Anda di halaman 1dari 45

PROSES

MENULIS
POKOK BAHASAN
• Hakikat menulis
• Penalaran dalam menulis
• Langkah-langkah menulis
• Karangan narasi, deskripsi,
eksposisi, argumentasi, persuasi
1. HAKIKAT MENULIS
 Menulis: penulis, pembaca, pesan, media
 Manfaat: cerdas, kreatif, berani, pandai
 Mitos menulis:
- menulis gampang
- penguasaan mekanis sebagai inti
- menulis sekali jadi
- tak suka dan tak bisa menulis: bisa mengajar
 Hubungan menulis dg ket. Berbahasa lain
2. PENALARAN
• Penalaran: proses berpikir yang
sistematis dan logis untuk memperoleh
kesimpulan
• Jenis: induktif-khusus ke umum, deduktif-
umum ke khusus
• Penalaran induktif:
- Generalisasi: menyimpulkan dari
beberapa gejala/peristiwa
- Analogi: menyimpulkan dari dua
gejala/peristiwa yang mirip
- Kausalitas: menyimpulkan dari hub.
sebab-akibat, akibat-sebab
• Penalaran deduktif:
- Silogisme : Kesimpulan dari dua
proposisi yang berlainan (mayor dan
minor). Ada tiga silogisme: kategorial,
kondisional, dan alternatif.
- Entimem: Pemendekatan dari silogisme
demi kepraktisan.
3. SALAH NALAR
Salah Nalar: kekeliruan menyimpulkan sebagai akibat kesalahan
proses berpikir. Salah nalar dipengaruhi oleh: emosional,
kecerobohan, ketidaktahuan.
Macam salah nalar:
• Generalisasi terlalu luas: kesimpulan dari data yang kurang, ada 2:
sepintas (data kurang) dan apriori (emosional).
• Kerancuan analogi: kesimpulan dari analogi yang salah
• Kekeliruan kausalitas: kesimpulan dari sebab-akibat yang salah
• Kesalahan relevansi: Kesimpulan tanpa bukti, data, alasan:
Penyebabnya: mengabaikan persoalan, menyembunyikan
persoalan, dan kurang memahami persoalan.
• Penyandaran terhadap prestise seseorang: mengikuti kesimpulan
orang (berpengaruh) tanpa mengetahui dasarnya (taklid buta)
3. LANGKAH MENULIS
• Tiga tahap kegiatan mengarang: (1)
prapenulisan, (2) penulisan, dan (3)
pascapenulisan.
• Prapenulisan meliputi tiga hal: (1) penentuan
topik, (2) perumusan tujuan, dan penyusunan
rancangan karangan.
• Syarat topik: bermanfaat (sesuai kebutuhan
pembaca, penting, mempengaruhi orang
banyak), menarik (aktual, penting, luar biasa),
dan fisibel (dikuasai, tersedia referensi, cakupan
terbatas dan jelas).
• Tujuan karangan ada dua: (1) tujuan
umum yang akan menentukan jenis
karangan (menjelaskan … = eksposisi,
menceritakan … = narasi, dsb.), (2) tujuan
khusus yang berhubungan dengan topik
dan penjabarannya (menjelaskan hakikat
patriotisme, menjelaskan karakteristik
Gerakan Pramuka, menjelaskan cara
menumbuhkembangkan jiwa patriotisme
dalam Gerakan Pramuka). Tujuan khusus
juga sebagai tempat bergantungnya
amanat yang akan disampaikan penulis.
• Topik berbeda dengan tema dan judul.
• Tema = gagasan dasar, sentral, jiwa karangan, tempat
bergantungnya topik.
• Topik = hal pokok yang akan disampaikan, perlu
dijabarkan menjadi rincian pokok materi, berhubungan
dengan luas-sempitnya cakupan materi, sebagai bahan
merumuskan judul dan tujuan karangan.
• Judul = nama karangan, mencerminkan isi karangan,
alat untuk merangsang pembaca, perlu disajikan secara
singkat, dirumuskan dalam bentuk frase.
• Tema = patriotisme
• Topik = menumbuhkan jiwa patriotisme
• Judul = Pramuka dan Jiwa Patriotisme
• Rancangan karangan berupa penyusunnan
kerangka karangan. Kerangka karangan =
kerangka tulis yang menggambarkan butir-butir
isi karangan dalam tatanan yang sistematis .
• Kerangka karangan menggambarkan organisasi
isi karangan dan hubungan antar butir isi
karangan.
• Fungsi kerangka karangan: sebagai penentu
arah kegiatan mengarang, menuntut pola kerja
agar tidak terjadi pengulangan yanhg mubadzir,
memungkinkan menyisipkan bahan baru,
memungkinkan bekerja secara fleksibel.
• Bentuk kerangka karangan ada dua: (1)
kerangka topic = kerangka karangan yang butir-
