DISUSUN OLEH
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah dan inayah-Nya kepada kami, sehingga dapat
membuat makalah ini sebagai tugas akhir perkuliahan Gizi Olahraga yang kami
beri judul Kebutuhan dan Asupan Gizi Atlet Vegetarian.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan maaf
maupun inspirasi terhadap pembaca.
Penulis
Habliansya Putra
(1906104020017)
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.......................................................................................................i
Daftar Isi.................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan..................................................................................................11
4.2 Saran............................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................12
LAMPIRAN..........................................................................................................13
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
a. Mengetahui asupan gizi pada atlet vegetarian
b. Mengetahui pengaruh diet vegetarian pada atlet
c. Mengetahui peran pelatih terhadap atlet vegetarian
1.4 Manfaat
Makalah ini dapat dijadikan bahan untuk meningkatkan pengetahuan di
dalam kegiatan pembelajaran dan diharapkan dapat menjadi referensi tambahan
untuk ilmu pengetahuan tentang gizi olahraga.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Atlet yang memerlukan otot : 1,5 gram protein/kg berat badan
2.1.2 Mikronutrition
Peran penting sejumlah kecil vitamin dan mineral bagi efektivitas
metabolisme penyediaan energi tubuh. Sebenarnya bila konsumsi makanan
cukup dan bervariasi (sesuai dengan yang dianjurkan), tambahan vitamin dan
mineraltidak diperlukan. Terdapat kecenderungan para atlet akan merasa sehat
bila mengkonsumsi berbagai macam vitamin, mineral atausuplemen lainnya.
Namun asupan vitamin dan mineral berlebihan dapat menyebabkan berbagai
gangguan seperti vitamin larut dalam lemak yang berlebihan dapat
menyebabkan gangguan pada pembentukan tulang. Secara umum fungsi
vitamin ini adalah sebagai regulator pada proses metabolisme pembentukan
energi, pada sintesis jaringan dan aktivitas biologik lainnya. Vitamin larut
dalam air berperan sebagai bagian koenzim pada reaksi pembentukan energi
yang terjadi di dalam sel. Pada kenyataannya vitamin dapat digunakan berulang
pada reaksi metabolisme energi, sehingga bagi mereka yang aktif atau atlet
tidak diperlukan vitamin lebih banyak dari pada mereka yang kurang aktif,
selama asupan makanannya seimbang. Sebanyak kurang lebih 4% massa tubuh
terdiri dari mineral, yang terdapat di dalam enzim, hormon dan vitamin. Mineral
dalam bentuk lebih kompleks dapat ditemukan di berbagai jaringan seperti
kalsium fosfat didalam tulang atau dalam bentuk kalsium bebas di dalam cairan
intraseluler. Dikenal 2 jenis mineral yaitu yang dibutuhkan dalam jumlah sedikit
(<100mg>minor) dan mineral utama (major). Mineral turut menjadi bagian dari
senyawa kimia yang terlibat pada proses metabolisme pembentukan energi.
Terdapat 3 peran utama mineral di dalam tubuh:
a. Merupakan bagian dari struktur tulang dan gigi.
b. Berperan secara fungsional untuk mempertahankan irama jantung
normal, kontraksi otot, konduksi saraf dan keseimbangan asam basa
tubuh.
c. Berperan sebagai regulator pada metabolisme seluler dan sebagai bagian
dari enzim dan hormon yang mengendalikan berbagai aktivitas seluler.
Kalsium
Merupakan bagian dari struktur tulang dan gigi . Berperan secara
fungsional untuk mempertahankan irama jantung normal, kontraksi otot,
konduksi saraf dan keseimbangan asam basa tubuh. c. Berperan sebagai
regulator pada metabolisme seluler dan sebagai bagian dari enzim dan hormon
yang mengendalikan berbagai aktivitas seluler.
Natrium, Kalium dan Clor
Peran mineral ini adalah untuk mempertahankan pertukaran zat gizi
danproduk sisa metabolisme antara sel dengan cairan ekstra sel. Natrium dan
klormerupakan mineral utama di dalam plasma darah sedangkan kalium
adalah mineralutama di dalam sel.Fungsi lainnya adalah memantapkan
pergerakan listrik melewatimembran sel. Perbedaan listrik antara bagian
dalam dengan luar sel diperlukanantara lain untuk transmisi impuls saraf dan
sebagai pemicu kontraksi otot.
Besi
Telah jelas pada mereka yang tidak cukup mengkonsumsi besi dalam
asupan makanannya akan mengalami kekurangan hemoglobin dan hal ini
dapatmenimbulkan keluhan kurang nafsu makan, kemampuan fisik menurun
bahkan untuklatihan ringan lama sekalipun. Bila hal ini terjadi, pemberian
suplemen dapatmengatasi berbagai keluhan tersebut. Kekurangan besi dan
feritin sering ditemukanpada atlet wanita.Absorpsi besi dapat ditingkatkan bila
mengkonsumsinya bersamadengan daging atau makanan yang kaya vitamin C.
Namun perlu diwaspadai,kelebihan besi akan memberi dampak yang negatif.
Kekurangan besi pada atletdapat disebabkan oleh ekspansi volumeplasma
yang besar akibat latihan berat,kehilangan melalui keringat dan destruksi sel
darah merah pada olahraga berat.
Radikal bebas dan antioksidan Minimal terdapat 2 hal yang
menyebabkan radikal bebas dapat diproduksioleh tubuh pada saat berolahraga,
yaitu: 1.) sebagai akibat kebocoran elektron dalam mitokondria dan 2.) selama
terjadinya iskemia akibat olahraga berat. Kerusakan akibat radikal bebas
terjadi terdapat gangguan keseimbangan antara radikal bebas yang terbentuk
dengan antioksidan yang ada. Radikal bebas dapat merusak setiap komponen
sel terutama membran bilayer asam lemak. Kerusakan akibat olahraga berat
tergantung pada intensitas dan tingkat latihan yang dilakukan. Latihan berat
pada orang yang tidak terlatih akan memproduksiradikal bebas lebih banyak,
dan lebih sering ditemukan di otot dari pada di dalam darah.
Air
Fungsi air bagi tubuh sangat jelas dan penting, sehingga bila terjadi
kekurangan cairan pada tubuh seseorang terutama bagi atlet maka akan
mengganggu penampilan atlet tersebut. Air diperoleh dari cairan, makanan
dan proses metabolisme tubuh. Dalam sehari seseorang biasanya minum air
sebanyak 1200 ml dan akan meningkat saat seseorang melakukan aktivitas
fisik dan akan lebih meningkat lagi bila olahraga dilakukan di lingkungan
yang panas. Suhu tubuh dapat meningkaat di atas batas normal. Hal ini dapat
terjadi pada atlet yang berolahraga dalam waktu lama pada suhu panas. Setiap
perubahan berat badan sebelum dan sesudah berolahraga merupakan petunjuk
adanya kehilangan cairan tubuh selamaberolahraga. Pada keadaan-keadaan
seperti ini sangat diperlukan penggantian cairan tubuh. Pemberian cairan
untuk mengganti cairan tubuh yang hilang selama berolahraga perlu
memperhatikan hal berikut:
1. Pengosongan lambung air dengan suhu dingin (5 oC) akan lebih cepat
meninggalkan lambung
2. Volume cairan minum sedikit-sedikit lebih baik untuk menghindari
perasaan penuh di lambung
3. Larutan kental pengosongan lambung akan lebih lambat bila cairan
yang diminum mengandung elektrolit atau glukosa.
2.2 Vegetarian
PEMBAHASAN
3.1.2 Protein
Latihan intens atau lama meningkatkan kebutuhan protein. Atlet
vegetarian dengan mudah dapat memenuhi kebutuhan protein yang disediakan
dengan memenuhi kebutuhan energi dan memenuhi dengan berbagai
makanan nabati kaya protein seperti kacang-kacangan, makanan kedelai,
kacang-kacangan, biji-bijian dan seluruh-butir. Telur dan produk susu dapat
dimasukkan sesuai jenis diet vegetariannya. Atlet vegetarian yang membatasi
kalori untuk menurunkan berat badan harus memenuhi proteinya dengan
makan makanan yang kaya protein di sebagian besar makanannya. Semua
atlet harus makan makanan ringan atau makanan kaya protein dan karbohidrat
setelah latihan keras untuk meningkatkan pemulihan dan mengganti cadangan
glikogen. Rekomendasi untuk daya tahan dan kekuatan atlet terlatih berkisar
1,2-1,7 g / kg berat badan per hari.
Menurut jurnal ini asupan zat besi vegetarian maupun non vegetarian
tidak jauh berbeda. Bahkan ada beberapa penelitian yang melaporkan asupan
gizi non vegetarian lebih rendah dari vegetarian. Cadangan besi didalam tubuh
dipengaruhi oleh bentuk kimia dari besi dan asupan gizi lainnya sebagai zat
yang dapat meningkatkan atau menghambat absorpsi.
Besi dibagi menjadi dua golongan yaitu besi heme dan non heme.
Besi heme berasal dari daging, ikan dan unggas dimana dapat diserap tubuh
sekitar 15%- 40% sedangkan besi non-heme berasal dari sayuran dan buah
dimana penyerapannya hanya sekitar 1%-15%. Cadangan besi dalam tubuh
juga dipengaruhi dari jenis diet vegetarian yang dijalani. Untuk vegan sumber
besi utamanya adalah besi non heme. Semivegetarian yang masih
mengkonsumsi besi heme dari ikan dan unggas serta besi non heme.
Selain jenis diet yang dianut, faktor makanan yang dikonsumsi juga
dapat meningkatkan dan menghambat penyerapan besi. Penyerapan besi
nonheme bisa ditingkatkan dengan faktor protein jaringan ( daging, ikan dan
unggas) dan vitamin C. sebaliknya, penyerapan zat besi non heme dihambat
oleh asam fitat, bijibijian, kacangkacangan, polifenol dalam teh dan kopi,
anggur merah dan sayuran tertentu, protein kedelai, telur dan kalsium serta
garam fosfat.
Antioksidan
NUTRITIONAL CONSIDERATIONS FOR VEGETARIAN ATHLETES
Susan I. Barr, PhD and Candice A. Rideout, PhD(C)
From the University of British Columbia, Vancouver, British Columbia,
Canada
Jurnal ini memaparkan bahwa, olahraga terutama bahwa intensitas
tinggi dan durasi panjang, dapat menyebabkan peningkatan produksi oksigen
reaktif (misalnya, radikal bebas) dan stres oksidatif pada jaringan.adap
kerusakan otot dan nyeri serta mempengaruhi proses pemulihan otot setelah
latihan. Diet vegetarian, yang biasanya mengandung lebih tinggi jumlah
antioksidan seperti vitamin E, vitamin C, dan carotene, mungkin
memberikan perlindungan yang lebih baik daripada diet omnivora terhadap
stres oksidatif olahraga terkait. Dengan kata lain konsumsi antioksigen
vegetarian lebih tinggi dari pada non vegetarian. Hal ini mempeunyai
dampak positif terhadap performa tubuh atlet.
Vitamin B12
NUTRITIONAL CONSIDERATIONS FOR VEGETARIAN ATHLETES
Susan I. Barr, PhD and Candice A. Rideout, PhD(C)
From the University of British Columbia, Vancouver, British Columbia,
Canada
Jurnal ini mengemukakan bahwa vegetarian mengkonsumsi jenis
makanan yang lebih terbatas. Terutama pada golonga vegan yang dimana
menghindari sumber protein hewani yang merupakan sumber utama vitamin
B12 dan hanya sedikit jumlahnya pada sumber nabati seperti buah-buahan,
sayuran kacang-kacangan, dan biji-bijian. Sehingga kebutuhan vitamin B12
masih belum tercukupi. Kekurangan vitamin B12 yang terus menerus akan
menyebabkan anemia makrositik.. Seperti anemia lainnya, anemia
makrositik dikaitkan dengan berkurangnya kemampuan transportasi oksigen
sehingga menganggu kinerja aerobik Selain itu, untuk memenuhi kebutuhan
Vitamin B12 , vegetarian bisa mengkonsumsi tambahan suplemen.
Suplemen atau fortifikasi dalam makanan dapat digunakan untuk memenuhi
kebutuhan vitamin B12.
2. Tersedia intake protein yang cukup untuk memenuhi kebutuhan total nitrogen
dan asam amino esensial.
4. Atlet vegetarian memiliki kepadatan otot lebih rendah dari pada atlet non-
vegetarian.
5. Para pelatih bisa menyarankan bagi para atletnya untuk diet vegetarian
sebagai strategi untuk mengendalikan berat badan.
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
a.
4.2 Saran
a. Perlunya penambahan referensi penelitian yang dapat mendukung pembuatan
makalah ini sehingga menghasilkan informasi yang lengkap.
b. Untuk mengoptimalkan makalah ini, dapat dilanjutkan untuk dilakukan
penelitian lebih lanjut agar didapatkan hasil yang valid dan sebagai acuan
ilmu pengetahuan dalam sistem manajemen penyelenggaraan makan dibidang
gizi institusi.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN