Anda di halaman 1dari 27

LAPORAN PRAKTIKUM

DASAR ILMU GIZI KESEHATAN MASYARAKAT

KEVIN KURNIA KATILI


811419091

KELAS 3A

JURUSAN KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS OLAHRAGA DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
2020
A. Judul
“Penilaian Konsumsi Makanan Individu”
B. Tujuan Praktikum
1. Dapat menggunakan metode dietary record untuk mengukur kandungan
gizi yang biasa dikonsumsi.
2. Dapat menilai kebiasaan makan berdasarkan angka kecukupan gizi yang
dianjurkan.
C. Cara Pengukuran
1. Estimated food record (mencatat makanan dengan menaksir)
2. Subjek diminta mancatat, pada saat mengkonsumsi, seluruh makanan dan
minuman (termasuk snack) yang dikonsumsi pada periode waktu tertentu.
3. Dekskripsi detail tentang seluruh makanan dan minuman yang dikonsumsi
(termasuk nama dagangnya) dan metode pembuatannya dicatat.
4. Makanan campuran seperti “Gado-gado” harus diketahui masing-masing
bahannya, dan berat/jumlah terakhir setelah dimasak harus dicatat, apabila
memungkinkan.
5. Ukuran porsi dapat ditaksir oleh responden dengan menggunakan beberapa
cara tergantung dari presi (tingkat ketepatan) yang diinginkan,
6. Ukuran RT yang sudah terstandarisasi seperti mangkok, sendok, serta luas
(dalam sentimeter) dari daging atau kue cake dapat digunakan.
7. Pengukuran biasanya dirubah ke gram oleh peneliti sebelum menghitung
intake zat gizi.
8. Kesalahan dapat terjadi bila ketidakmampuan responden menghitung
ukuran porsi yang dikonsumsi dan akibat kesulitan yang berhubungan
dengan konversi penaksiran volume untuk jumlah dalam gram.
9. Biasanya subjek (orang tua anak, pengasuh anak) dapat melengkapi
formulir yang diberikan, walaupun pada negara berkembang seorang
petugas lapangan dapat mengerjakannya.
10. Jumlah hari yang diperlukan pada umumnya 3,5,6 hari.
11. Hari diakhir pekan (sabtu dan ahad) harus dimasukan dalam penelitian.
12. Balum ada kesepakatan, berapa hari yang diperlukan untuk mencatat
sehingga memberikan enstimasi yang paling tepat untuk intake rata-rata.
D. Dasar Teori
Pengertian ilmu gizi adalah ilmu yang mempelajari segala sesuatu tentang
makanan dalam hubungannya dengan kesehatan optimal. Kata “gizi” berasal
dari bahasa Arab ghizda, yang berarti makanan. Di satu sisi ilmu gizi berkaitan
dengan makanan dan di sisi lain dengan tubuh manusia. Gizi merupakan salah
satu beban berat bagi bangsa, hakekatnya berpangkal dari keadaan ekonomi dan
pengetahuan masyarakat tentang nilai gizi makanan, sehingga berpengaruh
pada daya beli dan prilaku masyarakat yang dapat menurunkan status gizi.
Ilmu gizi merupakan salah satu disiplin ilmu yang sudah diakui, meskipun
masih dianggap sebagai bagian dari rumpun ilmu kesehatan masyarakat. Ilmu
gizi mula-mula hanya mencakup ruang lingkup yang sangat sempit, tetapi
dalam perkembangannya melebar meliputi suatu kawasan studi yang luas
karena ruang lingkupnya yang luas, bila dikaji pengertian ilmu gizi secara lebih
mendalam, ilmu gizi erat kaitannya dengan ilmu-ilmu agronomi, peternakan,
ilmu pangan, mikrobiologi, biokimia, faal, biologi molekular dan kedokteran.
1. Pengertian Status Gizi
Menurut Soekirman (2000), status gizi adalah keadaan kesehatan akibat
interaksi antara makanan, tubuh manusia dan lingkungan hidup manusia.
Supariasa mengemukakan bahwa status gizi adalah ekspresi dari keadaan
keseimbangan dalam bentuk variabel tertentu.
Menurut Beck (2008) mengemukakan bahwa status gizi didefinisikan
sebagai status kesehatan yang dihasilkan oleh keseimbangan antara kebutuhan
dan masukan nutrient.
Dapat dismpulkan bahwa status gizi merupakan ekpresi dari keadaan tubuh
yang dipengaruhi oleh zat-zat gizi tertentu.
2. Faktor yang Mempengaruhi Status Gizi
a. Penyebab langsung, yaitu makanan anak dan penyakit infeksi yang
mungkin diderita anak. Anak yang mendapat makanan yang cukup baik
tetapi sering diserang penyakit infeksi dapat berpengaruh terhadap
status gizinya. Begitu juga sebaliknya anak yang makannya tidak cukup
baik, daya tahan tubuhnya pasti lemah dan pada akhirnya
mempengaruhi status gizinya.
b. Penyebab tidak langsung, yang terdiri dari :
1) Ketahanan pangan di keluarga, terkait dengan ketersediaan pangan
(baik dari hasil produksi sendiri maupun dari pasar atau sumber
lain), harga pangan dan daya beli keluarga, serta pengetahuan
tentang gizi dan kesehatan.
2) Pola pengasuhan anak, berupa sikap dan perilaku ibu atau pengasuh
lain dalam hal keterdekatannya dengan anak, memberikan makan,
merawat, kebersihan, memberi kasih sayang dan sebagainya.
Kesemuanya berhubungan dengan keadaan ibu dalam hal kesehatan
(fisik dan mental), status gizi, pendidikan umum, pengetahuan
tentang pengasuhan yang baik, peran dalam keluarga atau di
masyarakat, sifat pekerjaan sehari-hari, adat kebiasaan keluarga dan
masyarakat, dan sebagainya dari si ibu atau pengasuh anak.
3) Akses atau keterjangkauan anak dan keluarga terhadap air bersih
dan pelayanan kesehatan yang baik seperti imunisasi, pemeriksaan
kehamilan, pertolongan persalinan, penimbangan anak, pendidikan
kesehatan dan gizi, serta sarana kesehatan yang baik seperti
posyandu, puskesmas, praktek bidan atau dokter, dan rumah sakit.
Makin tersedia air bersih yang cukup untuk keluarga serta makin
dekat jangkauan keluarga terhadap pelayanan dan sarana kesehatan,
ditambah dengan pemahaman ibu tentang kesehatan, makin kecil
risiko anak terkena penyakit dan kekurangan gizi.

