraga. Evaluasi
yang dilakukan tersebut berbeda dari mata pelajaran lainnya, yang sebagian besar hanya
mengukur ranah pengetahuan (kognitif) saja. Sedangkan evaluasi dalam pendidikan jasmani,
disamping ranah kognitif dan ranah afektif, maka ranah psikomotor merupakan sasaran
utamanya. Demikian halnya dalam bidang olahraga, apalagi pada berbagai cabang olahraga yang
ditingkat kompetisinya tinggi, pengukuran dan evaluasi keterampilan menjadi bagian yang
begitu penting karena dengan dilakukannya pengukuran tersebut akan diperoleh informasi yang
selanjutnya dapat dipergunakan untuk berbagai tujuan, seperti : untuk menyeleksi, menentukan
status, klasifikasi, menetukan bahan atau program latihan, menentukan metode dan alat yang
diperlukan untuk latihan, disamping untuk memotivasi serta menetukan alat evaluasi (test) yang
tepat.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan di bahas dalam pembuatan makalah ini, yaitu sebagai
berikut :
Apa Pengertian tes dan pengukuran?
Apa saja Aspek-Aspek yang Diukur?
Apa saja Tes Keterampilan tenis meja?

C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, tujuan penulisan makalah sayai ini adalah :
 evaluasi keberhasilan pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan
 bahan acuan pembelajaran bagi mahasiswa pendidikan jasmani terhadap mata kuliah
tes dan pengukuran
BAB II

PEMBAHASAN

1. Pengertian Tes dan Pengukuran

1. Tes

Tes merupakan alat ukur. Suharsimi (1995 : 51), menjelaskan tes adalah sesuatu

alat atau prosedir yang di gunakan untuk mengetahui atau mengukur suatu dalam suasana

dengan cara dan aturan-aturan yang sudah ditentukan.

Cronbach (1970) mengertikan testing sebagai pesedur yang sistematisuntuk

mengamati perilakuseseorang dan mendeskripsikannya dengan bantuan sistemnmerik

atau sistem katagori. Farnandes (1984) mengartikan tes sebagai suatu prosedur yang

sistematis untuk mengobservasi perilaku seseorang dan menggambarkannyadalam bentuk

sekala numeric atau sistem katagori.

Tujuan tes

 Untuk mengetahui tingkat kemampuan seseorang baik kognitif, afektif dan

psikomotorik

 Untuk menentukan tingkat intelegent, kepribadian, daya ingat dan aspek psikologi

seseorang

 Untuk memperoleh informasi atau data dari individu maupun kelompok

 Untuk mengukur atau membandingkan keadaan psikis dan tingkah laku

seseorang/kelompok dengan orang/kelompok lain

 Untuk memperoleh suatu informasi mengenai suatu aspek tertentu atau ciri-ciri

tertentu berdasarkan jawaban suatu tes


 Alat pacu meningkatkan kemampuan atau potensi siswa

 Menempatkan siswa sesuai dengan kemampuan

 Alat atau metode pembelajaran

 Menilai kemajuan hasil belajar siswa

 Memprediksi kemampuan atau potensi yang dimiliki siswa

2. Pengukuran

Menurut Safrit dan Wood (1989), pengukuran adalah proses pemberian angka-

angka dari suatu obyek , seseorang atau lainnya dengan mengikuti berbagai aturan.

Senada dengan itu, Singarimbun dan Effendi (1995) mengartikan bahwa pengukuran

menunjukkan angka-angka pada variabel menurut aturan yang telah ditentukan. Daryanto

(1999) mengartikan pengukuran sebagai suatu proses memberikan angka (biasanya

disebut skor) kepada suatu sifat atau karakteristik seseorang sedemikian rupa serta

mempertahankan hubungan senyatanya anatara seseorang dengan orang lain sesuai

dengan sifat yang diukur tersebut. arti ini menyiratkan makna bahewa aspek terpenting

dari pengukuran adalah angka-angka atau skor yang diberikan tersebut tetap

mempertahankan hubungan antar variabel yang diukur.

