Disusun oleh:
Kelompok 2
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan Tinjauan Kepustakaan yang berjudul
“Asuhan Keperawatan Pemenuhan Nutrisi” ini tepat waktu. Makalah ini dibuat
untuk melengkapi tugas mata kuliah Pemenuhan Kebutuhan Dasar Manusia.
Dalam penyusunan Tinjauan Kepustakaan ini, penulis mendapat bimbingan,
saran, serta masukan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini,
penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada Ibu Heny Marlina Riskawaty.,
Ners., M.Kep. selaku pembimbing dalam penyusunan Tinjauan Kepustakaan
ini.
Penulis menyadari bahwa responsi kasus ini masih jauh dari sempurna,
sehingga saran dan kritik yang membangun, sangat penulis harapkan. Semoga
Tinjauan Kepustakaan ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Kelompok 2
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................................ii
BAB I........................................................................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................................1
B. Rumusan Masalah........................................................................................................2
C. Tujuan..........................................................................................................................2
BAB II.......................................................................................................................................3
A. Konsep Kebutuhan Nutrisi............................................................................................3
1. Defenisi....................................................................................................................3
2. Komponen – komponen Nutrisi...............................................................................3
3. Karakteristik Status Nutrisi.....................................................................................11
4. Faktor - faktor Yang Mempengaruhi Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi Manusia......12
5. Macam – macam Gangguan Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi.................................13
6. Penatalaksanaan....................................................................................................16
B. Konsep Asuhan Keperawatan.....................................................................................16
1. Pengkajian..............................................................................................................16
2. Diagnosa Keperawatan...........................................................................................18
3. Rencana Keperawatan............................................................................................20
4. Implementasi Keperawatan...................................................................................23
5. Evaluasi Keperwatan..............................................................................................23
BAB III................................................................................................................................24
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................25
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Nutrisi adalah bahan organik dan anorganik yang terdapat dalam makanan
dan dibutuhkan oleh tubuh agar dapat berfungsi dengan baik. Nutrisi dibutuhkan
oleh Nutrisi tubuh untuk memperoleh energi bagi aktivitas tubuh, serta mengatur
berbagai proses kimia di dalam tubuh.
Nutrisi merupakan elemen penting untuk proses dan fungsi tubuh. Ada 6
kategori makanan, yaitu air, karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral.
Beberapa hal penting yang mempengaruhi kebutuhan nutrisi antara lain ukuran
tubuh, usia, jenis kelamin, pekerjaan, keadaan hamil dan menyusui.
Dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi ada sistem yang berperan di
dalamnya, yaitu sistem pencernaan yang terdiri atas saluran pencernaan dan organ
asesori.Saluran pencernaan dimulai dari mulut sampai usus halus bagian distal,
sedangkan organ asesoris terdiri dari hati, kantong empedu dan pancreas.
1
ditemukan di negara berkembang yang personal hygiene dan sanitasi
lingkungannya kurang baik.Prevalensi kasus bervariasi tergantung dari lokasi,
kondisi lingkungan setempat, dan perilaku masyarakat. (Masriadi, 2017)
2. Rumusan Masalah
3. Tujuan
2
BAB II
TINJAUAN TEORI
4. Defenisi
a. Karbohidrat
3
Karbohidrat merupakan sumber energi utama tubuh. Karbohidrat akan
terurai dalam bentuk glukosa yang kemudian di manfaatkan tubuh dan
kehilangan glukosa akan di simpan di hati dan jaringan otot dalam bentuk
glikogen.
1) Jenis karbohidrat
Berdasarkan susunan kimianya, karbohidrat di golongkan menjadi tiga
jenis yaitu monosakarida, disakarida, dan poliskarida.
Monosakarida
Monosakarida merupakan jenis karbohidrat yang paling sederhana dan
merupakan molekul yang paling kecil. Dalam bentuk ini karbohidrat dapat di
serap oleh pembuluh darah di usus. Jenis monosakarida adalah glukosa,
dektrosa yang terdapat pada buah buahan dan sayur sayuran frutkosa yang
banyak terdapat pada buah – buhan, sayuran dan madu, serta galaktosa yang
merupakan pemecah dari disakarida.
Disakarida
Jenis disakarida adalah sukrosa, maltosa, dan laktosa. Sukrosa dan
maltosa banyak terdapat pada makanan nabati, sedangkan laktosa merupaka
jenis gula dalam air susu baik pada susu ibu maupun susu hewan.
Polisakarida
Merupakan gabungan dari beberapa molekul monosakarida. Jenis
polisakarida adalah zat pati, glikogen, dan selulosa.
2) Fungsi karbohidrat
Sumber energi yang murah
Sumber energi utama bagi otak dan syaraf
Cadangan untuk tenaga tubuh
Pengaturan metabolism lemak
Efisiensi penggunaan protein
Memberikan rasa kenyang
3) Sumber karbohidrat
4
Sumber karbohidrat berasal dari makanan pokok, umumnya berasal dari
tumbuh tumbuhan seperti beras, jagung, kacang, sagu, singkong, dan lain lain.
Sedangan karbohidrat pada hewani berbentuk glikogen
b. Protein
Protein merupakan jenis unsur zat gizi yang sangat berperan dalam
penyusunan senyawa senyawa penting seperti enzim, hormon, dan antibodi.
1. Jenis protein
Protein adalah senyawa kompleks, tersusun atas asam amino atau peptida.
Pada manusia terkandung 22 jenis asam amino yang berbeda. Bentuk
sederhana dari protein adalah asam amino. Berdasarkan sumbernya, asam
amino di kelompokkan menjadi dua macam yaitu asam amino esensisal dan
asam amino non esensial. Asam amino esensial hanya terdapat di peroleh dari
luar tubuh seperti makanan karena tidak dapat disintesiskan dalam tubuh,
misalnya lisin, triptofan, fenilalanin, dan leusin. Sedangkan asam amino non
esersial merupakan asam amino yang dapat disintesis oleh tubuh dari senyawa
lain, misalnya glutamine, alanin, hidroksisilin dan piruvat.
5
Serin dan tiroksin
c. Lemak ( Lipid )
6
Lemak atau lipid merupakan sumber energi yang
menghasilkan jumlah kalori lebih besar dari pada karbohidrat dan
protein.
1. Jenis lemak
Berdasarkan ikatan kimianya lemak di bedakan menjadi :
Lemak murni, yaitu lemak yang terdiri atas asam lemak dan gliserol.
Asam lemak bebas dapat dengan mudah menembus membrane sel
melalui proses difusi.
Lemak yang berikatan dengan unsur lain seperti fosfolipid merupakan
senyawa ikatan lemak dengan garam fosfor, glikolipid (senyawa ikatan
lemak dengan glikogen ), serta lipoprotein ( senyawa antara lipid dan
protein ).
2. Fungsi lemak
Sebagai sumber energi, memberikan kalori dimana dalam 1 gr lemak
pada peristiwa oksidasi akan menghasilkan kalori sebanyak 9 kkal.
Melarut vitamin sehingga dapat di serap oleh usus.
Untuk aktivitas enzim seperti enzim fosfolipid
Penyusun hormon seperti biosintesis hormon teroid.
3. Sumber lemak
Sumber lemak berasal dari nabati dan hewani, lemak nabati mengandung
lebih banyak asam lemak tak jenuh seperti pada kacang kacanagan, kelapa,
dan lain lain. Sedangkan lemak hewani banyak mengandung asam lemak
jenuh dengan rantai panjang seperti pada daging sapi, kambing, dan lain lain
d. Vitamin
Vitamin merupakan komponen organic yang di butuhkan tubuh dalam
jumlah kecil dan tidak dapat di produksi dalam tubuh. Vitamin sangat
berperan dalam proses metabolisme karena fungsinya sebagai katalisator.
1) Jenis vitamin
Vitamin dikelompokan menjadi dua yaitu sebagai berikut.
7
Vitamin yang larut dalam air seperti vitamin B kompleks, B1 (Tiamin),
B2 ( Riboflavin), B3 (niasin), B5 (Asam pontotenat), B6 (Piridoksin),
B12 (kobalamin), Asam fosfat, dan vitamin C. Jenis vitamin ini dapat
larut dalam air sehingga kelebihannya akan dibuang melalui urine.
Vitamin yang tidak larut dalam air tetapi larut dalam lemak seperti
vitamin A,D,E,dan K
2) Sumber dan fungsi vitamin
Vitamin B1, banyak terdapat pada biji bijian tumbuhan seperti padi,
kacang tanah, kacang hijau, gandum , roti , sereal, jaringan tubuh
hewan, ginjal hati, dan ikan. Fungsinya adalah mencegah terjadinya
penyakit beri beri, neuropati perifer, gangguan konduksi sitem syaraf,
dan ensefalopati wernicke.
Vitamin B2, banyak terdapat pada ragi, hari, ginjal, susu, keju, kacang
almond, dan yoghurt. Fungsinya adalah memperbaiki kulit, mata serta
mencegah terjadinya hiperbilirubinemia pada bayi baru lahir yang
mendapatkan fototerapi
Vitamin B3, banyak terdapat pada berbagai jenis makanan dari hewani
dan nabati seperti sereal, beras, kacang – kacangan. Fungsi vitamin ini
adalah menetralisasi zat racun, berperan dalam sintesis lemak,
memperbaiki kulit dan syaraf, serta sebagai koenzim pada banyak enzim
dehidroginase yang terdapat dalam sitosol dan mitokondria.
Vitamin B5, sumber vitamin ini melimpah di berbagai jenis makanan,
baik di tumbuhan maupun di hewani, sehingga jarang terjadi
kekurangan vitamin B5, fungsinya sebagai katalisator reaksi kimia
dalam pembentukan koenzim A yang berperan dalam pembentukan
energi (ATP).
Vitamin B6, vitamin ini banyak terdapat pada hati, ikan, daging, telur,
pisang, dan sayuran. Fungsinya berperan dalam proses metabolisme
asam amino, proses glikogenolisis pembentukan antibodi, serta
regenerasi sel darah merah. Kekurangan vitamin ini dapat
8
mengakibatkan dermatitis, bibir pecah pecah, sariawan, anemia, dan
kejang.
Vitamin B12, vitamin ini banyak terdapat pada daging, ikan, kepiting,
telur, susu, dan tempe. Fungsinya membantu pembentukan sel darah
merah, mencegah kerusakan sel darah merah, mencegah kerusakan sel
syaraf, dan membantu metabolisme protein.
Vitamin C, sumbernya banyak pada sayuran dan buah seperti jeruk,
mangga, tomat, stoberi, asparagus, kol, susu, mentega, ikan dan hati.
Fungsinya membantu pembentukan tulang, otot,dan kulit, membantu
penyerapan zat besi, serta melindungi tubuh dari radikal bebas.
Asam folat, sumbernya terdapat pada hati, daging, sayuran hijau, kacang
kacangan. Fungsinya dalam membantu metabolisme, khususnya asam
amino, pematangan sel darah merah, serta mencegah terjadinya penyakit
jantung bawaan. Kekurangan dapat mengakibatkan anemia
megaloblastik.
Vitamin D, sumber vitamin ini adalah ikan, telur susu, keju, tahu, tempe.
Fungsinya adalah meningatkan penyerapan kalsium, fosfor untuk
kekuatan tulang dan gigi, pengaturan produk hormon, serta pengaturan
kadar kalsium darah.
Vitamin A, banyak terdapat pada ikan, telur, daging, hati, susu, wortel,
labu, dan bayam. Fungsinya membangun sel sel kulit, melndungi sel
retina dari kerusakan. Kekurangan vitamin ini dapat mengakibatkan
gangguan penglihatan pada senja hari ( Rabun senja )
Vitamin E, sumbernya banyak terdapat pada minyak sayur, alpukat,
kacang kacangan, sayuran, daging, telur, susu, ikan. Manfaat vitamin ini
adalah sebagai anti oksidan dengan cara memutuskan berbagai rantai
radikal bebas
Vitamin K, vitamin ini banyak tedapat pada jaringan tanaman, sayuran,
dan hewan sebagai bahan makanan, produksi oleh bakteri usus.
9
Fungsinya adalah membantu dalam proses pembekuan darah dan jika
terjadi kekuranagan dapat mengakibatkan penyakit perdarahan.
e. Mineral
Mineral adalah ion organik esensial untuk tubuh karena peranannya
sebagai katalis dalam reaksi biokimia. Mineral dan vitamin tidak
menghasilkan energy, tetapi merupakan elemen kimia yang berperan dalam
mempertahankan proses tubuh.
Jenis mineral
Berdasarkan kebutuhannya dalam tubuh, mineral di kelompokan menjadi
dua yaitu :
Makromineral yaitu jumlah kebutuhan mineral tubuh terdiri dari
100mg/hari seperti natrium (Na), kalsium (Ca), fosfor (P), kalium (K),
klorida (Cr), dan magnesium (Mg)
Mikromineral, yaitu jumlah kebutuhan mineral kurang dari
100mg/hari, seperti zat besi(Fe), seng (Zn), kronmium ( Cr), mangan
(Mn), tembaga (Cu), fluor ( F), dan Yodium ( I ).
Fungsi mineral
Mineral berperan dalam tiga proses berikut ini.
Pertukaran konsentrasi osmotic cairan tubuh, misalnya natrium dan
klorida yang berperan dalam mempertahankan cairan ekstrsel. Kalium
sangat penting dalam mempertahankan konsentrasi osmotic intrasel.
Proses fisiologis, variasi dari ion ion berperan dalam berbagai proses
fisiologis seperti mempertahankan transmembran potensial,
pembentukan dan mempertahankan tulang, kontraksi otot,
pembentukan neurotransmitter, pembentukan hormon, pembekuan
darah,transport gas, dan sistem penyangga ( Buffer).
10
Sebagai kofaktor esensial berbagai reaksi enzimatik, seperti pada
calcium – dependent ATPase pada tulang yang membutuhkan ion
magnesium. ATPase untuk mengubah glukosa menjadi asam piruvat
membutuhkan ion kalium dan magnesium.
BB (kg )
Indeks Masa Tubuh =
TB × TB (m)
BB (kg)
TB × TB (m)
Tabel: batas ambang indeks masa tubuh (IMT) di Indonesia
Kategori IMT
11
Kelebihan berat badan tingkat
>27,0
berat
(Sumber: Depkes 2002, dalam Asmadi, 2008)
a. Pengetahuan
Pengetahuan yang kurang tentang manfaat makanan bergizi dapat
mempengaruhi pola konsusmsi makan. Hal tersebut dapat disebabkan oleh
kurangnya informasi sehingga dapat terjadi kesalahan dalam memahami
kebutuhan gizi.
b. Usia
Pada usia 0-10 tahun kebutuhan metabolisme basa bertambah dengan
cepat hal ini sehubungan dengan factor pertumbuhan dan perkembangan yang
cepat pada usia tersebut. Setelah usia 20 tahun energy basal relative konstan.
c. Jenis kelamin
Kebutuhan metabolisme basal pada laki-laki lebih besar di bandingkan
dengan wanita pada laki-laki kebutuhan BMR 1,0 kkal/kg BB/jam dan pada
wanita 0,9 kkal/kgBB/jam.
d. Tinggi dan berat badan
12
Tinggi dan berat badan berpaengaruh terhadap luas permukaan tubuh,
semakin luas permukaan tubuh maka semakin besar pengeluaran panas
sehingga kebutuhan metabolisme basal tubuh juga menjadi lebih besar.
e. Ekonomi
Status ekonomi dapat mempengaruhi perubahan status gizi karena
penyediaan makanan bergizi membutuhkan pendanaan yang tidak sedikit.
Oleh karena itu, masyarakat dengan kondisi perekonomian tinggi biasanya
mampu mencukupi kebutuhan gizi keluarganya dibandingkan masyarakat
dengan kondisi perekonomian rendah.
f. Status kesehatan
Nafsu makan yang baik adalah tanda yang sehat . Anoreksia (kurang
nafsu makan) biasanya gejala penyakit atau karena efek samping obat.
g. Faktor Psikologis serti stress dan ketegangan
Motivasi individu untuk makan makanan yang seimbang dan persepsi
individu tentang diet merupakan pengaruh yang kuat. Makanan mempunyai
nilai simbolik yang kuat bagi banyak orang (mis. Susu menyimbolkan
kelemahan dan daging menyimbulkan kekuatan).
13
3) Lingkar kulit triseps lengan tengah kurang dari 60% ukuran standard
4) Adanya kelemahan dan nyeri tekan pada otot
5) Adanya penurunan albumin serum
6) Adanya penurunan transferin
Kemungkinan penyebab:
1) Meningkatnya kebutuhan kalori dan kesulitan dalam mencerna kalori
akibat penyakit infeksi atau kanker.
2) Disfagia karena adanya kelainan persarafan
3) Penurunan absorbsi nutrisi akibat penyakit crohn atau intoleransi laktosa
4) Nafsu makan menurun
b. Kelebihan nutrisi
Kelebihan nutrisi merupakan suatu keadaan yang dialami seseorang yang
mempunyai resiko peningkatan berat badan akibat asupan kebutuhan
metabolisme secara berlebihan.
Tanda klinis :
1) Berat badan lebih dari 10% berat ideal
2) Obesitas (lebih dari 20 % berat ideal)
3) Lipatan kulit trisep lebih dari 15 mm pada pria dan 25 mm pada
wanita
4) Adanya jumlah asupan berlebihan aktivitas menurun atau monoton.
Kemungkinan penyebab :
1) Perubahan pola makan
2) Penurunan fungsi pengecapan dan penciuman.
c. Obesitas
Obesitas merupakan masalah peningkatan berat badan yang mencapai
lebih dari 20% berat badan normal. Status nutrisinya adalah melebihi kebutuhan
asupan kalori dan penurunan dalam penggunaan kalori.
d. Malnutrisi
Malnutrisi merupakan masalah yang berhubungan dengan kekurangan zat
gizi pada tingkat seluler atau dapat dikatakan sebagai masalah asupan zat gizi
14
yang tidak sesuai dengan kebutuhan tubuh. Gejala umumnya adalah berat badan
rendah dengan asupan makanan yang cukup atau asupan kurang dari kebutuhan
tubuh, adanya kelemahan otot dan penurunan energi, pucat pada kulit,
membrane mukosa, konjungtiva dan lain- lain.
1) Protein Calorie Malnutrition (PCM/PEM)
Suatu kondisi status nutrisi buruk akibat kurangnya kualitas dan
kuantitas konsumsi nutrisi, dengan kategori sebagai berikut :
PCM/ PEM ringan : BB < 80 % BB Normal sesuai umur.
PCM/ PEM sedang : BB 60 % BB Normal sesuai umur s/d 80 % BB
Normal.
PCM/ PEM berat : BB < 60 % BB Normal sesuai umur.
2) Kwashiorkor
Malnutrisi yang terjadi akibat diet protein yang tidak adekuat
pada bayi ketika sudah tidak mendapatkan asi. Defisiensi dapat
berakibat :
retardasi mental, kemunduran pertumbuhan, apatis, edema,
otot-otot tidak tumbuh, depigmentasi kulit, dermatitis.
e. Diabetes mellitus
Diabetes Melitus merupakan gangguan kebutuhan nutrisi yang ditandai
dengan adanya gangguan metabolisme karbohidrat akibat kekurangan insulin
atau penggunaan karbohidrat secara berlebihan.
f. Hipertensi
Hipertensi merupakan gangguan nutrisi yang juga disebabkan oleh
berbagai masalah pemenuhan kebutuhan nutrisi seperti penyebab dari adanya
obesitas, serta asupan kalsium, natrium, dan gaya hidup yang berlebihan.
g. Penyakit jantung koroner
Penyakit jantung koroner merupakan gangguan nutrisi yang sering
disebabkan oleh adanya peningkatan kolesterol darah dan merokok. Saat
ini,penyakit jantung koroner sering dialami karena adanya perilaku atau gaya
hidupyang tidak sehat, obesitas dan lain-lain.
15
h. Kanker
Kanker merupakan gangguan kebutuhan nutrisi yang disebabkan oleh
pengonsumsian lemak secara berlebihan.
i. Anoreksia nervosa
Anoreksia nervosa merupakan penurunan berat badan secara mendadak
dan berkepanjangan, ditandai dengan adanya kontipasi, pembengkakan badan,
nyeri abdomen, kedinginan.
9. Penatalaksanaan
1. Pengkajian
16
5) Adakah toleransi makanan atau minumam tertentu?
c. Pemeriksaan fisik
1) Keadaan fisik: apatis, lesu
2) Berat badan: obesitas, kurus (underweight).
3) Otot: flaksia / lemah, tonus kurang, tenderness, tidak mampu bekerja.
4) Sistem saraf: bigung, rasa terbakar, parestbesia, reflek menurun.
5) Fungsi gastrointestinal: anoreksia, konstipasi, diare, pembesaran liver.
6) Kardiovaskuler: denyut nadi lebih dari 100 x/menit, irama abnormal,
tekanan darah rendah/tinggi.
7) Rambut: kusam, kering, pudar, kemerahan, tipis, pecah/patah-patah.
8) Kulit: kering, pucat, iritasi, petekhie, lemak di subkutan tidak ada.
9) Bibir: kering, pecah-pecah, bengkak, lesi, stomatitis, membran mukosa
pucat.
10) Gusi: perdarahan, peradangan.
11) Lidah: edema, hiperemasis.
12) Gigi: karies, nyeri, kotor.
13) Mata: konjungtiva pucat,kering,exotalmus,tanda-tanda infeksi.
14) Kuku: mudah patah.
15) Pengukuran antopometri:
Berat badan ideal: (TB ̶ 100) ± 10%
17
BB (kg)
BMI (Body Mass Index):
TB × TB (m)
Lingkar pergelangan tangan
Lingkar lengan atas (MAC):
Nilai normal Wanita : 28,5 cm
Pria : 28,3 cm
Lipatan kulit pada otot trisep (TSF)
Nilai normal Wanita : 16,5 ─ 18 cm
Pria : 12,5 ─ 16,5 cm
d. Laboratorium
1) Albumin (N: 4─ 5,5 mg/100ml)
2) Transferin (N:170 ─ 25 mg/100 ml)
3) Hb (N: 12 mg %)
4) BUN (N:10 ─ 20 mg/100ml)
5) Ekskresi kreatinin untuk 24 jam (N: laki-lak: 0,6 ─ 1,3 mg/100 ml,
wanita: 0,5 ─ 1,0 mg/100 ml) (Tarwoto & Wartonah, 2006)
2. Diagnosa Keperawatan
18
9) Kesalahan persepsi
10) Ketidakmampuan memakan makanan
11) Kram abdomen
12) Kurang informasi
13) Kurang minat pada makanan
14) Membran mukosa pucat Nyeri abdomen
15) Penurunan berat badan dengan asupan makanan adekuat
16) Sariawan rongga mulut
17) Tonus otot menurun
19
4) Dilaporkan atau diobservasi adanya disfungsi pola makan (misalnya:
memasangkan makanan dengan aktivitas yang lain)
5) Tingkat aktivitas yang menetap
6) Konsentrasi intake makanan yang menjelang malam
Faktor yang berhubungan:
Intake yang berlebihan dalam hubungannya dengan kebutuhan
metabolisme tubuh.
(NANDA International, 2010)
3. Rencana Keperawatan
20
d. Berikan obat sebelum
makan jika ada indikasi
2. Jaga kebersihan mulut pasien 2. Mulut yang bersih
meningkatkan nafsu
makan
3. Bantu pasien makan jika tidak 3. Membantu pasien makan
mampu
4. Sajikan makanan yang mudah 4. Meningkatkan selera
dicerna, dalam keadaan makan dan intake makan
hangat, tertutup, dan berikan
sedikit-sedikit tapi sering
5. Selingi makan dengan minum 5. Memudahkan makanan
masuk
6. Hindari makanan yang 6. Mengurangi rasa nyaman
banyak mengandung gas
7. Ukur intake makanan dan 7. Observasi kebutuhan
timbang berat badan nutrisi
8. Lakukan latihan pasif dan 8. Menambah nafsu makan
aktif
9. Kaji tanda vital, sensori, 9. Membantu mengkaji
bising usus keadaan pasien
10. Monitor hasil lab, seperti 10. Monitor status nutrisi
glukosa, elektrolit, albumin,
hemoglobin, kolaborasi
dengan dokter
Kriteria Hasil:
21
1) Teridentifikasi kebutuhan nutrisi dan berat badan yang terkontrol
2) Perencanaan kontrol berat badan untuk yang akan dating
3) Tidak terjadinya penurunan berat badan yang berlebihan
Rencana Tindakan (Tarwoto & Wartonah, 2010):
Intervensi Rasional
1. Lakukan pengkajian 1. Informasi dasar untuk
kembali pola makan perencanaan awal dan
pasien validasi data
2. Diskusikan dengan pasien 2. Membantu mencapai tujuan
dengan kelebihan makan
3. Diskusikan motivasi untuk 3. Membantu memecahkan
menurunkan berat badan masalah
4. Kolaborasi dengan ahli 4. Menentukan makanan yang
diet yang tepat sesuai dengan pasien
5. Ukur intake makanan 5. Mengetahui jumlah kalori
dalam 24 jam yang masuk
6. Buat program latihan 6. Meningkatkan kebutuhan
untuk olahraga energy
7. Hindari makanan yang 7. Makanan berlemak banyak
banyak mengandung menghasilkan energi
lemak
8. Berikan pengetahuan 8. Memberikan informasi dan
kesehatan tentang: mengurangi komplikasi
a. Program diet yang
benar
b. Akibat yang mungkin
timbul akibat
kelebihan berat badan
22
4. Implementasi Keperawatan
5. Evaluasi Keperwatan
23
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Nutrisi adalah zat-zat gizi dan zat lain yang berhubungan dengan
kesehatan dan penyakit, termasuk keseluruhan proses proses dalam tubuh
manusia untuk menerima makanan atau bahan-bahan dari lingkungan hidupnya
dan menggunakan bahan-bahan tersebut untuk aktivitas penting dalam tubuhnya
serta mengeluarkan sisanya. Nutrisi dapat dikatakan sebagai ilmu tentang
makanan, zat-zat gizi dan zat lain yang terkandung, aksi reaksi dan keseimbangan
yang berhubungan dengan kesehatan dan penyakit. (Tarwoto & Wartonah 2010).
Kebutuhan nutrisi berkaitan erat dengan aspek-aspek yang lain dan dapat
dicapai jika terjadi keseimbangan dengan aspek-aspek yang lain. Nutrisi
berpengaruh juga dalam fungsi-fungsi organ tubuh, pergerakan tubuh,
mempertahankan suhu, fungsi enzim, pertumbuhan dan pergantian sel yang rusak.
Dan dengan pemenuhan kebutuhan nutrisi bagi tubuh manusia, maka akan
terhindar dari ancaman-ancaman penyakit.
B. Saran
Kebutuhan nutrisi dalam tubuh setiap individu sangat penting untuk
diupayakan. Upaya untuk melakukan peningkatan kebutuhan nutrisi dapat
dilakukan dengan cara makan-makanan dengan gizi seimbang dengan di imbangi
keadaan hidup bersih untuk setiap individu. Hal tersebut harus dilakukan setiap
hari, karena tanpa setiap hari maka tubuh manusia bisa terserang penyakit akibat
imune tubuh yang menurun.
24
DAFTAR PUSTAKA
Aziz Alimul. H. (2006). Pengantar kebutuhan Dasar Manusia : Aplikasi Konsep dan
Proses Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika
Nanda International. (2015). Diagnosis Keperawatan : Definisi dan Klasifikasi
2015. Mediaction: Yogyakarta
Tarwoto dan Wartanah.(2010). Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan
Edisi 4. Jakarta : Salemba Medika.
25