butirnya berupa kata atau frase yang menjadi
pokok bahasan. (2) kerangka kalimat =
kerangka karangan yang butir-butirnya berupa
kalimat topic yang akan dijabarkan menjadi
kalimat utama dalam paragraf.
• Kerangka topik biasanya digunakan untuk
keperluan penulisan karya ilmiah, sedangkan
kerangka kalimat digunakan untuk keperluan
penulisan karangan sederhana dalam beberapa
halaman.
4. PENGEMBANGAN PARAGRAF
• Paragraf (bhs. Indonesia) dipungut dari paragraph(bhs
Inggris) yang berasal dari bahasa Yunani, para =
sebelum dan grafein = menulis, menggores. Jadi
paragraf pada mulanya merupakan tanda (¶) sebelum
menulis gagasan baru dalam sebuah karangan.
• Alenia (bhs. Indonesia) dipungut dari alenia (Bhs.
Belanda) yang berasal dari bahasa Latin a lenia = mulai
dari baris baru.
• Paragraf dan alenia dalam bahasa Indonesia mengacu
pada hal yang sama yakni bagian karangan yang berupa
untaian kalimat yang terstruktur yang berisi gagasan
dasar dan gagasan pengembang.
Syarat paragraf yang baik:
• kesatuan = hanya memiliki satu gagasan utama
• pengembangan = gagasan utama harus dikembangkan ke
dalam beberapa kalimat pengembang. Secara kuantitatif:
minimal 2 kalimat pengembang, secara kualitatif: gagasan
utama dijelaskan secara lengkap.
• Pengembangan paragraph dikatakan gagal bila: (1) hanya
berisi kalimat-kalimat pengembang, (2) hanya berisi
gagasan utama.
• padu (koheren) = antar kalimat memiliki hubungan
semantik/makna yang padu/saling menunjang
• kompak (kohesif) = antar kalimat memiliki hubungan bentuk
yang kompak, baik secara struktural maupun secara
leksikal. Hubungan structural ditandai dengan penggunaan
konjungsi/kata sambung antar kalimat (oleh karena itu,
selanjutnya, jadi, dsb). Hubungan leksikal ditandai dengan
hubungan referensial (Budi = dia = nya = laki-laki itu).
• Jenis paragraf berdasarkan ada tidaknya kalimat
utama dapat dikelompokkan menjadi dua, yakni
paragraf yang memiliki kalimat utama dan
paragraf yang tidak memiliki kalimat utama.
• Paragraf yang memiliki kalimat utama: paragraf
deduktif yang memiliki kalimat utama diawal
paragraf, paragraf induktif yang memiliki kalimat
utama di akhir paragraf, dan paragraf campuran
yang memiliki kalimat utama di awal paragraf
dan ditegaskan lagi pada akhir paragraf.
• Paragraf yang tidak memiliki kalimat utama:
paragraf deskriptif dan paragraf naratif.
• Pengembangan paragraf dapat dilakukan secara
eksternal dan internal. Pengembangan eksternal
merupakan cara pengembangan topik menjadi paragraf-
paragraf yang saling berhubungan, baik hubungan
setara maupun bertingkat.
• Pengembangan paragraf secara internal dilakukan
dengan mengembangan gagasan utama menjadi
gagasan-gagasan penjelas dalam sebuah paragraf.
Pengembangan paragraf secara internal dilakukan
dengan cara: rincian fakta, pemberian contoh,
pengembangan definisi luas, pemberian ilustrasi,
penjelasan/eksplanasi, pemberian rincian, pemberian
analogi, pengembangan sebab-akibat atau akibat-sebab,
dsb.
5. PENYUSUNAN KARANGAN
• Penyusunan karangan: menyusun karangan utuh
berdasarkan kerangka karangan yang telah
dikembangkan.
• Dua tahap penyusunan karangan: tahap penulisan dan
tahap penyuntingan.
• Langkah penulisan draf karangan: (1) membaca semua
kartu catatan, (2) menganalisis, membandingkan,
mempertimbangkan bahan/referensi, (3) mencocokkan
bahan/referensi dengan kerangka karangan, (4)
mengelompokkan bahan/referensi dan mengurutkan
materi/referensi sesuai dengan karakteristik kerangka
karangan, dan (5) menuliskan draf dengan
memperhatikan keluasan cakupan, kedalaman,
ketajaman pembahasan, dan kaidah pengutipan referensi.
• Penyajian materi dilakukan secara verbal
dan dapat dilengkapi dengan penyajian
visual (table, diagram, gambar, dll).
