Anda di halaman 1dari 88

PROSES ASUHAN GIZI TERSTANDAR PADA PASIEN PENYAKIT JANTUNG

KORONER YANG MENJALANI RAWAT INAP DI RSU BAHTERAMAS


PROVINSI SULAWESI TENGGARA

Tugas Akhir
Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Diploma III Gizi

OLEH :

HASRIYANI
NIM.P00331018016

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI
PRODI D-III GIZI
2021

i
ii
iii
PROSES ASUHAN GIZI TERSTANDAR PADA PASIEN PENYAKIT JANTUNG
KORONER YANG MENJALANI RAWAT INAP DI RSU BAHTERAMAS
PROVINSI SULAWESI TENGGARA

RINGKASAN
Hasriyani
Dibawah bimbingan Kameriah Gani dan Rasmaniar

Latar belakang : Data tahun 2016, Penyakit jantung koroner menduduki urutan ke 7
sebagai penyakit tidak menular tertinggi di Sulawesi Tenggara (Dinkes Sultra, 2016)
Tingginya prevalensi PJK diakibatkan oleh sejumlah faktor yang berhubungan dengan
pola hidup dan perilaku masyarakat yang cenderung mengalami pergeseran, beberapa
faktor risiko yang meningkatkan kerentanan terhadap terjadinya PJK pada individu
tertentu terbagi menjadi faktor risiko yang tidak dapat diubah yaitu usia, jenis kelamin,
riwayat Penyakit jantung koroner dalam keluarga dan faktor risiko yang dapat diubah
yaitu hiperlipidemia, HDL-c rendah, hipertensi, merokok, diabetes militus, obesitas,
ketidakaktifan fisik.

Metode : Jenis penelitian ini adalah deskriptif observasional dengan rancangan studi
kasus untuk mengkaji tentang. Proses Asuhan Gizi Terstandar Pada Pasien Penyakit
Jantung koroner Yang Menjalani Rawat inap Di RS Bahteramas Provinsi Sulawesi
Tenggara.

Hasil : Berdasarkan hasil pengukuran antropometri ke 2 pasien, status gizi didapatkan


dalam kategori normal. Diagnosa Gizi Pasien Penyakit Jantung Koroner. Terapi diet
yang diberikan pada pasien yaitu diet jantung II sedangkan pasien ke dua diberikan diet
jantung. Berdasarkan Asupan makan pasien pertama pada pengamatan hari ke 1 rata-
rata dalam kategori defisit, sedangkan pada hari ke 2 mengalami peningkatan asupannya
yang tergolong dalam kategori baik, untuk pasien ke dua pada pengamatan hari ke 1 dan
ke 2 asupanya masih tetap sama yaitu kategori defisit dikarenakan nafsu makan yang
kurang.

Kata kunci : Asuhan Gizi, Jantung Koroner

iv
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat,

hidayah dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan Tugas Akhir

ini dengan judul “ Proses Asuhan Gizi Terstandar Pada Pasien Penyakit Jantung Koroner

Yang Menjalani Rawat Inap Di RSU Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara” sebagai

salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan Diploma III Bidang Gizi. Selama

penyusunan tugas akhir ini berbagai kesulitan dan hambatan yang penulis rasakan. Oleh

sebab itu, penulis dengan segala kerendahan dan keikhlasan hati menyampaikan ucapan

terima kasih kepada :

1. Ibu Askrening, SKM, M.Kes selaku direktur Poltekkes Kemenkes Kendari

2. Ibu Sri Yunanci V.G., SST, MPH selaku Ketua Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes

Kendari.

3. Ibu Euis Nurlaela, S.Gz, M.Kes selaku Ketua Program Studi Diploma III Jurusan

Gizi Poltekkes Kemenkes Kendari.

4. Kameriah Gani, SKM, M.Kes selaku Pembimbing I yang selalu memberikan

motivasi dan meluangkan waktu membimbing dalam proses penyusunan Tugas

Akhir ini.

5. Rasmaniar, SKM, M.Kes selaku Pembimbing II yang selalu memberikan dukungan

moril yang sangat berarti bagi penulis dalam membimbing proses penyusunan

Tugas Akhir ini.

6. Risma, SP, MPH selaku penguji 1 dengan segala keikhalasan menjadi penguji dan

memberikan kritik dan saran sehingga dapat terselesaikan Tugas Akhir ini.

v
7. Sukina Balaka, S. Si, M.Si selaku penguji 2 dengan segala keikhlasan menjadi

penguji dan memberikan kritik dan saran sehingga dapat terselesaikan Tugas Akhir

ini.

8. Seluruh dosen dan staf Jurusan Gizi Poltekkes Kendari, yang telah banyak

memberikan ilmu pengetahuan selama menempuh pendidikan.

9. Ucapan terima kasih teristimewah saya ucapkan kepada Ayahanda Abidin dan

Ibunda Jasmina, serta segenap keluarga besar yang sangat penulis cintai atas segala

kasih sayang yang tidak henti-hentinya memberikan segenap perhatian, do’a selama

penulis mengikuti perkuliahan sampai menyusun Tugas Akhir ini.