3. Klasifikasi Status Gizi


Berdasarkan Baku Harvard Status gizi dibagi menjadi empat yaitu :
(Supariasa, 2002)
a. Gizi Lebih atau over weight termasuk kegemukan dan obesitas
b. Gizi Baik well nourished
c. Gizi kurang untuk under weight yang mencakup mild dan moderate
PCM (Protein Calori Malnutrition)
d. Gizi Buruk Untuk severe PCM, Termasuk marasmus, Marasmik-
kwasiorkor dan kwashiorkor.
4. Penilaian Status Gizi
Penilaian status gizi adalah upaya menginterpretasikan semua informasi
yang diperoleh melalui penilaian antropometri, komsumsi makanan,
biokimia dan klinik. Cara penilaian status gizi dapat ditentukan dengan cara
penilaian langsung, meliputi: antropometri, biokimia, klinis dan biofisik
atau secara tidak langsung, meliputi: survei konsumsi, statistik vital dan
faktor ekologi.
Acuan standar penilaian status gizi adalah berat badan menurut umur
(BB/U), Berat badan menurut tinggi badan (BB/TB) dan Tinggi badan
menurut Umur (TB/U).
Berdasarkan uraian diatas untuk mengetahui status gizi seseorang dapat
dilakukan pemeriksaan secara:
a) Pemeriksaan Langsung
1) Antropometri
Penilaian antropometri dilkukan melalui pengukuran dimensi fisik
dan komposisi kasar tubuh. penilaian dilakukan terhadap berat
badan (BB), Tinggi Badan (TB),Lingkar kepala, Lingkar lengan
atas(LLA/LILA), dan tebal lemak kulit. pada usia kurang dari 2
tahun pengukuran tinggi badan dilakukan dengan mengukur panjang
badan dalam keadaan tidur.
2) Biokimia
Pemeriksaan laboratorium (biokimia), dilakukan dengan
pemeriksaan pemeriksaan spesismen jaringan tubuh (darah, urine,
tinja, hati dan otot) yang diuji secara laboratorium terutama untuk
mengethui kadarhemoglobin, feritin, glukosa, dan kolestrol.
Pemeriksaan biokimia bertujuan mengetahui kekurangan gizi
spesifik.
3) Klinis
Pemeriksaan dilakukan pada jaringan epitel (superficial epitel
tissue) seperti kulit, mata, rambut dan mukosa oral. Pemeriksaan
klinis bertujuan mengatahui status kekurangan gizi dengan melihat
tanda-tanda khusus
4) Biofisik
Pemeriksaan dilakukan dengan melihat kemanpuan fungsi serta
perubahan struktur jaringan. Pemeriksaan biofisik bertujuan
mengetahui situasi tertentu, misallnya pada orang yang buta senja.
b) Pemeriksaan Tidak Langsung
1) Suvei Konsumsi
Penilaian konsumsi makanan dilakukan dengan wawancara
kebiasaan makan dan perhitungan konsumsi makanan sehari-hari.
Tujuan penilaian ini adalah mengiodentifikasi kekurangan dan
kelebihan gizi.
2) Statistik Vital
Pemerikssan dilakukan dengan menganalisis data kesehatan seperti
angka kematian, kesakitan dan kematian kaibat hal-hal yang
berhubungan dengan gizi. Pemeriksaan ini bertujuan menemukan
indicator tidak langsung status gizi masyarakat.
3) Faktor Ekologi
Pengukuran status gizi didasarkan atas ketersediaan makanan yang
dipengaruhi oleh faktor ekologi (Iklim, tanah, irigasi dll). Faktor-
faktor ekolgi tersebut perlu diketahui untuk mengetahui penyebab
malnutrisi masyarakat.
Langkah Penilaian Konsumsi Gizi Perorangan
Ada tiga langkah yang dilakukan dalam melakukan penilaian konsumsi gizi
perorangan.
a) Pertama, adalah mengumpulkan informasi tentang asupan
makanan/minuman dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.
