LAPORAN
PRAKTIK KERJA LAPANGAN II
i
HALAMAN PENGESAHAN PERUSAHAAN
LAPORAN PKL II
dengan praktikan
Bayu Tri Sasongko NIM. F0017008
Mengetahui,
HSE Manager/Ketua P2K3 Pembimbing Lapangan
ii
PRAKATA
iii
6. Bapak Yohanes Paijanto selaku staf HRD sekaligus pembimbing lapangan
yang telah memberikan bimbingan, pengarahan, waktu, pikiran serta tenaga
dalam pelaksanaan dan penyusunan laporan ini.
7. Bapak Azis Muslimun selaku staf training yang telah memberikan bimbingan
training dalam awal pelaksanaan pengenalan PT. Marimas Putera Kencana.
8. Ibu Erni Laras Wulan selaku Manajer Unit Produksi 2 (UP 2) yang telah
memperbolehkan kami untuk melaksanakan PKL II dalam hal ini mengambil
data di PT. Marimas Putera Kencana Unit Produksi 2.
9. Bapak Nugroho selaku Kepala Shift PT. Marimas Putera Kencana Unit
Produksi 2 Semarang yang telah memberikan bimbingan dalam kaitannya
dengan jam shift karyawan.
10. Bapak Bowo Edi selaku ketua tim P2K3 PT. Marimas Putera Kencana Unit
Produksi 2 Semarang yeng telah membimbing kami dalam kaitannya
mencari data/temuan di bagian ruang produksi.
11. Bapak dan Ibu kedua saya yang telah menyemangati saya dalam menyusun
laporan ini.
Demikian yang dapat disampaikan, semoga laporan ini dapat
memberikan manfaat serta pengetahuan bagi para pembaca dan pihak-pihak
yang membutuhkan. Penulis juga meminta maaf atas kekurangan dan
kesalahan-kesalahan yang terdapat dalam laporan ini. Penulis mengharapkan
agar pembaca dapat memberikan kritik dan saran setelah membaca laporan ini
sehingga kemampuan menulis dapat ditingkatkan. Terimakasih, semoga Allah
SWT selalu memberikan karunia-Nya kepada kita semua, aamiin.
iv
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
HALAMAN PENGESAHAN ii
PRAKATA iii
DAFTAR ISI v
DAFTAR TABEL vii
DAFTAR GAMBAR viii
DAFTAR LAMPIRAN ix
BAB I PENDAHULUAN 1
a. Latar Belakang 1
b. Tujuan PKL II 3
c. Manfaat PKL II 3
BAB II METODE PENGAMBILAN DATA 5
a. Lokasi Praktik Kerja Lapangan II 5
b. Pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan II 5
c. Sumber Data 5
d. Analisis Data 5
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN PKL 6
a. Hasil 6
1.) Gambaran Umum Perusahaan / Industri 6
a.) Profil Perusahaan 6
b.) Sejarah PT. Marimas Putera Kencana 7
c.) Visi dan Misi Perusahaan 9
d.) Lokasi Perusahaan 9
e.) Jumlah Karyawan 10
f.) Waktu Kerja 11
g.) Peraturan dan Tata Tertib Perusahaan 12
h.) Struktur Organisasi Perusahaan 13
i.) Pembagian Tugas Sistem Organisasi 14
2.) Proses Produksi Minuman Serbuk Marimas 17
a) Tahapan Input 18
b) Tahapan Proses 21
c) Proses Output 26
v
3.) Gambaran Umum Penerapan Program K3 28
1. Penerapan Higiene Perusahan 28
2. Penerapan Keselamatan Kerja 30
3. Penerapan Kesehatan Kerja 32
4.) Gambaran Mengenai Identifikasi Bahaya dan Penilaian Risiko 32
a.) Identifikasi Bahaya 35
b.) Penilaian Risiko 35
b. Pembahasan 39
vi
DAFTAR TABEL
vii
DAFTAR GAMBAR
viii
DAFTAR LAMPIRAN
ix
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
b. Tujuan PKL II
a) Tujuan Umum
Secara umum, kegiatan PKL II bagi mahasiswa Program Studi
Keselamatan dan Kesehatan Kerja D-IV, STIKes Bhakti Mandala
Husada Slawi bertujuan untuk mengetahui penerapan program K3
pada perusahaan / industri tempat PKL II.