10. Rekan-rekan mahasiswa Poltekkes Kemenkes Kendari yang tidak bisa disebutkan

satu persatu baik itu kakak senior, teman-teman seperjuangan maupun adik-adik

junior.

11. Serta semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu yang telah

memberikan dukungan dan dorongan dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini.

Akhirnya penulis menyadari dalam penyusunan Tugas Akhir ini masih

jauh dari kesempurnaan, maka dari itu saran dan kritik yang sifatnya membangun

untuk kesempurnaan tugas akhir ini sangat penulis harapkan. Atas saran dan kritik

penulis ucapkan banyak terimah kasih.

Kendari, 2021

Penulis

vi
DAFTAR ISI

Nomor Halaman
HALAMAN JUDUL .......................................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................................ ii
RINGKASAN ..................................................................................................................... iv
KATA PENGANTAR. ........................................................................................................v
DAFTAR ISI ..................................................................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................................... viii
DAFTAR TABEL .............................................................................................................. ix
DAFTAR LAMPIRAN…. .................................................................................................. x
BAB I. PENDAHULUAN ...............................................................................................1
A. Latar Belakang ................................................................................................1

B. Rumusan Masalah ............................................................................................3

C. Tujuan ..............................................................................................................3

D. Manfaat ............................................................................................................3

E. Keaslian Penelitian ...........................................................................................5


BAB II. TINJAUAN PUSTAKA .....................................................................................6
A. Tinjauan Tentang Penyakit Jantung Koroner…………………..……………6

1. Definisi Penyakit Jantung Koroner….......................................................6

2. Patofisiologi Terjadinya Penyakit Jantung Koroner .................................7

3. Etiologi .....................................................................................................7
4. Gambaran Klinik Penyakit Jantung Koroner ...........................................8

5. Gejala Penyakit Jantung Koroner..............................................................9

6. Faktor Resiko Penyakit Jantung Koroner ...............................................10

B. Proses Asuhan Gizi Terstandar.....................................................................11

C. Kerangka Teori............................................................................................. 15

D. Kerangka Konsep ........................................................................................16

BAB III. METODE PENELITIAN ................................................................................17


A. Jenis Penelitian .............................................................................................17

B. Tempat dan Waktu Penelitian ......................................................................17

C. Populasi dan Sampel .....................................................................................17

vii
D. Variabel Penelitian .......................................................................................18

E. Instrumen dan Alat Penelitian .....................................................................18

F. Jenis Pengumpulan Data ...............................................................................18

G. Defines oprasional dan kriteri objektif..........................................................19

H. Cara pengolahan, Analis dan prnyajian data…….........................................21

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Hasil Penelitian ……………...……….……………………………………..22

BAB V. PENUTUP
A. Kesimpulan ………….………………………………………………….…55
B. Saran ………………..…………………………………………………...…55