b) Kedua, adalah mengukur nilai gizi pada setiap jenis makanan yang
dikonsumsi oleh pasien.
c) Ketiga, adalah membandingkan nilai gizi yang dikonsumsi dan kebutuhan
yang diperlukan oleh pasien.
1. Mengukur asupan makanan dan faktor yang mempengaruhinya
Pengukuran asupan makanan individu dapat dilakukan dengan berbagai
macam metode. Metode biasanya dipilih berdasarkan pada tujuan yang
ingin diperoleh dan adanya dana atau fasilitas yang tersedia. Diantara
metode yang sering digunakan ada yang mencari faktor-faktor yang
mempengaruhi asupan makana seseorang. Oleh karena itu, apabila tujuan
yang ingin diperoleh ingin mendapatkan gambaran faktor yang
mempengaruhi asupan makanan seseorang maka metode yang harus
dilakukan adalah metode seperti ini, tentu harus disertai dana serta petugas
yang tersedia. Dibawah ini akan diberikan beberapa metode yang sering
digunakan yaitu 24-jam recall, food frequency, food diary, dan diet history.
1) 24-jam recall
Metode merupakan metode yang paling sering sederhana dan mudah
dilakukan yaitu dengan meminta kepada individu untuk mengingat
seluruh makanan yang dikonsumsi selama 24 jam sebelumnya. Dengan
keahlian wawancara yang baik semua makanan yang dikonsumsi sehari
sebelumnya termasuk metode memasak dan nama dagang, sekaligus
supplement seperti vitamin dan mineral, dicatat oleh pewawancara
(petugas gizi). Pada umumnya digunakan suatu formulir standar untuk
mempermudah pewawancara.
Untuk mempermudah pewawancara dan responden dalam
memberikan jumlah makanan yang dikonsumsi maka digunakan “food
model”. Alat ini terdiri dari beberapa bentuk (model) makanan yang
seringkali dikonsumsi dengan beberapa ukuran yang sering digunakan.
Umumnya ukuran yang digunakan adalah ukuran sedang. Setiap
“model” telah dilengkapi dengan kandungan zat gizi yang sesuai
sehingga mempermudah dalam minilainya. Kadang-kadang “food
model” ini diganti dengan “potret” dari makanan tersebut. Hal ini
memudahkan dalam hal pelaksanaan wawancara di tempat yang jauh
karena tidak perlu membawa “model” tersebut kemana-mana, walaupun
dalam kegiatannya di lapangan tetap “food model” yang lebih baik.
2) Food diary (food record)
Metode ini ingin memperoleh kebiasaan makan yang lebih akurat
dari individu. Dengan metode ini seseorang diminta mencatat semua
makanan yang dikonsumsi pada periode tertentu, umumnya 3-5 hari.
Seperti halnya metode sebelumnya, pasien diminta mencatat makanan
yang dikonsumsi dengan menggunakan ukuran rumah tangga. Metode
ini lebih akurat dari metode 24-jam recall apabila ingin diketahui rata-
rata asupan makan individu. Pada metode ini tempat dari setiap
makanan dikonsumsi harus dicatat. Hal ini perlu oleh karena dari
informasi ini dapat dilihat apakah ada kebiasaan – kebiasaan seseorang
dalam mengkonsumsi makanan-makanan tertentu. Seringkali
kebiasaan-kebiasaan seperti ini dapat dihubungkan dengan asupan
kalori ata zat gizi tertentu yang berlebihan atau berpengaruh negative
pada kesehatan. Dengan mengetahui kebiasaan ini aka dilakukan terapi
perilaku agar mereka dapat merubah kebiasaan tersebut sehingga
memperoleh jumlah atau komposisi makanan yang seimbang , adekuat,
atau yang tidak merugikan kesehatan.
3) Food Frequency
