Anda di halaman 1dari 3

Memahami dan Mengamalkan Islam Secara Kaffah

Islam kaffah maknanya adalah : Islam secara menyeluruh, yang Allah ‘Azza wa Jalla perintahkan dalam
Al-Qur`an surat Al-Baqarah ayat 208. Perintah kepada kaum mu`minin seluruhnya. Allah ‘Azza wa Jalla
berfirman :

ِ ‫يَا أَيُّهَا الَّ ِذينَ آَ َمنُوا ا ْد ُخلُوا فِي الس ِّْل ِم كَافَّةً َواَل تَتَّبِعُوا ُخطُ َوا‬
ٌ ِ‫ت ال َّش ْيطَا ِن إِنَّهُ لَ ُك ْم َع ُدوٌّ ُمب‬
‫ين‬

[208/‫]البقرة‬

“Wahai orang-orang yang beriman, masuklah kalian kepada Islam secara kaffah (menyeluruh), dan
janganlah kalian mengikuti jejak-jejak syaithan karena sesungguhnya syaithan adalah musuh besar bagi
kalian.” [Al-Baqarah : 208]

Memeluk dan mengamalkan Islam secara kaffah adalah perintah Allah Subhanahu wa Ta’ala yang harus
dilaksanakan oleh setiap mukmin, siapapun dia, di manapun dia, apapun profesinya, di mana pun dia
tinggal, di zaman kapan pun dia hidup, baik dalam sekup besar ataupun kecil, baik pribadi atau pun
masyarakat.

Islam kaffah maknanya adalah Islam secara menyeluruh, dengan seluruh aspeknya, seluruh sisinya, yang
terkait urusan iman, atau terkait dangan dengan akhlak, atau terkait dengan ibadah, atau terkait dangan
mu’amalah, atau terkait dangan urusan pribadi, rumah tangga, masyarakat, negara, dan yang lainnya
yang sudah diatur dalam Islam. Ini makna Islam yang kaffah.

Islam secara kaffah sudah pernah dipahami dan diamalkan oleh generasi terbaik umat ini, yaitu generasi
para shahabat Nabi ridwanallahi ‘alahi jami’an baik secara zhahir maupun secara bathin.

- Secara zhahir : tampak dalam berbagai amalan mereka, baik dalam urusan ibadah, akhlak, maupun
muamalah.

- Secara bathin : yakni dalam keikhlasan, kebenaran dan kejujuran iman, dan takwa.

Semua itu telah diterapkan para shahabat Rasulullah Shallahu ‘alaihiwa Sallam di bawah bimbingan
langsung Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam secara berkesinambungan dari hari ke hari, dari tahun ke
tahun. Ayat demi ayat turun, surat demi surat turun untuk mereka dengan disampaikan dan diajarkan
langsung oleh Rasulullah Shallahu ‘alaihi wa Sallam kepada mereka. Ketika turun ayat tentang ibadah,
maka Rasulullah Shallahu ‘alaihi wa Sallam langsung mempraktekkan ayat tersebut, yakni
mempraktekkan bagaimana cara beribadah yang dimaukan dalam ayat tersebut. Ketika turun ayat
tentang iman, maka Rasulullah Shallahu ‘alaihi waSallam pun merinci makna yang terkait dengan iman
tersebut. Semua itu beliau lakukan dalam hadist- hadistnya, dalam keseharian bersama para sahabat.
Selama kurang lebih 23 tahun Rasulullah Shallahu ‘alaihi wa Sallam mendidik mereka di atas iman yang
kaffah, Islam yangkaffah, ibadah yang kaffah, sampai akhirnya turunlah ayat:

]3/‫يت لَ ُك ُم اإْل ِ سْاَل َم ِدينًا [المائدة‬


ُ ‫ض‬ ُ ‫ت لَ ُك ْم ِدينَ ُك ْم َوأَ ْت َم ْم‬
ِ ‫ت َعلَ ْي ُك ْم نِ ْع َمتِي َو َر‬ ُ ‫ْاليَوْ َم أَ ْك َم ْل‬

“ Pada hari ini telah Ku-sempurnakan untuk kalian agama kalian dan telah Ku-cukupkan kepada kalian
nikmat-Ku, dan telah Aku ridhai Islam itu jadi agama bagi kalian ” [Al-Ma'idah : 3] Ayat ini turun
menjelang wafatnya Rasulullah Shallahu ‘alaihi wa Sallam. Pada tanggal 9 Dzulhijjah ketika hajjatul
wada’ (haji penghabisan/perpisahan) Rasulullah Shallahu ‘alaihi wa Sallam. Ayat ini turun di padang
‘Arafah, yang kemudian para sahabat memahami bahwa Rasulullah Shallahu ‘alaihi wa Sallam akan
berpisah dengan turunnya ayat ini. Mereka bersedih bahwa wahyu sudah akan segera berakhir.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman : ”Pada hari ini telah Ku-sempurnakan agama kalian dan telah Aku
sempurnakan pula bagi kalian nikmat-Ku”, yakni nikmat Islam … sempurna pada hari itu “dan telah Aku
ridhai Islam itu jadi agama bagi kalian” Islam yang mana yang Allah ridhai? Islam dengan syari’at yang
mana yang telah Allah ridhai?

