Anda di halaman 1dari 8

Tingkat kesehatan seseorang dipengaruhi beberapa faktor di antaranya bebas dari penyakit atau

cacat, keadaan sosial ekonomi yang baik, keadaan lingkungan yang baik, dan status gizi juga
baik. Orang yang mempunyai status gizi baik tidak mudah terkena penyakit, baik penyakit
infeksi maupun penyakit degeneratif. Status gizi merupakan salah satu faktor penting dalam
mencapai derajat kesehatan yang optimal. Namun pada masyarakat kita masih ditemui berbagai
penderita penyakit yang berhubungan dengan kekurangan gizi. Masalah gizi pada dasarnya
merupakan refleksi konsumsi zat gizi yang belum mencukupi kebutuhan tubuh. Seseorang akan
mempunyai status gizi baik, apabila asupan gizi sesuai dengan kebutuhan tubuhnya. Asupan gizi
yang kurang dalam makanan, dapat menyebabkan kekurangan gizi, sebaliknya orang yang
asupan gizinya berlebih akan menderita gizi lebih. Jadi status gizi adalah gambaran individu
sebagai akibat dari asupan gizi sehari-hari. Status gizi dapat diketahui melalui pengukuran
beberapa parameter, kemudian hasil pengukuran tersebut dibandingkan dengan standar atau
rujukan. Peran penilaian status gizi bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya status gizi yang
salah. Penilaian status gizi menjadi penting karena dapat menyebabkan terjadinya kesakitan dan
kematian terkait dengan status gizi. Oleh karena itu dengan diketahuinya status gizi, dapat
dilakukan upaya untuk memperbaiki tingkat kesehatan pada masyarakat.
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Mahakuasa yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Konsep Penentuan Status
Gizi dan Istilah-Istilah Gizi Yang Digunakan ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Penentuan Status
Gizi. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang status gizi bagi
para pembaca dan juga bagi kami penulis.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Prof. dr. NOVA H. KAPANTOW DAN, MSc, SpGk
selaku dosen penanggung jawab mata kuliah penilaian status gizi yang telah memberikan tugas
ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya
tekuni.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.

Kami menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Manado, 25 Februari 2021

Penulis

Pengertian status gizi

Gizi adalah suatu proses menggunakan makanan yang dikonsumsi secara normal melalui proses
digesti, absorpsi, transportasi, penyimpanan, metabolisme, dan pengeluaran zat-zat yang tidak
digunakan untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan fungsi normal dari organ-organ,
serta menghasilkan energi. Keadaan gizi adalah keadaan akibat dari keseimbangan antara
konsumsi dan penyerapan gizi dan penggunaan zat gizi tersebut atau keadaan fisiologi akibat
dari tersedianya zat gizi dalam sel tubuh (Supariasa, 2002). Jadi, status gizi merupakan keadaan
tubuh sebagai akibat konsumsi makanan dan penggunaan zat gizi. Dibedakan atas status gizi
buruk, gizi kurang, gizi baik, dan gizi lebih (Almatsier, 2006 yang dikutip oleh Simarmata,
2009). istilah yang berhubungan dengan status gizi. Istilah-istilah tersebut adalah :

a. Gizi, adalah suatu proses organisme menggunakan makanan yang dikonsumsi secara
normal melalui proses digesti, absorpsi, transportasi, penyimpanan, metabolisme dan
pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan unruk mempertahankan kehdupan,
pertumbuhan dan fungsi normal dari organ-organ, serta menghasilkan energi. (BASRAH,
SELVIA .2019)
b. Keadaan gizi, adalah keadaan akibat dari keseimbangan antara konsumsi dan penyerapan
zat gizi dan penggunaan zat-zat gizi tersebut, atau keadaan fisiologik akibat dari
tersdianya zat gizi dalam seluler tubuh. (BASRAH, SELVIA .2019)
c. Malnutrition (Gizi salah), adalah keadaan patofisiologis akibat dari kekurangan atau
kelebihan secara relatif maupun absolut satu atau lebih zat gizi, ada empat bentuk
malnutrisi diantaranya adalah:
1. Under nutrition, kekurangan konsumsi pangan secara relatif atau absolut untuk
periode tertentu. (BASRAH, SELVIA .2019)
2. Specific deficiency, kekurangan zat gizi tertentu. (BASRAH, SELVIA .2019)
3. Over nutrition, kelebihan konsumsi pangan untuk 11 periode tertentu. (BASRAH,
SELVIA .2019)
4. Imbalance, karena disproporsi zat gizi, misalnya kolesterol terjadi karena tidak
seimbangnya LDL (Low Density Lipoprotein), HDL (High Density Lipoprotein), dan
VLDL (Very Low Density Lipoprotein). (BASRAH, SELVIA .2019)
5. Kurang energi protein (KEP), adalah seseorang yang kurang gizi yang disebabkan
oleh rendahnya konsumsi energi protein dalam makanan sehari-hari atau gangguan
penyakit tertentu. Anak dikatakan KEP bila berat badan kurang dari 80% berat badan
menurut umur (BB/U) baku. (BASRAH, SELVIA .2019)
Penilaian status gizi

Penilaian status gizi pada dasarnya merupakan proses pemeriksaan keadaan gizi seseorang
dengan cara mengumpulkan data penting, baik yang bersifat objektif maupun subjektif, untuk
kemudian dibandingkan dengan baku yang telah tersedia. Data objektif dapat diperoleh dari data
pemeriksaan laboratorium perorangan, serta sumber lain yang dapat diukur oleh anggota tim
penilai.

