ANGGOTA KELOMPOK :
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya
yang telah diberikan, sehingga penyusun bias menyelesaikan makalah ini. Ada pun tujuan
disusunnya makalah ini adalah sebagai syarat untuk memenuhi tugas mata kuliah Kimia Pangan.
Tersusunnya makalah ini tentu bukan karena buah kerja keras kami semata, melainkan
atas bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu kami ucapkan terimakasih sebesar – besarnya kepada
Kami sangat menyadari bahwa makalah ini masihlah jauh dari sempurna. Untuk itu, kami
selaku tim penyusun menerima dengan terbuka semua kritik dan saran yang membangun agar
makalah ini bias tersusun lebih baik lagi. Kami berharap semoga makalah ini bermanfaat untuk
kita semua.
Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I (PENDAHULUAN)
BAB II (ISI)
A. DEFINISI RACUN..........................................................................................
C. ZAT ADITIF...................................................................................................
PENDAHULUAN
produk industry yang dapat memenuhi kebutuhan manusia sehari- hari. Bahan kimia yang
telah diketahui manfaatnya dikembangkan dengan cara membuat produk – produk yang
berguna untuk kepentingan manusia dan lingkungannya. Oleh karena itu, kita perlu
mengetahui jenis, sifat – sifat, kegunaan, dan efek samping dari setiap produk yang kita
gunakan atau kita lihat sehari – hari termasuk makanan yang kita makan sehari – hari.
Salah satu yang harus kita perhatikan yaitu beberapa bahan kimia dalam makanan, dalam
hal ini zat aditif makanan. Zat aditif adalah bahan kimia yang dicampurkan kedalam
kelezatan, dan mengawetkan makanan. Zat aditif makanan dikelompokkan menjadi dua
golongan, yaitu :
1. Zat aditif yang berasal dari sumber alami, seperti lesitin dan asam sitrat.
2. Zat aditif sintetik dari bahan kimia yang memiliki sifat serupa dengan bahan alami yang
sejenis, baik susunan kimia maupun sifat/fungsinya, seperti amilasetat dan asamaskorbat.
dikelompokkan sebagai zat pewarna, pemanis, pengawet, dan penyedap rasa. Dalam
bahan makanan yang kita konsumsi sehari – hari perlu mengetahui keuntungan dan
kerugian / dampak negative dari makanan yang kita konsumsi. Oleh karena itu, perlu
diketahui apa saja zat aditif yang sering dicampurkan pada makanan, yang sehat
dikonsumsi dan apa saja yang merugikan kita atau yang mengancam kesehatan tubuh
manusia.
1.3TUJUAN
ISI
A. DEFINISI RACUN
Racun adalah zat atau senyawa yang dapat masuk ke dalam tubuh dengan berbagai cara yang
Racun alami adalah zat yang secara alami terdapat pada tumbuhan, dan sebenarnya merupakan
salah satu mekanisme dari tumbuhan tersebut untuk melawan serangan jamur, serangga, serta
predator.
Penting untuk mengetahui berbagai aneka jenis racun alami yang ada dalam
bahan pangan dan bagaimana mencegahnya. Dalam newsletter yang dikeluarkan Badan
Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM), sejumlah racun alami dalam bahan pangan
a. Kentang
dengan dua macam racun utama yaitu solanin dan chaconine. Biasanya racun yang
dikandung oleh kentang berkadar rendah dan tidak menimbulkan efek yang
Meskipun demikian, kentang yang berwarna hijau, bertunas dan secara fisik telah
rusak atau membusuk dapat menyebabkan glikoalkaloid dalam kadar yang tinggi.
Racun tersebut terutama terdapat pada daerah yang berwarna hijau, kulit atau daerah
dibawah kulit.
Kadar glikoalkoid yang tinggi dapat menimbulkan rasa seperti terbakar di mulut,
sakit perut, mual dan muntah. Sebaiknya kentang disimpan di tempat yang sejuk,
gelap, dan kering serta dihindarkan dari paparan sinar matahari atau sinar lampu.
b. Bayam
Sayuran yang satu ini banyak dikonsumsi ibu rumah tangga karena kandungan
gizi yang melimpah. Namun, jika tidak hati-hati bayam bisa meracuni akibat asam
oksalat yang banyak terkandung dalam bayam. Asam oksalat yang terlalu besar dapat
Selain itu, asam oksalat juga merupakan asam kuat sehingga dapat
c. Tomat
Tomat hijau yang memiliki racun alami jenis glikoalkaloid yang dapat
menimbulkan perasaan mual dan nyeri perut. Racun itu menyebabkan tomat hijau
hindari konsumsi tomat hijau dan jangan pernah mengkonsumsi daun dan batang
tanaman tomat.
d. Seledri
Senyawa itu bisa menimbulkan reaksi sensitivitas pada kulit jika terpapar matahari.
mengkonsumsi seledri mentah. Lebih aman jika seledri dimasak sebelum dikonsumsi
e. Singkong
Singkong dibedakan atas dua tipe, yaitu pahit dan manis. Singkong tipe pahit
mengandung kadar racun yang lebih tinggi daripada tipe manis. Jika singkong
mentah atau yang dimasak kurang sempurna dikonsumsi maka racun tersebut akan
Gejala keracunan sianida, antara lain menyempitan saluran nafas, mual, muntah,
sakit kepala, bahkan pada kasus berat dapat menimbulkan kematian.Untuk mencegah
menghilangkan tanah yang menempel, dikupas lalu direndam dalam air bersih yang
hangat selama beberapa hari, dicuci lalu dimasak sempurna baik dibakar atau
direbus.
mengurangi kadar sianida ke tingkat non toksik. Singkong yang biasa dijual di pasar
pada buah apel, aprikot, pir, plum, ceri dan peach. Walaupun bijinya mengandung
racun, daging buahnya tidak beracun. Jika terkunyah, biji buah yang mengandung
hidrogen sianida yang bersifat racun. Gejala keracunan mirip dengan gejala
biji dari buah-buahan tersebut. Bila anak-anak menelan sejumlah kecil saja biji buah-
buah tersebut, maka dapat menimbulkan gejala keracunan dan pada sejumlah kasus
Racun alami dalam rebung masuk dalam golongan glikosida sianogenik. Untuk
mencegah keracunan, sebaiknya pucuk bambu yang akan dimasak terlebih dahulu
dibuang daun terluarnya, diiris tipis lalu direbus dalam air mendidih dengan
penambahan sedikit garam selama 9-10 menit. Gejala keracunannya mirip dengan
gejala keracunan singkong, antara lain meliputi penyempitan saluran nafas, mual,
zucchini berasa pahit. Namun, zucchini yang telah dibudidayakan jarang ada yang
berasa pahit.
Gejala keracunan zucchini meliputi muntah, kram perut, diare dan pingsan.
Sebaiknya hindari mengkonsumsi zucchini yang berbau tajam dan berasa pahit.
Asam jengkolat dapat menyebabkan keracunan yang ditandai dengan mual dan
susah buang air kecil, karena tersumbatnya saluran kencing. Racun jengkol dapat
dikurangi dengan cara perebusan, perendaman dengan air, atau membuang mata
lembaganya karena kandungan racun terbesar ada pada bagian ini. Lain halnya
dengan petai cina (Leucaena glauca). Bahan pangan ini mengandung mimosin, yaitu
sejenis racun yang dapat menjadikan rambut rontok karena retrogresisi di dalam sel-
Kopi dan teh mengandung kafein yaitu senyawa yang pahit rasanya. Kafein ini
bersifat diuretik, merangsang pengeluaran kelenjar urin, merangsang kerja otak dan
yang po-sitif seperti badan terasa lebih segar dan menghilangkan rasa ngantuk. Jika
melebihi ambang batas, konsumsi teh dan kopi akan berakibat sukar tidur, jantung
berdebar-debar, dan bayi lahir cacat jika dikonsumsi oleh ibu hamil.
a. Seafood
Keracunan ikan, udang, kerang dan hasil laut biasanya karena telah
pencemaran laut dan menurunya kualitas air sebagai medium hidup mereka adalah
salah satu penyebabnya. Frozen seafood atau hasil laut yang sudah dibekukan lama
juga yang baik untuk berkembangnya Vibrio parahaemolyticus, sejenis bakteri yang
sangat beracun. Pilih sea food dalam kondisi sesegar mungkin agar terhindar dari
bahaya keracunan.
tercemar. Gejala yang timbul, mual, muntah, nyeri perut dan diare.
