Disusun oleh
Nama:Tiara manteto
NPM:23054
Puji syukur diucapkan kehadirat Allah Swt. atas segala rahmat-Nya sehingga makalah ini dapat
tersusun sampai selesai. Tidak lupa sayai mengucapkan terima kasih terhadap bantuan dari pihak
yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun materi.
Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
pembaca. Bahkan saya berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca praktikkan dalam
kehidupan sehari-hari.Bagi saya sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman sayai. Untuk itu saya
sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah
ini.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
A, LATAR BELAKANG
B. RUMUSAN MASALAH
BAB 2 PEMBAHASAN
1.PENILAIN LANGSUNG
BAB 3 PENUTUP
A.KESIMPULAN
B.DAFTAR PUSTAKA
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. RUMUSAN MASALAH
Masalah gizi kurang dan buruk di Indonesia pada umumnya banyak dialami oleh balita. Balita
adalah penerus dan harapan bangsa untuk kedepannya. Pemeliharaan gizi yang kurang tepat
dan penundaan pemberian perhatian gizi akan menurunkan nilai potensi mereka sebagai
sumber daya pembangunan masyarakat dan ekonomi nasional. Oleh karena itu balita
memerlukan penggarapan gizi yang baik dan cukup sedini mungkin apabila kita menginginkan
peningkatan potensi mereka untuk pembangunan bangsa di masa depan.(1)
BABA 2
PEMBAHASAN
Status gizi adalah suatu ukuran mengenai kondisi tubuh seseorang yang dapat dilihat dari
makanan yang dikonsumsi dan penggunaan zat-zat gizi di dalam tubuh. Status gizi dibagi
menjadi tiga kategori, yaitu status gizi kurang, gizi normal, dan gizi lebih (Almatsier, 2005).
Status gizi normal merupakan suatu ukuran status gizi dimana terdapat keseimbangan antara
jumlah energi yang masuk ke dalam tubuh dan energi yang dikeluarkan dari luar tubuh sesuai
dengan kebutuhan individu. Energi yang masuk ke dalam tubuh dapat berasal dari
karbohidrat, protein, lemak dan zat gizi lainnya (Nix, 2005). Status gizi normal merupakan
keadaan yang sangat diinginkan oleh semua orang (Apriadji, 1986). Status gizi kurang atau
yang lebih sering disebut undernutrition merupakan keadaan gizi seseorang dimana jumlah
energi yang masuk lebih sedikit dari energi yang dikeluarkan. Hal ini dapat terjadi karena
jumlah energi yang masuk lebih sedikit dari anjuran kebutuhan individu (Wardlaw, 2007).
Status gizi lebih (overnutrition) merupakan keadaan gizi seseorang dimana jumlah energi
yang masuk ke dalam tubuh lebih besar dari jumlah energi yang dikeluarkan (Nix, 2005). Hal
ini terjadi karena jumlah energi yang masuk melebihi kecukupan energi yang dianjurkan untuk
seseorang, akhirnya kelebihan zat gizi disimpan dalam bentuk lemak yang dapat
mengakibatkan seseorang menjadi gemuk.
B. Penilaian Status Gizi Penilaian status gizi merupakan penjelasan yang berasal dari data
yang diperoleh dengan menggunakan berbagai macam cara untuk menemukan suatu
populasi atau individu yang memiliki risiko status gizi kurang maupun gizi lebih
(Hartriyanti dan Triyanti, 2007). Penilaian status gizi terdiri dari dua jenis, yaitu :
1. Penilaian Langsung
a. Antropometri
Antropometri merupakan salah satu cara penilaian status gizi yang berhubungan dengan
ukuran tubuh yang disesuaikan dengan umur dan tingkat gizi seseorang. Pada umumnya
antropometri mengukur dimensi dan komposisi tubuh seseorang (Supariasa, 2001). Metode
antropometri sangat berguna untuk melihat ketidakseimbangan energi dan protein. Akan
tetapi, antropometri tidak dapat digunakan untuk mengidentifikasi zat-zat gizi yang spesifik
(Gibson, 2005).
b. Klinis
Pemeriksaan klinis merupakan cara penilaian status gizi berdasarkan perubahan yang terjadi
yang berhubungan erat dengan kekurangan maupun kelebihan asupan zat gizi. Pemeriksaan
klinis dapat dilihat pada jaringan epitel yang terdapat di mata, kulit, rambut, mukosa mulut,
dan organ yang dekat dengan permukaan tubuh (kelenjar tiroid) (Hartriyanti dan Triyanti,
2007).
c. Biokimia
d. Biofisik
Pemeriksaan biofisik merupakan salah satu penilaian status gizi dengan melihat kemampuan
fungsi jaringan dan melihat perubahan struktur jaringan yang dapat digunakan dalam keadaan
tertentu, seperti kejadian buta senja (Supariasa, 2001).
