Anda di halaman 1dari 10

Vol. 6, No.

1, Tahun 2017

PENGARUH PENAMBAHAN TEPUNG CANGKANG TELUR TERHADAP


KARAKTERISTIK MIE BASAH YANG DIHASILKAN

Tria Asviani(1), dan Retti Ninsix, S.Tp., MP(2)


(1)
Alumni Teknologi Pangan Faperta UNISI
(2)
Dosen Teknologi Pangan Faperta UNISI

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk persentase tepung cangkang telur yang tepat
pada pengolahan mie basah terhadap karakteristik mie basah yang dihasilkan sesuai
dengan syarat mutu mie basah menurut SNI 2046-90. Penelitian ini mengolah
cangkang telur menjadi tepung lalu selanjutnya diolah kembali menjadi mie basah
untuk memanfaatkan cangkang telur yang hanya menjadi limbah dimasyarakat,
karena cangkang telur memiliki kandungan kalsium yang cukup tinggi untuk
memenuhi kebutuhan tubuh manusia.
Rancangan percobaan pada penelitian ini menggunakan Rancangan Acak
Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan yaitu perlakuan A (Tepung Cangkang Telur
7,5% per Berat Bahan), B (Tepung Cangkang Telur 15% per Berat Bahan), C
(Tepung Cangkang Telur 22,5% per Berat Bahan), D (Tepung Cangkang Telur 30%
per Berat Bahan), dengan berat bahan 250 gram tepung terigu. Analisa yang
dilakukan untuk mengetahui pengaruh penambahan tepung cangkang telur terhadap
karakteristik mie basah yang dihasilkan diantaranya yaitu kadar kalsium, kadar air,
kadar abu dan organoleptik (Rasa, Warna, Aroma, dan Tekstur). Hasil karakteristik
mie basah terbaik dari penelitian ini yaitu pada perlakuan A dengan penambahan
tepung cangkang telur 7,5% per berat bahan yang menghasilkan nilai kadar kalsium
0,32%, nilai kadar air 19,33%, nilai kadar abu 1,30%, nilai rasa 3,70, nilai warna
4,50, nilai aroma 3,40 dan nilai tekstur 3,50.

Kata Kunci : Tepung Cangkang Telur, Karakteristik Mie Basah

PENDAHULUAN lagi dan masyarakat pada umumnya


Telur ayam merupakan bahan membuangnya sebagai limbah tanpa
makanan yang banyak dikonsumsi oleh memanfaatkannya terlebih dahulu. Di
lapisan masyarakat, karena nutrisinya Indonesia produksi limbah cangkang
yang tinggi, sebagai sumber protein,dan telur ayam akan terus meningkat selama
harganya yang terjangkau. Selain itu telur ayam diproduksi dibidang
telur ayam juga banyak dijadikan bahan peternakan serta digunakan dirumah
baku olahan yaitu roti, kue, mie, makan, restorant, pabrik roti, dan mie
kosmetik dan lain-lain. sebagai bahan baku pembuatan
Telur ayam yang telah makanan. Menurut data Direktorat
dimanfaatkan untuk pengolahan atau Jendral peternakan (2009) produksi telur
bahan makanan biasanya menghasilkan di Indonesia tahun 2009 sebesar
limbah yang disebut dengan cangkang 1.013.543 ton (Wulansari dkk 2013) dan
atau kulit yang tentu sudah tidak terpakai meningkat pada tahun 2012 sebesar

