Anda di halaman 1dari 27

PENDAPATAN DAN GIZI

Pendapatan
Pendapatan Keluarga adalah jumlah pendapatan tetap
dan sampingan dari kepala keluarga, ibu, dan anggota
keluarga lain dalam 1 bulan dibagi jumlah seluruh
anggota keluarga yang dinyatakan dalam rupiah per
kapita per bulan
Sumber-sumber pendapatan keluarga didapatkan dari
upah, gaji, imbalan, industri rumah tangga, dan
pertanian pangan/non pangan.
kekayaan berbeda dengan Pendapatan.
kekayaan : kepemilikan saham asset.
Pendapatan merupakan aliran daya beli.
Kekayaan mewakili kapasitas yang lebih
permanen dalam jangka panjang.
Pendapatan : kapasitas dalam jangka pendek.
Kekayaan dan pendapatan berkorelasi positif,
pendapatan yang diinvestasikan dapat menjadi
kekayaan.
Kekayaan dapat menjadi sumber penghasilan.
 keluarga dg penghasilan lebih dapat menambah
kekayaan, dan keluarga dg kekayaan lebih dapat
memperoleh tambahan pendapatan
Data ekonomi keluarga meliputi:
a) Pekerjaan (pekerjaan utama, misalnya pekerjaan
pertanian, dan pekerjaan tambahan, misalnya pekerjaan
musiman).
b) Pendapatan keluarga (gaji, upah, imbalan, industri
rumah tangga, pertanian pangan/non pangan, dan
hutang).
c) Kekayaan yang terlihat seperti tanah, jumlah ternak,
mobil, motor, dan lainlain).
d) Pengeluaran/anggaran (pengeluaran untuk makanan,
pakaian, listrik, pendidikan, minyak/bahan bakar,
transportasi, rekreasi, dan lain-lain).
e) Harga makanan yang tergantung pada pasar dan
variasi musim.
Distribusi pendapatan
Ketidakmerataan distribusi pendapatan merupakan
inti permasalahan pembangunan
Pendekatan masalah distribusi pendapatan dan
kemiskinan adalalah dengan memakai kerangka
kemungkinan produksi (production Possibility
Framework), kurva lorenz dan koefisien gini
Kurva kemungkinan Produksi
Produksi dalam suatu daerah atau negara dibedakan
menjadi dua kelompok barang, yaitu barang kebutuhan
pokok (makanan, minuman,pakaian dan perumahan)
serta yang kedua barang mewah.
Dengan asumsi semua faktor produksi telah
dimanfaatkan secara penuh
Permasalahannya adalah bagaimana menentukan
kombinasi barang yang diproduksi dan bagaimana
masyarakat menentukan pilihannya.
Sumbu vertikal : jumlah produksi barang mewah,
sumbu horizontal : jumla h produksi barang
kebutuhan pokok.
Kurva kemungkinan produksi merupakan kedudukan
titik-titik kombinasi kedua barang yang diproduksi
secara maksimum.
Titik A lebih banyak barang mewah yang diproduksi
bila dibadingkan dengan kebutuhan pokok.
Titik B lebih sedikit barang mewah dihasilkan untuk
masyarakat dibandingkan dengan barang kebutuhan
pokok.
Negara dg pendapatan perkapita rendah mungkin
tidak merata distribusi pendapatannya, semakin besar
pengaruh preferensi konsumsi golongan kaya
terhadap pola produksi dan permintaan agregat.
Walaupun golongan kaya hanya kelompok kecil dalam
masyarakat, namun dengan kekuatan daya belinya
mereka mampu mempengaruhi pola produksi
sehinggga mengarah ke barang mewah.
Jika distribusi pendapatan lebih merata, pola
permintaan akan lebih mendorong produksi kearah
barang kebutuhan pokok dan selanjutnya dapat
mengurangi kemiskinan dan tingkat hidup
masyarakat.
Kurva lorenz
Jumlah pendapatan digambarkan pada sumbu horizontal,
tidak dalam angka mutlak tetapi dalam persentase
kumulatif.
Sumbu vertikal menunjukkan pangsa pandapatan yang
diterima oleh masing-masing persentase jumlah
penduduk.
Garis diagonal tersebut menunjukkan persentase
pendapatan yang diterima sama persis dengan persentase
penerima pendapatan atau kemerataan sempurna
Titik tengah diagonal menunjukkan 50% pendapatan
diterima oleh 50 persen jumlah penduduk
Semakin jauh kurva Lorenz tersebut dari garis
diagonal (kemerataan sempurna), semakin tinggi
derajat ketidakmerataannya .
Keadaan yang paling ekstrim dari ketidakmerataan
sempurna, adalah keadaan dimana seluruh
pendapatan hanya diterima oleh satu orang,
ditunjukkan oleh berhimpitnya kurva Lorenz tersebut
dengan sumbu horizontal bagian bawah dan sumbu
vertikal sebelah kanan.
Koefisien gini
Koefisien Gini atau Indeks Gini merupakan indikator
yang menunjukkan tingkat ketimpangan pendapatan
secara menyeluruh.
Nilai Koefisien Gini berkisar antara 0 hingga 1.
Koefisien Gini bernilai 0 menunjukkan adanya
pemerataan pendapatan yang sempurna, atau setiap
orang memiliki pendapatan yang sama.
Rumus koefisien gini rasio

