Anda di halaman 1dari 44

PENILAIAN STATUS GIZI

Status Gizi adalah keadaan tubuh yang diakibatkan oleh


penggunaan/pemanfaatan zat-zat gizi oleh tubuh.

Berdasarkan Baku Harvard Status gizi dibagi menjadi empat


yaitu : (Supariasa, 2002)
 a. Gizi Lebih atau over weight termasuk kegemukan dan
obesitas

 b. Gizi Baik well nourished

 c. Gizi kurang untuk under weight yang mencakup mild dan


moderate PCM (Protein Calori Malnutrition)

 d. Gizi Buruk Untuk severe PCM, Termasuk marasmus,


Marasmik-kwasiorkor dan kwashiorkor.
Penilaian status gizi adalah upaya menginterpretasikan
semua informasi yang diperoleh melalui penilaian
antropometri, komsumsi makanan, biokimia, klinik dan lain-
lainnya
Faktor yang Mempengaruhi
Status Gizi

a.    Penyebab langsung, yaitu makanan anak dan penyakit


infeksi yang mungkin diderita anak. Anak yang mendapat
makanan yang cukup baik tetapi sering diserang penyakit
infeksi dapat berpengaruh terhadap status gizinya. Begitu juga
sebaliknya anak yang makannya tidak cukup baik, daya tahan
tubuhnya pasti lemah dan pada akhirnya mempengaruhi
status gizinya.
Faktor yang Mempengaruhi
Status Gizi
b. Penyebab tidak langsung, yang terdiri dari :

 1. Ketahanan pangan di keluarga, terkait dengan ketersediaan pangan (baik


dari hasil produksi sendiri maupun dari pasar atau sumber lain), harga pangan
dan daya beli keluarga, serta pengetahuan tentang gizi dan kesehatan.

 2. Pola pengasuhan anak, berupa sikap dan perilaku ibu atau pengasuh lain
dalam hal keterdekatannya dengan anak, memberikan makan, merawat,
kebersihan, memberi kasih sayang dan sebagainya. Kesemuanya berhubungan
dengan keadaan ibu dalam hal kesehatan (fisik dan mental), status gizi,
pendidikan umum, pengetahuan tentang pengasuhan yang baik, peran dalam
keluarga atau di masyarakat, sifat pekerjaan sehari-hari, adat kebiasaan
keluarga dan masyarakat, dan sebagainya dari si ibu atau pengasuh anak.
Faktor yang Mempengaruhi
Status Gizi

3. Akses atau keterjangkauan anak dan keluarga terhadap air


bersih dan pelayanan kesehatan yang baik seperti imunisasi,
pemeriksaan kehamilan, pertolongan persalinan, penimbangan
anak, pendidikan kesehatan dan gizi, serta sarana kesehatan
yang baik seperti posyandu, puskesmas, praktek bidan atau
dokter, dan rumah sakit. Makin tersedia air bersih yang cukup
untuk keluarga serta makin dekat jangkauan keluarga terhadap
pelayanan dan sarana kesehatan, ditambah dengan
pemahaman ibu tentang kesehatan, makin kecil risiko anak
terkena penyakit dan kekurangan gizi (Soekirman, 2001)
Penilaian Status Gizi

Langsung Tidak langsung

1. Antropometri
1. Survei konsumsi
2. Klinis
2. Statistik vital
3. Biokimia
3. Faktor ekologi
4. Biofisik
ANTROPOMETRI

Antropometri berasal dari kata anthropos dan metros.


Anthropos artinya tubuh dan metros artinya ukuran. Secara
umum antropometri artinya ukuran tubuh manusia

Berbagai jenis ukuran tubuh : BB, TB. LLA, TLBK

Untuk melihat ketidakseimbangan asupan protein dan


energi
Indeks antropometri
 
Berat badan menurut umur (BB/U)
Tinggi badan menurut umur (TB/U)
Berat badan menurut tinggi badan (BB/TB)
Lingkar lengan atas menurut umur (LLA/U)
Indeks Massa Tubuh (IMT)
Tebal lemak bawah kulit menurut umur
Rasio lingkar pinggang dan pinggul
 
PEMERIKSAAN KLINIS
 

 untuk mengetahui tingkat status gizi seseorang dengan


melakukan pemeriksaan fisik yaitu tanda dan gejala atau
riwayat penyakit.