Secara garis besar metode penilaian status gizi dibedakan menjadi dua, yaitu metode langsung
dan metode tidak langsung, untuk lebih jelasnya kita akan membahasnya satu persatu.

a. Metode penilaian gizi secara langsung


Metode ini adalah metode yang cara kerjanya berhubungan /kontak langsung dengan
masing-masing responden. Tidak bisa dilakukan secara represetatif, harus secara
langsung dengan bertemu subjek/ reponden.
1. Antropometri
Antropometri berasal dari kata anthropo yang berarti manusia dan metri adalah
ukuran. Metode antropometri dapat diartikan sebagai mengukur fisik dan bagian
tubuh manusia. Jadi antropometri adalah pengukuran tubuh atau bagian tubuh
manusia. Dalam menilai status gizi dengan metode antropometri adalah menjadikan
ukuran tubuh manusia sebagai metode untuk menentukan status gizi. (KeMenKesRI,
2017)
2. Klinis
Pemeriksaan klinis adalah pemeriksaan yang dilakukan untuk mengetahui ada
tidaknya gangguan kesehatan termasuk gangguan gizi yang dialami seseorang.
Pemeriksaan klinis dilakukan dengan beberapa cara, di antaranya melalui kegiatan
anamnesis, observasi, palpasi, perkusi, dan/atau auskultasi. Pemeriksaan fisik dan
riwayat medis merupakan metode klinis yang dapat digunakan untuk mendeteksi
gejala dan tanda yang berkaitan dengan kekurangan gizi. (KeMenKesRI, 2017)
3. Biokimia
Uji biokimia adalah mengukur status gizi dengan menggunakan peralatan
laboratorium kimia. Tes biokimia mengukur zat gizi dalam cairan tubuh atau jaringan
tubuh atau ekskresi urin. Misalnya mengukur status iodium dengan memeriksa urin,
mengukur status hemoglobin dengan pemeriksaan darah dan lainnya. (KeMenKesRI,
2017)
4. Biofisik
Biofisik merupakan metode penilaian status gizi yang cara kerjanya melihat
kemampuan fungsi (khususnya jaringan) dan melihat perubahan struktur dari
jaringan. Umumnya dapat digunakan dalam situasi tertentu seperti kejadian buta senja
epidemik (epidemic of night blindness). Cara yang digunakan adalah tes adaptasi
gelap. (BASRAH, SELVIA .2019)
b. Metode penilaian gizi secara tidak langsung
1. Survei makanan
Suatu mode penilaian status gizi dengan melihat dan menghitung jumlah dan jenis
makanan yang di konsumsi oleh individu. Akan tetapi survei makanan ini juga bisa
dilakukan pada tingkat rumah tangga, tujuan dari metode ini untuk mengetahui
kebiasaan makan, dan gambaran tingkat kecukupan bahan makanan dan zat gizi pada
tingkat kelompok, rumah tangga, dan perorangan serta faktor-faktor yang
mempengaruhinya
2. Statistik vital
Pengukuran status gizi dengan statistik vital adalah dengan menganalisis data
beberapa statistic Kesehatan separti angka kematian berdasarkan umur, angka
kesakitan dan kematian akibat penyakit tertentu, dan data lainnya yang berhubungan
dengan status gizi.
3. Factor ekologi
Ekologi merupakan suatu pengetahuan yang mengkaji tentang hubungan timbal balik
antara organisme hidup dengan lingkungannya atau dapat dikatankan juga ekologi
adalah ilmu mengenai jaringan hubungan antara zat-zat organisme dengan unsur-
unsur yang hidup dan mati dalam lingkungannya.