• Penyajian visual berfungsi untuk
pelengkap penjelasan verbal, menjadi
bagian yang terintegrasi dengan
penjelasan verbal, atau sebagai ilustrasi.
• Penyuntingan karangan dilakukan pada 4
aspek: isi, bahasa, ejaan & tanda baca,
dan teknis penulisan.
• Kriteria penyuntingan aspek isi: sistematika &
kelogisan, kelengkapan, ketepatan, dan
kecukupan isi.
• Kriteria penyuntingan aspek bahasa: ragam
bahasa, ketepatan & kesesuaian pilihan kata,
kefektifan kalimat.
• Kriteria ejaan & tanda baca: ejaan:
pemenggalan kata, penggunaan huruf capital,
penggunaan huruf miring, penulisan kata
serapan dan kata ulang, serta berbagai ragam
tanda baca (titik, koma, titik dua, titik koma,
tanda hubung, tanda pisah, dll).
6. KARANGAN NARASI
• Narration (Inggris)= ‘cerita’
• Pengertian: Bentuk karangan yang
menyajikan serangkaian peristiwa yang
dialami pelaku secara kronologis.
• Tujuan: Memberi informasi, wawasan,
pengetahuan melalui cerita dan
memberikan pengalaman estetis kepada
pembaca.
Lanjutan narasi
Ciri khas narasi:
• Penuturan/penceritaan
• Mengandung unsur 5W1H
• Kronologis/alur
Jenis Narasi
• Narasi informasional (pengetahuan,
faktual, rasional, informastif, bahasa
denotative)
• Narasi artistik (menyampaikan amanat,
timbulkan daya khayal, mungkin ada
pelanggaran penalaran, bahasa
figurative/konotatif)
Langkah-langkah menulis narasi
– Menentukan tema dan amanat
– Menetapkan sasaran/ pembaca
– Menetapkan peristiwa-peristiwa utama dalam
bentuk skema alur
– Membagi peristiwa utama secara logis dan wajar
menjadi : awal, perkembangan, dan akhir
– Menguraikan secara detail setiap peristiwa utama
– Menentukan tokoh, perwatakan, latar, dan sudut
pandang,
Komponen Narasi
• Komponen narasi: alur/plot (dirinci menjadi
pengenalan, timbulnya konflik, memuncaknya
konflik, klimaks, pemecahan/penyelesaian.
• Bagian-bagian alur tersebut dapat disajikan
dengan alur maju, mundur, campuran),
penokohan & perwatakan, latar, sudut pandang
(narrator serba tahu, narrator bertindak objektif,
narrator aktif sebagai pelaku, narrator sebagai
peninjau.
Pengembangan narasi:
• (1) penyusunan detail dalam urutan waktu,
tempat, atau adegan dan
• (2) penggunaan deskripsi, eksposisi, dan
dialog.
11. KARANGAN DESKRIPSI
• describere (Latin): ‘menggambarkan,
memerikan”
• Pengertian: bentuk karangan yang
melukiskan sesuatu sesuai dengan
keadaan sebenarnya, sehingga pembaca
dapat mencitrai (melihat, mendengar,
mencium, merasakan) apa yang dilukiskan
itu sesuai dengan citra penulisnya.
Tujuan dan Ciri Deskripsi
• Tujuan: untuk menghidupkan kesan dan
daya khayal pembaca
• Ciri khas:
- Pencitraan indrawi (lihat, dengar, cium,
raba, rasa)
- Bahasa figurative dan estetis
- Pengolahan rasa
Jenis Deskripsi
• Deskripsi orang (keadaan fisik, keadaan
sekitar, watak/tingkah perbuatan, gagasan
tokoh)
• Deskripsi tempat (pelukisan secara logis,
rinci, teratur, Cara melukiskan tempat:
memperhatikan suasana hati, relevansi
dengan detail, urutan penyajian)
Langkah-langkah menulis deskripsi
• Menentukan objek (orang/ tempat)
• Menentukan tujuan (sebagai alat bentu
karangan narasi, eksposisi, argumentasi,
persuasi)
• Menetapkan bagian/detail objek yang
akan dideskripsikan
• Memerinci dan menyusun sistematika
pendeskripsian dengan menggunakan
pendekatan yang sesuai
Pendekatan Deskripsi
• Ekspositoris (memberikan
informasi/keterangan secara detail sesuai
keadaan yang sebenarnya),
• Impresionistik (menggambarkan keadaan
dengan pencitraan dan pengolahan rasa untuk
mendapatkan tanggapan emosional pembaca),
menurut sikap pengarang (penulis menentukan
sikap batin/emosi terhadap suatu objek
berdasarkan sudut pandang penulis. Semua
detail dan perincian diupayakan untuk
membantu sikap batin/emosi penulis).
12. ARGUMENTASI