38 Jurnal Teknologi Pertanian


Vol. 6, No. 1, Tahun 2017

1.059.266 ton (BPS 2012 dalam jumlah penderita osteoporosis usia


Mairizon 2013). Telur terdiri dari 3 produktif (25-34 tahun) sebanyak ± 6%
komponen pokok yaitu, kulit telur atau (kompas 2007 dalam Lesmana dkk,
cangkang(11% dari bobot tubuh), putih 2008). Hal ini menunjukan masyarakat
telur (57% dari bobot tubuh), kuning Indonesia masih membutuhkan asupan
telur (32% dari bobot tubuh) (Sudaryani kalsium sebagai salah atau komponen
2006 dalam Mairizon 2013). Porsi gizi yang dapat membantu mencegah
cangkang telur pada satu butir telur timbulnya osteoporosis yang dapat
adalah 11%, maka diperkirakan limbah diupayakan sejak dini yaitu mulai masa
cangkang telur pada tahun 2012 adalah anak-anak. Untuk itu perlu dicari
sebesar 10.592.66 ton (Mairizon 2013). alternatif peningkatan kalsium yang
Cangkang telur ayam ras salah satunya memanfaatkan cangkang
mengandung kalsium dan mineral telur ayam menjadi produk.
seimbang, tersusun atas senyawa protein Penelitian (Rahmawati, 2014) yang
sederhana yang berupa albumin dan menggunakan tepung cangkang telur
memiliki struktur yang kuat. Didalam sebagai fortifikasi pada proses
cangkang telur terkandung logam pengolahan cookies untuk menambah
mineral organik yang berupa Ca. Kulit jumlah kalsium pada cookies.
telur kering terdiri atas 95% kalsium Penambahan tepung cangkang telur
karbonat dengan berat 5,5 gram. tersebut menghasilkan respon yang baik
Cangkang telur ayam ras terdiri atas terhadap karakteristik cookies. Dimana
97% kalsium karbonat. Selain itu rerata penambahan tepung cangkang telur pada
dari cangkang telur mengandung 3% pengolahan cookies dengan 3 perlakuan
fosfor dan 3% terdiri atas magnesium, yaitu masing- masing 5%, 10%, 15%
natrium, kalium, seng, mangan, besi, dan dan karakteristik terbaik yang didapat
tembaga (Wulansari dkk 2013). ialah pada penambahan 15% tepung
Kalsium memiliki dua fungsi cangkang telur.
penting yaitu pembentukan tulang dan Salah satu produk yang juga dapat
gigi. Kebutuhan kasium terbesar adalah diolah dari tepung cangkang telur adalah
selama masa anak-anak, akan tetapi mie basah karena pada saat sekarang ini
kebutuhan kalsium akan berlanjut hingga mie merupakan makanan yang sangat
masa dewasa. Ketika tulang terbentuk, digemari banyak orang. Tak hanya orang
tulang baru akan terbentuk juga secara dewasa bahkan anak-anak hingga balita
berkelanjutan dan tulang lama akan pun sering mengkonsumsi mie, tak
dirombak. Pembentukan awal tulang jarang juga masyarakat Indonesia
yang tidak sempurna akan memicu menjadikan mie sebagai makanan pokok
terjadinya osteoporosis dimasa tua, oleh untuk anak meraka. Pada umumnya mie
karena itu pembentukan tulang harus yang ada pada saat ini tidak memiliki
dijaga sejak dini dengan pemberian kandungan yang cukup baik untuk
kalsium yang cukup pada anak-anak. memenuhi kebutuhan tubuh anak-anak.
Pada survei nasional menunjukan asupan Bahkan kandungan gizinya pun sangat
kalsium pada masyarakat Indonesia minim untuk dijadikan sebagai makanan
masih kurang. Pemeriksa DMT pokok anak-anak dalam masa
(Densitas Mineral Tulang) yang pertumbuhan.
dilakukan PT.New Zealand Milk Pada penelitian (Khasanah, 2016)
terhadap 17.000 penduduk di 14 kota percobaan dirancang dengan variasi
besar Indonesia menunjukan bahwa penambahan tepung cangkang rajungan

