Anda di halaman 1dari 6

Vol. 3, No.

2, Tahun 2014

PENGOLAHAN MINYAK KELAPA MURNI (VCO) DENGAN METODE


FERMENTASI MENGGUNAKAN RAGI TAPE MERK NKL

Muharun, S.TP(1) dan Mulono Apriyantono(2)


(1)
Alumni Teknologi Pangan Faperta UNISI
(2)
Dosen Teknologi Pangan Faperta UNISI

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persentase starter ragi tape yang
tepat pada pengolahan VCO. Dari hasil penelitian pengolahan minyak kelapa murni
(Virgin Coconut Oil) terhadap parameter yang diamati dapat diambil kesimpulan
bahwa (1) Persentase ragi tape memberikan pengaruh yang sangat nyata terhadap
rendemen hasil, kadar air, asam lemak bebas/FFA, organoleptik aroma, dan
organoleptik warna, (2) semakin banyak penambahan ragi tape pada pengolahan
minyak kelapa murni maka kualitas mutu minyak kelapa yan dihasilkan semakin
tidak bagus tapi sebaliknya rendemen hasil meningkat, dan (3) Untuk kualitas yang
terbaik pada minyak kelapa murni dengan penambahan stater ragi tape A1(10%)
yaitu dengan kadar air A1 (10%) = 0,11%, asam lemak bebas A2 (20%) = 0,02%,
rendemen hasil A2 (20%) = 23,88%, organoleptik aroma A2 (20%) = 3,00, dan
organoleptik warna A2 (20%) = 3,00%.

Kata Kunci : VCO, starter, ragi tape

PENDAHULUAN agar terpisah. Proses pengolahan minyak


kelapa cara basah tanpa pemanasan
Salah satu produk olahan kelapa
dapat dilakukan dengan berbagai metode
yang banyak dibutuhkan masyarakat
antara lain, metode fermentasi,
adalah minyak kelapa, dimana minyak
enzimatis, pengasaman dan pancingan.
kelapa mensuplai kurang lebih 10% dari
Selain dari itu pemecahan krim dan
total kebutuhan minyak dan lemak yang
santan dapat pula menggunakan ragi tape
masuk ke pasar dunia (Hani Putranto,
sebagai starter.
1990). Permintaan minyak kelapa sedikit
Salah satu hal yang paling
lebih tinggi dibandingkan dengan
sederhana adalah dengan mengolah
minyak dan lemak lain karena memiliki
kelapa menjadi VCO dengan
ciri khas dan kelebihan yang
menggunakan starter ragi tape.
membuatnya cocok untuk bahan baku
Berdasarkan hal tersebut, penulis tertarik
industri pangan khususnya dan kimia
untuk meneliti ”Pengolahan Minyak
pada umumnya. Produksi minyak kelapa
Kelapa Murni (Virgin Coconut Oil)
selalu meningkat sejalan dengan
dengan Metode Fermentasi
kenaikan kebutuhan minyak kelapa oleh
Menggunakan Starter Ragi Tape”.
masyarakat (Hui,1996).
Saat ini telah berkembang
Menurut Onsaard et al (2005),
pengolahan VCO tanpa pemanasan
bahwa pembuatan minyak cara basah
dengan menggunakan minyak pancing
dibagi dalam 3 (tiga) tahap berturut-turut
sebagai starter. Dengan cara ini harus
yaitu pembuatan santan, pemisahan krim
dan skim, dan pemecahan krim santan disediakan dahulu minyak pancing.
Petani yang baru pertama kali mengolah