Moh. Nazir ( 1988 ) mengartikan pengukuran sebagai prosedur yang sistematis

dan standar untuk memperoleh data yang diperlukan. Sutrisno Hadi (1987) mengartikan

pengukuran sebagai suatu kegiatan yang ditujukan untuk mengindentifikasi besar-

kecilnya obyek atau gejala. Dikatakan pula, bahwa untuk mengindentifikasikan besar-

kecilnya obyek atau gejala dapat dilakukan melalui alat-alat yang telah ditera atau tanpa

menggunakan alat ysng ditera.


Scriven (1981) mengartikan pengukuran sebagai determinan atau perbedaan dari

besaran atau pentingnya sebuah kuantitas. Menurut Grounlund (1985), pengukuran

adalah suatu kegiatan atau proses untuk memperoleh deskripsi numerik dari tingkatan

atau derajat karakteristik khusus yang dimiliki oleh individu.

Dengan demikian, yang dimaksud dengan pengukuran (measurement) adalah

suatu proses untuk memperoleh besaran kuantitatif dari suatu obyek tertentu dengan

menggunakan alat ukur (test) yang baku.

2. Aspek-Aspek yang Diukur

Apabila seseorang yang menjadi objek pengukuran dalam pendidikan jasmani atau

lingkup olahraga, biasanya tujuannya adalah untuk menilai pembelajaran atau pencapaian

seseorang dalam salah satu dari ketiga domain pendidikan. Tes dalam domain psikomotor

mengukur keterampilan motorik, perkembangan motorik dan kesegaran jasmani. Tes

psikomotor umunya mengenai dua hal : ialah tes tentang produk dari performa motorik

(seperti kecepatan, ketepatan, keajekannya servis tennis) dan tes mengenai proses

pelaksanaan performa (misalnya pola yang digunakan dalam melaksanakan servis tennis).

Tes kognitif mengukur pengetahuan yang dimiliki sehubungan dengan teknik, peraturan, dan

strategi-strategi olahraga dan konsep sehubungan dengan pengembangan dan cara

memperkembangkan kesegaran jasmani dan pencegahan cedera. Tes pada domain afektif

menilai interes, sikap, perasaan dan nilai dalam hubungannya dengan aktivitas fisik yang

bermakna. Beberapa dari tes-tes tersebut juga menilai konstruksi fisiologis seperti misalnya

sifat agresif, ketagihan berlatih, dan kecemasan dalam menghadapi kompetisi.


Individu dapat juga menjadi objek pengukuran apabila keefektian tugas yang akan

dinilai. Instrument kertas dan pensil juga dikembangkan untuk mengukur keefektifan guru-

guru pendididkan jasmani, pelatih dan administrator olahraga.

Kadang-kadang kelompok juga menjadi objek pengukuran pendidikan jasmani dan

olahraga. Suatu kelompok yang sangat menarik tentu saja tim olahraga. Kualitas suatu tim,

seperti misalnya kepaduan tim, dinilai dengan tujuan akhir untuk menentukan cara

menoptimalkan performa tim.

Pengukuran juga diaplikasikan pada olahraga, pengajaran dan rekreaksi sebagai

bagian dari proses evaluasi secara menyeluruh. Suatu program dapat juga dievaluasi dalam

satu dari dua cara. Pertama, dapat dievaluasi apabila teknik-teknik pengukuran diaplikasikan

langsung terhadap komponen-komponen dari program; kedua dapat dievaluasi secara tidak

langsung dengan mengukur status dan kemajuan produk suatu program, misalnya peserta

didik atau para lulusan.

