Disusun oleh :
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah dan inayah-Nya kepada kami, sehingga dapat
membuat makalah ini sebagai tugas akhir perkuliahan Gizi Olahraga yang kami
beri judul Kebutuhan dan Asupan Gizi Atlet Vegetarian.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan maaf
maupun inspirasi terhadap pembaca.
Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB IV PENUTUP
LAMPIRAN ....................................................................................... 13
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
a. Mengetahui asupan gizi pada atlet vegetarian
b. Mengetahui pengaruh diet vegetarian pada atlet
c. Mengetahui peran pelatih terhadap atlet vegetarian
1.4 Manfaat
Makalah ini dapat dijadikan bahan untuk meningkatkan
pengetahuan di dalam kegiatan pembelajaran dan diharapkan dapat
menjadi referensi tambahan untuk ilmu pengetahuan tentang gizi
olahraga.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.2 Mikronutrition
Peran penting sejumlah kecil vitamin dan mineral bagi efektivitas
metabolisme penyediaan energi tubuh. Sebenarnya bila konsumsi
makanan cukup dan bervariasi (sesuai dengan yang dianjurkan),
tambahan vitamin dan mineraltidak diperlukan. Terdapat kecenderungan
para atlet akan merasa sehat bila mengkonsumsi berbagai macam
vitamin, mineral atausuplemen lainnya. Namun asupan vitamin dan
mineral berlebihan dapat menyebabkan berbagai gangguan seperti
vitamin larut dalam lemak yang berlebihan dapat menyebabkan
gangguan pada pembentukan tulang. Secara umum fungsi vitamin ini
adalah sebagai regulator pada proses metabolisme pembentukan energi,
pada sintesis jaringan dan aktivitas biologik lainnya. Vitamin larut dalam
air berperan sebagai bagian koenzim pada reaksi pembentukan energi
yang terjadi di dalam sel. Pada kenyataannya vitamin dapat digunakan
berulang pada reaksi metabolisme energi, sehingga bagi mereka yang
aktif atau atlet tidak diperlukan vitamin lebih banyak dari pada mereka
yang kurang aktif, selama asupan makanannya seimbang. Sebanyak
kurang lebih 4% massa tubuh terdiri dari mineral, yang terdapat di
dalam enzim, hormon dan vitamin. Mineral dalam bentuk lebih kompleks
dapat ditemukan di berbagai jaringan seperti kalsium fosfat didalam
tulang atau dalam bentuk kalsium bebas di dalam cairan intraseluler.
Dikenal 2 jenis mineral yaitu yang dibutuhkan dalam jumlah sedikit
(<100mg>minor) dan mineral utama (major). Mineral turut menjadi
bagian dari senyawa kimia yang terlibat pada proses metabolisme
pembentukan energi.
Terdapat 3 peran utama mineral di dalam tubuh:
a. Merupakan bagian dari struktur tulang dan gigi.
b. Berperan secara fungsional untuk mempertahankan irama jantung
normal, kontraksi otot, konduksi saraf dan keseimbangan asam
basa tubuh.
c. Berperan sebagai regulator pada metabolisme seluler dan sebagai
bagian dari enzim dan hormon yang mengendalikan berbagai
aktivitas seluler.
Kalsium
Merupakan bagian dari struktur tulang dan gigi . Berperan secara
fungsional untuk mempertahankan irama jantung normal, kontraksi
otot, konduksi saraf dan keseimbangan asam basa tubuh. c. Berperan
sebagai regulator pada metabolisme seluler dan sebagai bagian dari
enzim dan hormon yang mengendalikan berbagai aktivitas seluler.
Natrium, Kalium dan Clor
Peran mineral ini adalah untuk mempertahankan pertukaran zat
gizi danproduk sisa metabolisme antara sel dengan cairan ekstra sel.
Natrium dan klormerupakan mineral utama di dalam plasma darah
sedangkan kalium adalah mineralutama di dalam sel.Fungsi lainnya
adalah memantapkan pergerakan listrik melewatimembran sel.