Jurnal Teknologi Pertanian 9


Vol. 3, No. 2, Tahun 2014

VCO biasanya sulit memperoleh minyak Alat


pancing. Oleh karena itu, perlu dicari Peralatan yang digunakan dalam
cara lain yang lebih mudah untuk penelitian ini adalah : parutan kelapa;
memecahkan emulsi santan/krim melalui pengepres santan; loyang plastik; wadah
proses fermentasi tanpa menggunakan plastik transparan; corong plastik; wadah
minyak pancing. Salah satu alternatif pengemas; pipet; labu ukur; oven;
lain yang mudah bagi petani yaitu baskom; saringan plastik; kain saring;
dengan menggunakan penambahan ragi kertas saring; dan selang air.
tape sebagai starter untuk proses
pemecahan emulsi santan/krim sehingga Rancangan Percobaan
mendapatkan VCO yang diinginkan. Rancangan percobaan penelitian
adalah dengan menggunakan Rancangan
Tujuan dan Manfaat Penelitian Acak Lengkap (RAL) dengan tiga
Penelitian ini bertujuan untuk perlakuan starter ragi tape, yaitu :
mengetahui persentase starter ragi tape A1 = 10% starter ragi tape terhadap
yang tepat pada pengolahan VCO. krim
Sedangkan manfaat dari A2 = 20% starter ragi tape terhadap
penelitian ini adalah : krim
1. Memberikan alternatif pada A3 = 30% starter ragi tape terhadap
masyarakat untuk mengolah kelapa krim
menjadi suatu produk yang Adapun pada pengujian
bermanfaat dan bernilai ekonomis pengolahan minyak kelapa murni dengan
tinggi dengan mengubah cara mengunakan starter ragi tape ialah
pengolahan biasa dengan dengan tiga kali ulangan sehingga ada 9
menggunakan cara fermentasi satuan percobaan.
dengan menggunakan starter ragi
tape.
Persiapan Bahan Baku
2. Memberi pengetahuan kepada Buah kelapa yang akan diolah
masyarakat bahwa VCO banyak menjadi VCO adalah buah kelapa yang
manfaatnya. tua, yakni berumur 11-12 bulan. Ciri-ciri
3. Memberikan pengetahuan kepada kelapa yang sudah tua ditandai oleh
masyarakat bahwa ragi tape bisa sabut kelapa berwarna kecoklatan
dijadikan bahan alternatif dalam (tampak kering), tempurung kelapa
proses pengolahan VCO. berwarna cokelat kehitaman dan lubang
tempat tumbuh calon tanaman tertutup
Bahan rapat. Buah kelapa tua akan
Bahan-bahan yang digunakan
menghasilkan randemen minyak yang
dalam melakukan penelitian ini adalah : tinggi.
Buah kelapa tua layak petik (metal) yang
diambil dari kebun petani Kabupaten
Pembuatan Santan
Indragiri Hilir; ragi tape padat yang Pembuatan santan merupakan
dibeli di pasar tradisional Tembilahan; salah satu tahapan dalam pembuatan
NaOH; asam asetat glasial; alkohol; minyak kelapa murni cara basah. Santan
fenolptalin; serta bahan pembantu yang baik diperoleh dari buah kelapa
lainnya. yang secara fisiologis yaitu keadaan baik
dan tua. Kelapa yang tua biasanya
berumur ± 12 bulan yang secara fisik

10 Jurnal Teknologi Pertanian


Vol. 3, No. 2, Tahun 2014

ditandai dengan sabut kering dan Setelah diaduk didiamkan (difermentasi)


