Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada tuhan yang maha esa. Atas segala rahmat
dan karunia-nya,kami dapat menyelesaikan tugas penulisan makalah mata kuliah manajemen
risiko tepat waktu. Tidak lupa shalawat serta salam tercurah kepada Rasulullah SAW yang
syafa’atnya kita nantikan kelak.
Demikian yang dapat kami sampaikan. Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat.
BAB I
PENDAHULUAN
Gizi dalam hal ini merupakan salah satu faktor penentu kapasitas kerja.
Masukan gizi yang cukup kualitas dan kuantitasnya sangat diperlukan untuk
pertumbuhan dan pembangunan fisik maupun mental. Dari berbagai penelitian
yang dilakukan ternyata bahwa gizi mempunyai kaitan dengan produktifitas kerja,
hal ini terbukti dari hasil-hasil penelitian yang menunjukkan bahwa secara umum
kurang gizi akan menurunkan daya kerja serta produktifitas kerja (Linda T.,
2003). Dalam melakukan pekerjaannya, perlu disadari bahwa masyarakat pekerja
yang sehat akan bekerja dengan giat, tekun, produktif dan teliti sehingga dapat
mencegah kecelakaan yang mungkin terjadi selama bekerja.
Dapat dibayangkan apabila pekerja mengalami kurang gizi, hal ini paling
tidak akan mengurangi konsentrasi bekerja ataupun ketelitiannya dalam
melakukan kerja, kondisi ini tentunya sangat membahayakan keselamatannya
apalagi kalau pekerja tersebut bekerja dengan menggunakan alat-alat yang dalam
penggunaanya sangat membutuhkan konsentrasi dan perhatian yang tinggi karena
kalau tidak berhati-hati dapat menimbulkan kecelakaan.
Adapun tujuan pembelajaran yang dapat diambil dari rumusan masalah diatas
adalah:
TINJAUAN PUSTAKA
Zat gizi (nutrients) adalah ikatan kimia yang diperlukan tubuh untuk melakukan
fungsinya, yaitu menghasilkan energi, membangun dan memelihara jaringan, serta
mengatur proses-proses kehidupan (Almatsier, 2011). Bila dikelompokkan, ada tiga
fungsi zat gizi dalam tubuh:
1. Memberi Energi
Zat-zat gizi yang dapat memberikan energi adalah karbohidrat, lemak, dan
protein. Oksidasi zat-zat gizi ini menghasilkan energi yang diperlukan tubuh untuk
melakukan kegiatan/aktivitas. Ketiga zat gizi termasuk ikatan organik yang mengandung
karbon yang dapat dibakar. Ketiga zat gizi terdapat dalam jumlah paling banyak dalam
bahan pangan. Dalam fungsi sebagai zat pemberi energi, ketiga zat gizi tersebut
dinamakan zat pembakar.
Protein, mineral, dan air adalah bagian dari jaringan tubuh. Oleh karenaitu,
diperlukan untuk membentuk sel-sel baru, memelihara, dan mengganti sel-sel yang rusak.
Dalam fungsi ini ketiga zat gizi tersebut dinamakan zat pembangun.
Protein, mineral, air, dan vitamin diperlukan untuk mengatur proses tubuh.
Protein mengatur keseimbangan air di dalam sel, bertindak sebagai buffer dalam upaya
memelihara netralitas tubuh dan membentuk antibodi sebagai penangkal organisme yang
bersifat infektif dan bahan-bahan asing yang dapat masuk kedalam tubuh. Mineral dan
vitamin diperlukan sebagai pengatur dalam proses- proses oksidasi, fungsi normal saraf
dan otot serta banyak proses lain yang terjadi di dalam tubuh termasuk proses menua. Air
diperlukan untuk melarutkan bahan- bahan di dalam tubuh, seperti di dalam darah, cairan
pencernaan, jaringan, dan mengatur suhu tubuh, peredaran darah, pembuangan
sisa-sisa/ekskresi dan lain-lain proses tubuh. Dalam fungsi mengatur proses tubuh ini,
protein, mineral, air dan vitamin dinamakan zat pengatur (Almatsier, 2001).
PEMBAHASAN
Zat gizi makro adalah zat gizi yang diperlukan tubuh dalam jumlah besar.
Kelompok yang disebut juga dengan makronutrien ini terdiri atas karbohidrat, lemak, dan
protein. Ketiganya menyediakan energi agar dapat beraktivitas dan menjalankan
fungsinya. Berdasarkan jumlah kebutuhan bagi tubuh, nutrisi ini sebenarnya
dibagi menjadi dua bagian, yaitu nutrisi makro dan nutrisi mikro. Sebab, tubuh
membutuhkan berbagai jenis nutrisi ini dengan jumlah yang berbeda-beda.
Sebagaimana namanya, nutrisi makro adalah jenis zat gizi yang tubuh perlukan
dalam jumlah yang besar. Biasanya kebutuhan ini bisa dalam satuan gram atau
orang atau hari. Kelompok dari zat gizi ini terdiri dari karbohidrat, lemak, dan
protein. Selain itu, makronutrien (sebutan lain dari nutrisi makro) sama-sama
menyediakan energi bagi manusia agar bisa beraktivitas dan menjalankan
fungsi-fungsinya. Artinya, tubuh membutuhkan ketiga nutrisi di atas dalam
jumlah yang besar setiap harinya.
Kegunaan dari nutrisi makro ini tentu saja bergantung pada jenis-jenis
gizi yang ada pada pada nutrisi tersebut. Mulai dari karbohidrat, protein, dan
lemak. Walaupun ketiganya sama-sama memberikan energi, tetapi mereka masih
memiliki fungsi masing-masing yang berbeda.
1. Karbohidrat
Karbohidrat adalah zat gizi makro yang berfungsi sebagai sumber energi utama
bagi sel-sel dalam tubuh untuk menjalankan fungsinya secara normal. Tubuh akan
mengubah karbohidrat menjadi glukosa yang dapat digunakan langsung maupun
dijadikan cadangan energi. Terdapat dua jenis karbohidrat, yaitu karbohidrat kompleks
dan karbohidrat sederhana. Karbohidrat kompleks diperoleh dari sayuran, buah-buahan,
maupun kacang-kacangan dan dianggap lebih sehat karena tidak meningkatkan gula
darah secara drastis. Sementara itu, karbohidrat sederhana kurang disarankan bagi
penderita penyakit tertentu, seperti diabetes, karena dapat meningkatkan gula darah
dengan cepat. Jenis karbohidrat ini umumnya terkandung dalam nasi putih, roti tawar,
kue panggang, permen, dan minuman maupun makanan kemasan.
Zat gizi karbohidrat adalah komoponen nutrisi yang tersusun oleh atom
karbon (C), hidrogen (H), dan okesigen (O). Karbohidrat juga masih terbagi
menjadi tiga jenis, yaitu monosakarida, oligosakarida, dan polisakarida. Jenis
zat gizi makro ini mensuplai energi yang paling utama untuk tubuh manusia.
Artinya, karbohidrat ini menjadi bahan bakar manusia agar dapat menjalankan
aktivitas sehari-hari. Selain itu, juga menghilangkan rasa lapar. Sumber
karbohidrat ini biasanya menjadi makanan pokok di Indonesia karena
memberikan rasa kenyang dan berharga murah. Contohnya adalah nasi, serelia,
umbi-umbian, jagung, kentang, dan lain sebagainya. Selain berfungsi sebagai
sumber energi, karbohidrat masih memilki fungsi lainnya, yaitu memberi rasa
manis, mengatur metabolisme lemak, menghemat protein, dan membantu BAB.
2. Protein
Zat gizi lainnya yang dibutuhkan dalam jumlah besar adalah protein. Zat gizi
makro ini dicerna menjadi asam amino yang berperan dalam pembentukan jaringan
dalam tubuh. Ada sekitar 20 jenis asam amino yang penting bagi tubuh Anda, tetapi 9 di
antaranya tidak bisa diproduksi sendiri oleh tubuh dan hanya bisa diperoleh dari makanan
seperti daging, ikan, telur, serta olahan susu. Kesembilan asam amino tersebut dikenal
dengan asam amino esensial.
3. Lemak
Zat yang kerap dihindari oleh banyak orang ini sebenarnya termasuk dalam
kelompok zat gizi makro yang diperlukan oleh tubuh. Apabila dikonsumsi dalam jumlah
yang wajar, lemak berfungsi sebagai cadangan energi dan pelindung organ tubuh, serta
berperan dalam pengaturan suhu. Lemak dapat dibedakan menjadi lemak jenuh dan
lemak tak jenuh. Lemak jenuh terkandung dalam daging maupun produk olahan susu dan
diketahui dapat meningkatkan risiko terjadinya penyakit kardiovaskular apabila
dikonsumsi secara berlebihan. Sementara itu, konsumsi lemak tak jenuh justru bisa
mengurangi risiko terjadinya penyakit kardiovaskular. Anda bisa memperoleh lemak tak
jenuh dari daging tanpa lemak, ikan, telur, alpukat, dan kacang-kacangan.
Lemak, Komponen utama dalam lipida atau lemak ini sama dengan
karbohidrat, hanya saja proporsi oksigen di dalamnya lebih kecil. Sehingga
dalam proses metabolismenya, lemak membutuhkan banyak oksigen. Energi
yang dihasilkan dari lemak pun juga lebih banyak jumlahnya daripada
karbohidrat atau protein. Sedangkan lemak yang kita kenal pada kehidupan
sehari-hari adalah triliserida atau bisa disebut dengan lemak netral. Lemak
merupakan salah satu zat gizi yang ditakuti banyak orang karena bisa
menyebabkan berbagai penyakit. Padahal lemak ini mempunyai fungsi yang
penting untuk tubuh. Beberapa fungsi lemak ini adalah sebagai sumber energi,
membawa vitamin larut, sumber asam lemak esensial, pelindung organ-organ
vital, memberikan rasa kenyang, dan memelihara suhu tubuh.
2.2 Pengertian Gizi Mikro
Gizi merupakan salah satu faktor penentu utama kualitas sumber daya manusia.
Gizi buruk tidak hanya meningkatkan angka kesakitan dan angka kematian tetapi juga
menurunkan produktifitas, menghambat pertumbuhan sel-sel otak yang mengakibatkan
kebodohan dan keterbelakangan. Berbagai masalah yang timbul akibat gizi buruk antara
lain tingginya angka kelahiran bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah(BBLR) yang
disebabkan jika ibu hamil menderita KEP akan berpengaruh pada gangguan fisik, mental
dan kecerdasan anak, juga meningkatkan resiko bayi yang dilahirkan kurang zat besi.
Bayi yang kurang zat besi dapat berdampak pada gangguan pertumbuhan sel-sel otak,
yang dikemudian hari dapat mengurangi IQ anak.
Faktor penyebab gizi buruk dapat berupa penyebab tak langsung seperti
kurangnya jumlah dan kualitas makanan yang dikonsumsi, menderita penyakit infeksi,
cacat bawaan, menderita penyakit kanker dan penyebab langsung yaitu ketersediaan
pangan rumah tangga, perilaku dan pelayanan kesehatan. Sedangkan faktor-faktor lain
selain faktor kesehatan, masalah utama gizi buruk adalah kemiskinan, pendidikan
rendah, ketersediaan pangan dan kesempatan kerja. Oleh karena itu, untuk mengatasi gizi
buruk dibutuhkan kerjasama lintas sektor.
Status gizi adalah suatu keadaan kesehatan (kondisi tubuh) sebagai hasil
penyerapan zat-zat gizi yang esensial dan ditentukan oleh derajat kebutuhan fisik akan
energi dan zat-zat gizi lain yang diperoleh dari pangan yang dampak fisiknya dapat
diukur. Terdapat tiga konsep pengertian status gizi, sebagai berikut:
1. Keadaan yang diakibatkan oleh keseimbangan antara gizi disatu pihak dan pengeluaran
organisme di lain pihak.
2. Proses dari organisme dalam menggunakan bahan makanan melalui proses pencernaan,
penyerapan, transportasi, penyimpanan, metabolisme dan pembuangan untuk
pemeliharaan hidup, pertumbuhan, fungsi organ tubuh dan produksi energi.
3. Tanda-tanda atau penampilan yang diakibatkan oleh “nutriture” yang terlihat pada
variabel tertentu. Oleh karena itu dalam mengacu tentang keadaan gizi seseorang perlu
disebutkan.
Ada beberapa jenis atau unsur zat gizi yang sangat dibutuhkan oleh tubuh
manusia. Unsur-unsur tersebut adalah karbohidrat, protein, lemak, mineral, dan air. Enam
unsur tersebut dapat dikelompokkan lagi menjadi tiga golongan besar, yaitu:
2. Unsur gizi pembangun sel-sel jaringan tubuh, yaitu: protein, mineral, dan air.
3. Unsur gizi pengatur fungsi faal tubuh, yaitu: mineral, vitamin, dan air.
Ada beberapa kandungan yang termasuk kedalam zat gizi mikro,zat-zat yang
termasuk dalam gizi mikro adalah sebagai berikut:
A. VITAMIN
Funk dalam bukunya The Etiology of Deficiency Disease yang diterbitkan pada
tahun 1912 mengusulkan nama vitamine untuk faktor-faktor zat aktif tersebut. Vita
berarti esensial untuk kehidupan, sedangkan faktor anti beri- beri yang diduga berperan
tersebut adalah suatu ikatan amine. Pada tahun 1920 istilah vitamine diganti menjadi
vitamin karena zat-zat antifaktor tersebut ternyata tidak selalu dalam bentuk ikatan amine.
Usul perubahan nama ini datang dari Drummond, yang juga mengusulkan pemberian
nomenklatur menurut abjad. Penemuan vitamin A oleh McCollum dan Davis pada tahun
1913 menandakan eravitamin dalam penelitian gizi. Vitamin kemudian diakui sebagai zat
gizi yang esensial untuk kehidupan dan kesehatan, yang mudah diperoleh dari susunan
makanan yang bervariasi.
Vitamin diberi nama menurut abjad (A, B, C, D, E, dan K). Vitamin ternyata
terdiri dari beberapa unsur vitamin. Penelitian-penelitian kemudian membedakan vitamin
dalam dua kelompok; (1) vitamin larut dalam lemak(vitamin A, D, E, dan K) dan (2)
vitamin larut dalam air (vitamin B dan C).
- Vitamin A
Vitamin A adalah vitamin larut lemak yang pertama ditemukan. Secara luas,
vitamin A merupakan nama generik yang menyatakan semua retinoid dan
prekursor/provitamin A karotenoid yang mempunyai aktivitas biologi sebagai retinol.
Vitamin A bagus untuk pengelihatan kita. Jika kita mengalami defisit vitamin A, kita
akan mengalami yang namanya rabun senja atau istilah medisnya xeroftalmia. Sumber
vitamin A banyak pada buah dan sayur yang berwarna terang seperti wortel dan apel.
Sumber vitamin A adalah hati, kuning telur, dan mentega. Sumber lainnya yaitu
sayuran berwarna hijau tua dan buah-buahan yang berwana kuning-jingga, seperti daun
singkong, daun kacang, kangkung, bayam, kacang panjang, buncis, wortel, tomat, jagung
kuning, pepaya, mangga, nangka masak, dan jeruk. Gejala-gejala mata pada defisit
vitamin A disebut xeroftalmia.
- Vitamin D
- Vitamin E
- Vitamin K
Sumber utama vitamin K adalah hati, sayuran daun berwarna hijau, kacang
buncis, kacang polong, kol dan brokoli. Semakin hijau daun-daunan semakin tinggi
kandungan vitamin K-nya. Bahan makanan lain yang mengandung vitamin K dalam
jumlah lebih kecil adalah susu, daging, telur, serealia, buah-buahan, dan sayuran lain.
Kekurangan vitamin K menyebabkan darah tidak dapat menggumpal, sehingga bila ada
luka atau pada operasi terjadi pendarahan.
- Vitamin C
Pada umumnya hanya terdapat di dalam pangan nabati, yaitu sayur dan buah
terutama yang asam, seperti jeruk, nenas, rambutan, pepaya, gandaria, dantomat, vitamin
C juga banyak terdapat di dalam sayuran daun-daunan dan jenis kol. Defisit vitamin C
memberi gejala-gejala penyakit skorbut. Kerusakan terutama terjadi pada jaringan rongga
mulut, pembuluh darah kapiler dan jaringan tulang. Vitamin C bisa di dapatkan dari
buah-buahan seperti jeruk, nanas, dan buah dengan rasa asam lainnya. Defisit vitamin C
menyebabkan penyakit skorbut atau sering kita bilang sariawan.
- Vitamin B
Kandungan air tubuh relatif berbeda antar manusia, bergantung pada proporsi
jaringan otot dan jaringan lemak. Tubuh yang mengandung relatif lebih banyak otot
mengandung lebih banyak air, sehingga kandungan air atlet lebih banyak daripada
nonatlet, kandungan air pada laki-laki lebih banyak daripada perempuan, dan kandungan
air pada anak muda lebih banyak daripada orang tua. Sel-sel yang aktif secara metabolik,
seperti sel-sel otot dan visera (alat-alat yangterdapat dalam rongga badan, seperti paru-
paru, jantung, dan jeroan) mempunyai konsentrasi air paling tinggi, sedangkan sel-sel
jaringan tulang dan gigi paling rendah. Air mempunyai berbagai fungsi dalam proses
vital tubuh, yaitu:
- Pelarut zat-zat gizi yang diperlukan tubuh dan mengangkut sisa metabolisme
A. MINERAL
Mineral merupakan bagian dari tubuh dan memegang peran penting dalam
pemeliharaan fungsi tubuh, baik pada tingkat sel, jaringan, organ maupun fungsi tubuh
secara keseluruhan. Kalsium, fosfor, dan magnesium adalah bagian dari tulang, besi dari
hemoglobin dalam sel darah merah, dan iodium dari hormontiroksin. Di samping itu
mineral berperang dalam berbagai tahap metabolisme, terutama sebagai kofaktor dalam
aktivitas enzim-enzim.
Gizi merupakan salah satu aspek kesehatan kerja yang memiliki peran penting
dalam peningkatan produktivitas kerja. Hal ini perlu menjadi perhatian semua pihak,
terutama pengelola tempat kerja mengingat para pekerja umumnya menghabiskan waktu
sekitar 8 jam setiap harinya di tempat kerja. Rendahnya produktivitas kerja dianggap
akibat kurangnya motivasi kerja, tanpa menyadari faktor lainnya seperti gizi pekerja.
Perbaikan dan peningkatan gizi mempunyai makna yang sangat penting dalam
upaya mencegah morbiditas, menurunkan angka absensi serta meningkatkan
produktivitas kerja. Berat ringannya beban kerja seseorang ditentukan oleh lamanya
waktu melakukan pekerjaan dan jenis pekerjaan itu sendiri. Semakin berat beban kerja,
sebaiknya semakin pendek waktu kerjanya agar terhindar dari kelelahan dan gangguan
fisiologis yang berartiatau sebaliknya. Pengelompokan aktivitas atau beban kerja (ringan,
sedang dan berat) berdasarkan proporsi waktu kerja dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 1. Pengelompokan aktivitas atau beban kerja
Makanan yang beraneka ragam, yaitu makanan yang mengandung zat tenaga,
pembangun, dan pengatur. Makanan sumber zat tenaga antara lain: beras, jagung,
gandum, ubi kayu, ubi jalar, kentang, sagu, roti, dan mie. Makanan sumber zat
pembangun merupakan makanan yang berasal dari pangan nabati dan hewani. Pangan
nabati, seperti kacang-kacangan, tempe, tahu dan pangan hewani, seperti telur, ikan,
ayam, daging, susu serta hasil olahannya, sedangkan makanan sumber zat pengatur, yaitu
seluruh sayur - sayuran dan buah-buahan (Depkes, 2005).
Makanlah makanan yang beragam dalam setiap kali makan sehari-hari. Setiap kali
hidangan makan dianjurkan minimal terdapat satu jenis pangan sumber zat tenaga, satu
jenis pangan sumber pembangun, dan satu jenis pangan sumber zat pengatur (Depkes
2005). Makan - makanan yang beragam dapat memelihara kesehatan karena kecukupan
sumber zat tenaga, zat pembangun, dan zat pengatur yang dibutuhkan tubuh terpenuhi.
Oleh karena itu, perlu mengkonsumsi aneka ragam jenis bahan makanan untuk mencapai
konsumsi zat gizi secara lengkap dan seimbang (Depkes 2005).
Sebagian besar lemak (99%) dalam tubuh, yaitu trigliserida (Hardinsyah &
Tambunan 2004). Lemak dan minyak merupakan sumber energi tertinggi dibanding
bahan pangan lainnya. Setiap 1 gram lemak menghasilkan 9 Kal, sedangkan karbohidrat
dan protein hanya menyumbang 4 Kal (Depkes 2005). Oleh karena itu, proporsi
konsumsi energi dari lemak dan minyak yang dianjurkan adalah 20% dari total konsumsi
energi dan tidak melebihi 30% (Simopoulus et al 2000 diacu dalam Hardinsyah &
Tambunan 2004). Apabila mengkonsumsi lemak dalam jumlah yang berlebihan maka
akan mengakibatkan kebutuhan zat gizi lain tidak terpenuhi. Komposisi konsumsi lemak
yang dianjurkan, yaitu 2:1 antara makanan sumber lemak nabati dan makanan sumber
lemak lemak nabati (Depkes 2005).
Lemak dan minyak yang terdapat dalam makanan selain befungsi untuk
meningkatkan jumlah energi juga dapat membantu penyerapan vitamin larut lemak, yaitu
vitamin A, D, E, dan K serta menambah cita rasa makanan. Lemak terdiri dari tiga
kelompok, mulai dari yang paling mudah dicerna hingga sulit dicerna, yaitu lemak yang
mengandung asam lemat tak jenuh ganda, lemak yang mengandung asam lemak tak
jenuh tunggal, dan lemak yang mengandung asam lemak jenuh (Depkes 2005). Jenis
lemak atau minyak yang banyak mengandung lemak jenuh, yaitu lemak/gajih, minyak
kelapa, mentega, minyak inti sawit, dan coklat (Duyff 1998 diacu dalam Hardinsyah &
Tambunan 2004).
5. Gunakan garam beriodium
Iodium berfungsi dalam produksi hormon tiroid. Hormon ini sangat dibutuhkan
dalam perkembangan dan pertumbuhan saraf otot pusat, pertumbuhan tulang,
perkembangan fungsi otak dan sebagian besar metabolisme sel tubuh, pengaturan suhu
tubuh, sintesa protein, reproduksi, pertumbuhan dan perkembangan neuromuskular
(Kartono & Soekarti 2004). Kekurangan iodium akan menyebabkan terhambatnya
pertumbuhan dan perkembangan otak pada anak, tekanan darah rendah, dan gondok.
Kecukupan iodium menurut FAO/WHO (2001) untuk kelompok umur diatas 12 tahun,
pria dan wanita adalah 150 µg/hari (Kartono & Soekarti 2004).
Anjuran pemenuhan kebutuhan garam iodium, yaitu tidak boleh lebih dari 6 gram
per hari atau satu sendok teh setiap hari. Hal tersebut dikarenakan di dalam garam
beriodium mengandung natrium. Apabila konsumsi garam berlebihan, maka akan dapat
memicu timbulnya penyakit, seperti tekanan darah tinggi, stroke, dan lainnya (Depkes
2005). Pangan sumber iodium adalah ikan dan kerang yang mengandung iodium tinggi,
dan pangan nabati tinggi iodium, seperti rumput laut (Kartono & Soekarti 2004). Menurut
Kodyat (1998) diacu dalam Emilia (1998) penambahan garam pada makanan sebaiknya
dilakukan setelah makanan dimasak karena kandungan iodium mudah rusak atau hilang
saat makanan dimasak.
Zat besi merupakan salah satu unsur yang berfungsi dalam pembentukan sel darah
merah. Zat besi terdapat dalam makanan. Oleh karena itu, zat besi dapat diperoleh dari
makanan sehari-hari (Depkes 2005). Apabila konsumsi pangan sumber zat besi rendah,
maka dalam jangka waktu yang lama akan menimbulkan penyakit anemia gizi atau
penyakit kurang darah. Anemia dapat menurunkan daya tahan tubuh, kemampuan
kognitif, dan lainnya (Depkes 2005).
Hidayat Syarief (1997) menyebutkan bahwa pada usia dewasa, faktor gizi
berperan untuk meningkatkan ketahanan fisik dan produktivitas kerja. Dan selanjutnya
disebutkan bahwa tanpa mengabaikan arti penting dari faktor lain, gizi merupakan faktor
kualitas SDM yang pokok, karena unsur gizi tidak hanya sekedar mempengaruhi
derajat kesehatan dan ketahanan fisik, tetapi juga menentukan kualitas daya pikir atau
kecerdasan intelektual yang sangat esensial bagi kehidupan manusia. Dengan status gizi
yang rendah akan sulit untuk hidup secara sehat, aktif, dan produktif yang secara
berkelanjutan, dan akan menjadi penyakit turunan. Manusia untuk kehidupannya
membutuhkan energi, hal ini demi berlangsungnya proses-proses dalam tubuhnya, seperti
berlangsungnya proses peredaran/sirkulasi darah, denyut jantung,
pernapasan, pencernaan, proses-proses fisiologis lainnya, selanjutnya untuk melakukan
berbagai kegiatan atau melakukan pekerjaan fisik. Energi dalam tubuh manusia dapat
dihasilkan dari pembakaran karbohidrat, protein dan lemak, dengan demikian agar
manusia selalu tercukupi energinya diperlukan pemasukan zat-zat makanan yang cukup
pula ke dalam tubuhnya. Manusia yang kurang makan akan lemah baik daya kegiatan,
pekerjaan-pekerjaan fisik maupun daya pemikirannya karena kurangnya zat-zat makanan
yang diterima tubuhnya yang dapat menghasilkan energi. Dan orang tidak dapat bekerja
dengan energi yang melebihi dari apa yang diperoleh dari makanan kecuali jika
meminjam atau menggunakan cadangan energi dalam tubuh, namun kebiasaan meminjam
ini akan dapat mengakibatkan keadaan yang gawat, yaitu kurang gizi khususnya energi
(Marsetyo dan Kartasapoetra, 1991).
Bila ketiga komponen tersebut serasi maka bisa dicapai suatu kesehatan kerja
yang optimal. Sebaliknya bila terdapat ketidakserasian dapat menimbulkan masalah
kesehatan kerja berupa penyakit ataupun kecelakaan akibat kerja yang pada akhirnya
akan menurunkan produktifitas kerja.
Penyusunan pesan-pesan dalam pedoman gizi seimbang adalah salah satu bentuk
strategi pendidikan gizi. Pesan-pesan dalam pedoman gizi seimbang tersebut tertuang
dalam 13 Pesan Dasar Gizi Seimbang, yaitu:
4) Batasi konsumsi lemak dan minyak sampai seperempat dari kebutuhan energi.
7) Berikan air susu ibu ASI saja kepada bayi sampai umur empat bulan.
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Gizi kerja adalah bagian ilmu gizi yang diterapkan pada lingkungan kerja untuk
memenuhi kebutuhan gizi pekerja, memelihara dan meningkatkan status gizi dan
kesehatan pekerja sehingga dapat meningkatkan daya kerja dan produktivitas kerja.
Aspek-aspek yang mepengaruhi gizi kerja berupa kebutuhan gizi bagi tenaga
kerja sebagai suatu kelompok dalam masyarakat, kalori yang diperlukan untuk
melaksanakan pekerjaan, faktor-faktor lingkungan yang mempengaruhi status gizi tenaga
kerja, gizi kerja yang produktivitas.
Pada umumnya gizi yang dibutuhkan pekerja sama dengan yang dibutuhkan
dalam aktifitas sehari-hari yaitu karbohidrat, protein, lemak, mineral, dan air.
Akibat kekurang asupan gizi bagi pekerja yaitu pertahanan tubuh terhadap
penyakit menurun, kemampuan fisik kurang, berat badan menurun, badan menjadi kurus,
muka pucat kurang bersemangat, kurang motivasi, bereaksi lamban, apatis dan
lain sebagainya.
3.2 Saran
Zat gizi yang terdapat dalam berbagai bahan pangan (makanan dan minuman)
yang dikonsumsi sehari-hari, yang terdiri dari zat gizi makro dan mikro berupa
karbohidrat, lemak, dan protein harus dipenuhi secara cukup danseimbang sesuai
kebutuhan tubuh. Hal tersebut harus diperhatikan agar tubuh tidak kekurangan dan
kelebihan salah satu zat gizi. Untuk memenuhi gizi yang cukup dan seimbang, kita tidak
boleh bergantung pada satu jenis pangan saja, melainkan harus mengkonsumsi makanan
yang beragam jenisnya karena konsumsi gizi seimbang pada seseorang akan menentukan
tercapainya tingkat kesehatan. Hal ini juga tidak terlepas dari peran pemerintah, petugas
kesehatan, maupun masyarakat agar selalu memperhatikan tingkat pemenuhan gizi setiap
individu. Sehingga, masalah gizi yang terjadi dapat berkurang dan teratasi.
DAFTAR PUSTAKA
Atikah Proverawati Dan Erna Kusuma Wati, Ilmu Gizi Untuk Keperawatan Dan
Gizi Kesehatan, (Yogyakarta: Nuhamedika, 2010)
Mahdar, D., Et Al. (1996). “Status Gizi Mikro (Tembaga, Seng Dan Kronium),
Pengetahuan Gizi Dan Keadaan Gizi Lebih Pada Pria Pekerja.” Jurnal Penelitian Gizi
Dan Makanan (Jilid 19 (1996)).
Suma‟Mur, 1996. Higene Perusahaan Dan Kesehatan Kerja. Jakarta: Pt. Toko
Gunung Agung
Wijayanti, Reni, 2007. Materi Kuliah Gizi Kerja. Surakarta : D-Iii Hiperkes Dan
Kk Fakultas Kedokteran Uns.
https://www.gurupendidikan.co.id/pengertian-gizi/
https://nutriflakes.id/blog/zat-gizi-makro/