• Argumentation: alasan
• Tujuan: meyakinkan pembaca terhadap sebuah opini/pendapat
dengan memberikan argumentasi, bentuknya bisa membantah,
mempengaruhi keyakinan, memecahkan masalah, atau
mendiskusikan
• Objek argumentasi yang penting: problem/masalah, pemecahan
masalah/opini, alasan
• Ciri penting: adanya kekuatan argumentasi: bukti empiris (hasil
penelitian), dukungan teoretis (pendapat ahli), penjelasan logis
(penalaran), pengalaman praktis (kenyataan)
• Langkah-langkah: (1) menentukan topic, (2) merumuskan tujuan, (3)
menyusun kerangka karangan, (4) mengembangkan karangan
• Teknik pengembangan karangan: deduktif dan induktif
13. PERSUASI
• To persuade: membujuk
• Tujuan: mempengaruhi orang lain
• Objek: perubahan sikap/tindakan orang lain
• Isi: paparan berdaya tajuk, ajuk, dan himbau
• Cara: membujuk, merajuk, menghimbau dengan
kekuatan argumentasi dan manipulasi, emosional
• Ciri khas: permohonan, permintaan, perintah, ajakan,
rayuan, manipulasi
• Alat pengembang persuasi: (1) bahasa: uraian verbal
secara logis, (2) nada: sikap penulis yang mendominasi,
(3) detail: pemberian rincian secara detail, (4)
pengorganisasian materi yang sistematis, (4)
penggunaan kewenangan/kekuasaan
14. EKSPOSISI
• Exposition: membuka
• Tujuan: memberitahukan, mengupas, menguraikan,
menerangkan, …
• Objek: fakta, hasil analisis, konsep, teori, petunjuk, langkah-
langkah kerja, struktur, mekanisme
• Cara: penjelasan verbal dibantu gambar
• Ciri khas: logis, sistematis, komprehensif dan mendalam,
tanpa pretense/tidak memihak/lempang
• Langkah-langkah: (1) menentukan topic, (2) merumuskan
tujuan, (3) menyusun kerangka karangan, (4)
mengembangkan karangan
• Cara mengukur kualitas kerangka karangan: (1) tujuan
terekspos, (2) informasi lengkap, (3) hubungan antar hal jelas,
(4) pola pengembangan logis dan sistematis, (5) uraian rinci
Teknik pengembangan
eksposisi
– Identifikasi: sebutkan ciri-ciri/unsur
– perbandingan: persamaan dan perbedaan, dari yang
dikenal ke yang belum dikenal
– ilustrasi: pemberian contoh untuk mengkonkretkan
– klasifikasi: menjadi bagian-bagian dan kelompok-
kelompok: gunakan cirri menonjol, logis dan
sistematis, menyeluruh, selektif
– definisi: sinonim/definisi nominal, penjelasan/definisi
formal, definisi luas (uraian menyeluruh)
– analisis: memecah-mecah menjadi bagian-bagian.
Jenis analisis: proses-tahap-tahap yang berurutan,
sebab-akibat, bagian-bagian/rincian, fungsional-kaitan
antar bagian dengan fungsi
RUBRIK NARASI FAKTUAL
• ISI
1. Kesesuaian isi dengan topik
2. Ketuntasan pembahasan
3. Daya tarik judul