  Hal ini dapat dilihat pada jaringan epitel seperti kulit,


mata, rambut dan mukosa oral atau pada organ-organ
yang dekat dengan permukaan tubuh seperti kelenjar
tiroid.
PEMERIKSAAN BIOKIMIA

 Pemeriksaan specimen yang diuji secara laboratories


yang dilakukan pada berbagai macam jaringan tubuh
seperti darah, urin, tinja, jaringan hati dan otot.

Contoh pemeriksaan biokimia :

 Penilaian status zat besi : Hb, hematokrit, Besi serum


 Penilaian status protein : serum protein, Serum
albumin
PEMERIKSAAN BIOFISIK
 

 Penilaian status gizi yang bertujuan untuk melihat


kemampuan fungsi jaringan dan perubahan struktur.
Perubahan ini dapat dilihat seperti pengerasan kuku,
pertumbuhan rambut tidak normal dan menurunnya
elastisitas kartilago.

 Penilaian ini melalui 3 cara : uji radiology, tes fungsi fisik


dan tes sitologi
SURVEI KONSUMSI MAKANAN

 Metode penentuan status gizi secara tidak langsung


dengan melihat jumlah dan jenis zat gizi yang dikonsumsi

Metode :

 Kualitatif :
 Metode frekuensi makanan
 Metode dietary history
 Metode telepon
 Metode pendaftaran makanan
 Kuantiatif :
 Metode recall 24 jam
 Perkiraan makanan
 Penimbangan makanan
 Metode food account
 Metode inventaris
 Pencatatan
STATISTIK VITAL

Menganalisis data beberapa statistik kesehatan


seperti angka kematian berdasarkan umur, angka
kesakitan dan kematian akibat penyebab tertentu
dan data lainnya yang berhubungan dengan gizi
 
Contoh penilaian status gizi dengan statistik vital :
 
 Angka kematian umur 2 - 5 bulan
 Angka kematian umur 1- 4 tahun
 Angka kematian umur 13 – 24 bulan
 Angka kesakitan dan kematian akibat penyebab tertentu
 Statistik layanan kesehatan : puskesmas dan RS
FAKTOR EKOLOGI

Malnutrisi merupakan masalah ekologi sebagai hasil


interaksi beberapa faktor fisik, biologi dan lingkungan
budaya. Jumlah makanan yang tersedia sangat
tergantung dari keadaan ekologi seperti iklim, tanah,
irigasi dll.
Manfaat PSG

 Mengidentifikasi kelompok atau individu yang memiliki


risiko mengalami masalah gizi
 Mengukur hubungan antara asupan gizi dan kesehatan
 Menentukan jenis intervensi untuk meningkatkan status gizi
 Memonitor efek dari intervensi gizi
YANG PERLU DIPERTIMBANGKAN
DALAM MEMILIH METODE PSG

1. Tujuan
Tujuan pengukuran sangat perlu diperhatikan dalam
memilih metode, seperti tujuan ingin melihat fisik
seseorang, maka metode yang digunakan antropometri.
Apabila ingin melihat status vitamin dan mineral dalam
tubuh sebaiknya menggunakan metode biokimia.
2. Unit Sampel yang Akan Diukur

 Berbagai jenis unit sampel yang akan diukur sangat


mempengaruhi penggunaan metode penilaian status gizi.
Jenis unit sampel yang akan diukur meliputi individual,
rumah tangga/keluarga dan kelompok rawan gizi. Apabila
unit sampel yang akan diukur adalah kelompok atau
masyarakat yang rawan gizi secara keseluruhan maka
sebaiknya menggunakan metode antropometri, karena
metode ini murah dan dari segi ilmiah bisa
dipertanggungjawabkan.
3. Jenis Informasi yang Dibutuhkan