Perbedaan listrik antara bagian dalam dengan luar sel diperlukanantara
lain untuk transmisi impuls saraf dan sebagai pemicu kontraksi otot.
Besi
Telah jelas pada mereka yang tidak cukup mengkonsumsi besi
dalam asupan makanannya akan mengalami kekurangan hemoglobin
dan hal ini dapatmenimbulkan keluhan kurang nafsu makan,
kemampuan fisik menurun bahkan untuklatihan ringan lama sekalipun.
Bila hal ini terjadi, pemberian suplemen dapatmengatasi berbagai
keluhan tersebut. Kekurangan besi dan feritin sering ditemukanpada
atlet wanita.Absorpsi besi dapat ditingkatkan bila mengkonsumsinya
bersamadengan daging atau makanan yang kaya vitamin C. Namun
perlu diwaspadai,kelebihan besi akan memberi dampak yang negatif.
Kekurangan besi pada atletdapat disebabkan oleh ekspansi
volumeplasma yang besar akibat latihan berat,kehilangan melalui
keringat dan destruksi sel darah merah pada olahraga berat.
Radikal bebas dan antioksidan Minimal terdapat 2 hal yang
menyebabkan radikal bebas dapat diproduksioleh tubuh pada saat
berolahraga, yaitu: 1.) sebagai akibat kebocoran elektron dalam
mitokondria dan 2.) selama terjadinya iskemia akibat olahraga berat.
Kerusakan akibat radikal bebas terjadi terdapat gangguan
keseimbangan antara radikal bebas yang terbentuk dengan antioksidan
yang ada. Radikal bebas dapat merusak setiap komponen sel terutama
membran bilayer asam lemak. Kerusakan akibat olahraga berat
tergantung pada intensitas dan tingkat latihan yang dilakukan. Latihan
berat pada orang yang tidak terlatih akan memproduksiradikal bebas
lebih banyak, dan lebih sering ditemukan di otot dari pada di dalam
darah.
Air
Fungsi air bagi tubuh sangat jelas dan penting, sehingga bila
terjadi kekurangan cairan pada tubuh seseorang terutama bagi atlet
maka akan mengganggu penampilan atlet tersebut. Air diperoleh dari
cairan, makanan dan proses metabolisme tubuh. Dalam sehari
seseorang biasanya minum air sebanyak 1200 ml dan akan meningkat
saat seseorang melakukan aktivitas fisik dan akan lebih meningkat lagi
bila olahraga dilakukan di lingkungan yang panas. Suhu tubuh dapat
meningkaat di atas batas normal. Hal ini dapat terjadi pada atlet yang
berolahraga dalam waktu lama pada suhu panas. Setiap perubahan
berat badan sebelum dan sesudah berolahraga merupakan petunjuk
adanya kehilangan cairan tubuh selamaberolahraga. Pada keadaan-
keadaan seperti ini sangat diperlukan penggantian cairan tubuh.
Pemberian cairan untuk mengganti cairan tubuh yang hilang selama
berolahraga perlu memperhatikan hal berikut:
1. Pengosongan lambung air dengan suhu dingin (5oC) akan lebih
cepat meninggalkan lambung
2. Volume cairan minum sedikit-sedikit lebih baik untuk
menghindari perasaan penuh di lambung
3. Larutan kental pengosongan lambung akan lebih lambat bila
cairan yang diminum mengandung elektrolit atau glukosa.
2.2 Vegetarian
PEMBAHASAN
3.1.2 Protein
Latihan intens atau lama meningkatkan kebutuhan protein.