b) Tujuan Khusus
Adapun tujuan khusus PKL II adalah sebagai berikut :
a. Mengetahui apa saja jenis potensi bahaya kerja pada ruang
produksi di PT. Marimas Putera Kencana dengan melakukan
identifikasi bahaya (hazard identification) pada ruang unit
produksi 2 PT. Marimas Putera Kencana.
b. Mengetahui bagaimana cara penilaian risiko (risk assesement)
yang terdapat pada ruang unit produksi 2 PT. Marimas Putera
Kencana.
c. Mengetahui bagaimana pengendalian risiko (risk control) yang
terdapat pada ruang produksi 2 PT. Marimas Putera Kencana.
c. Manfaat PKL II
a) Bagi Perusahaan
Perusahaan dapat menerima masukan mengenai temuan jenis
bahaya kerja dan penilaian risiko dari hasil identifikasi bahaya dan
penilaian risiko kerja pada proses produksi.
b) Bagi Program Studi Keselamatan dan Kesehatan Kerja D-IV
1. Sebagai masukan untuk mengevaluasi sejauh mana mahasiswa
Keselamatan dan Kesehatan Kerja D-IV memahami dan
mempraktikkan apa yang telah diperoleh pada saat perkuliahan
mengenai identifikasi bahaya dan penilaian risiko untuk
diaplikasikan atau digunakan.
2. Sarana untuk menjembatani hubungan kerja sama antara PT.
Marimas Putera Kencana dengan STIKes Bhakti Mandala
Husada Slawi.
4
5
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN PKL
A. Hasil
1) Gambaran Umum Perusahaan / Industri
a) Profil Perusahaan
Marimas Putera Kencana memiliki tiga pabrik yang
memproduksi beragam minuman dan makanan untuk memenuhi
kebutuhan masyarakat Indonesia. Unit produksi 1 difokuskan
untuk memproduksi minuman serbuk yang mengandung susu,
creamer, dan vitamin meliputi milkimas es puter, marimas es lilin,
koko beluk icepresso, fullvita, teh arum, indosedap susu jahe,
marimas adem, marimas fruitz, dan serbat. Unit produksi 2
difokuskan untuk memproduksi minuman serbuk buah meliputi
marimas dan mariteh. Unit produksi 3 berada di Blok 18
difokuskan untuk memproduksi makanan meliputi creaker beras
dan kongbap multi grain mix. Perusahaan Marimas Putera
Kencana berada di bawah naungan Marifood bersama dengan
empat perusahaan lainnya.
Kantor administrasi / non unit produksi terletak di Blok
D.2.0 dan D.2.1, untuk kantor blok D.2.0 yaitu kantor PT. Ulam
Tiba Halim, yang mana perusahaan tersebut merupakan cikal
bakal berdirinya PT. Marifood. Kantor Blok D.2.1 ialah kantor PT.
Marimas Putera Kencana tersebut. Blok 6 ditempati sebagai
bengkel armada, Blok 8 tempat bagian untuk retur produk,
disana para departemen quality control bekerja dengan
ketelitiannya masing-masing.
Perusahaan Marimas Putera Kencana bergerak dalam
bidang produksi makanan dan minuman (food and beverage)
yang berpengalaman dan memiliki distribusi penjualan se-
Indonesia. Selain dikelola secara modern dan berteknologi tinggi,
juga mengedepankan standar kualitas yang sesuai kebutuhan
pangsa pasar, produk marimas menerapkan standar sistem
6
7
07.00 – 12.00 WIB, shift siang yang dimulai dari pukul 12.00
hingga 17.00 WIB, dan shift malam yang dimulai dari pukul 17.00
hingga 22.00 WIB. Jika terdapat peningkatan permintaan pasar
maka akan diberlakukan long shift. Long shift memiliki rentang
waktu 12 jam kerja.
Setiap shift terdapat waktu istirahat selama 90 menit
yang akan terbagi menjadi 2 sesi. Pembagian jam istirahat ini
bertujuan agar proses produksi dapat terus berjalan. Sesi
pertama, setengah karyawan pada unit tersebut akan beristirahat
sementara setengah karyawan tetap bekerja untuk melanjutkan
proses produksi. Setelah sesi pertama selesai dilanjutkan
dengan sesi kedua juga dengan prinsip yang sama. Sehingga
pembagian jam istirahat ini efektif karena proses produksi tetap
dapat berjalan dan semua karyawan dapat beristirahat sesuai
waktu yang ditentukan. Saat jam istirahat, perusahaan akan
menyediakan nasi kongbap untuk semua karyawan sementara
lauk pauk dibawa oleh masing-masing karyawan.
g) Peraturan dan Tata Tertib Perusahaan
Karyawan yang hendak masuk ke ruang produksi harus
memenuhi peraturan GMP yang telah ditetapkan, yaitu memakai
seragam, masker, penutup kepala, sarung tangan, celemek, dan
sepatu khusus yang sudah disediakan oleh perusahaan.
Terdapat 3 warna seragam yang digunakan untuk 1 minggu,
perbedaan warna tersebut digunakan untuk memastikan bahwa
karyawan berganti baju dan mencuci seragam tersebut setiap
harinya. Setelah dari toilet dan sebelum masuk ke ruang
produksi karyawan juga diharuskan untuk mencuci tangannya.
Karyawan juga harus menyemprotkan tangannya menggunakan
larutan klorin 15 ppm sebelum masuk ke ruang produksi. Selain
itu, karyawan juga dilarang untuk memakai perhiasan,
mengusap-usap rambut, mengusap-usap hidung, mengusap-
usap telinga, membawa barang elektronik, meludah
sembarangan di dalam ruang produksi. Setelah selesai bekerja,
setiap karyawan juga wajib mencuci sepatu perusahaan yang
13
digunakan selama jam kerja dengan air dan larutan kaporit yang
telah disediakan. Selain itu, karyawan wajib hadir 15 menit
sebelum jam kerja.
Departemen Pemasaran
Departemen Personalia
Departemen Pengolahan
Departemen Pengemasan
Departemen Umum
Departemen Pembelian
Gambar 1. Struktur Organisasi PT. Marimas Putera Kencana
i) Pembagian Tugas Sistem Organisasi
a. Direktur
14
Mixing
Filling
Pengemasan Primer
Pengemasan Sekunder
Pengemasan Tersier
a) Tahapan Input
1) Gula Rafinasi
Gula rafinasi merupakan bahan utama yang digunakan
dalam pembuatan minuman serbuk di PT. Marimas Putera
Kencana. Gula rafinasi yang digunakan oleh PT. Marimas Putera
Kencana berasal dari 3 supplier gula.
Gula rafinasi akan diletakkan di tempat gudang bahan
baku. Sebelum masuk ke gudang bahan baku, gula rafinasi akan
melalui proses penimbangan dengan standart 1102-1112 kg per
pallet. Setiap satu pallet berjumlah 20 sak gula rafinasi. PT.
Marimas Putera Kencana menerapkan sistem first in first out
(FIFO). Adanya sistem FIFO, barang yang terlebih dahulu datang
akan digunakan terlebih dulu, sehingga sebagai penanda,
digunakan bendera dengan warna yang berbeda.
Sebelum bahan baku digunakan ke dalam proses
produksi, QC akan melakukan pengecekan yang mencakup
pengujian kadar air, ukuran partikel, dan uji brix.
a. Uji kadar air
Pengujian ini dilakukan dengan alat bernama
halogen moisture analysis, alat tersebut dapat mengukur
kandungan kadar air yang terdapat dalam sampel. Uji kali
ini sampel gula yang dibutuhkan sebanyak 3 gram. Sampel
gula akan dimasukkan ke dalam alat yang bersuhu 150ºC.
Kadar air maksimal sesuai standar yang telah ditetapkan
oleh PT.Marimas Putera Kencana adalah 0,3%.
b. Analisis ukuran partikel
Analisis ini menggunakan sampel gula sebanyak 25
gram yang diayak menggunakan mesh berukuran 20. Hasil
ayakan yang lolos akan ditimbang untuk menghitung berapa
persen gula yang berhasil lolos. Standar ukuran partikel yang
ditetapkan oleh PT.Marimas Putera Kencana adalah 40%
gula lolos mesh 20.
19
c. Uji brix
Uji brix merupakan uji tingkat kemanisan. Untuk
melakukan uji brix harus dilakukan pembuatan larutan
sampel. Larutan dibuat dengan mencampurkan 10 gram
gula dan 100 ml air ke dalam beaker glass yang kemudian
diaduk menggunakan magnetic stirrer. Setelah semua gula
larut, sampel diteteskan ke alat refraktometer, ditunggu
beberapa detik kemudian akan tertera angka tingkat
kemanisan sampel yang diuji. Standar yang ditetapkan oleh
PT. Marimas Putera Kencana adalah 11.
3) Flavor
Flavor sudah banyak dan sering digunakan dalam industri
makanan dan minuman yang bertujuan untuk memperkuat rasa
dan aroma dari produk tersebut. Flavor yang ditambahkan
akan disesuaikan dengan varian rasa produk tersebut. PT.
Marimas Putera Kencana juga mengaplikasikan penambahan
flavor di dalam produksi minuman serbuknya karena harganya
yang relatif murah, mudah didapatkan, serta mempunyai banyak
varian rasa. Penambahan flavor juga harus disesuaikan dengan
nilai (acceptable daily intake) ADI.
4) Aspartam dan Siklamat
Aspartam dan siklamat merupakan pemanis buatan yang
diijinkan penggunaannya untuk ditambahkan di dalam produk
pangan. Pemanis buatan memiliki rasa lebih manis sehingga
dapat ditambahkan dalam jumlah yang sedikit serta harganya
yang relatif murah sehingga dapat menekan biaya produksi. Selain
itu pemanis buatan juga bernilai kalori rendah atau bahkan tidak
berkalori (Association, 2016; Neacsu & Madar, 2014). Aspartam
dan natrium siklamat merupakan pemanis buatan yang digunakan
pada pembuatan minuman serbuk di PT. Marimas Putera
Kencana.
Menurut SNI 01-6993-2004, siklamat yang ditambahkan
memiliki batas maksimal 0-11 mg/kg berat badan. Siklamat
memiliki sifat yang mudah larut air, dan akan memberikan rasa
manis. Dalam SNI 01-6993-2004 juga dijelaskan bahwa
aspartam memiliki batas maksimal yaitu sebesar 50 mg/kg berat
badan, memiliki sifat yang tidak stabil terhadap panas,
memberi rasa akhir yang pahit, dan stabil dikondisi kering. Jika
aspartam ditambahkan dalam dosis yang tinggi dapat
menyebabkan tumor pada organ dalam tubuh seperti pada
paru-paru, limfa, hati, dan kandung kemih.
21
5) Pewarna
Pewarna yang ditambahkan ke dalam bahan pangan
bertujuan untuk memberikan penampilan yang lebih menarik.
Pewarna dapat dibedakan menjadi 2, yaitu pewarna buatan
yang terbuat dari ekstrak bahan-bahan kimia yang telah disintesis
sehingga memberi warna tertentu dan pewarna alami yang
diekstrak dari bahan-bahan alami seperti dari tumbuhan. Pewarna
sintetis atau buatan memiliki kualitas yang lebih stabil
dibandingkan pewarna alami, mudah diperoleh, dan lebih murah.
Pewarna yang digunakan dalam pembuatan minuman serbuk di
PT. Marimas Putera Kencana sudah sesuai dengan aturan dalam
SK Menteri Kesehatan RI Nomor 722/Menkes/Per/IX/88.
6) Bahan Penolong
Bahan penolong merupakan pengemas yang digunakan
untuk mengemas produk minuman serbuk marimas mulai dari
pengemas primer, sekunder, hingga tersier. Sebelum bahan
penolong digunakan akan dilakukan analisis uji bahan
penolong. Analisis bahan baku yang dilakukan tergantung dari
berapa banyak jumlah bahan penolong yang datang.
b) Tahapan Proses
Gula Rafinasi
Conveyor
Vibrator
Bucket elevator
Bucket Elevator
Silo Silo
Rotary Rotary
Penimbangan gula dalam moving hopper Penimbangan gula dalam moving hopper
Penimbangan
Pencampuran dengan Super mixer
c) Proses Output
1) Pengemasan
Moving hopper yang berisi hasil olahan dan sudah
dipindahkan ke tempat filler selanjutnya akan dikemas dengan
mesin pengemas yang berada tepat dibawahnya. Terdapat 2
jenis mesin pengemas yang digunakan oleh PT. Marimas
Putera Kencana yaitu, mesin pengemas Singlelane dan
Multilane. Satu ruang filler terdapat 12 titik untuk proses
pengemasan dengan mesin singlelane. Masing-masing titik ini
akan bercabang menjadi 3 pipa yang masing-masing pipa akan
terhubung dengan satu mesin singlelane, sedangkan untuk
mesin multilane, 1 titik hanya akan terhubung pada 1 mesin
pengemas. Terdapat 13 mesin multilane yang digunakan untuk
mengemas produk Marimas.
Mesin pengemas singlelane akan menghasilkan 1 renteng
produk yang kemudian akan diputus setiap 10 sachet secara
manual oleh operator mesin tersebut. Sedangkan pada mesin
pengemas multilane akan langsung mengeluarkan 6 renteng
yang masing-masing renteng sudah berjumlah 10 sachet.
Kecepatan mesin singlelane adalah 65 sachet/menit, sedangkan
27
Pengemasan Primer
Marimas Sachet
Uji QC
Pengemasan Tersier
Catast rophic 5 20 15 10 5
Urgent Urgent High Medium
Fatal 4 16 12 8 4
Urgent High Medium Low
Critical 3 12 9 6 3
High Medium Medium Low
Marginal 2 8 6 4 2
Medium Medium Low Low
Negligible 1 4 3 2 1
Low Low Low None
3 berikut ini :
Berikut adalah hasil dari analisa identifikasi bahaya, penilaian dan pengendalian risiko pada proses pembuatan minuman serbuk marimas
:
Tabel 4. Identifikasi Bahaya, Penilaian dan Pengendalian Risiko Area Produksi PT. Marimas Putera Kencana Unit Produksi 2
Semarang
Risk
No. Kegiatan Potensi Bahaya Potensi Risiko P C Risk Saran Pengendalian / Control
Rating
1 Penerimaan Pengangkutan beban Nyeri punggung 4 2 8 Medium Mendesain ulang teknik manual
material bahan tanpa menggunakan dan tangan handling dan menggantinya dengan
baku dari truk ke peralatan khusus terkilir karena teknik pengangkatan mekanis,
manual handling (manual) oleh posisi angkut misalnya menggunakan forklift, atau
bagian dalam beberapa pekerja material tidak bisa juga diminimalisir beban yang
ruang transit. ergonomis diangkat dengan cara pengangkatan
satu karung bahan baku diangkat
dengan dua orang.
2 Pengayakan gula Pekerja kurang Nyeri pinggang 3 2 6 Medium Instruksi kerja harus dibenahi oleh
aman dalam dan punggung bagian manajemen agar memberikan
mengangkat serta tangan. panduan tata cara pengangkutan
karung yang berisi bahan baku gula secara manual
gula menuju ke dengan baik dan benar, serta
lubang mesin dilakukan sosialisasi atau simulasi
pengayakan. bagaimana cara yang aman dalam
pengangkutan beban berat agar dapat
meminimalisir risiko bahaya ergonomi
pada pekerja pengangkat bahan baku.
3 Penggilingan gula Ergonomi, tata Nyeri pinggang, 3 2 6 Medium Perbaiki instruksi kerja manual
dan penimbangan cara tangan tremor handling, sosialisasikan tata cara
gula pengangkatan akibat kelelahan pengangkatan beban berat yang
bahan baku gula mengangkat bahan benar, langkah pengendalian terakhir
ke lubang mesin premix berikan APD sabuk pengaman yang
penggilingan dan dipakai pekerja untuk mengurangi
36
Risk
No. Kegiatan Potensi Bahaya Potensi Risiko P C Risk Saran Pengendalian / Control
Rating
menuju screw risiko bahaya penyakit hernia akibat
conveyor yang sering melakukan pengangkatan yang
kurang aman berat.
4. *Penimbangan * * * * * * *
dan
pencampuran
premix
5. *Penimbangan * * * * * * *
powder
6. *Mixing * * * * * * *
7. *Filling * * * * * * *
8. Pengemasan 1. Polusi udara dari 1. Akan berisiko 2 2 4 Low 1. Penambahan sarana pembuangan
primer singlelane hasil serbuk marimas terkena Penyakit udara (ventilasi) agar udara dari
dan multilane yang keluar dari Akibat Hubungan serbuk marimas yang berterbangan
mesin filling Kerja (PAHK) memenuhi ruangan pengemasan
berterbangan di seperti gangguan dapat berkurang.
dalam ruang pernapasan
pengemasan karena pekerja 2.
sering terpapar
2. dengan polusi 3.
udara dari serbuk 4.
3. marimas. 5.
4. 6.
5. Suhu panas mesin 2. Tangan melepuh 2 2 4 Low 7. Diharuskan pekerja untuk memakai
pengemasan terkena panas, APD sarung tangan.
singlelane dan tangan terjepit
37
Risk
No. Kegiatan Potensi Bahaya Potensi Risiko P C Risk Saran Pengendalian / Control
Rating
multilane, mesin 8.
beroperasi secara
otomatis 9.
10.
11.
6. Posisi duduk pekerja Pekerja bagian 1 2 2 Low 12. Desain ulang / memperbaiki kursi
yang mengemasi pengemasan kerja pekerja bagian pengemasan
produk marimas rawan terkena agar letak dan posisinya lebih
kurang ergonomis. PAK (Penyakit ergonomi guna untuk menciptakan
Akibat Kerja) tempat kerja yang lebih nyaman dan
seperti Low Back tentunya akan berimbas pada
Pain karena produktivitas pekerja yang meningkat.
posisi tempat
duduk pekerja
yang kurang
sesuai dengan
posisi conveyor
dan mesin
pengemasan
yang berjalan.
9. Pengemasan Pekerja kurang Tangan terjepit 2 2 4 Low Lakukan pengendalian administrasi,
Sekunder cekatan dan pada mesin dalam bentuk penyuluhan atau
kurang fokus saat pengemasan pelatihan pada pekerja bagian
bekerja. sekunder yang pengemasan sekunder agar saat
berupa conveyor bekerja bisa memiliki kecekatan,
(mesin berjalan) pasang rambu-rambu potensi tangan
terjepit pada area yang mudah terlihat
di ruang pengemasan sekunder agar
mengingatkan para pekerja saat
bekerja supaya lebih hati-hati serta
penggunaan APD sarung tangan juga
penting untuk mengurangi risiko
38
Risk
No. Kegiatan Potensi Bahaya Potensi Risiko P C Risk Saran Pengendalian / Control
Rating
bahaya terjepit mesin.
10. Pengemasan Pekerja tidak Tangan 4 2 8 Medium Jangan mengangkat beban melebihi
tersiser melakukan teknik kesleo, nyeri batas berat beban maksimum pada
manual handling pinggang, kaki alat manual handling, pekerja
dengan benar saat tertimpa operator manual handling di bagian
membawa tumpukan pengemasan tersier agar diharuskan
tumpukan karton karton menggunakan safety shoes (sepatu
terlalu banyak dan keselamatan).
dilakukan seorang
diri.
Keterangan : tanda (*) Mahasiswa PKL tidak diizinkan memasuki ruangan tersebut untuk melakukan identifikasi bahaya dan penilaian
risiko.
B. Pembahasan
1. Identifikasi bahaya, area produksi PT. Marimas Putera Kencana Unit
Produksi 2 Semarang dapat dilihat pada tabel 4.