 Pemilihan metode penilaian status gizi sangat tergantung pula


dari jenis informasi yang diberikan. Jenis informasi itu antara
lain : asupan makanan, berat dan tinggi badan, tingkat
hemoglobin dan situasi sosial ekonomi. Apabila menginginkan
informasi tentang asupan makanan, maka metode yang
digunakan adalah survey konsumsi. Dilain pihak apabila ingin
mengetahui tingkat hemoglobin maka metode yang
digunakan adalah biokimia. Membutuhkan informasi seperti
berat badan dan tinggi badan, sebaiknya menggunakan
antropometri. Begitu pula jika membutuhkan informasi
tentang situasi sosial ekonomi sebaiknya menggunakan faktor
ekologi.
4. Tingkat Reliabilitas dan Akurasi yang Dibutuhkan

 Masing-masing metode penilaian status gizi memiliki tingkat


reliabilitas dan akurasi yang berbeda-beda. Contoh
penggunaan metode klinis dalam menilai tingkatan
pembesaran kelenjar gondok adalah sangat subjektif sekali.
Penilaian ini membutuhkan tenaga medis dan paramedis
yang sangat terlatih dan mempunyai pengalaman yang
cukup dalam bidang ini. Berbeda dengan penilaian secara
biokimia yang mempunyai reliabilitas dan akurasi yang
sangat tinggi. Oleh karena itu apabila ada biaya, tenaga dan
sarana-sarana lain yang mendukung, maka penilaian status
gizi dengan biokimia sangat dianjurkan.
5. Tersedianya Fasilitas dan Peralatan

 Dalam penilaian status gizi ada berbagai jenis fasilitas dan


peralatan yang dibutuhkan. Fasilitas tersebut ada yang
mudah didapat dan ada pula yang sangat sulit diperoleh.
Pada umumnya fasilitas dan peralatan yang dibutuhkan
dalam penilaian status gizi secara antropometri relatif lebih
mudah didapat dibanding dengan peralatan penentuan
status gizi dengan biokimia.
6. Tenaga

 Ketersediaan tenaga, baik jumlah maupun mutunya sangat


mempengaruhi penggunaan metode penilaian status gizi.
Jenis tenaga yang digunakan dalam pengumpulan data
status gizi antara lain : ahli gizi, dokter, ahli kimia, dan
tenaga lain.
 Penilaian status gizi secara biokimia memerlukan tenaga ahli
kimia atau analis kimia, karena menyangkut berbagai jenis
bahan dan reaksi kimia yng harus dikuasai. Berbeda dengan
penilaian status gizi secara antropometri, tidak memerlukan
tenaga ahli, tetapi tenaga tersebut cukup dilatih bebrapa
hari saja sudah dapat menjalankan tugasnya. Kader gizi
diposyandu adalah tenaga gizi yang tidak ahli, tetapi dapat
melaksanakan tugasnya dengan baik, walaupun disana sini
masih ada kekurangannya. Tugas utama kader gizi adalah
melakukan pengukuran antropometri, seperti tinggi badan
dan berat badan serta umur anak. Setelah mendapatkan
data mereka dapat memasukkan pada KMS dan langsung
dapat menginterpretasikan data tersebut.
 Penilaian status gizi secara klinis membutuhkan
tenaga medis (dokter). Tenaga kesehatan lain selain
dokter, tidak dapat diandalkan, mengingat tanda-
tanda klinis tidak spesifik untuk keadaan tertentu.
7. Waktu

 Ketersediaan waktu dalam pengukuran status gizi sangat


mempengaruhi metode yang akan digunakan. Waktu yang
ada bisa dalam mingguan, bulanan dan tahunan. Apabila kita
ingin menilai status gizi di suatu masyarakat dan waktu yang
tersedia relatif singkat, sebaiknya dengan menggunakan
metode antropometri. Sangat mustahil kita menggunakan
metode biokimia apabila waktu yang tersedia sangat
singkat, apabila tidak ditunjang dengan tenaga, biaya,
peralatan yang memadai.
8. Dana

 Masalah dana sangat mempengaruhi jenis metode yang


digunakan untuk menilai status gizi. Umumnya penggunaan
metode biokimia relatif mahal dibanding dengan metode
lainnya. Penggunaan metode disesuaikan dengan tujuan
yang ingin dicapai dalam penilaian status gizi.
CARA PENGUKURAN
ANTROPOMETRI
BERAT BADAN BAYI
PANJANG BADAN BAYI
LINGKAR KEPALA
BERAT BADAN BALITA
TINGGI BADAN BALITA

Anda mungkin juga menyukai