Survei konsumsi makanan merupakan salah satu penilaian status gizi dengan melihat jumlah
dan jenis makanan yang dikonsumsi oleh individu maupun keluarga. Data yang didapat dapat
berupa data kuantitatif maupun kualitatif. Data kuantitatif dapat mengetahui jumlah dan
jenis pangan yang dikonsumsi, sedangkan data kualitatif dapat diketahui frekuensi makan dan
cara seseorang maupun keluarga dalam memperoleh pangan sesuai dengan kebutuhan gizi
(Baliwati, 2004).
b. Statistik Vital
Statistik vital merupakan salah satu metode penilaian status gizi melalui data-data mengenai
statistik kesehatan yang berhubungan dengan gizi, seperti angka kematian menurut umur
tertentu, angka penyebab kesakitan dan kematian, statistik pelayanan kesehatan, dan angka
penyakit infeksi yang berkaitan dengan kekurangan gizi (Hartriyanti dan Triyanti, 2007).
c. Faktor Ekologi
Penilaian status gizi dengan menggunakan faktor ekologi karena masalah gizi dapat terjadi
karena interaksi beberapa faktor ekologi, seperti faktor biologis, faktor fisik, dan lingkungan
budaya. Penilaian berdasarkan faktor ekologi digunakan untuk mengetahui penyebab
kejadian gizi salah (malnutrition) di suatu masyarakat yang nantinya akan sangat berguna
untuk melakukan intervensi gizi (Supariasa, 2001).
Cara Mengukur Indeks Massa Tubuh Indeks Massa Tubuh diukur dengan cara membagi berat
badan dalam satuan kilogram dengan tinggi badan dalam satuan meter kuadrat (Gibson,
2005). Berat badan (kg) IMT = Tinggi badan
(m) x Tinggi badan (m)
Kategori Indeks Massa Tubuh Untuk mengetahui status gizi seseorang maka ada kategori
ambang batas IMT yang digunakan, seperti yang terlihat pada tabel 2.1 yang merupakan
ambang batas IMT untuk Indonesia. Tabel 2.1. Kategori Batas Ambang IMT untuk Indonesia
Kategori IMT (kg/m2) Kurus Kekurangan berat badan tingkat berat < 17,0 Kekurangan berat
badan tingkat ringan 17,1 – 18,4 Normal 18,5 – 25,0 Gemuk Kelebihan berat badan tingkat
ringan 25,1 – 27,0 Kelebihan berat badan tingkat berat ≥ 27,0 Sumber : Depkes, 2003b
Pada tabel 2.2, dapat dilihat kategori IMT berdasarkan klasifikasi yang telah ditetapkan oleh
WHO. Tabel 2.2 Kategori IMT berdasarkan WHO (2000) Kategori IMT (kg/m2) Underweight <
18,5 Normal 18,5 – 24,99 Overweight ≥ 25,00 Preobese 25,00 – 29,99 Obesitas tingkat 1 30,00
– 34,99 Obesitas tingkat 2 35,00 – 39,9 Obesitas tingkat 3 ≥ 40,0 Sumber : WHO (2000)
dalam Gibson (2005) 2.
BAB 3
PENUTUP
A.KESIMPULAN
Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian diperoleh data dan informasi bahwa peran orang tua dalam
pemenuhan gizi anak balita di Desa Tolongio Kecamatan Anggrek Kabupaten Gorontalo Utara ditinjau
dari aspek mengasuh menunjukkan bahwa sebagian orang tua yang ada di Desa Tolongio Kecamatan
Anggrek Kabupaten Gorontalo Utara melakukan pola asuh terhadap anak dan menerapkan beberapa
pola asuh anak dalam keluarga. Orang tua juga menyadari bahwa peran orang tua dalam mengasuh
anak sangat berperan dalam pembentukan karakter anak, yang mana orang tua mendidik dan
mengasuh anaknya. Pola asuh orang tua sangat membantu bagaimana peran dan sikap anak sesuai
dengan jenis kelaminnya dalam keluarga, masyarakat, dan bangsa.
B.DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Abu. 2007. Sosiologi Pendidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta. Adam I. Indrawijaya, 2007,
Perilaku Organisasi, cetakan keenam, Sinar Baru Algesindo Bandung. Alex Sobur. 2003. Psikologi
Umum. Bandung: Pustaka Setia. Ali,Muhammad, 2005, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Moderen,
Jakarta: Pustaka Amani. Almatsier, S. 2004. Prinsip dasar ilmu gizi. Jakarta: PT. Gramed Pustaka
Utama. Bernadib, Soetari Imam. 1986. Pengantar Ilmu Pendidikan, Yogyakata : Fakultas Psikologi
UGM. Daradjat, Zakiah. 1975. Pendidikan Agama Dalam Pembinaan Mental. Jakarta: Bulan Bintang.
Departemen Pendidikan Nasional, 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Diana, Mutiah. 2010. Psikologi Bermain Anak Usia Dini, Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Friedman, 1998. Keperawatan Keluarga. Jakarta : EGC. Geniofam. 2010. Mengasuh dan
Mensukseskan Anak Berkebutuhan Khusus. Jogjakarta: Garailmu. Hadi, Haman. 2005. Beban Ganda
Masalah Gizi Dan Imlikasinya Terhadap Kebijakan Pembangunan Kesehatan Nasional. Seminar
Kesehatan Nasional. Yogyakarta: CSSG. Hardian, Dadi. 2008. Solusi Mengatasi Overweigtht dan
Obesitas. (online) (http:// resepangsing.bogspot.com/2008/11/solusi-mengatasi-overweight-
dan.html, diakses langsung pada 22 Desember 2014) I Dewa Nyoman S. 2002. Penilaian Status Gizi.
Jakarta: EGC. Iswidharmanjaya, Dery. 2004. Satu Hari Menjadi Lebih Percaya Diri. Jakarta: Media
Komputindo. Joko Pekik Irianto. 2007. Panduan Gizi Lengkap Keluarga dan Olahragawa