Jurnal Teknologi Pertanian 39


Vol. 6, No. 1, Tahun 2017

pada pembuatan mie basah sebesar 0% Terhadap Karakteristik Mie Basah yang
(control), 10%, dan 20%. Hasil Dihasilkan”.
penelitian menunjukkan bahwa
Tujuan Penelitian
perlakuan terbaik ialah pada Tujuan dari penelitian ini adalah
penambahan tepung cangkang rajungan untuk mengetahui persentase tepung
sebanyak 20% serta formulasi tepung cangkang telur yang tepat pada
cangkang rajungan dan tepung terigu pengolahan mie basah terhadap
pada mie basah yang dihasilkan karakteristik mie basah yang dihasilkan.
berpengaruh terhadap kadar air, kadar
abu, protein, dan juga terhadap kadar Manfaat Penelitian
kalsium. Manfaat dari penelitian adalah
Dalam masa pertumbuhan anak- sebagai berikut :
anak sangat memerlukan makanan yang 1. Dapat menjadi salah satu alternatif
memiliki kandungan gizi yang baik untuk pemanfaatkan cangkang telur
untuk mendukung pertumbuhannya, menjadi bahan yang bisa berguna
salah satunya adalah kalsium untuk didalam pengolahan produk pangan.
mendukung pertumbuhan tulang dan gigi 2. Dapat dijadikan informasi pengolahan
anak-anak serta mencegah terjadinya mie basah dengan menggunakan
osteoporosis diusia lanjut. cangkang telur sebagai makanan yang
Penambahan tepung cangkang berkalsium tinggi.
telur ayam ras dalam proses pembuatan
mie dapat dijadikan sebagai alternatif METODOLOGI PENELITIAN
pembuatan mie yang sehat, memiliki
kalsium yang tinggi dan baik dikonsumsi Bahan
oleh orang dewasa, usia lanjut, anak- Bahan utama yang digunakan pada
anak hingga balita dalam proses penalitian ini adalah cangkang telur
pertumbuhan. Tak hanya itu ibu hamil dalam keadaan bersih yang telah diolah
serta menyusui sangat baik untuk menjadi tepung. Asal serat yang
mengkonsumsi makanan yang kaya gizi digunakan adalah tepung terigu. Bahan
dan kalsium yang tinggi. tambahan yang digunakan adalah telur
Dari penelitian (Rahmawati, 2014) ayam, air bersih, pengenyal mie (natrium
yang menambah tepung cangkang telur karbonat dan kalium karbonat) , garam,
pada pengolahan cookies dengan dan minyak.
perlakuan terbaik penambahan tepung Bahan yang digunakan untuk
cangkang telur 15% dapat berpengaruh analisis kimia adalah bahan pengering
terhadap karakteristik cookies yang (fosfor pentoksida kering, kalsium
dihasilkan. Namun belum ada penelitian klorida dan butiran halus silika gel),
yang menambahkan tepung cangkang akuades, amonium oksalat jenuh,
telur pada pembuatan mie basah, serta indikator merah muda, alkohol 95%,
belum diketahui persentase penambahan asam asetat encer, amonium hidroksida
tepung cangkang telur untuk encer dan KmnO4 0,1 N.
menghasilkan karakteristik yang baik
pada mie basah. Alat
Berdasarkan permasalahan tersebut Peralatan yang digunakan adalah
maka penulis tertarik untuk melakukan sikat gigi, oven, termometer, timbangan
penelitian yang berjudul “Pengaruh analitik, sendok, tirisan, pisau, wadah
Penambahan Tepung Cangkang Telur pengadonan, ayakan, penggiling mie,

40 Jurnal Teknologi Pertanian


Vol. 6, No. 1, Tahun 2017

nampan, sarung tangan plastik, gelas, Dari hasil analisa data dilakukan dengan
mangkok, baskom, kompor, dan panci. analisa statistik apabila Fhitung > Ftabel
Alat yang digunakan untuk analisis (beda nyata) maka dilanjutkan dengan
kimia adalah oven, cawan dengan uji BNT (Beda Nyata Terkecil) pada
penutupnya, desikator, penjepit, taraf nyata 5%.
timbangan analitik, pipet 20-100 ml,
gelas piala 250, kertas saring whatman Pelaksanaan Penelitian
no.42, cawan pengabuan (terbuat dari Proses pelaksanaan penelitian yang
platina, nikei, atau silika dan lengkap mengolah mie basah dengan
dengan tutupnya), tanur pengabuan dan penambahan tepung cangkang telur
penjepit cawan. untuk mengetahui pengaruh terhadap
karakteristik mie basah yang dihasilkan
Metode Penelitian terdiri dari beberapa tahapan yaitu,
Perlakuan penelitian pada mie pencucian cangkang telur, perebusan
basah dengan penambahan tepung cangkang telur, pengeringan cangkang
cangkang telur menggunakan telur, pengecilan ukuran cangkang telur,
perbandingan tepung terigu dengan penggilingan cangkang telur,
tepung cangkang telur. Dengan bahan pengayakan tepung cangkang,
telah ditentukan yaitu 250 gram tepung pencampuran, pengulenan, pebentukan
terigu setiap perlakuan. Adapun lembaran, pencetakan, perebusan dan
perlakuan tersebut adalah: pendinginan.
P1 = Tepung cangkang telur 7,5% / bb
P2 = Tepung cangkang telur 15% / bb HASIL DAN PEMBAHASAN
P3 = Tepung cangkang telur 22,5% / bb
P4 = Tepung cangkang telur 30% / bb Kadar Kalsium
Rancangan prcobaan yang Kalsium merupakan mineral yang
dilakukan pada penelitian ini adalah penting untuk manusia, 99% kalsium
rancangan acak lengkap dengan 4 didalam tubuh manusia terdapat ditulang
perlakuan dan 3 kali ulangan sehingga dan sebanyak 1% kalsium terdapat
diperoleh pola perlakuan 4 x 3 dengan didalam cairan tubuh seperti serum
12 unit percobaan, dengan model linear darah, disel-sel tubuh, dalam cairan
sebagai berikut : ekstra seluler dan intraseluler. Kalsium
Yij= µ + pi +Eij merupakan mineral yang paling banyak
Dimana: terdapat dalam tubuh manusia, yaitu
Yij = hasil pengamatan pada mie basah sekitar 1,5-2% berat badan (Shita 2015).
tepung cangkang telur yang Analisa kalsium pada mie basah
mendapat perlakuan ke-i ini dilakukan untuk mengetahui
danulangan ke-j pengaruh penambahan tepung cangkang
µ = rata-rata populasi atau nilai tengah telur terhadap mie basah yang
umum dihasilkan, mengetahui persentase
pi = pengaruh perlakuan ke-i kalsium disetiap perlakuan. Pada analisa
Eij = pengaruh sisa perlakuan ke-i dan ini menunjukkan tidak adanya berbeda
ulangan ke-j nyata pada setiap perlakuan, karna Fhitung
< Ftabel. Hasil analisa dapat dilihat pada
Tabel 1.

Jurnal Teknologi Pertanian 41


Vol. 6, No. 1, Tahun 2017

Tabel 1. Rata-rata Analisa Kadar Kalsium terhadap Mie Basah


Perlakuan Rata-rata (%)
B= penambahan tepung cangkang telur 15% / berat bahan 0,49 a
D= penambahan tepung cangkang telur 30% / berat bahan 0,43 ab
A= penambahan tepung cangkang telur 7,5% / berat bahan 0,32 ab
C= penambahan tepung cangkang telur 22,5% / berat bahan 0.26 b
Keterangan: angka-angka pada jalur yang sama diikuti oleh huruf kecil yang sama menunjukkan
berbeda tidak nyata menurut Uji Beda Nyata Terkecil pada taraf 5%

Dari tabel 1 dapat diketahui hasil perebusan. Pemanasan tersebut diduga


analisa kasium berkisar antara 0,26% - berpengaruh pada proses adsorpi
0,49%, dengan perlakuan terbaik ialah kalsium dan terlepas (Setyopratiwi
pada perlakuan B dengan persentase 2007).
penambahan tepung cangkang telur Dengan penambahan tepung
sebanyak 15% per berat tepung terigu cangkang telur pada mie basah
dimana persetase kalsum tertinggi yaitu berpengaruh terhadap persentase kalsium
0,49%. Sedangkan perlakuan yang yang terkandung didalam mie basah
memiliki persentase kalsium terendah tersebut, dikarena pada dasarnya mie
ialah pada perlakuan C dengan basah tidak mengandung kalsium,
persentase penambahan tepung cangkang sehingga dengan penambahan tepung
telur sebanyak 22,5%. cangkang telur akan membuat mie basah
Perlakuan A berbeda tidak nyata memiliki kandungan kalsium untuk
dengan perlakuan B, C dan D, perlakuan memenuhi kebutuhan kalsium dalam
B berbeda tidak nyata dengan perlakuan tubuh.
A dan D dan berbeda nyata dengan
perlakuan C, perlakuan C berbeda tidak Kadar Air
nyata dengan perlakuan A dan D dan Analisa kadar air pada mie basah
berbeda nyata dengan perlakuan B serta dilakukan untuk mengetahui jumlah
perlakuan D berbeda tidak nyata dengan persentase kadar air pada setiap
perlakuan A, B dan C. perlakuan, serta dapat mengetahui pada
Dari hasil analisa kalsium ini dapat perlakuan mana yang memiliki
diketahui bahwa dengan persentase kandungan air terendah dan tertinggi
penambahan tepung cangkang telur yang pada penelitian mie basah ini dan juga
banyak belum tentu persentase kalsium dapat dapat mengetahui dengan
pada mie basah lebih banyak juga. penambahan tepung cangkang telur
Karena pada proses pembuatan mie dapat berpengaruh terhadap kadar air
basah ini kulit telur terebih dahulu pada mie basah tersebut. Dari hasil
direbus, lalu setelah diadon dan analisa kadar air ini diketahui bahwa
membentuk mie mentah kembali Fhitung > Ftabel, sehingga harus dilakukan
dilakukan perebusan. Sehingga uji lanjut BNT. Hasil rata-rata analisa
kalsiumnya terlepas pada saat dilakukan kadar air dapat dilihat pada Tabel 2.

42 Jurnal Teknologi Pertanian


Vol. 6, No. 1, Tahun 2017

Tabel 2. Rata-rata Analisa Kadar Air terhadap Mie Basah


Perlakuan Rata-rata (%)
A= penambahan tepung cangkang telur 7,5% / berat bahan 19.333 a
B= penambahan tepung cangkang telur 15% / berat bahan 18.000 ab
C= penambahan tepung cangkang telur 22,5% / berat bahan 17.333 ab
D= penambahan tepung cangkang telur 30% / berat bahan 14.000 b
Keterangan: angka-angka pada jalur yang sama diikuti oleh huruf kecil yang sama menunjukkan
berbeda tidak nyata menurut Uji Beda Nyata Terkecil pada taraf 5%

Pada Tabel 2 ini menunjukkan penambahan tepung cangkang telur


bahwa angka rata-rata hasil analisa kadar maka semakin rendah kandungan kadar
air pada mie basah berkisar antara air di dalam mie basah tersebut dan
14,000% - 19.333 % , yang mana angka sebaliknya semakin kecil persentase
terkecil menunjukan kadar air terendah penambahan tepung cangkang telur
yaitu pada perlakuan D (14.000 %) maka semakin tinggi kandungan kadar
dengan persentase penambahan tepung air didalam mie tersebut. itu dikarenakan
cangkang telur sebanyak 30% per berat tepung cangkang telur tidak menyerap
tepung terigu. Sedangkan angka tertinggi air sehingga pada perlakuan yang
yang menunjukkan kadar air tertinggi menggunakan tepung cangkang telur
yaitu pada perlakuan A (19.333 %) yang banyak tidak mengandung air yang
dengan persentase penambahan tepung banyak.
cangkang telur sebanyak 7,5% per berat
tepung terigu. Kadar Abu
Perlakuan A berbeda tidak nyata Analisa kadar abu pada mie
dengan perlakuan B dan C dan berbeda basah dilakukan untuk mengetahui kadar
nyata dengan perlakuan D, perlakuan B abu yang terkandug didalam mie basah
berbeda tidak nyata dengan perlakuan A, serta persentase penambahan kadar abu
C dan D , perlakuan C berbeda tidak pada setiap perlakuan. Dari hasil analisa
nyata dengan perlakuan A, B dan D, kadar abuu pada mie basah didapat
serta perlakuan D berbeda tidak nyata bahwa Fhitung > Ftabel, sehingga perlu
dengan perlakuan B dan C dan berdeda dilakukan uji lanjut BNT taraf 5%. Hasil
nyata dengan perlakuan A. rata- rata analisa kadar abu dapat dilihat
Dari data tersebut menunjukkan pada Tabel 3.
bahwa semakin besar persentase

Tabel 3. Rata-rata Analisa Kadar Abu terhadap Mie Basah


Perlakuan Rata-rata (%)
D= penambahan tepung cangkang telur 30% / berat bahan 9.00 a
C= penambahan tepung cangkang telur 22,5% / berat bahan 4.33 ab
B= penambahan tepung cangkang telur 15% / berat bahan 4.00 ab
A= penambahan tepung cangkang telur 7,5% / berat bahan 1.33 b
Keterangan: angka-angka pada jalur yang sama diikuti oleh huruf kecil yang sama menunjukkan
berbeda tidak nyata menurut Uji Beda Nyata Terkecil pada taraf 5%

Jurnal Teknologi Pertanian 43


Vol. 6, No. 1, Tahun 2017

Pada Tabel 3 menunjukkan bahwa bahan organik yang termasuk abu yang
rata-rata hasil analisa kadar abu pada tersisa terdiri dari unsur mineral,
mie basah berkisar antara 1.33% - sehingga kadar abu meningkat seiring
9.00%, yang mana angka terkecil menigkatnya konsentrasi penambahan
menunjukkan kadar abu terendah yaitu tepung cangkang rajungan.
pada perlakuan A (1.33%) dengan Dari hasil analisa ini maka
persentase penambahan tepung cangkang diketahui perlakuan terbaik yaitu pada
telur sebanyak 7,5% per berat tepung perlakuan A yang memiliki nilai rata-
terigu dan angka terbesar menunjukkan rata kadar abu 1.33% dengan
kadar abu tertinggi pada mie basah pada penambahan tepung cangkang telur
perlakuan D (9.00%) dengan persentase sebanyak 7,5% per berat tepung terigu,
penambahan tepung cangkang telur pada perlakuan A yang memenuhi
sebanyak 30% per berat tepung terigu. standar mutu mie basah dengan
Perlakuan A berbeda tidak nyata persentase kadar abu maksimum 3%.
dengan perlakuan B dan C dan berbeda Sedangkan pada perlakuan yang lain
nyata dengan perlakuan D, perlakuan B kandungan kadar abu melebihi batas
berbeda tidak nyata dengan perlakuan A, maksimum standar mutu mie basah (SNI
C dan D, perlakuan C berbeda tidak 2046-90). Tingginya kadar abu pada
nyata dengan perlakuan A, B dan D, produk ini disebabkan karena kadar
serta perlakuan D berbeda tidak nyata abupada tepung cangkang telur cukup
dengan perlakuan B dan C dan berbeda tinggi, karena pada cangkang telur
nyata dengan perlakuan A. terdapat zat kapur (CaCO3) sebagai
Dari data tersebut menunjukkan bahan utama penyusun cangkang telur
bahwa semakin besar persentase (Rahmawati 2015).
penambahan tepung cangkang telur
maka akan semakin besar pula Uji Organoleptik
kandungan kadar abu pada mie basah ini, Uji organoleptik merupakan cara
sebaliknya semakin sedikit persentase penilaian terhadap mutu atau sifat suatu
penambahan tepung cangkang telur produk dengan menggunakan beberapa
maka akan semakin rendah kandungan orang panelis, dimana uji organoleptik
kadar abu didalamnya hal tersebut meliputi penilaian terhadap rasa, warna,
dikarenakan tepung cangkang telur aroma dan tekstur produk. Penilaian ini
memiliki kandungan kadar au yang dilakukan untuk mengetahui bagaimana
tinggi . Hal itu sependapat dengan respon panelis terhadap masing-masing
(Wijaya 1977 dalam khasanah 2016), mie basah yang diujikan.
mineral yang digolongkan sebagai zat Berdasarkan data hasil uji
organik disebut unsur abu dalam bahan organoleptik berikut disajikan nilai rata-
pangan, karena jika pangan dipanaskan rata masing-masing perlakuan dalam
unsur organik akan menghilang dan Tabel 4 dan Gambar 1.

Tabel 4. Rata-rata uji organoleptik terhadap mie basah


Pengujian A (7,5%) B (15%) C (22,5%) D (30%)
Rasa 3,7 4 3,8 3,7
Warna 4,5 3,95 3,4 3,05
Aroma 3,4 3,55 3,4 3,2
Tekstur 3,55 3,5 3,35 3,25

44 Jurnal Teknologi Pertanian


Vol. 6, No. 1, Tahun 2017

ambar 1. Radar Organoleptik


A (7,5%)
5
4
3
2 RASA
1
WARNA
D (30%) 0 B (15%)
AROMA
TEKSTUR

C (22,5%)
Gambar 1. Radar Organoleptik

Dari tabel 4 dan gambar 1 KESIMPULAN DAN SARAN


menunjukan bahwa hasil uji
organoleptik pada rasa berkisar antara Kesimpulan
3,7 – 4, yang mana rasa yang disukai Kesimpulan yang dapat diperoleh
oleh panelis adalah pada perlakuan B setelah melakukan penelitian ini ialah
dengan skor 4 dan yang tidak disukai hasil terbaik pada mie basah yang
panelis adalah pada perlakuan A dan D dihasilkan yaitu perlakuan A dengan
dengan skor yang sama yaitu 3,7. penambahan tepung cangkang telur
Hasil uji organoleptik pada warna sebanyak 7,5% per berat tepung terigu,
berkisar antara 3,05 – 4,5, yang mana yang mempunyai nilai rasa 3,7, warna
warna yang disukai oleh panelis adalah 4,5, aroma 3,4, tekstur 3,5, kandungan
pada perlakuan A dengan skor 4,5 dan air 19,33%, kandungan kalsium 0,32%
yang tidak disukai oleh panelis adalah dan kandungan abu 1,3%.
pada perlakuan D dengan skor 3,05.
Hasil uji organoleptik pada aroma Saran
berkisar antara 3,2 – 3,55, yang mana Penelitian ini hanya dibatasi pada
aroma yang disukai oleh panelis adalah pengamatana danya perubahan fisik pada
pada perlakuan B dengan skor 3,55 dan mie basah dan kandungan kimiawi mie
yang tidak disukai oleh panelis adalah basah yang dihasilkan. Hal yang menarik
pada perlakuan D dengan skor 3,2. apabila ada yang berminat untuk
Hasil uji organoleptik pada terkstur melanjutkan penelitian ini dengan
berkisar antara 3,25 – 3,55, yang mana pengamatan secara mikrobiologi
tekstur yang disukai oleh panelis adalah terhadap mie basah yang telah
pada perlakuan A dengan skor 3,55 dan ditambahkan tepung cangkang telur dan
yang tidsk disukai oleh panelis adalah melakukan penelitian untuk
pada perlakuan D dengan skor 3,25. menghasilkan tepung cangkang telur
yang lebih halus agar tekstur pada mie
basah lebih lembut pada saat dimakan

Jurnal Teknologi Pertanian 45


Vol. 6, No. 1, Tahun 2017

DAFTAR PUSTAKA bahan-untuk-membuat-mie.html.