Atlet vegetarian dengan mudah dapat memenuhi kebutuhan protein
yang disediakan dengan memenuhi kebutuhan energi dan memenuhi
dengan berbagai makanan nabati kaya protein seperti kacang-
kacangan, makanan kedelai, kacang-kacangan, biji-bijian dan seluruh-
butir. Telur dan produk susu dapat dimasukkan sesuai jenis diet
vegetariannya. Atlet vegetarian yang membatasi kalori untuk
menurunkan berat badan harus memenuhi proteinya dengan makan
makanan yang kaya protein di sebagian besar makanannya. Semua
atlet harus makan makanan ringan atau makanan kaya protein dan
karbohidrat setelah latihan keras untuk meningkatkan pemulihan dan
mengganti cadangan glikogen. Rekomendasi untuk daya tahan dan
kekuatan atlet terlatih berkisar 1,2-1,7 g / kg berat badan per hari.
Besi dibagi menjadi dua golongan yaitu besi heme dan non
heme. Besi heme berasal dari daging, ikan dan unggas dimana dapat
diserap tubuh sekitar 15%- 40% sedangkan besi non-heme berasal
dari sayuran dan buah dimana penyerapannya hanya sekitar 1%-15%.
Cadangan besi dalam tubuh juga dipengaruhi dari jenis diet vegetarian
yang dijalani. Untuk vegan sumber besi utamanya adalah besi non
heme. Semivegetarian yang masih mengkonsumsi besi heme dari ikan
dan unggas serta besi non heme.
Antioksidan
NUTRITIONAL CONSIDERATIONS FOR VEGETARIAN ATHLETES
Susan I. Barr, PhD and Candice A. Rideout, PhD(C)
From the University of British Columbia, Vancouver, British Columbia,
Canada
Jurnal ini memaparkan bahwa, olahraga terutama bahwa
intensitas tinggi dan durasi panjang, dapat menyebabkan
peningkatan produksi oksigen reaktif (misalnya, radikal bebas) dan
stres oksidatif pada jaringan.adap kerusakan otot dan nyeri serta
mempengaruhi proses pemulihan otot setelah latihan. Diet
vegetarian, yang biasanya mengandung lebih tinggi jumlah
antioksidan seperti vitamin E, vitamin C, dan carotene, mungkin
memberikan perlindungan yang lebih baik daripada diet omnivora
terhadap stres oksidatif olahraga terkait. Dengan kata lain konsumsi
antioksigen vegetarian lebih tinggi dari pada non vegetarian. Hal ini
mempeunyai dampak positif terhadap performa tubuh atlet.
Vitamin B12
NUTRITIONAL CONSIDERATIONS FOR VEGETARIAN ATHLETES
Susan I. Barr, PhD and Candice A. Rideout, PhD(C)
From the University of British Columbia, Vancouver, British Columbia,
Canada
Jurnal ini mengemukakan bahwa vegetarian mengkonsumsi
jenis makanan yang lebih terbatas. Terutama pada golonga vegan
yang dimana menghindari sumber protein hewani yang merupakan
sumber utama vitamin B12 dan hanya sedikit jumlahnya pada
sumber nabati seperti buah-buahan, sayuran kacang-kacangan, dan
biji-bijian. Sehingga kebutuhan vitamin B12 masih belum tercukupi.
Kekurangan vitamin B12 yang terus menerus akan menyebabkan
anemia makrositik.. Seperti anemia lainnya, anemia makrositik
dikaitkan dengan berkurangnya kemampuan transportasi oksigen
sehingga menganggu kinerja aerobik Selain itu, untuk memenuhi
kebutuhan Vitamin B12 , vegetarian bisa mengkonsumsi tambahan
suplemen. Suplemen atau fortifikasi dalam makanan dapat digunakan
untuk memenuhi kebutuhan vitamin B12.
4. Atlet vegetarian memiliki kepadatan otot lebih rendah dari pada atlet
non-vegetarian.
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
a.
4.2 Saran
a. Perlunya penambahan referensi penelitian yang dapat mendukung
pembuatan makalah ini sehingga menghasilkan informasi yang
lengkap.
b. Untuk mengoptimalkan makalah ini, dapat dilanjutkan untuk dilakukan
penelitian lebih lanjut agar didapatkan hasil yang valid dan sebagai
acuan ilmu pengetahuan dalam sistem manajemen penyelenggaraan
makan dibidang gizi institusi.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN