Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

GIZI DAN DIET PENGATURAN NUTRISI

NAMA KELOMPOK :

1. Dina Jayanti (1820009)


2. Fera Indah Nofitayanti (1820019)
3. Nadya Nur Aisih (1822035)
4. Nevi Nur Aisya (1820037)
5. Oktalia Lestari (1820044)

PROGRAM STUDI DIII-KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HANG TUAH SURABAYA

TAHUN AJARAN 2018/2019


KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas
berkat, rahmat dan atas karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan makalah ini
dengan tepat waktu. Penulis mengucapkan terima kasih kepada orang-orang yang
telah memberikan bantuan dalam menyusun makalah mengenai gizi dan diet
pengaturan nutrisi.

Diantaranya adalah orang tua, dosen mata kuliah gizi dan diet bu Meiana
Harfika, SKM., M.Kes. dan lain-lain. Dengan adanya penyusunan makalah
tentang gizi dan diet pengaturan nutrisi pada, kita dapat mengetahui tentang
perencanaan kebutuhan nutrisi dalam bidang medis dan keterkaitannya dengan
ilmu kesehatan dalam kehidupan manusia.

Penulis menyadari mungkin dalam penyusunan makalah ini belum


sepenuhnya sempurna oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dari
pembaca. Walaupun demikian penulis berharap semoga makalah ini bermanfaat
bagi kita semua.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..............................................................................................i

DAFTAR ISI .............................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ..............................................................................................4


1.2 Tujuan Penulisan ..........................................................................................4
1.3 Rumusan Masalah ........................................................................................4
1.4 Manfaat Penulisan ........................................................................................

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Definisi Gizi ..................................................................................................4
2.2 Kebutuhan Gizi ............................................................................................4
2.3 Keseimbangan Energi dan Pengelolaan Berat Badan ..................................4
2.4 Penetapan Angka Kebutuhan Gizi ...............................................................6

BAB III PEMBAHASAN


3.1 Menyeimbangkan Pengelolaan Berat Badan Serta Penetapan Angka
Kecukupan Gizi ............................................................................................8

BAB IV PENUTUP

4.1 Kesimpulan ...................................................................................................35


4.2 Saran .............................................................................................................36

DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................................3


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ilmu atau sains adalah serangkaian pengetahuan dan aktivitas


intelektual serta praktik manusia yang teratur dan taat azas (sistematis)
tentang materi, struktur, perilaku dan fenomena dialam semesta melalui
observasi dan eksperimen. Dengan bantuan teknologi, ilmu semakin mudah
untuk dikembangkan dan diterapkan (Hazelkorn E, et al, 2015). Lahirnya
inovasi pengawetan makanan dalam kaleng pertama kali oleh Nicolas
Appert, tidak terlepas dari peran penguasa dan komandan perang Napoleon
Bonaparte pada awal abad ke-19.
Pengertian ilmu Gizi Menurut Gutrie adalah ilmu yang
mempelajari makanan, zat gizi, proses pencernaan, metabolisme dan
penyerapan dalam tubuh, fungs serta akibat kekurangan atau kelebihan zat
gizi bagi tubuh. Menurut Sediaoetama, Pengertian ilmu Gizi adalah ilmu
yang mempelajari hal berhubungan dengan makanan yang dikaitkan dengan
kesehatan tubuh. Dari pengertian ilmu gizi ini terdapat dua komponen
penting, yaitu makanan dan kesehatan tubuh. Ilmu kimia dan Biokimia
berkembang melahirkan ilmu gizi. Antoine Lavoiser seorang pakar kimia
dari Perancis dijuluki sebagai Bapak ilmu kimia modern berhasil
meletakkan dasar ilmu gizi berupa fungsi kimia dan biokimia dalam tubuh
manusia, sehingga beliau menyandang predikat sebagai bapak ilmu gizi.
Lahirnya ilmu gizi diawalai dengan penemuan tentang hal yang berkaitan
dengan penggunaan energi makanan, antara lain meliputi proses pernapasan,
kalorimetri dan oksidasi. Penelitian tersebut menggunakan hewan percobaan
yaitu sejenis kelinci yang biasa digunakan dalam penelitian biologi.
Disimpulkan bahwa pernapasan merupakan proses pembakaran yang sama
dengan pembakaran yang terjadi di luar tubuh.
Istilah Gizi dalam forum dan tulisan akademik mulai digunakan
pada tahun 1959-an seperti bagian Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran UI tahun
1958, Akademi Gizi Kementerian Kesehatan tahun 1966. Gizi dapat
bermakna zat gizi (nutrient), pengaturan gizi makanan dan minuman
(diet), dan status gizi (nutritional status). Zat gizi menurut McCollum (1975)
adalah segala sesuatu dalam pangan (makanan dan minuman) yang
bermanfaat bagi kesehatan. Dalam konsep kompoenen pangan fungsional
(KSFTST dan IUFoST, 1996), zat gizi hanya didefinisikan sebatas
karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral dan air.

1.2 Tujuan Penulisan

Agar mahasiswa dapat memahami tentang Keseimbangan energi


dan pengelolaan Berat badan serta penetapan angka kecukupan Gizi

1.3 Rumusan Masalah

Bagaimana cara menyeimbangkan pengelolaan berat badan dan


angka kecukupan gizi ?

1.4 Manfaat Penulisan

- Untuk menambah wawasan tentang pengelolaan berat badan yang ideal


- Untuk pengetahuan tentang kecukupan gizi dalam makanan
- Untuk Pengetahuan tentang kebutuhan energi yand diperlukan dalam
tubuh
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Gizi

Gizi merupakan ilmu yang mempelajari mengenai pangan, zat gizi,


dan komponen lainnya dalam pangan, interaksi, dan keseimbangannya
sehubungan dengan kesehatan, penyakit, dan proses pencernaan,
metabolisme, transpor, dan pengeluaran komponen pangan tersebut.

Tim pakar Pendidikan Tinggi Ilmu Gizi Indonesia mendefinisikan


ilmu gizi seagai ilmu yang mempelajari zat dari pagnan yang bermanfaat
bagi kesehatan, proses yang terjadipaa pangan sejak dikonsumsi, dicerna,
diserap, sampai digunakan oleh tubuhdan dampaknya terhadap
pertumbuhan, perkembangan, produktivitas kerja,dan kelangsungan hidup
manusia serta faktor yang mempengaruhinya.

2.2 Kebutuhan Gizi

Menurut Kementrian Kesehatan Indonesia, kebutuhan gizi adalah


jumlah jumlah zat gizi minimal yang dibutuhkan oleh masing-masing orang.
Jumlah yang dibutuhkan ini berbeda-beda berdasarkan kondisi tubuh
masing-masing. Kebutuhan gizi setiap individu tergantung pada beberapa
faktor yakni usia,jenis kelamin, tingkat aktivitas fisik, berat badan, dan
tinggi badan.

Perhitungan kebutuhan gizi :

a. Kebutuhan gizi makro

Zat gizi makro adalah zat gizi yang dibutuhkan dalam jumlah yang
besar oleh tubuh. Yang termasuk dalam kelompok zat gizi makro adalah
karbohidrat, protein, dan juga lemak.
 Kebutuhan protein yang dibutuhkan sebanyak 10-15% dari
kebutuhan kalori total, kemudian rubah kedalam gram agar
mengetahui berapa banyak yang dibutuhkan.

 Kebutuhan lemak yang diperlukan sebanyak 10-25% dari kebutuhan


kalori total.

 Kebutuhan karbohidrat yang diperlukan sebanyak 60-75% dari


kebutuhan kalori total.

b. Kebutuhan gizi mikro

Zat gizi mikro adalah zat gizi yang dibutuhkan dalam jumlah kecil
oleh tubuh.contoh zat gizi mikro antara lain adalah kalsium, yodium,
vitamin, magnesium, dan fosfor.

2.3 Keseimbangan Energi dan Pengelolaan Berat Badan

Energi dibutuhkan oleh setiap sel dalam tubuh untuk


mempertahankan kehidupannya dan melaksanakan fungsinya dengan baik.
Sumber energi berasal dari makanan yang dimakan, diserap, diolah, dan
kemudian diserap oleh tubuh.

Energi dari makanan digunakan untuk :

a. Angka Metabolisme Basal (AMB) adalah kebutuhan minimal energi


untuk proses vital : kontraksi otot, peredaran darah,pernafasan, kelenjar
untuk metabolisme dalam sel untuk mempertahankan suhu tubuh. AMB
dinyatakam sbg kkal/kg BB/jam.

b. Aktivitas Fisik

c. Efek Makanan

Cara Menghitung Angka Metabolisme Basal (AMB) :

1. Perhitungan Dalam Menentukan Kebutuhan Energi


Komponen utama yang menentukan kebutuhan energi adalah angka
metabolisme basal (AMB) atau basal metabolic rate (BMR) dan aktifitas
fisik. AMB dipengaruhi oleh Umur,Gender,Berat Badan,dan Tinggi Badan.

a. Menggunakan Rumus Harris Benedict

1. Laki-Laki : 66 + (13,7 x BB) + (5 x TB) – (6,8 x U)

2. Perempuan : 665 + (9,6 x BB) + (1,8 x TB) – (4,7 x U)

b. Menggunakan Cara Cepat,terdapat 2 cara cepat yaitu

A. 1. Laki-Laki : 1 kkal x kg BB x 24 jam

2. Perempuan : 0,95 kkal x kg BB x 24 jam


B. 1. Laki-Laki : 30 kkal x kg B
2. Perempuan : 25 kkal x kg BB

c. Menggunakan Cara FAO,WHO,UNU

Tabel Rumus FAO,WHO,UNU untuk menentukan AMB

Kelompok umur Laki-laki Perempuan

0-3 tahun 60,9 B – 54 61,0 B – 51

3-10 tahun 22,7 B – 495 22,5 B + 499

10-18 tahun 17,5 B + 651 12,2 B + 746

18-30 tahun 15,3 B + 679 14,7 + 496

30-60 tahun 11,6 B + 879 8,7 B + 829

≥ 60 tahun 13,5 B + 487 10,5 + 596

Keterangan: B = Berat Badan dengan satuan Kg

d. Cara Menentukan Kebutuhan Energi Dalam Keadaan Sakit


Menghitung kebutuhan energi menurut kg bb (kkal/kg/hari) tabel
dibawah menunjukkan kebutuhan energi/kg bb rata-rata/orang dewasa
yang dikembangkan dari AKG bagi pasien yangb tidak mengalami stress

Kategori dan Berat Badan Tinggi Badan Energi Energi/kg


umur (tahun) (kg) (cm) Total(kkal) BB(kkal)
Laki – laki

62 165 2800 45
20 – 45
62 165 2500 40
46 – 59
62 165 2200 35
≥ 60

Perempuan

20 – 45 54 156 2200 40
54 156 2100 39
46 – 59
54 154 1850 34
≥ 60

2.4 Penetapan Angka Kebutuhan Gizi

Angka Kecukupan Gizi yang Dianjurkan Bagi Bangsa Indonesia


(sebagaimana disebutkan pada pasal 6). Salah satu pertimbangan
dikeluarkannya Permenkes ini bahwa untuk mewujudkan masyarakat
Indonesia yang sehat diperlukan asupan gizi yang cukup sesuai dengan angka
kecukupan gizi yang dianjurkan. Juga sesuai rekomendasi Widya Karya
Nasional Pangan dan Gizi XI Tahun 2012, dimana telah dihasilkan Angka
Kecukupan Gizi yang Dianjurkan Bagi Bangsa Indonesia.

Tabel Angka Kecukupan Gizi (AKG)


BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Menyeimbangkan Pengelolaan Berat Badan Serta Penetapan Angka


Kecukupan Gizi

a. Pengelolaan Berat Badan

Antropometri artinya ukuran tubuh manusia, ditinjau dari sudut


pandang gizi, maka antropometri gizi berhubungan dengan berbagai macam
pengukuran dimensi tubuh dan komposisi tubuh dari berbagai tingkat umur
dan tingkat gizi. Digunakan untuk melihat ketidakseimbangan asupan
protein dan energi Ketidakseimbangan ini terlihat pada pola pertumbuhan
fisik dan proporsi jaringan tubuh, seperti lemak, otot dan jumlah air dalam
tubuh.
Indeks Antropometri :
 Berat Badan menurut Umur (BB/U)
 Tinggi Badan menurut Umur (TB/U)
 Berat badan menurut Tinggi Badan (BB/TB)
 Lingkar Lengan Atas menurut Umur (LLA/U)
 Indeks Massa Tubuh (IMT) untuk orang dewasa
 Rumus perhitungan IMT adalah sebagai berikut:

Berat Badan (kg) IMT = Tinggi badan (m) x Tinggi Badan (m)
 atau : Berat badan (kg) dibagi kuadrat tinggi badan (m).Standar lakilaki
20,1-25,0; perempuan :18,7 – 23,8
 Pengukuran Berat Badan :
Pria : Berat badan ideal (kg) = [tinggi badan (cm) – 100] –
[(tinggi badan (cm) – 100) x 10%]
Wanita : Berat badan ideal (kg) = [tinggi badan (cm) – 100]
– [(tinggi badan (cm) – 100) x 15%]
 Tebal Lemak Bawah Kulit menurut Umur
 Rasio Lingkar Pinggang dengan Pinggul

Tabel Berat Badan:


b. Penetapan Angka Kecukupan Gizi (AKG)

Cara mengukur Angka Kecukupan Gizi (AKG)

Angka Kecukupan Gizi (AKG) setiap individu akan berbeda sesuai


dengankondisi masing-masing. Untuk mengukur AKG bagi orang dewasa
secara cepat,kebutuhan kalori/energi dapat menggunakan rumus sebagai
berikut:

Angka Kecukupan Gizi ( AKG )


Jenis
Kelamin Ring Seda B
an ng erat

Laki 1,56 1,76 2


– Laki x BMR x BMR ,10 x
BMR

Pere 1,55 1,70 2


mpuan x BMR x BMR ,00 x
BMR
Prinsip untuk menentukan Angka Kecukupan Energi didasarkan
pada pengeluaran energi dimana komponen Basal Metabolic Rate
merupakan komponen utama. Nilai BMR ditentukan oleh berat dan susunan
tubuh serta umur dan jenis kelamin. Secara sederhana nilai BMR dapat
ditaksir dengan menggunakan rumus regresi linier sebagai berikut

Rumus untuk menaksir nilai BMR

Kelompok BMR ( kkal/hari )


Umur ( Tahun )
Laki – laki Wanita

0–3 60,9 BB + 61,0 B


54 + 51

3 – 10 22,7 BB + 22,5 B
495 + 499

10 – 18 17,5 BB + 12,2 B
651 + 746

18 – 30 15,3 BB + 14,7 B
679 + 496

30 – 60 11,6 BB + 8,7 B +
879 829

> 60 13,5 BB + 10,5 B


487 + 596

Sumber : FAO/WHO/UNU, 1985 (dengan penyesuaian) (dikutip


dari Widyakarya Pangan dan Gizi VI, 1998)
Keterangan :

BB = Berat Badan (dapat digunakan actual weight atau BB ideal/norma


tergantung tujuan)

Dengan komposisi makanan sehari 60% dari sumber karbohidrat,


20% dari protein dan 20% dari lemak. Kecukupan protein yang dianjurkan
adalah 0,8 gram/kgBB/hari. Konsumsi protein yang berlebih dapat
membebani fungsi ginjal. Pada kondisi tertentu, seperti gizi buruk atau masa
penyembuhan konsumsi protein dapat ditingkatkan antara 1,2-1,8
gram/kgBB/hari. Dianjurkan memenuhi kebutuhan protein dari protein
nabati dan hewani dengan perbandingan 3:1. Widya Karya Pangan dan Gizi
VI tahun 1998, menetapkan AKG bagi orang dewasa secara nasional
berdasarkan kebutuhan energi/kalori dari protein, sebagai berikut:

Indikator Konsumsi Persed


Tingkat Tingkat iaan

Energi 2.150 K 2.500


Kalori K Kalori

Protein 46,2 gram 55


gram
BAB 1V

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Angka kecukupan gizi merupakan terjemahan bebas dari


Recommended Dietary Allowance (RDA), diartikan sebagai suatu
kecukupan rata rata zat gizi setiap hari bagi hampir semua orang menurut
golongan umur, jenis kelamin, ukuran tubuh, dan aktivitas untuk mencapai
derajat kesehatan yang optimal. Karena AKG dimaksudkan hanya untuk
golongan orang yang sehat, maka penyimpangan-penyimpangan khusus
kebutuhan gizi sebagai akibat kelainan metabolisme (termasuk malnutrisi),
perawatan khusus dan lainnya tidak diperhitungkan dalam Angka
Kecukupan Gizi.

4.2 Saran

Diharapkan setelah membaca makalah ini pembaca dapat


memperbaiki jumlah kecukupan gizinya minimal sesuai dengan
kebutuhannya agar dapat hidup sehat, diantaranya :

1. Untuk mempertahankan hidup,

2. Melakukan kegiatan internal/eksternal,

3. Menunjang pertumbuhan,

4. Melakukan aktivitas fisik, pemeliharaan tubuh, pernapasan, serta


pencernaan dan eksresi.
DAFTAR PUSTAKA

Suhardjo, Clara M. Kusharto(1982), Prinsip-prinsip Ilmu Gizi, Penerbit Kanisius,


Jakarta.

Darwin Karyadi, Muhilal(1985), Kecukupan Gizi Yang Danjurkan, Penerbit PT


Gramedia, Jakarta.

Arisman ,MB, Dr.(2004), Gizi dalam Daur Kehidupan dalam Buku Ajar Ilmu
Gizi, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.

Sunita Almatsier, M.Sc., DR.(2004), Penuntun Diet, Instalasi Gizi Perjan RS Dr.
Cipto Mangunkusumo dan Asosiasi Dietisien Indonesia, Penerbit PT Gramedia
Pustaka Utama, Jakarta.

Sunita Almatsier (2005), Prinsip Dasar Ilmu Gizi, PT Gramedia Pustaka Utama,
Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai