Anda di halaman 1dari 14

ANALISA MASALAH SOSIAL DI MASYARAKAT

DISUSUN OLEH :

MUHAMMAD HUSIN (20170010005)

NAVALIA DAMAYANTI PUTRI (20170010006)

NURUL KOMARIYAH ( 20170010007 )

SUCI INDAH OKTAVIA WAHYUNI ( 20170010008 )

UMMAMAH ( 20170010009 )

PROGRAM STUDY ADMINISTRASI KESEHATAN

STIKES NGUDIA HUSADA MADURA

TAHUN 2020
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr.wb

Alhamdulillah, puji bagi kehadirat Allah SWT senantiasa kita ucapkan. Atas
karunianya berupa nikmat iman dan kesehatan ini akhirnya saya bisa
menyelesaikan makalah berjudul “ANALISA MASALAH SOSIAL DI
MASYRAKAT”. Tidak lupa shalawat serta salam tercurahkan bagi baginda
agung Rasulullah SAW yang syafaatnya akan kita nantikan kelak.

makalah ini merupakan sedikit contoh implementasi dari pengenalan bagaimana


menjaga keseahatan social masyarakat. Seperti yang kita tahu pentingnya menjaga
kesehatan juga tertera pada Al-quran bahwasannya kebersihan juga sebagian dari
iman.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak yang telah mendukung serta
membantu penyelesaian makalah. Harapnya, semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat bagi pembaca.

Dengan kerendahan hati, penulis memohon maaf apabila ada ketidak sesuaian
kalimat dan kesalahan. Meskipun demikian, penulis terbuka pada kritik dan saran
dari pembaca demi kesempurnaan makalah.

Wassalamualaikum wr.wb

Bangkalan, 30 November 2021

Penulis
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Gender menurut muhtar (2002) bahwa gender dapat diartikan jenis
kelamin social atau konotasi masyarakat untuk menentukan peran social
berdasarkan jenis kelamin. Studi gender lebih menekankan perkembangan
maskulinitas (masculinity/rujuliyah) atau feminitas seseorang.
Komitmen Indonesia tentang kesetaraan dan keadilan gender
dalam Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN) 1999 telah dijabarkan
dalam Program Pembangunan Nasional 5 tahun (Propenas 2000-2004) dan
ditetapkan sebagai undang undang nomer 25 tahun 2000. Undang undang
no. 25/2000 tentang Propenas 2000-2004 tersebut mengamanatkan tentang
pentingnya pelaksanaan strategi pengarusutamaan gender dijabarkan
dalam pembangunan. Amanat tersebut selanjutnya dituangkan kedalam
instruksi presiden nomer 9 tahun 2000 tentang pengarusutamaan gender
dalam pembangunan nasinal
Nutrisi atau gizi adalah substansi organik yang dibutuhkan
organisme untuk fungsi normal dari sistem tubuh, pertumbuhan,
pemeliharaan kesehatan. Penelitian di bidang nutrisi mempelajari
hubungan antara makanan dan minuman terhadap kesehatan dan penyakit,
khususnya dalam menentukan diet yang optimal
Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan,jiwa dan social
yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara social dan
ekonomis. Sedangkan menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tahun
1948 menyebutkan bahwa pengertian Kesehatan adalah sebagai ‘’suatu
keadaan fisik, mental, dan social kesejahteraan dan bukan hanya
ketiadaan penyakit atau kelemahan.’’
B. Rumusan masalah
1. Apa yang dimaksud dengan gizi ?
2. Dampak jika permasalahan kurang gizi tidak segera diatasi ?
3. Apa yang dimaksud dengan gizi buruk ?
4. Factor apa saja yang mempengaruhi gizi buruk ?
5. Apa yang dimaksud dengan gender ?
6. Kesenjangan apa yang ada dalam gender ?
7. Apa yang dimaksud dengan Kesehatan ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan gizi
2. Untuk mengetahui dampak jika permasalahan kurang gizi tidak segera
diatasi.
3. Untuk mengetahui dengan gizi buruk
4. Untuk mengetahui apa saja factor apa saja yang mempengaruhi gizi
buruk
5. Untuk mengetahui ap aitu gender
6. Untuk mengetahui kesenjangan apa yang ada dalam gender
7. Untuk mengetahui apa itu kesehatan
BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 Gizi

a. Definisi Gizi

Gizi adalah zat-zat sebagai komponen pembangun tubuh manusia dalam


rangka mempertahankan dan memperbaiki jaringan-jaringan agar fungsi tubuh
manusia itu sendiri dapat berjalan sebagaimana mestinya. Adapun menurut para
ahli yakni:

 Menurut Tuti Sunardi


Pengertian gizi adalah sesuatu yang dapat mempengaruhi proses
perubahan dari semua jenis makanan yang dapat masuk ke dalam tubuh,
yang gunanya dapat mempertahankan kehidupan kita.

 Menurut Nirmala Devi


Ia mendefinisikan gizi yang merupakan substansi yang diperoleh dari
berbagai makanan dan digunakan untuk membantu proses pertumbuhan,
pemeliharaan, dan perbaikan pada jaringan tubuh

 Menurut Chairinniza K. Graha


Pengertian gizi adalah unsur yang terkandung di dalam makanan, yang
dimana unsur-unsur itu dapat memberikan suatu manfaat bagi tubuh yang
ketika mengkonsumsinya dapat menjadi sehat.

 Menurut Ida Purnomowati, Diana H, Cahyo


Mendefinisikan bahwa gizi merupakan zat yang dibutuhkan oleh tubuh
kita untuk membantu proses pertumbuhan, mempertahankan dan
memperbaiki jaringan yang ada di tubuh tubuh, mengatur proses dalam
tubuh, dan menyediakan energi guna untuk fungsi tubuh. Dan dapat juga
diartikan sebagai komponen untuk pembangun tubuh manusia.

 Menurut Lioni Ellis H


Ia menjelaskan bahwa, gizi merupakan komponen penting yang sangat
diperlukan tubuh untuk dapat tumbuh dan berkembang

 Menurut Joyce James, Colin Baker, Helen Swain


Pengertian Gizi adalah suatu komponen kimia dalam makanan yang telah
digunakan oleh tubuh sebagai sumber energi dan dapat membantu
pertumbuhan, perbaikan, dan membantu perawatan sel-sel tubuh.

2.2 Dampak Jika Permasalahan Kurang Gizi Tidak Segera Diatasi

Jika permasalahan kurang gizi tidak segera diatasi, maka akan berdampak
pada kematian anak, penurunan kemampuan belajar, kemampuan kognitif,
anggaran pencegahan dan perawatan yang meningkat dan penurun produktivitas
kerja. Oleh karena itu, perlu dianalisis faktor-faktor yang berkaitan dengan
masalah kurang gizi (underweight, stunted, dan wasted) berdasarkan pendekatan
ekologi gizi, sehingga permasalahan gizi kurang terse- but dapat segera dicegah
dan diatasi. Tiga kata kunci dalam pendekatan ekologi gizi yaitu: 1) akses
terhadap air bersih, pelayanan kesehatan; 2) aset ekonomi dan sosial sebagai
cerminan akses pangan secara sosial ekonomi; 3)kurang gizi (Crahay et al. 2010;
Kinabo, 2010). Faktor-faktor yang akan dianalisis adalah akses pangan secara
sosial ekonomi (Produk Domestik Regional Bruto/PDRB, tingkat pendidikan dan
tingkat kemiskinan), aspek kesehatan masyarakat (akses air bersih, pemanfaatan
posyandu, cakupan imunisasi lengkap, kejadian diare, kejadian ISPA dan perilaku
higiene.
2.3. Definisi Gizi Buruk

Gizi adalah suatu proses organism menggunakan makanan yang


dikonsumsi secara normalmelalui proses digesti, absorpsi, transportasi,
penyimpanan, metabolism, dan pengeluaranzat-zat yang tidak digunakan untuk
mempertahankan kehidupan, pertumbuhan, dan fungsinormal dari organ-organ
serta menghasilkan energi.

Gizi buruk adalah keadaan kurang gizi yang disebabkan oleh kekurangan
asupanenergi, vitamin, protein, dan mikronutrsi dalam jangka waktu yang lama.
Kasus gizi buruk diIndonesia memang sangat memprihatinkan.Akibat kekurangan
gizi, makan simpanan zat gizi pada tubuh digunakan untuk memenuhikebutuhan
apabila keadaan ini berlangsung lama maka simpanan zat gizi akan habis
danakhirnya terjadi kemerosotan jaringan. Gangguan gizi buruk menggambarkan
suatu keadaanpatologis yang terjadi akibat ketidaksesuaian/ tidak terpenuhinya
antara zat gizi yang masuk kedalam tubuh dengan kebutuhan tubuh akan zat gizi
dalam jangka waktu yang relativelama.

2.4 Faktor yang mempengaruhi Gizi Buruk

Beberapa factor yang mempengaruhi gizi buruk, yaitu :

1. Konsumsi makanan

Pengukuran konsumsi makanan sangat penting untuk mengetahui


kenyataan apa yang dimakan oleh masyarakat dan hal ini dapat berguna untuk
mengukur status gizi danditemukan factor diet yang dapat menyebabkan
malnutrisi.

2. Pengaruh budaya

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengaruh budaya antara lain sikap
terhadapmakanan, penyebab penyakit, kelahiran anak dan produksi pangan.
3. Sikap terhadap makanan

Dalam hal sikap terhadap makanan, masih banyak terdapat pantangan,


tahayul, tabudalam masyarakat yang menyebabkan konsumsi makananan menjadi
rendah.

4. Penyakit
Konsumsi makanan yang rendah juga bias disebabkan oleh penyakit,
terutama penyakitinfeksi pada saluran pencernaan. Namun tidak hanya infeksi
pada saluran pencernaansaja. Biasanya kondisi sakit juga mempengaruhi nafsu
makan. Dalam kondisi sakitseseorang cenderung merasa lemas dan nafsu
makannya berkurang.
5. Jarak kelahiran anak
Jarak kelahiran anak yang terlalu dekat dan jumlah anak yang terlalu
banyak akanmempengaruhi asupan zat gizi anak dalam keluarga.
6. Produksi pangan
Konsumsi zat gizi yang rendah dalam keluarga juga dipengaruhi oleh
menggunakanteknologi yang bersifat tradisional.Data yang relevan untuk
produksi pangan :
a. Penyediaan makanan keluarga (produksi sendiri, membeli atau barter)
b. Sistem pertanian (alat pertanian, irigasi, pembuangan air, pupuk,
pengontrolanserangga, penyuluhan pertanian)
c. Tanah (kepemilikan tanah, luas per keluarga kecocokan tanah, tanah
yang digunakan, jumlah tenaga kerja)
d. Peternakan dan perikanan (jumlah ternak seperti, kambing, bebek) dan
alatpenangakap ikan.

2.5 Definisi Gender


Istilah gender menurut Oakley (1972) berarti perbedaan atau
jenis kelamin yang bukan biologis dan bukan kodrat Tuhan.
Sedangkan menurut Caplan (1987) menegaskan bahwa gender
merupakan perbedaan perilaku antara laki-laki dan perempuan selain
dari struktur biologis, sebagian besar justru terbentuk melalui proses
social dan cultural. Gender dalam ilmu sosial diartikan sebagai pola
relasi lelaki dan perempuan yang didasarkan pada ciri sosial masing-
masing (Zainuddin, 2006: 1)

Hilary M. Lips mengartikan gender sebagai harapan-harapan


budaya terhadap laki-laki dan perempuan (cultural expectations for
women and men). Sedangkan Linda L. Lindsey menganggap bahwa
semua ketetapan masyarakat perihal penentuan seseorang sebagai
laki-laki dan perempuan adalah termasuk bidang kajian gender

H. T. Wilson mengartikan gender sebagai


suatu dasar untuk menentukan perbedaan sumbangan laki-laki dan
perempuan pada kebudayaan dan kehidupan kolektif yang sebagai
akibatnya mereka menjadi laki-laki dan perempuan. Elaine
Showalter menyebutkan bahwa gender lebih dari sekedar pembedaan
laki-laki dan perempuan dilihat dari konstruksi sosial-budaya
(Nasaruddin Umar, 2010: 30).

2.6 Kesenjangan dalam Gender

A.Akses:
(1) Akses lakilaki pada penyuluhan/infomasi tentang penyehatan
lingkungan dan air bersih serta untuk mendapatkan perlindungan
kesehatan, lebih banyak daripada perempuan, karena laki-laki hampir
selalu dapat rnenghadiri pertemuan dan menyaksikan media
elektronika di tempat umum.
(2) Pendidikan formal pelempuan yang rendah mengakibatkan akses yang
kurang terhadap peningkatan pengetahuan dan keterampilan dalam
mewujudkan kondisi nrmah serta lingkungan yang sehat.

(3) Perempuan dan laki-laki kurang mendapat akses pada fasilitas


kesehatan lingkungan yang memadai .
(4) Tenaga kesehatan perempuan dan laki-laki di semua jenjang
administrasi kurang mendapat akses terhadap program penyehatan
lingkungan
b)Partisipasi:
(1) Peran domestik dan peran ekonomi perempuan cenderung semakin
tinggi dalam penyehatan rumah serta lingkungannya, namun upaya
perlindungan kesehatan secara umum dan kesehamn reproduksi masih
kurang.
(2) Perempuan masih kurang dilibatkan dalam menentukan kebijakan baik
dalam peran domestik maupun ekonomi, antara lain dalam
musyawarah desa untuk perencanaan air bersih.
(3) Partisipasi laki-laki dalam penyuluhan kesehatan lingkungan masih
kurang.
c)Kontrol:
(1) Pengambilan keputusan di tingkat keluarga dalam urusan mernperbaiki
rumah dan lingkungannya, termasuk air bersih masih didominasi lakj-laki.
(2) Posisi perempuan untuk mendapatkan hak perlindungan kesehatan
secara umum maupun kesehatan reploduksi masih lemah.
(3) Perempuan kurang dilibatkan dalam pengambilan keputusan r"tntuk
perencanaan program kesehatan lingkungan di semua jenjang
administrasi.
(4) Petugas kesehatan lingkungan 60-80Vo laki-laki, yang kurang
memahami jumlah dan beban kerja perempuan.

D.)Manfaat:
(1) Perempuan kurang mendapatkan manfaat dari penyuluhan/informasi
tentang penyehatan lingkungan dan air bersih.
(2) Tersedianya air bersih sangat memberikan manfaat pada keh.rarga,
khususnya perempuan, karena beban kelja perempuan menjadi sangat
berkurang.
(3) Perempuan belum merasakan manfaat perlindungan kesehatan dan
kesehatan reproduksi untuk meningkatkan produktiv

2.7 Definisi Kesehatan

Sehat menurut para ahli :

1. Perkins (1938) Sehat adalah keadaan yang seimbang dan dinamis antara bentuk
dan fungsi tubuh dan berbagai factor yang mempengaruhinya.

2. WHO (1947) Sehat adalah keadaan yang sempurna dari fisik , mental ,dan
social, tidak hanya bebas dari penyakit atau kelemahan.

3. White (1977) Sehat adalah keadaan dimana seseorang pada waktu diperiksa
tidak mempunyai keluhan apapun ataupun tidak terdapat tanda-tanda suatu
penyakit dan kelainan.

4. Paune (1983) Sehat adalah fungsi efektif dari sumber-sumber perawatan


diri( self care resources) yang menjamin tindakan untuk perawatan diri (self care
action) merupakan pengetahuan ketrampilan dan sikap. Self care action
merupakan perilaku yang sesuai dengan tujuan diperlukan untuk memperoleh ,
mempertahankan, dan meningkatkan fungsi psikososial dan spiritual.

Teori social dalam Kesehatan :

1. Teori Perilaku Individu Perilaku baru terjadi apabila ada sesuatu yang
diperlukan untuk reaksi, yang disebut rangsangan. Berarti rangsangan tertentu
akan menghasilkan perilaku tertentu.
2. Teori Sosial Kognitif Asumsi dasar dari teori kognitif sosial adalah perilaku
yang terjadi karena proses kognitif dan interaksinya dengan orang lain serta
lingkungan disekitarnya.

3. Teori Perilaku Interpersonal Teori ini mengusulkan bahwa minat perilaku yang
ditentukan oleh perasaan yang dimiliki manusia terhadap perilaku, apa yang
mereka ketahui tentang yang harus dilakukan, dan konsekuensi dari perilaku
kemudian akan ditentukan oleh kebiasaan dan kondisi pemfasilitasi.

4. Teori Motivasi untuk Proteksi Teori Motivasi Perlindungan mengusulkan


bahwa kita melindungi diri kita sendiri berdasarkan empat faktor: keseriusan
dengan peristiwa yang mengancam, kemungkinan timbulnya kejadian, atau
kerentanan, efektifitas pencegahan yang disarankan, dan yang dirasakan

PENDEKATAN SOSIAL DALAM KESEHATAN menurut Sarwono, 1993

1.Pendekatan Etnik

Yaitu menganalisis perilaku seseorang dengan mendapatkan informasi dari


pelaku sendiri Menurut Foster 1978, pendekatan etnik adalah memahami mengapa
atau penjelasan mengapa dia melakukan atau menolak melakukan sesuatu.

2.Pendekatan Etik

Yaitu menganalisis perilaku/gejala sosial dari sudut pandang orang luar


dan dibandingkan dengan budaya lain. Sifatnya objektif dan memiliki
indikator/ukuran, agar bisa dibandingkan.

PENDEKATAN UNTUK MENGUBAH PERILAKU Dua cara pendekatan


secara tradisional yang dilakukan adalah :

1. Pendidikan kesehatan menyajikan informasi secara sederhana tentang risiko,


pemberian label makanan dan rokok
2. Peraturan perundangan walaupun kurang populer, dilakukan dengan larangan
yang ternyata efektif

HUBUNGAN SOSIAL BUDAYA DENGAN KEPERAWATAN Perawat


diharapkan harus ramah, bertabiat halus/lembut, jujur, dapat dipercaya, cerdas,
cakap, dan memiliki tanggung jawab moral yang baik.Perawat harus berperilaku
yang dapat dihargai oleh orang lain, menyadari bahwa dirinya adalah perawat,
yang perilakunya dapat mempengaruhi pasien, teman, keluarga, dan masyarakat.
Bagi perawat yang lebih mudah, menghargai orang yang lebih tua atau yang
memiliki posisi lebih tinggi dengan sopan santun mendahulukan mereka untuk
lewat atau memberi tempat duduk yang lebih depan serta memberi kesempatan
untuk mereka berbicara lebih dulu.
BAB 3

PENUTUP

Gizi adalah zat-zat sebagai komponen pembangun tubuh manusia dalam rangka
mempertahankan dan memperbaiki jaringan-jaringan agar fungsi tubuh manusia
itu sendiri dapat berjalan sebagaimana mestinya

Anda mungkin juga menyukai