Metode ini merupakan perolehan informasi kualitatif dariu pola
makan dalam jangka waktu yang lama. Daftar jenis makanan diberikan
dan individu atau pasien diminta member jawaban frekuensi
mengkonsumsi dari makanan tersebut apakah setiap hari, setiap minggu,
setiap bulan atau setiap tahun. Metode ini dapat dilakukan dengan cepat
baik diisi sendiri oleh pasien atau dengan wawancara. Disamping itu
tidak merepotkan pasien disbanding metode lainnya.
Kadang – kadang frekuensi konsumsi dari setiap jenis makanan
diberikan skor dan dengan skor dapat dilekukan perhitungan asupan
sehingga dapat diketahui estimasi asupan dari orang tersebut.
Disamping itu dari metode ini dapat dibedakan mereka yang
mengkonsumsi suatu makanan tertentu, pada tingkat yang rendah,
sedang atau tinggi. Cara seperti ini yang paling sering digunakan oleh
para ahli epidemiologi gizi dalam melihat hubungan asupan makanan
dengan terjadinya suatu penyakit pada suatu populasi. Untuk itu jenis
makanan yang ditanyakan pada setiap kuesioner berbeda tergantung dari
tujuan peneliti. Pada penelitian yang ingin meneliti hubungan asupan
makanan dengan penyakit kanker misalnya maka daftar makanan yang
akan ditnyakan tentunya adalah jenis makanan yang dicurigai
berhubungan dengan penyakit kanker yang dimaksud.
4) Diet history
Metode ini paling baikdigunakan apabila ingi mengetahui informasi
kebiasaan asupan makanan serta faktor-faktor yang mempengaruhinya.
Ada tiga komponen yang tercakup dari metode ini yaitu 24 jam recall,
food frekuensi, dan wawancara mendalam. Seperti yang dikemukakan
sebelumnya bahwa metode 24 jam recall merupakan metode sederhana
untuk memperoleh gambaran pola makan secara umum dan food
frekuensi disini digunakan untuk melakukan “cross check” tentang
informasi yang diperoleh dari metode sebelumnya dengan menanyakan
frekuensi konsumsi jenis makanan yang diketahui dari metode 24 jam
recall.
2. Estimasi nilai gizi makanan
Dengan melakukan estimasi ini dapat diketahui apakah pasien
mempunyai resiko mallnutrisi untuk zat gizi tertentu. Ada dua metode yang
sering digunakan untuk estimasi ini yaitu pertama dengan menggunakan
daftar penukar bahan makanan dan dengan menggunakan daftar komposisi
bahan makanan.
Cara pertama adalah dengan menggunakan sistem pengelompokkan
makanan yang mengandung nilai gizi yang hampir sama dan fungsinya
terhadap tubuh. Cara kedua adalah dengan menggunakan daftar komposisi
bahan makanan. Cara ini lebih banyak digunakan saat ini karena dengan
bantuan komputer hasil analisis dengan cepat dapat diperoleh.
3. Evaluasi kecukupan diet
Apabila nilai gizi yang terkandung dalam makanan telah diketahui, aka
tibalah saatnya untuk mengetahui apakah asupan makanan pasien sesuai
dengan kebutuhannya. Pada pasien dengan kondisi normal dapat digunakan
angka kecukupan energi yang direkomendasi sesuai dengan umur, jenis
kelamin dan aktivitasnya. Pada pasien yang memerlukan asuhan nutrisi
khusus maka hasil evalusai ini akan digunakan dalam perencanaan asuhan
nutrisi.
E. Bahan
1. Formulir pencatatan makanan (dietary record) 3 buah
2. Formulir penilaian konsumsi makanan
3. Formulir penilaian rata-rata konsumsi
4. Daftar komposisi bahan makanan
5. Angka kecukupan gizi yang dianjurkan