berwarna coklat tua, tempurung pada suhu ruang selama 12 jam.
berwarna coklat kehitaman dan lubang
Pemecahan Krim Santan
tempat pertumbuhan tunas tampak padat Krim yang diperoleh dibagi tiga
dan kompak. Santan kelapa berturut- bagian, kemudian campur dengan starter
turut mengandung 20 – 35% minyak, 55 ragi tape masing-masing 10%, 20% dan
-75 % air dan 5 – 10 % padatan bukan 30%. Campuran diaduk homogen
minyak (Tansakul dan Chaisawang, kemudian dituang pada wadah
2005). transparan dan didiamkan selama 8 – 10
Buah kelapa tua dikupas jam. Selama proses pendiaman,
kemudian dibelah dan dagingnya campuran akan terpisah menjadi tiga
dikeluarkan dari tempurung. Daging
lapisan, yaitu minyak (lapisan atas),
buah kelapa diparut dengan blondo (lapisan tengah), dan air (lapisan
menggunakan mesin. Hancuran daging bawah).
buah lalu dipres dengan mesin pres atau
secara manual kemudian disaring
Pengambilan/Pemanenan Minyak
sehingga diperoleh santan.
Santan yang diperoleh Minyak yang diperoleh dari
dituangkan pada ember plastik pemecahan krim santan dipanen dengan
transparan, kemudian didiamkan selama cara menggunakan selang air. Minyak
2 jam. Selama pendiaman, santan akan yang tidak dapat diambil menggunakan
terbagi menjadi tiga lapisan, yaitu selang maka digunakan kain saring.
lapisan atas berupa krim adalah emulsi Hasil dari pemecahan krim santan adalah
dengan kadar minyak relatif tinggi, minyak kelapa murni (Virgin Coconot
lapisan tengah berbentuk skim (kaya Oil). Selanjutnya VCO dianalisa, ditutup
protein) dan lapisan bawah (endapan) rapat, disegel dan dikemas dengan baik.
adalah padatan tidak larut dalam air.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pembuatan Starter Ragi Tape
Pengolahan minyak kelapa murni Kadar Air
(Virgin Coconut Oil) menggunakan ragi Penambahan persentasi stater
tape diawali dengan membuat cairan ragi tape pada pengolahan minyak
starter ragi tape. Caranya adalah, ambil kelapa murni dengan jumlah yang
skim kelapa 450 ml dicampurkan dengan bervariasi berturut-turut 10 %, 20% dan
air kelapa 50 ml, kemudian ditambahkan 30% ternyata berpengaruh nyata
ragi tape 2 g, diaduk sampai homogen. terhadap kadar air pada minyak kelapa
murni yang diperoleh, seperti disajikan
pada tabel 4.

Tabel 4. Kadar air pengolahan minyak kelapa penambahan starter ragi tape
Perlakuan Kadar Air Minyak Kelapa Murni (%)
A3 0.3200 A
A2 0.2233 B
A1 0.1133 C
Keterangan : Angka-angka pada jalur yang sama diikuti oleh huruf kecil yang sama
menunjukkan berbeda nyata menurut Uji Lanjut DMRT pada taraf 5%.

Jurnal Teknologi Pertanian 11


Vol. 3, No. 2, Tahun 2014

Dari tabel diatas kadar air terlihat akan terakumulasi dengan kadar air
bahwa A1 (10%) = 05%, A2 (20%) = minyak kelapa murni yang dihasilkan,
0,1%, dan A3 (30%) = 0,14%. Semakin sehingga terjadi kenaikan kadar air
tinggi persentase starter ragi tape yang akibat penambahan starter ragi tape.
ditambahkan maka kadar air semakin Air dalam bahan makanan
tinggi. Hal ini disebabkan semakin tinggi terdapat dalam berbagai bentuk
starter ragi tape berarti juga semakin diantaranya adalah air terikat secara
menurunkan pH sehingga lemah, air terabsorbsi (terserap) pada
mengakibatkan emulsifier protein yang permukaan makromolekuler seperti
mengikat lemak pada santan akan lebih protein, pectin, pati, sellulosa, dsb
banyak yang terkeagulasi sehingga (Slamet Sudarmadji, 1989). Disamping
banyak air yang terpisah. Emulsi santan itu menurut Ketaren (1986), keberadaan
terdiri dari 20-35% minyak, 55-75% air air dalam minyak dapat merusak kualitas
dan 5-10% protein (Tansakul dan akibat reaksi hidrolisa.
Chaisawang, 2005).
Jumlah persentasi starter ragi Asam Lemak Bebas.
tape yang ditambahkan berturut-turut Penambahan persentasi starter
10%, 20% dan 30% pada krim dengan ragi tape pada pengolahan minyak
rasio kelapa parut terhadap air yang kelapa murni dengan jumlah yang
sama cenderung meningkat kadar air. bervariasi berturut-turut 10 %, 20% dan
Hal ini karena makin banyak jumlah 30% ternyata berpengaruh nyata
starter ragi tape yang ditambahkan maka terhadap kadar asam lemak bebas pada
kadar air minyak kelapa murni juga minyak kelapa murni yang diperoleh,
semakin banyak karena starter ragi tape seperti disajikan pada tabel 2.

Tabel 2. Kadar asam lemak bebas pengolahan minyak kelapa penambahan starter
ragi tape.
Perlakuan Asam Lemak Bebas Minyak Kelapa Murni (%)
A3 0.5133 a
A2 0.4133 b
A1 0.3167 c
Keterangan : Angka-angka pada jalur yang sama diikuti oleh huruf kecil yang sama
menunjukkan berbeda nyata menurut Uji Lanjut DMRT pada taraf 5%.