3. Tes Keterampilan Tenis Meja

1. Testee
a. Dalam kondisi sehat dan siap untuk melaksanakan tes

b. Diharapkan sudah makan maksimal 2 jam sebelum tes

c. Memakai sepatu dan pakaian olahraga

d. Melakukan pemanasan (warming up)

e. Memahami tata cara pelaksanaan tes

f. Jika tidak dapat melaksanakan salah satu / lebih dari tes maka tidak mendapatkan nilai /

gagal.
2. Petugas / tester

Pada setiap tes diperlukan dua orang, satu orang sebagai tester dan satu orang sebagai
pelempar bola yang bisa diambil dari siswa yang belum melakukan tes ( khusus untuk
pengukuran pukulan forhand dan backhand). Sedangkan untuk pengukuran servis hanya
memerlukan satu orang tester.
a. Mengarahkan peserta untuk melakukan pemanasan (warming up)

b. Memberikan pengarahan kepada peserta tentang petunjuk pelaksanaaan tes dan

mengijinkan mereka untuk mencoba gerakan-gerakan tersebut.

c. Memperhatikan kecepatan perpindahan pelaksanaan butir tes ke butir tes berikutnya

dengan tempo sesingkat mungkin dan tidak menunda waktu

d. Tidak memberikan nilai pada peserta yang tidak dapat melakukan satu butir tes atau

lebih

e. Mencatat hasil tes dapat menggunakan formulir tes perorangan atau per butir tes

3. Item Tes

 Pukulan forhand

 Pukulan backhand

 Pukulan servis

4. Pelaksanaan

 Pukulan forehand dan pukulan backhand

Siswa mendapat kesempatan masing-masing 5 kali pukulan (forehand dan backhand),

dimana yang menjadi pelempar bola teman yang mendapat giliran berikutnya.

 Pukulan servis

Siswa mendapat kesempatan masing-masing 5 kali pukulan


5. Skoring

Untuk semua pengukuran, siswa diberikan kesempatan masing-masing 5 kali pukulan, dimana

meja sebelahnya diberikan angka dan angka yang diberikan sesuaikan angka dimana bola jatuh.

Perolahan angka antara 0 sampai 3, angka 0 diberikan apabila bola tidak masuk atau keluar
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Suatu hal yang tidak mungkin untuk mendapatkan pendidikan jasmani yang berkualitas,

tanpa menggunakan strategi pengukuran dan evaluasi. Guru yang baik harus melaksanakan

tes terus-menerus untuk mengukur dan mengevaluasi guna mendapatkan wawasan atau

pandangan tentang kemajuan siswa dan efektivitas proses belajar mengajar. Proses

pengukuran dan pengukuran tidak hanya berakhir sampai proses itu selesai. Setiap hal dalam

suatu program harus mempunyai tujuan dengan data hasil dari pengukuran dapat digunakan

untuk mengevaluasi tujuan program yang telah ditentukan sebelumnya. Apa yang dicapai

siswa dapat diukur dan dievaluasi dalam hubungannya dengan tujuan yang telah ditetapkan

sesuai dengan keterampilan yang diajarkan, kesegaran jasmani, pengetahuan dan nilai-nilai

yang tercakup dalam kurikulum efektivitas program, termasuk perilaku guru dan penyajian

B. Saran
Kritikan dan saran pembaca sangat diharapkan oleh kami,untuk bisa mengoreksi kekurangan
yang terdapat dalam penulisan makalah ini,sehingga untuk kedepannya kami dapat memperbaiki
kekurangan yang terdapat dalam penulisan makalah yang selanjutnya. Semoga makalah ini dapat
menjadi bahan untuk digunakan sebagai mana yang diharapkan
DAFTAR PUSTAKA

https://id.scribd.com/document/80222404/Tes-Mengukur-Tenis-Meja

Atmojo, Biyakto Mulyono. 2007. Tes dan Pengukuran Pendidikan Jasmani/Olahraga. Sebelas
Marer University Press : Surakarta

Nurhasan. 2001. Tes dan Pengukuran Dalam Pendidikan Jasmani. Depdiknas : Jakarta

Wahjoedi. 2001. Landasan Evaluasi Pendidikan Jasmani. PT. Rajagrafindo Persada : Jakarta

Anda mungkin juga menyukai