Jawabannya adalah : Islam ketika Rasulullah Shallahu ‘alaihi wa Sallam masih hidup menyampaikan ayat
demi ayat kepada para shahabatnya, difahamkan oleh Rasulullah Shallahu ‘alaihi wa Sallam kepada
mereka, kemudian difahami oleh para shahabat dan diamalkan oleh mereka, demikian terus sampai
turun ayat Al-Maidah : 3 ini. Itulah Islam kaffah, islam yang diridhai oleh Allah ‘Azzawa Jalla. Itulah
bentuk Islam yang Allah Subhanahu wa Ta’ala rela sebagai agama. Itulah bentuk pamahaman Islam yang
telah diridhai oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala. Yakni bentuk iman, bentuk ibadah, bentuk mu’amalah,
serta bentuk akhlak yang ada pada hari itu.

Keterkaitan masalah islam kaffah dengan umat dan kehidupan bernegara


Umat Islam sekarang ini sedang mengalami berbagai krisis dengan berbagai bentuknya. Mengalami
kemerosotan di berbagai bidang. Umat Islam mengalami kemerosotan dalam bidang ibadah,sehingga
setiap hari semakin banyak orang yang dengan terang-terangan tidak mau shalat. Semakin hari akhlaq
kaum muda-mudi muslimin dan muslimat semakin jauh dari bimbingan Islam,cenderung meniru dan
mengekor kaum kuffar. Begitu pula keamanan negeri kita semakin hari semakin tidak menentu, semakin
tidak jelas arahnya. Begitu juga masyarakat mengeluh terkait dengan perekonomian mereka. Terasa
setiap hari semakin sempit rezki atau perekonomian ummat ini tidak barakah, semakin hari kita
menyaksikan hal yang seperti ini. Dari sisi aqidah, kaum muslimin juga mengalami kemerosotan.
Semakin bermunculan berbagai aqidah yang bertentangan dengan aqidah Islam yang haq. Ahmadiyah
semakin berani, Syi’ahnya juga semakin terang-terangan menyebarkan kebatilannya. Komunis pun
berani sekarang, dan buku-buku komunissudah ada di toko-toko buku. Paham liberalisme juga seperti
itu,terus dijejelkan di tengah-tengah ummat ini kepada putra-putri muslimin.
Sungguh hanya Allah sajalah yang dapat memberikan jalan keluar bagi kita semuanya, bagi kaum
muslimin. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

‫َضى لَهُ ْم‬ ِ ْ‫ت لَيَ ْست َْخلِفَنَّهُ ْم فِي اأْل َر‬
َ ‫ض َك َما ا ْست َْخلَفَ الَّ ِذينَ ِم ْن قَ ْبلِ ِه ْم َولَيُ َم ِّكن ََّن لَهُ ْم ِدينَهُ ُم الَّ ِذي ارْ ت‬ ِ ‫َو َع َد هَّللا ُ الَّ ِذينَ آَ َمنُوا ِم ْن ُك ْم َو َع ِملُوا الصَّالِ َحا‬
]55/‫) [النور‬55( َ‫ك هُ ُم الفَا ِسقُون‬ ْ ُ
َ ِ‫َولَيُبَ ِّدلَنَّهُ ْم ِم ْن بَ ْع ِد َخوْ فِ ِه ْم أَ ْمنًا يَ ْعبُدُونَنِي اَل يُ ْش ِر ُكونَ بِي َش ْيئًا َو َم ْن َكفَ َر بَ ْع َد َذلِكَ فَأولَئ‬

“Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kalian dan mengerjakan amal-amal
yang shalih, bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di muka bumi,
sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa. Dan sungguh Dia akan
meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka. Dan Dia benar-benar akan
mengganti (keadaan) mereka, setelah mereka dalam ketakutan menjadi aman sentausa. Mereka tetap
beribadah kepada-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan Aku. Dan barangsiapa
yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik.” [An-Nur : 55]

Sifat Allah adalah (Laa yukhliful mii ‘aad) : Allah tidak pernah menyelisihi janji-Nya. Allah sungguh telah
berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kalian dan beramal shalih, yaitu:

Dia (Allah) pasti akan memberikan kepada orang-orang beriman dan beramal shalih kekuasaan di muka
bumi, yakni Kekhilafahan di muka bumi.

Dan Aku akan kokohkan posisi dan kedudukan agama mereka, yakni Islam ini, yang telah Aku ridhai
untuk mereka sebagai agama.

Dan pasti Aku akan menggantikan perasaan takut, yakni kecemasan, ketidak tentraman yang menimpa
mereka, dengan kondisi yang aman, tentram, tidak saling mencurigai hidup dengan penuh
keharmonisan.

Janji yang akan Allah berikan adalah kekuasaan di muka bumi ini untuk kaum mu’minin. Allah
Subhanahu wa Ta’ala dalam surat Al-A’raf ayat ke-96:

ِ ْ‫ت ِمنَ ال َّس َما ِء َواأْل َر‬


]96/‫ض [األعراف‬ ٍ ‫َولَوْ أَ َّن أَ ْه َل ْالقُ َرى آَ َمنُوا َواتَّقَوْ الَفَتَحْ نَا َعلَ ْي ِه ْم بَ َركَا‬

“Kalau seandainya penduduk-penduduk negeri tersebut mau beriman dan bertaqwa kepada Allah maka
pasti Kami akan bukakan untuk mereka pintu-pintu barakah dari langit dan bumi”.

Jadi, yang dikehendaki Allah dalam surat 2;208 ini adalah: kembalinya kita dalam memahami dan
menerapkan syariat islam seperti Rasulullah dan para sahabat beliau menerapkanya Dalam kehidupan
pribadi, keluarga, masyarakat dan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Demikianlah yang
dimaksudkan masuk islam secara keseluruhan/totalitas/kaffah.

Anda mungkin juga menyukai