Dari tabel di atas kadar asam dalam bahan. Rindit Pambayun (2004)
lemak bebas tertinggi diperoleh pada menyebutkan bahwa penggunaan asam
penambahan ragi tape 30% sedangkan dalam proses pengolahan minyak kelapa
kadar air terendah adalah pada murni dapat menghasilkan asam lemak
penambahan ragi tape 10% yaitu A1 bebas yang tinggi. Sumitro Djanun
(10%) = 0,01%, A2 (20%) = 0,02%, dan (2006) menyatakan pada pembuatan
A3 (30%) = 0,03%. Semakin banyak minyak kelapa murni rasio kelapa parut
jumlah stater ragi yang ditambahkan terhadap air dalam jumlah minyak
maka semakin banyak juga asam lemak pancing yang sama akan cenderung
bebas. Asam lemak bebas ditimbulkan mempengaruhi kadar asam lemak bebas.
karena reaksi hidrolisa atau oksidasi. Asam lemak bebas merupakan
Asam lemak bebas dapat terbentuk oleh salah satu indikator yang menentukan
reaksi hidrolisa yang dipercepat oleh air kualitas minyak terutama dikorelasikan

12 Jurnal Teknologi Pertanian


Vol. 3, No. 2, Tahun 2014

dengan tingkat kerusakan minyak yang Penambahan persentasi stater


dapat ditimbulkan oleh reaksi hidrolisa ragi tape pada pengolahan minyak
dan oksidasi. Al-Kahtani (1991) kelapa murni dengan jumlah yang
menyatakan bahwa terbentuknya asam bervariasi berturut-turut 10 %, 20% dan
lemak bebas oleh reaksi kimia hidrolisa 30% ternyata berpengaruh nyata
dipercepat oleh keberadaan air dalam terhadap rendemen minyak kelapa murni
bahan. yang diperoleh, seperti disajikan pada
tabel 3.
Rendemen Virgin Coconut Oil.

Tabel 3. Rendemen minyak kelapa murni dengan penambahan stater ragi tape
Perlakuan Rendemen Minyak Kelapa Murni (%)
A3 24.25 a
A2 23.88 b
A1 23.82 c
Keterangan : Angka-angka pada jalur yang sama diikuti oleh huruf kecil yang sama
menunjukkan berbeda nyata menurut Uji Lanjut DMRT pada taraf 5%.

Dari tabel di atas hasil rendemen penyatuan/penggabungan massa minyak


yang didapatkan cenderung meningkatkan (Sukartin dkk, 2005).
rendemen terdapat perbedaan yang nyata
(p≤0,05) antara penambahan A1 (10%) = KESIMPULAN DAN SARAN
23,83%, A2 (20%) = 23,88%, dan A3
Kesimpulan
(30%) = 24,25%. Rendemen tertinggi
Dari hasil penelitian pengolahan
diperoleh pada penambahan ragi tape minyak kelapa murni (Virgin Coconut
30% sedangkan rendemen terendah Oil) terhadap parameter yang diamati
adalah pada penambahan ragi tape 10%. dapat diambil kesimpulan sebagai
Jadi ini menunjukkan bahwa adanya berikut:
perbedaan rendemen pada masing- 1. Persentase ragi tape memberikan
masing perlakuan. Semakin tinggi pengaruh yang sangat nyata terhadap
konsentrasi ragi tape pada pembutan rendemen hasil, kadar air, asam
minyak kelapa murni maka semakin lemak bebas/FFA, organoleptik
tinggi pula rendemen yang didapat. aroma, dan organoleptik warna.
Dengan penambahan ragi tape, 2. Semakin banyak penambahan ragi
globula minyak dalam santan ditarik tape pada pengolahan minyak kelapa
oleh ragi tape yang ditambahkan sampai murni maka kualitas mutu minyak
akhirnya minyak mengalami koalsensi kelapa yan dihasilkan semakin tidak
secara sempurna. Tarikan ini akan bagus tapi sebaliknya rendemen hasil
mengubah air dan protein yang meningkat.
sebelumnya terikat dalam santan 3. Untuk kualitas yang terbaik pada
menjadi terputus dan tidak stabil, minyak kelapa murni dengan
sehingga dengan penambahan minyak penambahan stater ragi tape A1(10%)
pancing yang kemudian diaduk sampai yaitu dengan kadar air A1 (10%) =
semua minyak pancing terdistribusi 0,11%, asam lemak bebas A2 (20%)
secara homogen dapat mengintervensi = 0,02%, rendemen hasil A2 (20%) =
sistem emulsi sehingga berdampak pada 23,88%, organoleptik aroma A2