Hasil olah daging, terutama produk yang dikemas dalam kaleng/plastik juga
perlu diwaspadai.Sosis, ham dan kornet merupakan media yang baik untuk
pertumbuhan Clostridium Batulinum. Bakteri ini suka berkembang biak pada bahan
makanan sumber protein, tahan panas dan menyukai tempat yang anaerob (hampa
daging dan produk olahan daging yang lain, karena satu mikrogram Botulinin sudah
mengkonsumsi daging dan hasil olah yang sudah menyimpang, baik tekstur, aroma
C. ZAT ADITIF
Zat aditif makanan adalah zat atau campuran dari beberapa zat yang ditambahkan
ke dalam makanan baik pada saat produksi, pemrosesan, pengemasan atau penyimpanan
dan bukan sebagai bahan baku dari makanan tertentu. Pada umumnya, zat aditif atau
produk degradasinya akan tetap berada dalam makanan, akan tetapi dalam beberapa
Bahan Tambahan Pangan adalah bahan atau campuran bahan yang secara alami bukan
merupakan bagian dari bahan baku pangan, tetapi ditambahkan kedalam pangan untuk
mempengaruhi sifat atau bentuk pangan, antara lain pewarna, pengawet, penyedap rasa,
1. Dari sumbernya, zat aditif dibagi menjadi dua yaitu zat aditif alam dan buatan atau
hasil sintesis. Pada awalnya zat-zat aditif tersebut berasal dari bahan tumbuh-
tumbuhan yang selanjutnya disebut zat aditif alami. Umumnya zat aditif alami tidak
menimbulkan efek samping yang membahayakan kesehatan manusia. Zat aditif alami
adalah merupakan zat tambahan yang diperoleh dari alam, tanpa disintesis atau dibuat
terlebih dulu. Sedangkan zat adiktif buatan atau sintesis adalah zat tambahan
industri, dari bahan-bahan kimia yang sifatnya hampir sama dengan bahan alami yang
sejenis, keunggulan zat adiktif sintesis adlah dapat diproduksi dalam jumlah besar,
lebih stabil, takaran penggunaannya lebih sedikit, dan biasanya tahan lebih lama,
sedangkan kelemahan zat adiktif sintesis adalah dapat menimbulkan risiko penyakit
2. Berdasarkan fungsinya jenis zat adiktif yang boleh digunakan untuk makanan
pemanis dan pewarna. Pemanis merupakan bahan yang ditambahkan pada makanan
dan minuman untuk membarikan rasa manis atau dapat membantu mempertajam
penerimaan terhadap rasa manis pada makanan dan minuman. Fungsi dari bahan
pemanis antara lain meningkatkan cita rasa dan aroma, memperbaiki sifat-sifat fisik,
bagi tubuh.
Pemanis alami merupakan pemanis yang terbuat dari tumbuh dan hasil hewan.
Contoh dari pemanis alami antara lain sukrosa, glukosa, dan fruktosa, sedangkan
glukosa dan sukrosa dapat diperoleh baik dalam bentuk gula pasir, gula jawa atau
gula kelapa (Ika kurniawati, 2009:11). Dan pada fruktosa dapat ditemukan di
tanaman, terutama pada madu, pohon buah, bunga, beri dan sayuran
yang dimaksud dengan pemanis buatan merupakan bahan tambahan makanan yang
dapat menyebabkan rasa manis pada makanan, yang tidak atau hampir tidak
mempunyai nilai gizi. Jenis pemanis buatan sangat bermacam-macam, antara lain
sakarin, siklamat, aspartam, dulsin, sorbitol sintetis, asesulfam K, dan masih banyak
lagi. Namun tidak semua pemanis buatan diperbolehkan penggunaannya di
Indonesia.
batas aman penggunaan Permenkes Nomor 722 adalah sakarin (80 – 5.000 mg/kg
produk), siklamat (100-2.000 mg/kg produk), aspartam (500 – 5.500 mg/kg produk),
dan memperbaiki warna, dan atau suatu pigmen yang berasal dari sayuran, hewan,
mineral atau sumber lain yang bila ditambahkan pada makanan obat dan kosmetik
dapat memberikan warna tertentu (Depkes RI, 1985). Berdasarkan sumbernya ada
dua jenis zat pewarna yaitu zat pewarna alami dan zat pewarna buatan.
dari bahan bahan alami baik nabati, hewani, ataupun mineral (Ika Kurniawati,
2009:27). Beberapa pewarna alami yang banyak dikenal dan digunakan masyarakat
seperti kunyit membuat warna kuning, daun suji dan pandan untuk warna hijau, gula
merah untuk warna coklat, daun jati atau cabai untuk menghasilkan warna merah.
Sedangkan bahan pewarna sintetik merupakan bahan pewarna buatan yang dapat
Berikut adalah beberapa jenis pewarna sintetis atau buatan antara lain
tartrazin :
4. Tartrazin
Tartrazin merupakan pewarna makanan sistesis yang berwarna kuning.
Menurut Retno Lestari (2012), yang dimaksud tartrazin merupakan pewarna kuning
menghasilkan warna lain selain kuning lemon, tartrazin dapat dicampurkan dengan
biru brilian atau brilliant blue. Menurut PERMENKER RI Batas penggunaan yang
tidak menimbulkan bahaya jika dikonsumsi manusia yaitu 30 – 300 mg batas per kg
makanan, dan 0 – 7,5 mg batas ADI per kg berat badan. Efek samping dari
sepuluh ribu orang. Selain itu tartrazine menimbulkan efek samping langsung seperti
urtikaria (ruam kulit), rinitis (hidung meler), asma, purpura (kulit lebam) dan
anafilaksis sistemik (shock). Intoleransi ini tampaknya lebih umum pada penderita
5. Ponceau 4R
produk, termasuk selai, kue, agar-agar dan minuman ringan. Ponceau 4R berpotensi
memicu hiperaktivitas pada anak dan dapat menimbulkan alergi terhadap salisilat
menurunkan untuk penggunaan ponceau 4R dari 4 mg/kg menjadi 0,7 mg/kg berat
Norwegia, dan Finlandia, dan saat ini tercatat sebagai zat yang dilarang oleh US
Food and Drug Administration (FDA) namun di Indonesia penggunaannya saat ini
masih diperbolehkan.
6. Eritrosin
cherry-pink, biasanya digunakan sebagai pewarna makanan. Zat pewarna ini berupa
tepung coklat, larutannya dalam alkohol 95% menghasilkan warna merah, sedangkan
larutannya dalam air berwarna merah cherry. Batasan penggunaan yang tidak
RI per kg makanan, dan 0 – 0,6 mg batas ADI per kg berat badan. Mengonsumsi
eritrosin dalam dosis tinggi dapat bersifat kasinogen. Selain itu juga dapat
mengakibatkan reaksi alergi seperti nafas pendek, dada sesak, sakit kepala, dan iritasi
7. Karmoisin.
merah segar pada makanan dan minuman. Karmoisin tidak boleh dikonsumsi secara
berlebihan, karena dapat menyebabkan alergi pada kulit dan mengaktifkan sel-sel
berat badan.
8. Biru berlian.
Biru berlian (Brilliant Blue FCF) merupakan bahan pewarna yang dapat diberikan
pada makanan dan substansi lainnya untuk mengubah warna menjadi biru. Jika
dikonsumsi secara berlebihan dan dalam jangka waktu yang lama secara terus-
menerus akan menyebabkan sel-sel kanker. Batas aman penggunaan yaitu 50 – 200
mg/ kg makanan. Bila pewarna ini dilarutkan dalam air dan akan menghasilkan