“INDEKS EFEKTIVITAS”
Golongan C / Kelompok 1
JURUSAN KESEHATAN
2019
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami
tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga
terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-
natikan syafa’atnya di akhirat nanti.
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik
itu berupa sehar fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan
Laporan Praktikum Pengembangan Formula Makanan.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya kepada guru Bahasa
Indonesia kami Bapak Tanjun yang telah membimbing kami dalam menulis makalah ini.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
3
BAB IV HASIL PENELITIAN
BAB V PEMBAHASAN
BAB VI PENUTUP
4
BAB 1
PENDAHULUAN
1. Untuk mengetahui urutan (ranking) pentingnya variabel terhadap mutu produk, dengan
menggunakan daftar isian (kuesioner).
2. Untuk menentukan perlakuan terbaik dari berbagai perlakuan dengan menggunakan
Index Efektifitas
1.3 Manfaat
1. Dapat mengetahui urutan (ranking) pentingnya variabel terhadap mutu produk, dengan
menggunakan daftar isian (kuesioner).
2. Dapat menentukan perlakuan terbaik dari berbagai perlakuan dengan menggunakan
Index Efektifitas
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.2. Sosis
Sosis didefinisikan sebagai daging atau campuran beberapa jenis daging yang dicincang
atau dilumatkan serta dicampur dengan tumbuhan dan rempah-rempah, lalu dimasukkan ke
6
dalam selongsong atau wadah sosis. Pada - umumnya sosis dibuat dari daging sapi, daging ayam,
daging babi, daging kelinci dan ikan.
7
(gel). Koagulasi dapat disebabkan oleh panas, pengocokan, garam, asam, basa dan pereaksi lain
seperti urea.
8
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Penatalaksanaan
Acara : Pemilihan Perlakuan Terbaik dengan Indeks efektifitas
Tempat : Laboratorium Pengelolaan Pangan GKL
Waktu : 15.00-17.0
Dosen : Ir. Rindiani, MP
3.2. Alat dan Bahan
1. Kertas Folio Bergaris
2. Laptop
3. Kuesioner
Menghitung bobot variabel dan hasil ranking tersebut. Variabel dengan nilai
rata-rata tertinggi diberi bobot 1, sedangkan bobot variabel yang lain
diperoleh dari hasil bagi antara rata-rata masing-masing variabel dengan
rata-rata variabelranking 1.
9
Menghitung nilai hasil (Nh) dari semua variabel dengan cara mengalikkan
nilai IPBJ (Ne) dengan bobot normal masing-masing variabel
10
BAB IV
HASIL PENELITIAN
Tabel 1. Hasil Urutan Pentingnya Peranan Variabel Terhadap Mutu Produk Dan Bobot
Masing-Masing Variabel.
Nilai Kesukaan terhadap
Responden
Warna Tekstur Aroma Rasa
1 1 3 2 4
2 1 3 2 4
3 1 2 3 4
4 3 1 2 4
5 1 2 4 3
6 1 2 3 4
7 4 3 2 1
8 4 2 3 1
9 4 2 3 1
10 3 4 1 2
11 1 4 3 2
12 2 1 3 4
13 2 1 3 4
14 4 2 3 1
15 4 2 3 1
16 1 3 2 4
17 1 3 4 2
18 1 2 3 4
19 1 4 3 2
20 1 2 4 3
21 1 4 3 2
22 1 3 2 4
23 3 1 2 4
24 1 3 2 4
25 1 3 2 4
26 1 2 3 4
27 1 2 3 4
28 2 1 3 4
29 1 3 4 2
30 2 1 3 4
31 2 3 4 1
Jumlah 57 74 87 92
Rata-rata* 1,8387 2,3871 2,806 2,9677
11
Urutan IV III II I
Bobot
0,6196 0,8043 0,9455 1 3,3694 -> jml bobot variabel
Variabel**
Bobot
0,1839 0,2387 0,2806 0,2968
Normal***
Ket:
* = Jumlah / 31
** = Rata-rata terendah / rata-rata tertinggi
*** = Bobot Variabel / Total bobot variabel
Tabel 2. Nilai Terbaik Dan Terjelek Dari Masing-Masing Variabel Untuk Setiap
Perlakuan.
Mutu Organoleptik
Perlakuan
Warna Tekstur Aroma Rasa
A1 3,99 3,99 4,66** 4,51**
A2 4 4,06** 4,51 4,41
A3 4,06** 3,99 4,2 4,14
A4 3,93 3,79 3,54 3,71
A5 3,55 3,81 2,74 3,25
A6 3,4* 3,76* 2,23* 2,21*
Ket:
* = Nilai Terjelek
** = Nilai Terbaik
Bobot Bobot A1 A2 A3 A4 A5 A6
Variabel
Variabel Normal Ne Nh Ne Nh Ne Nh Ne Nh Ne Nh Ne Nh
Warna 0,6196 0,1839 0,8939 0,1644 0,909 0,1672 1 0,1839 0,803 0,1477 0,2273 0,0418 0 0
Tekstur 0,8043 0,2387 0,7667 0,183 1 0,2387 0,7667 0,183 0,1 0,0239 0,1667 0,0398 0 0
Aroma 0,9455 0,2806 1 0,2806 0,9383 0,2633 0,8107 0,2275 0,5391 0,1513 0,2099 0,0589 0 0
Rasa 1 0,2968 1 0,2968 0,9565 0,2839 0,8391 0,249 0,6522 0,1936 0,4522 0,1342 0 0
Jumlah 3,3694 1 0,9248 0,953 0,8434 0,5164 0,2747 0
12
Tabel 4. Tabel Hasil Uji Organoleptik Sosis Tempe
Mutu Organoleptik
Perlakuan
Warna Tekstur Aroma Rasa
A1 3,99 3,99 4,66 4,51
A2 4 4,06 4,51 4,41
A3 4,06 3,99 4,2 4,14
A4 3,93 3,79 3,54 3,71
A5 3,55 3,81 2,74 3,25
A6 3,4 3,76 2,23 2,21
13
BAB V
PEMBAHASAN
Menurut SNI 01-3820-1995, sosis merupakan produk makanan yang diperoleh dari
campuran daging halus (mengandung daging tidak kurang dari 75%) dengan tepung atau pati
dengan atau tanpa penambahan bumbu dan bahan tambahan makanan lain yang diizinkan dan
dimasukkan ke dalam selubung sosis.
Bahan pangan pokok Indonesia menurut Rencana Startegis Badan Ketahanan Pangan
2010 – 2014 (Kementrian Pertanian, 2010) untuk pangan nabati terdiri dari 10 komoditas. Salah
satu komoditas tersebut yaitu kedelai, namun sebanyak 50% dari konsumsi kedelai Indonesia
dilakukan dalam bentuk tempe. Tempe masuk dalam golongan produk pangan konvensional dan
saat ini pengolahan produk pangan berbahan dasar tempe masih terbatas. Maka diperlukan
diversivikasi pangan yang salah satunya adalah sosi analog berbahasan dasar tempe.
Pengujian organoleptik pada suatu produk dapat dilakukan dengan berbagai cara, salah
satu caranya adalah dengan uji ranking. Rangking merupakan suatu proses pengurutan dua
sampel atau lebih berdasarkan intensitas atau derajat atribut yang dirancang atau menurut tingkat
kesuksesan produk dalam rangka memilih yang terbaik atau menghilangkan yang terjelek,
dengan maksud untuk menambah atau mengurangi jumlah suatu atribut, kualitas secara
keseluruhan atau responden pada saat yang sama (Nur Aini dkk, 2013).
Uji rangking merupakan uji yang digunakan untuk menilai produk atau bahan pangan
yang terbaik dan disukai oleh konsumen dengan cara mengurutkan beberapa produk lalu dipilih
mana yang paling baik yang akan digunakan dan yang paling jelek dihilangan. Pada dasarnya
mutu suatu produk pangan yang spesifik dapat berupa bau, rasa, flavor, warna dan sebagainya
mempunyai pengaruh nyata di dalam menentukan derajat penerimaan konsumen terhadap produk
pangan tersebut. Dengan menggunakan uji ini, perubahan mutu produk akibat perubahan atau
perbaikan proses produksi dapat diukur dan diketahui apakah produk tersebut sama, lebih baik,
atau bahkan lebih buruk dari pada produk yang lama. Selain itu, dapat juga ditentukan mutu
produk yang terbaik dan produk mana yang paling digemari oleh konsumen, sehingga untuk
14
selanjutnya jenis dan tingkat produk tersebut dapat digunakan sebagai standar proses pembuatan
produk.
Pada tabel 1 yang tertera di bab hasil merupakan hasil urutan pentingnya peranan variabel
terhadap mutu produk. Dari total jumlah responden yaitu 31 responden, di dapatkan hasil untuk
nilai kesukaan terhadap warna, tekstur, aroma dan rasa. Jumlah yang didapatkan yaitu 57 untuk
warna, nilai 74 untuk tekstur, nilai 87 untuk aroma serta nilai 92 untuk rasa, yang memiliki rata-
rata sebesar 1,8387 untuk warna; 2,3871 untuk tekstur; 2,806 untuk aroma; serta 2,9677 untuk
rasa. Rata-rata ini di dapatkan dari jumlah penilaian ranking per kategori yang kemudian dibagi
dengan total jumlah responden. Yang kemudian didapatkan kesimpulan yaitu peranan rasa pada
produk sosis yang berbahan dasar tempe yang telah di fortifikasi sebagai alternatif makanan
untuk penderita anemia memiliki peranan terpenting dalam penilaian suatu produk, kemudian
rank kedua yaitu aroma, lalu tekstur dan warna produk.
Dalam hal ini, variabel rasa memiliki hasil yang paling penting dalam mutu suatu produk
sosis tempe, dikarenakan sosis yang terdapat dipasaran merupakan sosis dengan bahan dasar
daging sapi atau ayam, berbanding jauh dengan pengembangan yang telah kita buat
menggunakan lauk nabati berupa tempe yang mana cita rasanya sangat berbeda. Ini menandakan
bahwa responden sangat mementingkan rasa dari sosis tempe yang difortifikasi dengan Fe
dibandingkan dengan variabel-variabel lainnya.
5.2.1 Warna
Dari hasil uji hedonik atau kesukaan warna didapatkan hasil bahwa nilai terbaik
terdapat pada perlakuan A3, sedangkan nilai terjelek terdapat pada perlakuan A6
5.2.2 Tekstur
Dari hasil uji hedonik atau kesukaan tekstur didapatkan hasil bahwa nilai terbaik
terdapat pada perlakuan A2, sedangkan nilai terjelek terdapat pada perlakuan A6
5.2.3 Aroma
Dari hasil uji hedonik atau kesukaan aroma didapatkan hasil bahwa nilai terbaik
terdapat pada perlakuan A1, sedangkan nilai terjelek terdapat pada perlakuan A6
5.2.4 Rasa
15
Dari hasil uji hedonik atau kesukaan rasa didapatkan hasil bahwa nilai terbaik
terdapat pada perlakuan A1, sedangkan nilai terjelek terdapat pada perlakuan A6
Prosedur memilih perlakuan terbaik dari suatu penelitian yaitu dengan meminta pendapat
responden atau ahli tentang urutan (ranking) pentingnya peranan variabel terhadap mutu produk,
dengan menggunakan daftra isian (kuisioner). Kemudian hasil ranking tersebut ditabulasi,
dijumlahkan dan dirata – rata untuk mengetahui urutan (ranking) masing – masing variabel.
Selanjutnya yaitu menghitung bobot variabel dari hasil ranking tersebut. Variabel dengan nilai
rata – rata tertinggi diberi bobot 1, sedangkan bobot variabel lain diperoleh dari hasil bagi antara
rata – rata masing – masing variabel dengan rata – rata variabel ranking.
Menghitung bobot normal dengan cara membagi bobot masing – masing variabel dengan
jumlah bobot variabel. Menghitung nilai efektifitas (Ne) dengan rumus :
Menghitung nilai hasil (Nh) dari semua variabel dengan cara mengalikan nilai efektifitas (Ne)
dengan bobot normal masing – masing variabel. Nilai hasil (Nh) dari semua variabel untuk
masing – masing perlakuan dijumlahkan. Perlakuan dengan jumlah nilai hasil (Nh) tertinggi
adalah perlakuan yang terbaik.
Perlakuan terbaik dari penelitian ini diukur dari warna, tekstur, aroma, dan rasa yang
dihasilkan. Dari daftar nilai untuk menentukan perlakuan terbaik didapatkan hasil bahwa
perlakuan terbaik yaitu pada formula A2 dengan jumlah terbanyak diantara perlakuan lainnya
yaitu sebesar 0,953041 yang didapat dari nilai hasil warna yaitu sebesar 0,167165, nilai hasil
tesktur 0,2387, nilai hasil aroma 0,263287, dan nilai hasil rasa 0,283889.
Pada perlakuan A1 didapatkan hasil dari uji hedonik yaitu warna sebesar 3,99, tekstur
sebesar 3,99, aroma sebesar 4,66, serta rasa sebesar 4,51. Perlakuan A2 didapatkan hasil dari uji
hedonik yaitu warna sebesar 4, tekstur sebesar 4,06, aroma sebesar 4,51, serta rasa sebesar 4,41.
Perlakuan A3 didapatkan hasil dari uji hedonik yaitu warna sebesar 4,06, tekstur sebesar 3,99,
aroma sebesar 4,2, serta rasa sebesar 4,14. Perlakuan A4 didapatkan hasil dari uji hedonik yaitu
16
warna sebesar 3,93, tekstur sebesar 3,79, aroma sebesar 3,54, serta rasa sebesar 3,71. Perlakuan
A5 didapatkan hasil dari uji hedonik yaitu warna sebesar 3,55, tekstur sebesar 3,81, aroma
sebesar 2,74, serta rasa sebesar 3,25. Perlakuan A6 didapatkan hasil dari uji hedonik yaitu warna
sebesar 3,4, tekstur sebesar 3,76, aroma sebesar 2,23, serta rasa sebesar 2,21.
17
BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
1. Berdasarkan hasil ranking untuk nilai kesukaan terhadap warna, tekstur, aroma dan rasa
yang didapat dari 31 responden, didapatkan hasil bahwa nilai rasa memiliki rata-rata terbesar
yaitu 2,9677 terhadap mutu produk, diikuti dengan aroma 2,806, tekstur 2,387 dan warna
1,838. Hal ini menunjukkan bahwa peranan rasa berperan penting terhadap kesukaan
responden dan penilaian suatu produk.
2. Penilaian terbaik dari segi warna terdapat pada sosis perlakuan A3, untuk tekstur pada
perlakuan A2, dan dari segi aroma dan rasa terdapat pada perlakuan A1. Sedangkan
penilaian terjelek terdapat pada perlakuan A6 dari segi warna, tekstur, aroma dan rasa yang
tidak disukai oleh responden.
3. Perlakuan A2 pada formualsi sosis yang digunakan merupakan perlakuan terbaik dengan
karakteristik warna, rasa, aroma dan tekstur yang disukai oleh responden.
6.2 Saran
Dalam membuat kuesioner sebaiknya menggunakan kalimat penjelasan yang jelas dan
mudah dipahami untuk mengurangi adanya perbedaan persepsi pada responden. Perlu juga
dilakukan koreksi dan perbaikan pada kuesioner agar mendapatkan validitas kuesioner yang
lebih tinggi.
18
DAFTAR PUSTAKA
Rahma. 2017. Jurnal Pangan dan Agroindustri: Sosis Analog Berbasis Tempe Kedelai Hitam.
Vol 5 No 2:74-84
Aini, Nur dkk. 2013. Petunjuk Praktikum Avaluasi Sensori. Program Studi Ilmu dan Teknologi
Pangan, Purwokerto.
19