F. Hasil Pengamatan
1. Hari Pertama : Sabtu, 28 September 2019
Tabel 1. Menu Makanan yang Dikonsumsi (Hari Pertama)
Menu Sarapan Pagi Pukul 10.10 s.d 10.25 WITA

No. Jenis Makanan Gambar


1. Nasi goreng 100 gr
Telur goreng 60 gr

2. Air putih 150 ml

Menu Makan Siang Pukul 13:30 sd 13:45 WITA

No. Jenis Makanan Gambar

Nasi putih 100 gr


1.
tahu 50 gr
ikan goreng 20 gr

2. Air Putih 150ml


Menu Makan Malam Pukul 20:30 s.d 20:45

No. Jenis Makanan Gambar

1. Pisang nugget 95 gr

Tabel 2. Formulir 24-Jam Recall (Hari Pertama)


Jumlah
Waktu Jenis Pengolahan/Cara
No. (Ukuran
Dikonsumsi Makanan Masak
RT)
Beras dinanak lalu
Nasi Goreng 1 Liter
digoreng
1. Sarapan Pagi
Telur Goreng Digoreng 5 Butir
Air Putih Air isi ulang 1 Liter
Nasi Putih Beras dinanak 1 Liter
tahu Digoreng 500 gram
2. Makan Siang
Ikan Digoreng 1 kg
Air Putih Air isi ulang 1 Liter
Pisang
3. Makan Malam Digoreng 95 gram
Nugget

Makanan-makanan yang sering saya makan merupakan olahan rumahan


yang dimasak sendiri dan untuk minuman merupakan olahan air galon isi ulang.
Pada pagi hari saya mengonsumsi makanan yaitu nasi goreng dan telur goreng,
untuk mengawali kegiatan atau aktivitas pada pagi hari. Pada siang hari, saya
mengonsumsi makanan berat lagi yaitu makan nasi secukupnya, nasi dan lauk
karena aktivitas saya hari ini begitu banyak, sehingga diperlukan energi yang cukup
banyak untuk melakukannya. Pada malam hari saya hanya mengkonsumsi makanan
sedang karena makanan tersebut hanya mengisi perut yang kosong saja. Karena
tidak ada lagi aktivitas yang akan saya lakukan dimalam hari sehingga tidak
dibutuhkan energi yang lebih.
Tabel 3. Formulir Food Diary (Hari Pertama)

Tempat Makanan dan Minuman Nama


Waktu Jumlah
Makan yang dikonsumsi Dagang

Nasi Goreng Beras 2 Centong


10.10
Rumah s.d Telur Telur 1 Butir
10.25
Air Putih Air Isi Ulang 2 Gelas

Nasi Putih Beras 2 Centong


13:30 tahu tahu 1 potong
Rumah s.d
13:45 Ikan Goreng Ikan 1 Potong

Air Putih Air Isi Ulang 1 Gelas

20.30
Rumah s.d Pisang Nuget Pisang 2 Buah
20.45

Tabel 4. Formulir Penilaian Konsumsi Makanan (Hari Pertama)


Jenis makanan/ Jumlah
minuman yang Fraksi Energi Protein Lemak Iron Vit. A Vit. C
URT
dikonsumsi
Nasi Goreng 1 Liter 1x 900 18,3 1,4 0,7 0 0
Telur Goreng 5 Butir 1x 1295 58,5 1,7 2,7 900 0
Nasi Putih 1 Liter 1x 880 16,5 0 0 0 0
Tahu 1 potong 1x 420 12,5 1 0 0,2 0
Ikan goreng 1 ekor 1x 595 30,5 0 1,5 810 0
Air Putih 1 Liter 7x 0 0 0 0 0 0
0,0
Pisang Nugget 95 gram 1x 132 1,4 3,8 0 0
3

Jumlah 4222 137,7 7,9 7,9 1710 0

2. Hari Kedua : Minggu, 29 September 2019


Tabel 5. Menu Makanan yang Dikonsumsi (Hari Kedua)
Menu Sarapan Pagi Pukul 09.00 s.d 09.20 WITA

No. Jenis Makanan Gambar

Nasi putih 100 gr


1. Tahu 40 gr
Tempe 40 gr
Sayur 30 gr

2. Air putih 150 ml

Menu Makan Siang Pukul 13:30 sd 13:45 WITA

No. Jenis Makanan Gambar

Nasi putih 100 gr


1. Sayur dadu wortel + bihun 20
gr
Ayam bakar 30 gr
2. Air putih 150 ml

Menu Makan Malam Pukul 20.10 s.d 20.30

No. Jenis Makanan Gambar

Nasi putih 50 gr
1.
Sayur sup wortel 70 gr
Telur goreng 60 gr

2. Air putih 150 ml

Tabel 6. Formulir 24-Jam Recall (Hari Kedua)


Jumlah
Waktu Jenis Pengolahan/Cara
No. (Ukuran
Dikonsumsi Makanan Masak
RT)
Nasi Putih Beras dimasak 1 Liter

1. Sarapan Pagi Digoreng dengan


Tempe dan
bumbu-bumbu 120 gram
Tahu
tertentu
Dimasak dengan
Sayur bumbu tertentu dan
90 gram
Kangkung ditambahkan sedikit
air
Air putih Air isi ulang 19 Liter
Nasi Putih Beras dinanak 1 Liter
Sayur Dadu
Wortel + Dimasak 1 Mangkuk
Bihun
2. Makan Siang
Dibakar dan sambal
Ayam Bakar
dimasak pakai bumbu 1,2 kg
+ Sambal
tertentu
Air Putih Airi isi ulang 19 Liter
Nasi Putih Digoreng 1 Liter
Telur goreng Digoreng 1 Bungkus
3. Makan Malam Sayur Sup
Direbus 1 Mangkuk
Wortel
Air Putih Air isi ulang 19 Liter

Makanan-makanan yang sering saya makan merupakan olahan rumah


maupun rumah makan yang dimasak sendiri dan untuk minuman merupakan olahan
air isi ulang. Pada pagi hari saya mengkonsumsi makanan yaitu nasi putih dan tahu
tempe goreng untuk mengawali kegiatan atau aktivitas pada pagi hari. Pada siang
hari saya mengkonsumsi makanan berat lagi yaitu nasi putih, sayur wortel
ditambahi bihun dan ayam bakar karena aktivitas saya hari ini juga begitu banyak
(dimulai dari pagi hingga sore hari), sehingga diperlukan energi yang cukup banyak
untuk melakukannya. Pada malam hari saya mengkonsumsi nasi putih dengan
ukuran 1 centong dan telur goring ditambahi dengan sayur wortel.

Tabel 7. Formulir Food Diary (Hari Kedua)

Waktu Jenis Pengolahan/Cara


No. Jumlah
Dikonsumsi Makanan Masak
Nasi Putih Beras dimasak 1 Centong
Digoreng dengan
Tempe dan
bumbu-bumbu 3 Sdm
Tahu
tertentu
1. Sarapan Pagi Dimasak dengan
Sayur bumbu tertentu dan
2 Sdm
Kangkung ditambahkan sedikit
air
Air putih Air isi ulang 1 Gelas
Nasi Putih Beras dinanak 1 Centong
Sayur Dadu
Wortel + Dimasak 1 Mangkuk
Bihun
2. Makan Siang
Dibakar dan sambal 1 Ayam
Ayam Bakar
dimasak pakai bumbu bakar dan 1
+ Sambal
tertentu Sdm sambal
Air Putih Airi isi ulang 1 Gelas
Nasi Putih Digoreng 1 Centong
Telur goreng Digoreng 1 Butir
3. Makan Malam Sayur Sup
Direbus 2 Sdm
Wortel
Air Putih Air isi ulang 1 Gelas

Tabel 8. Formulir Penilaian Konsumsi Makanan Hari Kedua


Jenis
makanan/minu Jumlah
Fraksi Energy Protein Lemak Iron Vit. A Vit. C
man yang URT
dikonsumsi

Nasi Putih 1 Liter 3x 1760 33,0 0 0 0 0

Tempe 3 Sdm 1x 80 9,4 4,40 0 30 5

Tahu 3 Sdm 1x 68 7,80 4,60 1,0 0 0


Sayur
2 Sdm 1x 29 3,00 0.3 3,0 6300 32,0
kangkung

Air Putih 1 Liter 3x 0 0 0 0 0 0


Sayur Wortel 1
+ Bihun Mangku 1x 300 12,5 1 0 20 0
k
Sayur Sup 1
Wortel Mangku 1x 300 12,5 1 0 20 0
k
Ayam Bakar
1 ekor 1x 595 30,5 0 1,5 810 0
+ Sambal
Telur Goreng 5 Butir 1x 1295 58,5 1,7 2,7 900 0
Jumlah 4427 137,2 13,0 8.2 8080 37

3. Hari Ketiga : Senin, 30 September 2019


Tabel 9. Menu Makanan yang Dikonsumsi (Hari Ketiga)
Menu Sarapan Pagi Pukul 09:40 s.d 10:00 WITA

No. Jenis Makanan Gambar

Nasi putih 100 gr


1.
Ikan goreng 35 gr
Sayur kangkung 20 gr

2. Air Putih 60 ml
Menu Makan Siang Pukul 13:30 sd 13:45 WITA

No. Jenis Makanan Gambar

Nasi Putih 90gr


1.
Ayam Goreng 35gr
Sayur Sup Wortel 30gr

2. Nutrisari 150 ml

Menu Makan Malam Pukul 19:30 s.d 19:45

No. Jenis Makanan Gambar

1. Buah Pepaya
2. Air Putih 100 ml

Tabel 10. Formulir 24-Jam Recall (Hari Ketiga)


Jumlah
Waktu Pengolahan/Cara
No. Jenis Makanan (Ukuran
Dikonsumsi Masak
RT)
Nasi Putih Beras dinanak 1 Liter
Ikan Goreng Disuir lalu Digoreng 3 Ekor
1.
Sarapan Pagi Air Putih Air isi ulang 1 Liter

Sayur kangkung Ditumis 1 ikat


Nasi Putih Beras dinanak 1 Liter
Sayur Sup
Direbus 500 gram
Wortel
2. Makan Siang
Ayam Digoreng 1 kg
Diseduh dengan air
Nutrisari -
dingin

Makan Buah Pepaya Dikupas 1 Buah


3.
Malam Air Putih Air isi ulang 1 Liter

Makanan-makanan yang sering saya makan merupakan olahan rumahan


yang dimasak sendiri dan untuk minuman merupakan olahan air isi ulang dan pada
malam hari saya hanya makan buah papaya karena pada hari itu saya sudah terasa
kenyang.
Tabel 11. Formulir Food Diary (Hari Ketiga)
Makanan dan
Tempat Nama
Waktu Minuman yang Jumlah
Makan Dagang
dikonsumsi

Nasi Putih Beras 2 Centong


09:40
Ikan Goreng Ikan 1 sdm
Rumah s.d
10:00 Air Isi Ulang
Air Putih 2 Gelas
(RO)

Nasi Putih Beras 2 Centong


13:30 Sayur Sup Wortel Wortel 2 Sdm
Kantin s.d
13:45 Ayam Goreng Ayam 1 Potong

Nutrisari Nutrisari 1 Gelas

19:30 Buah Pepaya Pepaya 1 Buah


Rumah s.d
19:45 Air Putih Air Isi Ulang 1 Gelas

Tabel 12. Formulir Penilaian Konsumsi Makanan (Hari Ketiga)


Jenis
makanan/minu Jumlah
Fraksi Energi Protein Lemak Iron Vit. A Vit. C
man yang URT
dikonsumsi

Nasi Putih 1 Liter 2x 880 16,5 0 0 0 0


Ikan Goreng 1 ekor 2x 595 30,5 0 1,5 810 0
Air Putih 0
1 Liter 3x 0 0 0 0 0

Sayur
1 sendok 1x 400 12 1 0 0,2 0
kangkung
1
Sayur Sup
Mangku 1x 420 12,5 1 0 0,2 0
Wortel
k
Ayam Goreng 1 ekor 1x 595 30,5 0 1,5 810 0
Buah Pepaya 1 Buah 1x 0 0 0 0 45 50
Nutrisari 1 Gelas 1x 0 0 0 0 0 83
Jumlah 2490 90,0 1 2,0 1665 133

Tabel 13. Formulir Food Frequency


Jumlah
Jumlah Tidak
Jenis Makanan per Jarang
per hari pernah
minggu
Nasi 3 kali 21 kali - -
Jagung - -  -
Ubi – ubian - -  -
Kentang - 2 kali  -
Roti - -  -
Ikan besar 2 kali 2 kali  -
Ikan kecil - -  -

Udang/shellfish - -  -
lainnya
Daging - -  -
Kambing/sapi/lainnya - -  -
Dagiang ayam 2 kali 4 kali  -
Jeroan/hati - -  -
Ikan kering - -  -
Telur 1 kali 3 kali  -
Tempe 1 kali 2 kali  -
Tahu 1 kali 3 kali  -
Kacang-kacangan - -  -
Susu - 1 kali  -
Ice-cream 1 kali 3 kali  -
Mentega - -  -
Sayuran daun hijau 1 kali 3 kali  -

Sayuran warna 2 kali 6 kali  -


orange
Sayuran lainnya 1 kali 2 kali  -
Buah-buahan 1 kali 3 kali  -
Permen - -  -
Kopi - -  -
Teh - -  -
Soft drink - -  -
Alkohol - - - 

Dari tabel diatas, dapat diketahui makanan yang sering saya konsusmsi adalah nasi.
Karena sudah seperti kebiasaan orang Indonesia untuk makanan nasi setiap hari.
Sedangkan, minuman yang tidak pernah saya konsumsi adalah alkohol/minuman
beralkohol. Tentunya sebagai seorang muslim dan mayoritas orang Indonesia tidak
mengkonsumsi minuman alkohol.