• KARAKTER KARANGAN
1. Kelengkapan unsur (5W1H)
2. Kualitas nilai berita
3. Penggarapan lead
4. Kronologis penyajian

• BAHASA
1. Ejaan dan tanda baca
2. Diksi dan kalimat efektif
RUBRIK DESKRIPSI
• ISI
1. Kesesuaian isi dengan topik
2. Ketuntasan pembahasan
3. Daya tarik judul

• KARAKTER KARANGAN
1. Penggunaan penginderaan
2. Pengembangan imajinasi
3. Penggunaan gaya bahasa

• BAHASA
1. Ejaan dan tanda baca
2. Diksi dan kalimat efektif
RUBRIK ARGUMENTASI
• ISI
1. Kesesuaian isi dengan topik
2. Ketuntasan pembahasan
3. Daya tarik judul

• KARAKTER KARANGAN
1. Penggalian masalah
2. Ketepatan pemecahan masalah
3. Kekuatan argumentasi

• BAHASA
1. Ejaan dan tanda baca
2. Diksi dan kalimat efektif
RUBRIK EKSPOSISI
• ISI
1. Kesesuaian isi dengan topik
2. Ketuntasan pembahasan
3. Daya tarik judul

• KARAKTER KARANGAN
1. Kejelasan penyajian
2. Kebenaran fakta
3. Kenetralan sikap

• BAHASA
1. Ejaan dan tanda baca
2. Diksi dan kalimat efektif
DASAR CURAH GAGASAN
• Menulis = mencurahkan gagasan secara tertulis,
menyunting = mengoreksi, memperbaiki tulisan.
• Menulis tidak boleh sambil menyunting!!!
• Menulis hendaknya merupakan kerja otak kiri
dan otak kanan secara seimbang
• Otak kiri: logika, kaidah kebahasaan, teknik
penulisan
• Otak kanan: minat dan motivasi, cinta, gairah,
emosi, spontanitas
Curah Gagasan I
• Tujuan = melatih kecepatan dan spontanitas
mengungkapkan gagasan
• Cara:
1. Tentukan target (30 kata/1 menit)
2. Ciptakan situasi yang kondusif
3. Siapkan fisik dan mental
4. Mulai menulis dan terus menulis
5. Hentikan menulis pada waktu yang telah
ditentukan
6. Hitung berapa kata, kalimat, atau paragraf
Curah Gagasan II
• Tujuan = melatih kecepatan, spontanitas, dan
pengembangan logika
• Cara:
1. Tentukan tema dan outline
2. Tentukan target kecepatan (30 kata/menit)
2. Ciptakan situasi yang kondusif
3. Siapkan fisik dan mental
4. Mulai menulis dan terus menulis sampai tuntas
5. Hentikan menulis pada waktu yang telah
ditentukan
6. Hitung berapa kata, kalimat, atau paragraf
7. Hitung berapa waktu yang dibutuhkan
Curah Gagasan III
• Tujuan = melatih kecepatan, spontanitas, pengembangan logika,
dan kecermatan berbahasa
• Cara:
1. Tentukan tema dan outline
2. Tentukan target kecepatan (30 kata/menit)
3. Tentukan karakter karangan
2. Ciptakan situasi yang kondusif
3. Siapkan fisik dan mental
4. Mulai menulis dan terus menulis sampai tuntas
5. Hentikan menulis pada waktu yang telah
ditentukan
6. Hitung berapa kata, kalimat, atau paragraf
7. Hitung berapa waktu yang dibutuhkan
8. Lakukan penyuntingan bahasa dan isi
9. Tulis ulang karangan
KERJA OTAK MNS

KANAN KIRI
• EMOSIONAL • LOGIKA/NALAR
• KETERAMPILAN • KRITIS
• SPONTANITAS • KOGNITIF
• SENI • KAIDAH
• NORMA KEBAHASAAN
• KAIDAH TATATULIS
CURAH GAGASAN I
• Kecepatan menulis
• Aktivitas menulis
• Target minimal 300 kata/10 menit

• No nama nim 165, 179, 250, dst. R=


T=
CURAH GAGASAN II
• Kecepatan (minimal 300 kata/10 menit)
• Logika/penalaran

• Langkah:
1. merencanakan karangan (tema, topik, pikiran utama)
2. kerangka karangan
3. mengumpulkan referensi
4. menulis: Ketuntasan pengungkapan gagasan
Waktu yang digunakan
Menghitung kecepatan menulis
Menyunting isi (logika)
PETA KONSEP/JARING LABA-
LABA
• TOPIK: DISUKAI, DIKUASAI,
BERMANFAAT
• KEMBANGKAN TOPIK MENJADI
PIKIRAN UTAMA.
• KERANGKA KARANGAN

Anda mungkin juga menyukai