(diakses 10 November 2016).
Harahap AN. 2007. Pembuatan Mie
Mitra, Wacana. Mie, Siapa Tak
Basah dengan Penambahan Wortel
Kenal?.wacanamitra.blogspot.com.
(DaucusCarota L). Skripsi TPHP
/2010/08/mie, siapa tak kenal?
Pertanian.Universitas Sumatera
(diakses 12 November 2016).
Utara.
Nurbaya S. 2014. Subtitusi Tepung
Hardjasasmita P. Ikhtisar biokimia dasar.
Terigu dengan Campuran Tepung
Jakarta: Balai Penerbit FKUI.
Jagung dan Tepung Ubi Jalar
2006.
Dalam Pengolahan Mie Basah.
Ketaren, S. 2008. Minyak dan Lemak
Fakultas Pertanian Universitas
Pangan. Jakarta: Universitas
Islam Indragiri. Indragiri Hilir.
Indonesia.
Rahmawati AW, Nisa CF. 2014.
Khasanah S, Hartati I. 2016. Analisa
Fortifikasi cangkang telur pada
Proksimat Mie Basah yang
pembuatan cookies. Jurnal pangan
Difortifikasi dengan Tepung
dan agroindustri. Malang: FTP
Cangkang Rajungan (Portumus
Universitas Brimawijaya.
Palagicus). Jurnal Inovasi Teknik
Ramlan R. 2014. Pemanfaatan Limbah
Kimia. Fakultas Teknik
Cangkang Telur Yang Ramah
Universitas Wahid Hasyim.
Lingkungan.
Semarang.
http://www.slideshare.net/mobile/r
Koswara S.2009. Teknologi Pengolahan
andiramlan/pemanfaatan limbah
Mie. eBook pangan.com.
cangkang telur (diakses 2
Lesmana SN, Putut TI, Kusumawati N.
November 2016).
2008. Pengaruh Penambahan
Retnaningsih C, Hartayani L. 2005.
Kalsium Karbonat Sebagai
Aplikasi Tepung Iles-iles
FortifikanKalsium Terhadap Sifat
(Amorphopallus Konjac) Sebagai
Fisikokimia Dan Organoleptik
Pengganti Bahan Kimia Pengenyal
Permen Jeli Susu. Jurnal
Pada Mie Basah. Laporan
Teknologi Pangan Dan Gizi.
Surabaya: Fakultas Teknologi penelitian. Semarang: Teknologi
Pangan. Universitas Katolik
Pertanian Unika Widya Mandala
Soegijapranata.
Surabaya.
Rukmana A, Anggraeni D.
Lestari S, Susilawati NP. 2015. Jurnal
2008.Laboratorium ilmu nutrisi
Uji Organoleptik Mie Basah
dan makanan ternak. Bogor:
berbahan Dasar Tepung Talas
Fakultas Perternakan.
Beneng (Xantoshoma Undipes)
Santoso A. 2011. Serat Pangan
untuk Meningkatkan Nilai Tambah
(DIETARY FIBER) dan
Bahan Pangan Lokal Banten. Balai
Manfaatny Bagi Kesehatan.
Pengkajian Teknologi Pertanian.
jurnal. Klaten
Banten.
Setyaningsih D, Apriantono A, Sari MP.
Mairizon Y. 2013. Tepung Kerabang
2010. Analisis Sensori Untuk
Telur. Bogor: IPB (diakses 21
Industri Pangan Dan Agro. Bogor:
November 2016).
IPB PRESS.
Maulana A. 2013. Bahan- Bahan Untuk
Setyopratiwi A, Dkk. 2007. Pengaruh
Membuat Mie. http:www.ariffox.
Pemanasan Terhadap Desorpsi
blogspot.co.id/2013/05/bahan-
Kalsium Oar I Blondo- Ca.

46 Jurnal Teknologi Pertanian


Vol. 6, No. 1, Tahun 2017

Fakultas MIPA. Universitas Varcania RD. 2008. Penetapan Kadar


Gadjah Mada. Yogyakarta. Literatur Telur. Jakarta:
Shita PDA, Sulistyani. 2015. Pengaruh Universitas Indonesia.
Kalsium Terhadap Tumbuh Wulansari Z, Badriyah C, Rahmawati L,
Kembang Gigi Geligi Anak. Susana . 2013. Tugas Makalah
Fakultas Kedokteran Gigi Pengetahuan Hasil Ternak. Semarang:
Universitas Jember. Fakultas Perternakan Dan Pertanian
Syah F. 2013. Resep Membuat Mie Universitas Diponerogo
Basah Yang Enak Dan Kenyal. .http://www.zawusastory92.blogspot.co
http://resep-masakan.info/resep- m/2013/07/cangkang telur sebagai
membuat-mie-basah-yang-enak- sumber kalsium_3html?m=1. (diakses 14
dan-kenyal.html. (Diakses 28 September 2016)
September 2016)

Jurnal Teknologi Pertanian 47

Anda mungkin juga menyukai