2. Tahapan proses penilaian dan pengendalian risiko area produksi PT.
Marimas Putera Kencana Unit Produksi 2 Semarang dilakukan dengan
mengacu pada diagram alir proses produksi minuman serbuk PT.
Marimas Putera Kencana yaitu meliputi :
a. Penerimaan bahan baku
b. Pengayakan gula
c. Penggilingan dan penimbangan gula
d. Penimbangan dan pencampuran premix*
e. Penimbangan Powder*
f. Mixing*
g. Filling*
h. Pengemasan primer singlelane dan multilane
i. Pengemasan sekunder
j. Pengemasan tersier
Keterangan: tanda (*) Mahasiswa PKL tidak diizinkan memasuki
ruangan tersebut untuk melakukan identifikasi bahaya dan penilaian
risiko.
Berdasarkan hasil identifikasi bahaya, dan penilaian risiko yang
mengacu pada cara penilaian risk rating pada tabel 2 maka didapatkan
bahwa :
1) Potensi bahaya yang memiliki nilai risiko sedang yaitu berada pada
kelas medium dengan perolehan nilai ≤ 10 dan ≥ 4, kelas medium
didapatkan dari empat tahapan kegiatan yakni tahap penerimaan
bahan baku, pengayakan gula, penggilingan dan penimbangan
gula serta pada tahap pengemasan tersier. Potensi bahaya dan
risiko yang didapatkan dari empat tahapan kegiatan tersebut ialah :
a. Nyeri punggung dan tangan terkilir akibat pengangkutan beban
tanpa menggunakan peralatan khusus.
b. Nyeri pinggang dan punggung serta tangan akibat pelaksanaan
manual handling kurang aman dalam mengangkat karung yang
40
2) Potensi bahaya yang memiliki nilai risiko rendah yaitu berada pada
kelas low dengan perolehan nilai ≤ 5 dan ≥ 1, kelas risiko low
didapatkan dari dua tahapan kegiatan yakni tahap pengemasan
primer singlelane dan multilane dan pada tahap pengemasan
sekunder. Potensi bahaya dan risiko yang didapatkan dari dua
tahapan kegiatan tersebut ialah :
a. Berisiko terkena Penyakit Akibat Hubungan Kerja (PAHK)
seperti gangguan pernapasan akibat pekerja sering terpapar
dengan menghirup polusi udara dari serbuk marimas yang
berterbangan bebas pada ruang pengemasan.
b. Tangan melepuh terkena panas dan berpotensi tangan terjepit
akibat suhu panas mesin pengemasan singlelane dan multilane
dan juga akibat mesin beroperasi secara otomatis.
c. Pekerja bagian pengemasan rawan terkena PAK (Penyakit
Akibat Kerja) seperti Low Back Pain karena posisi tempat
duduk pekerja yang kurang ergonomis dengan kondisi
pekerjaan.
d. Tangan terjepit pada mesin pengemasan sekunder yang
berupa conveyor akibat pekerja kurang cekatan dan kurang
fokus saat bekerja.
42
1. Simpulan
2. Saran
45
PT. Marimas Putera Kencana. 2021. Profil PT. Marimas Putera Kencana (Online)
Diakses dari : <https://marimas.com/> [Diakses pada 6 Januari 2021]
LAMPIRAN
48
LAMPIRAN
Gambar 8. Hasil Scan Surat Kesanggupan PKL di PT. Marimas Putera Kencana
50
Gambar 9. Has
Gambar 10. Ruang Aula Marifood saat Mahasiswa PKL hari pertama dan disambut
para pekerja pengemasan pabrik unit produksi 2 Semarang
53
54
Gambar 15. Mahasiswa PKL sedang Melakukan Presentasi Akhir Hasil PKL Selama
2 Bulan
Gambar 16. Mahasiswa PKL sedang Melakukan Presentasi Akhir Hasil PKL Selama
2 Bulan di Hadapan HRD dan Para Staf P2K3
Gambar 17. Mahasiswa PKL sedang Melakukan Sesi Foto Bersama dengan Staf HRD
dan Perwakilan Staf P2K3 serta Kepala Manager UP 2 PT. Marimas Putera Kencana