Factor-faktor yang perluh diperhatikan dalam pemilihan metode penilaian status gizi

Dalam pemilihan penilai status gizi, ada bebera factor yang perluh di perhatikan, yaitu:

1. Tujuan
Tujuan pengukuran sangat perlu diperhatikan dalam memilih metode, seperti tujuan ingin
melihat fisik seseorang, maka metode yang digunakan adalah antropometri. Apabila ingin
melihat status vitamin dan mineral dalam tubuh sebaiknya menggunakan metode
biokimia.
2. Unit sampel yang diukur
Berbagai jenis unit sampel yang akan diukur sangat mempengaruhi penggunaan metode
penilaian status gizi. Jenis unit sampel yang akan diukur meliputi individual, rumah
tangga/keluarga dan kelompok rawan gizi. Apabila unit sampel yang akan diukur adalah
kelompok atau masyarakat yang rawan gizi secara keseluruhan maka sebaiknya
menggunakan metode antropometri, karena metode ini murah dan dari segi ilmiah bisa
dipertanggungjawabkan.
3. Jenis informasi yang dibutuhkan
Pemilihan metode penilaian status gizi sangat tergantung pula dari jenis informasi yang
diberikan. Jenis informasi itu antara lain: asupan makanan, berat dan tinggi badan, tingkat
hemoglobin dan situasi sosial ekonomi. Apabila menginginkan informasi tentang asupan
makanan, maka metode yang digunakan adalah survei konsumsi. Di lain pihak, apabila
ingin mengetahui tingkat hemoglobin maka metode yang digunakan adalah biokimia.
Membutuhkan informasi tentang keadaan fisik seperti berat badan dan tinggi badan,
sebaiknya menggunakan metode antropometri.
4. Tingkat reliabilitas dan akurasi yang dibutuhkan
Masing-masing metode penilaian status gizi mempunyai tingkat reabilitas dan akurasi
yang berbeda-beda. Contoh penggunaan metode klinis dalam menilai tingkatan
pembesaran kelenjar gondok adalah sangat subjektif sekali. Penilaian ini membutuhkan
tenaga medis dan paramedis yang sangat terlatih dan mempunyai pengalaman yang
cukup dalam bidang ini. Berbeda dengan penilaian secara biokimia yang mempunyai
reabilitas dan akurasi yang sangat tinggi. Oleh karena itu apabila ada biaya, tenaga dan
sarana-sarana lain yang mendukung, maka penilaian status gizi dengan biokimia sangat
dianjurkan.
5. Tersedianya fasilitas dan peralatan
Berbagai jenis fasilitas dan perlatan yang dibutuhkan dalam penilaian status gizi. Fasilitas
tersebut ada yang mudah didapat dan ada pula yang sangat sulit diperoleh. Pada
umumnya fasilitas dan peralatan yang dibutuhkan dalam penilaian status gizi secara
antropometri relatif lebih mudah diperoleh dibanding dengan peralatan penentuan status
gizi dengan biokimia. Pengadaan jenis fasilitas dan peralatan yang dibutuhkan, ada yang
diimport dari luar negeri dan ada yang didapat dari dalam negeri. Umumnya peralatan
yang diimport lebih mahal dibandingkan dengan yang produksi dalam negeri.
6. Tenaga
dibanding dengan peralatan penentuan status gizi dengan biokimia. Pengadaan jenis
fasilitas dan peralatan yang dibutuhkan, ada yang diimport dari luar negeri dan ada yang
didapat dari dalam negeri. Umumnya peralatan yang diimport lebih mahal dibandingkan
dengan yang produksi dalam negeri.
7. Waktu
Ketersediaan waktu dalam pengukuran status gizi sangat mempengaruhi metode yang
akan digunakan. Waktu yang ada bisa dalam mingguan, bulanan, dan tahunan. Apabila
kita ingin menilai status gizi di suatu masyarakat dan waktu yang tersedia relatif singkat,
sebaiknya dengan menggunakan metode antropometri. Sangat mustahil kita
menggunakan metode biokimia apabila waktu yang tersedia sangat singkat, apalagi
ditunjang dengan tenaga, biaya, dan peralatan yang memadai.
8. Dana
Masalah dana sangat mempengaruhi jenis metode yang akan digunakan untuk menilai
status gizi. Umumnya penggunaan metode biokimia relatif mahal dibanding dengan
metode lainnya. Penggunaan metode disesuaikan dengan tujuan yang ingin dicapai dalam
penilaian status gizi.

Jadi, pemilihan metode penilaian status gizi harus selalu mempertimbangkan faktor tersebut di
atas. Faktor-faktor itu tidak bisa berdiri sendiri, tetapi selalu saling mengait. Oleh karena itu,
untuk menentukan metode penilaian status gizi, harus memperhatikan secara keseluruhan dan
mencermati kelebihan dan kekurangan tiap-tiap metode itu. (BASRAH, SELVIA .2019)
Daftar Pustaka

Adriani, Wirjatmadi. 2016. Pengantar Gizi Masyarakat. Jakarta: KENCANA

BASRAH, SELVIA (2019) Survei Status Gizi dan Motivasi Berolahraga pada Pengunjung


Samson Gym Kota Makassa, EPrint: (hal 4-5)

Hartini, Setyawati. 2018. BUku Ajar Dasar Ilmu Gizi Kesehatan Masyarakat. Yogyakarta: CV
Budi Utama

Harjatmo, Wiyono. 2017. “Penilaian Status Gizi”. KeMenKes.

Septikasari. 2018. Status Gizi Anak dan Faktor yang Mempengaruhi. Yogyakarta: UNY Press

Anda mungkin juga menyukai