Tabel 14. Formulir Penilaian Rata - Rata Kosumsi Makanan


Jenis Makanan
atau minuman
Energi Protein Lemak Iron Vit. A Vit. C
yang di konsumsi
Total Hari I 4222 137,7 7,9 7,9 1710 0

Total hari II 4427 137,2 13,0 8,2 8080 37


Total hari III 2490 90,0 1 2,0 1665 133

Rata – Rata 3646,3 121,6 7,3 6,03 3818,3 56,7

G. Pembahasan
Berdasarkan hasil pengamatan diatas makanan-makanan yang saya makan
selama tiga hari adalah olahan rumah yang dimasak sendiri, namun ada juga yang
dikonsumsi dari olahan pabrik seperti air mineral (aqua) dan nutrisari. Pola
makanan selama 3 hari yang dikonsumsi sebagian besar makanan dan minuman
yang sering saya konsumsi. Seperti yang sudah terpapar dihasil pengamatan pada
hari pertama sampai hari terakhir saya mengkonsumsi nasi dan juga air. Tetapi ada
makanan yang saya konsumsi diwaktu tertentu. Seperti yang sudah terpapar dihasil
pengamatan pada hari pertama saya mengkonsumsi pisang nugget dan hari ketiga
saya mengonsumsi minuman nutrisari dan buah pepaya.
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 tahun
2013 tentang Angka Kecukupan gizi yang dianjurkan bangsa Indonesia. Pada
perempuan dengan usia 19-29 tahun harus memiliki energy kalote 2725, protein 62,
lemak 91, Vitamin A 600 mcg dan vitamin C 90 mg.
Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan selama 3 hari berturut-turut
menunjukkan bahwa Angka Kecukupan Lemak, Karbohidrat, Serat dan Air saya
memenuhi sedangkan untuk Angka Kecukupan Energi dan Protein saya belum
memenuhi standar dengan status gizi normal berdasarkan Riset Kesehatan Dasar
(Riskesdas) 2007 dan 2010.
Berdasarkan hasil yang telah didapat menunjukan bahwa energi yang diperoleh
selama 3 hari memenuhi syarat dan yang anjurkan untuk setiap individu adalah
2675 kkal. Untuk energi hari pertama 4222 kkal, hari kedua 4428 kkal, hari ketiga
2490 kkal. Pada protein memenuhi syarat ketetapan protein yaitu 66 gram untuk
hari pertama 90 gram, hari kedua 137,2 gram, dan hari ketiga 137,7 gram.
Angka kecukupan lemak yang dianjurkan setiap individu adalah 89 gram.
Sedangkan angka kecukupan lemak yang diperoleh memenuhi syarat dengan hari
pertama 7,9 gram, hari kedua 13 gram, dan hari ketiga 1 gram. Angka kecukupan
vitamin A yang dianjurkan setiap individu adalah 600 mcg, 3 hari beturut-turut
memenuhi syarat dikarenakan sering mengonsumsi wortel dengan hari pertama
1710 mcg, hari kedua 8080 mcg, dan hari ketiga 1665 mcg. Angka kecukupan
vitamin C yang dianjurkan setiap individu adalah 150 mcg namun belum
memenuhi syarat dengan hari pertama 0 mcg, hari kedua 133 mcg, dan hari ketiga
37 mcg.
H. Kesimpulan
Berdasarkan pengamatan selama 3 hari dari hari sabtu selasa samapai
dengan senin. Bahwa makanan yang telah dikonsumsi belum memenuhi syarat
yang telah ditetapkan. Oleh karena itu diperlukan makan dan minuman yang
bergizi, berimbang dan beragam. Dari hasil yang diamati bahawa selama 3 hari saya
telah mengonsumsi vitamin A yakni mengonsumsi sayur wortel, mengonsumsi
buah-buahan yaitu buah papaya dan mengonsumsi vitamin C yaitu minuman
nutrisari.
DAFTAR PUSTAKA
Gibson Rl. 1993. Nutritional assessment. A laboratory Manual. Oxford :Oxford
University Press.

Kadir, sunarto, 2015. Penuntun praktikum. Gizi kesmas. Universitas negeri


gorontalo.

Kahirina, Dessy. Jurnal Faktor faktor yang mempengaruhi status gizi. Universitas
Indinesia. 2008

Mahan LK danArlin M. Nutritional Care Process. In: Krause’s Food, Nutrition and
Diet Teraphy. Edisi ke-8. London :W.B. Saunders Company, 199 Hal 415-
430.

Starker PM, 1990. Nutritional asessment of the hospitalized patient. Advacd in


Nutritional Research;8:109-118.

Supriasa. 2002. Penilaian Status Gizi. Jakarta: Penerbit buku kedokteran (ECG)

Suyanto. Jurnal Survei Berbagai Indikator status gizi. Universitas diponegoro


semarang. 2009

Weinsier RI, Hunker EM, Krumidieck CL, dan Butterwoth CE. A, 1974.
prospective evaluation of general medical patients during the course of
hospitalization. American Journal of Clinical Nutrition;32418426.

Anda mungkin juga menyukai