•GR : Koefisien Gini (Gini Ratio)


•Pi : frekuensi penduduk dalam kelas pengeluaran ke-i
•Fi : frekuensi kumulatif dari total pengeluaran dalam kelas pengeluaran ke-i
•Fi-1 : frekuensi kumulatif dari total pengeluaran dalam kelas pengeluaran ke (i-1)
Ide dasar perhitungan koefisien Gini sebenarnya
berasal dari upaya pengukuran luas suatu kurva yang
menggambarkan distribusi pendapatan untuk seluruh
kelompok pendapatan. Kurva tersebut dinamakan
kurva Lorenz yaitu sebuah kurva pengeluaran
kumulatif yang membandingkan distribusi dari suatu
variabel tertentu (misalnya pendapatan) dengan
distribusi uniform (seragam) yang mewakili persentase
kumulatif penduduk.
Guna membentuk koefisien Gini, grafik persentase
kumulatif penduduk (dari termiskin hingga terkaya)
digambar pada sumbu horizontal dan persentase
kumulatif pengeluaran (pendapatan) digambar pada
sumbu vertikal
Gini rasio : menghitung luas daerah antara garis
diagonal (kemerataan sempurna) dengan kurva
Lorenz dibandingkan dengan luas total dari separuh
bujur sangkar dimana terdapat kurva Lorenz
koefisien Gini ditunjukkan oleh perbandingan antara
daerah yang diarsir A dengan luas segitiga BCD.
 daerah arsir A
Koef gini = -----------------
 luas BCD
Koefisien Gini : ukuran ketidakmerataan agregat dan
nilainya terletak antara 0 (kemerataan sempurna)
sampai 1 (ketidakmerataan sempurna).
bila pendapatan didistribusikan secara merata dengan
sempurna, maka semua titik akan terletak pada garis
diagonal. Artinya, daerah yang diarsir akan bernilai nol
karena daerah tersebut sama dengan garis diagonalnya.
Dengan demikian angka koefisiennya sama dengan
nol. Sebaliknya, bila hanya satu pihak saja yang
menerima seluruh pendapatan, maka luas daerah yang
diarsir akan sama dengan luas segitiga, sehingga
Koefisien Gini bernilai satu.
Nilai Koefisien Gini
ketidakmerataan tinggi berkisar antara 0,50 – 0,70;
Ketidakmerataan sedang berkisar antara 0,36 – 0,49;
Ketidakmerataan rendah berkisar antara 0,20 - 0,35.
Hubungan pendapatan dan konsumsi
konsumsi sangat dipengaruhi oleh pendapatan Jika
pendapatan meningkat, maka konsumsi juga akan
meningkat.
Menurut Keynes ada batas konsumsi minimal yang
tidak tergantung pada pendapatan. Artinya tingkat
konsumsi itu harus dipenuhi, walaupun tingkat
pendapatan sama dengan nol.
Pendapatan dan konsumsi akan suatu barang sangat
erat keterkaitannya, hal ini dapat dilihat dengan
menggunakan kurva engel.
Hukum Engel menyatakan bahwa rumah tangga yang
mempunyai upah atau pendapatan rendah akan
mengeluarkan sebagian besar pendapatannya untuk
membeli kebutuhan pokok. Sebaliknya, rumah tangga
yang berpendapatan tinggi akan membelanjakan
sebagian kecil saja dari total pengeluaran untuk
kebutuhan pokok.
Melalui kurva engel dapat dilihat dari dua sisi barang,
barang normal dan barang inferior.
 Kurva engel makanan Kurva engel diatas
menggambarkan hubungan pendapatan (B) dan
jumlah konsumsi makanan (X) adalah positif, terlihat
dari slopenya yang diagonal dari kiri bawah ke kanan
atas. Ketika terjadi kenaikan pendapatan (B1) maka
konsumsi akan makanan jumlahnya bertambah dari X
ke X1. Kurva engel ini menunjukkan bahwa kategori
makanan merupakan barang normal dimana ketika
terjadinya peningkatan pendapatan masyarakat maka
peningkatan akan konsumsi makanan pun ikut
meningkat
Hubungan pendapatan dan gizi
Faktor yang berperan dalam menentukan status gizi
seseorang adalah tingkat pendapatan keluarga, atau
daya beli keluarga.
Kemampuan keluarga untuk membeli bahan makanan
tergantung pada besar kecilnya pendapatan keluarga,
harga bahan makanan itu sendiri, serta tingkat
pengolahan sumber daya lahan dan pekarangan.
Keluarga kurang mampu kemungkinan besar akan
kurang dapat memenuhi kebutuhan makanannya,
terutama untuk memenuhi kebutuhan zat gizi dalam
tubuhnya .
Pendapatan keluarga dapat menentukan pola makan.
Orang dengan tingkat pendapatan rendah biasanya akan
membelanjakan sebagian besar pendapatannya untuk
makanan.
Orang dengan tingkat ekonomi tinggi akan berkurang
belanja makanan, karena sudah merasa tercukupi
kebutuhan makanan sehingga lebih banyak dialihkan
untuk keperluan selain membeli makanan.
pendapatan merupakan faktor paling menentukan
kualitas dan kuantitas hidangan. Semakin banyak
mempunyai uang, berarti semakin baik makanan yang
diperoleh.
Semakin tinggi penghasilan, semakin besar pula
persentase dan penghasilan, tersebut untuk membeli
buah, sayuran, dan beberapa jenis makanan lainnya.
Kemiskinan penyebab gizi kurang menduduki posisi
pertama pada kondisi yang umum. Hal ini harus mendapat
perhatian serius karena keadaan ekonomi ini relatif mudah
diukur dan berpengaruh besar pada konsumsi pangan.
Hasil penelitian :
1. remaja dengan tingkat ekonomi rendah lebih pendek dan
lebih kurus dibandingkan dengan remaja dari kelompok
ekonomi menengah dan tinggi, dan hasil pengukuran
antropometri pada remaja kelompok ekonomi menengah
sama dengan remaja dari kelompok ekonomi tinggi.
2. anak-anak prasekolah yang berasal dari keluarga
berpenghasilan rendah memiliki prevalensi tinggi untuk
kelebihan berat badan dan obesitas.

Anda mungkin juga menyukai