Jurnal Teknologi Pertanian 13


Vol. 3, No. 2, Tahun 2014

(20%) = 3,00, dan organoleptik Desrosier, N.W. 1987. Teknologi


warna A2 (20%) = 3,00%. Pengawetan Pangan. UI Press.
Jakarta.
Saran Dwijoseputro. 1990. Dasar-Dasar
Perlu pengkajian mendalam Mikrobiologi. Djambatan.
terhadap waktu pengolahan dan juga Malang.
pemisahan minyak setelah penambahan Ketaren, S. 1986. Pengantar teknolgi
minyak pancing serta teknik pengadukan minyak dan lemak pangan.
yang optimum yang dapat merusak Penerbit Universitas Indonesia.
penstabil emulsi. Untuk pengolahan Jakarta.
VCO dengan bantuan ragi tape Rindengan. 2003. Pengolahan Minyak
disarankan menggunakan starter 20% Kelapa Murni (Virgin Coconut
agar diperoleh rendemen tinggi dan mutu Oil) untuk Industri Farmasi dan
VCO memenuhi standar. Kosmetik Makalah disampaikan
pada Aplikasi Teknologi Pasca
Panen Komoditas Perkebunan.
DAFTAR PUSTAKA Makasar.
Al-Kahtani,H,A. 1991. Survey of Sudarmadji, S., Haryono, B. dan
Quality of Used Frying Oils from Suhardi. 1997. Prosedur Analisa
Restaurant. JOOCS 68 (11): 857- Bahan Makanan dan Petanian.
862 Liberty. Yogyakarta.
Andi Nur Alamsyah. 2005. Virgin Suhardiyono, L. 1988. Tanaman Kelapa.
Coconut Oil. Minyak Penakluk Kanisius. Yogyakarta.
Penyakit. PT.Agro Media Sukartono, Kuncoro J. dan Sitangguri
Pustaka. Jakarta. Maloedyn. 2005. Gempur
Anonim. 2002. Statistik Indonesia. Biro Penyakit dengan VCO. PT. Agro
Pusat Statistik Jakarta. Media Pustaka. Jakarta.
Anshori. 1985. Pengantar Teknologi Sumitro. 2006. Teknologi pembuatan
Fermentasi. Dipdikbud Dirjen minyak kelapa dengan tanpa
Perguruan Tinggi PAU Pangan pemanasan. Tesis S-2 Sekolah
dan Gizi. IPB. Bogor. Pascasarjana Universitas Gadjah
Asian and Pacifik Coconot Commnity Mada. Yogyakarta.
(APCC). 2004. Coconut Tansakul, A. and P., Chaisawang. 2005.
Statistical Year Book. Kuningan, Thermophysical properties of
Jakarta. 291 hlm. coconut milk. Journal of Food
Apriyanto, M. 2007. Recorvery Protein Engineering 73: 276-280.
Blondo Sebagai Hasil Samping Tarigan. 1988. Pengantar Mikrobiologi.
Pengolahan VCO. Tesis S-2 Departemen Pendidikan dan
Sekolah Pascasarjana Universitas Kebudayaan Direktorat Jendral
Gadjah Mada. Yogyakarta. Perguruan Tinggi. Jakarta.
Board of Riau Province. 2005. Profil of Winarno. 1994. Pengantar Teknologi
infesment Project Riau Province. Pangan. Gramedia Pustaka
Hlm 97-104. Utama. Jakarta.
Buckle, Edward, dan Fleed, Watton. .
1988. Ilmu Pangan. UI Press.
Jakarta.

14 Jurnal Teknologi Pertanian

Anda mungkin juga menyukai