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………….………………....…56


LAMPIRAN……………………………………………………….…………………...58

viii
DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

1. Kerangkah Teori……………………………………………………………15

2. Kerangka Konsep……………………………………………………..……16

3. Grafik Asupan Energi Ny.S…………………………………………..….…33

4. Grafik Asupan Protein Ny.S……………………………..…………………34

5. Grafik Asupan Lemak Ny.S………………………………...………………35

6. Grafik Asupan Karbohidrat Ny.S……………………………..……………36

7. Grafik Asupan Energi Tn.RA………………………………………………49

8. Grafik Asupan Protein Tn.RA……………………………...………………50

9. Grafik Asupan Lemak Tn.RA………………………………....……………51

10. Grafik Asupan Karbohidrat Tn.RA………………………….…………...…52

ix
DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

1. Keaslian Penelitian………………………….……………………………….5

2. Kadar Kolestrol …………………………..…….......…………………..…..8

3. Klasifikasi Tekanan Darah…………………………………………….........10

4. Data Biokimis Ny.S…………………………………………………….......23

5. Data Klinik Ny.S……………………………………………………………24

6. Data Fisisk Ny.S……………………………………………………...…….24

7. Data Persentase Asupan SMRS Ny.S……………………...……………….25

8. Perkembangan Data Antropometri………………………..………………..29

9. Perkembangan Data Klinik/Fisik…………………………..……………….30

10. Perkembangan Diet Ny.S…………………………………..……………….31

11. Perkembangan Asupan Makanan Ny.S……………………..……………...32

12. Data Biokimia Tn.RA………………………………………………………39

13. Data Klinik Tn.RA……………………………………………...…………..39

14. Data Fisik Tn.RA…………………………………………………...………40

15. Persentase Asupan Sebelum SMRS Tn.RA………………………………...40

16. Perkembangan Data Antropometri Tn.RA…………………………………44

17. Perkembangan Data Klinik/Fisik Tn.Ra…………………………….……...46

18. Perkembangan Diet Tn.RA…………………………………………..……..46

19. Perkembangan Asupan Makan Tn.RA……………………………….…….48

x
DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Halaman

1. Informant Consent……………………………………………………….....59

2. From Asuhan Gizi ………………………………….……….…………..…60

3. Formulir Recall 24 Jam …………………………………………….......…65

4. Kusioner Frekuensi Makan Pasien..……………………………………..…66

5. From Visual Constock……………………………………………..…….…67

6. Hasil Recall Selama Dua Hari Pada Pasien 1……………………………....68

7. Hasil Recall Selama Dua Hari Pada Pasien 2………………………………69

8. Surat Izin Meneliti Dari Badan Kesatuan Bangsa Dan Politik……...…..….70

9. Surat Keterangan Layak Etik Penelitian…………………………….…..….71

10. Surat Keterangan Meneliti……………………………...………………..…72

11. Surat Keterangan Selesai Meneliti……………………………………….…73

12. Leaflet Jantung…………………………………………………………..….74

13. Dokumentasi Kegiatan………………...………………………………..…..76

xi
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada tahun 2004 WHO melaporkan bahwa PJK secara global berada

diurutan pertama penyebab kematian. Ada sekitar 17.1 juta orang atau kurang

lebih 29% dari jumlah penduduk dunia meninggal akibat dari PJK dan Stroke.

Lebih lanjut dalam survey dikatakan bahwa pada tahun 2030, diperkirakan 23.6

juta orang akan meninggal akibat dari penyakit pembuluh darah, terutama akibat

dari serangan jantung secara tiba-tiba dan Stroke. Penelitan yang diberi nama

proyek ”the single leading causes of death” atau “penyebab utama kematian”

mengatakan bahwa daerah Mediterania Timur mengalami peningkatan

presentasi terbesar, terserang penyakit jantung dan daerah Asia Tenggara,

dimana Indonesia berada didaerah dikatakan bahwa penyakit jantung merupakan

penyebab kematian tertinggi (Andi Eka Dharma Putra Syukri dkk, 2010)

Data tahun 2016, Penyakit jantung koroner menduduki urutan ke 7

sebagai penyakit tidak menular tertinggi di Sulawesi Tenggara (Dinkes Sultra,

2016) Tingginya prevalensi PJK diakibatkan oleh sejumlah faktor yang

berhubungan dengan pola hidup dan perilaku masyarakat yang cenderung

mengalami pergeseran, beberapa faktor risiko yang meningkatkan kerentanan

terhadap terjadinya PJK pada individu tertentu terbagi menjadi faktor risiko

yang tidak dapat diubah yaitu usia, jenis kelamin, riwayat Penyakit jantung

koroner dalam keluarga dan faktor risiko yang dapat diubah yaitu

hiperlipidemia, HDL-c rendah, hipertensi, merokok, diabetes militus, obesitas,

ketidakaktifan fisik ( Jamaluddin, 2019).

1
Didaerah Sulawesi Tenggara memiliki masyarakat yang cukup heterogen

baik aspek budaya maupun gaya hidup.seiring dengan perkembangan zaman

pada dewasa ini ,daerah Sulawesi Tenggara juga mengalami perkembangan dan

kemajuan yang ditandai dengan banyaknya perusahaan serta jasa yang

memberikan kemudahan bagi masyarakat ,seperti alat transportasi ,makanan siap

saji serta lainnya terutama bagi masyarakat yang tinggal di daerah perkotaan

seperti ibu kota kendari sebagai ibu kota provinsi.

Kemudahan seperti ini tanpa disadari dapat merubah gaya hidup yang

berimplikasi pada perubahan pola penyakit dan memicu meningkatnya penyakit

tidak menular seperti penyakit jantung koroner sementara itu tingkat strees

perkotaan cukup tinggi,oleh karena itu berbagai hal misalnya tingkat kesibukkan

yang tinggi serta keadaan lingkungan perkotaan yang penuh dengan segala

bnetuk persaingan dalam pemenuhan kebutuhan hidup

Data yang diperoleh Di RSU Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara.

Diperoleh data pasien rawat inap dan rawat jalan yang memeriksakan poliklinik

jantung tahun 2018, jumlah kunjungan 9.264 pasien dan pada tahun 2019

menurun menjadi 5.192 pasien, pada tahun selanjutnya 2020 terjadi penurunan

menjadi 1.170 pasien yang mederita pneyakit jantung.

Berdasarkan uraian dan permasalahaan diatas maka penulis tertarik

untuk melakukan penelitian mengenai “Proses Asuhan Gizi Terstandar Pada

Pasien Penyakit Jantung koroner Yang Menjalani Rawat inap Di RS Bahteramas

Provinsi Sulawesi Tenggara”.

2
B. Rumusan Masalah

Bagaimana Proses Asuhan Gizi Terstandar Pada Pasien Penyakit Jantung

koroner Yang Menjalani Rawat inap Di RSU Bahteramas Provinsi Sulawesi

Tenggara?

C. Tujuan Penelitian

1.Tujuan Umum

Melakukan Asuhan Gizi klinik pada Pasien Jantung Koroner secara

individual diruang rawat inap Di RSU Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara.

2. Tujuan Khusus

Tujuan khusus dari penelitian ini adalah :

a. Melakukan pengkajian data dasar (Asessment) pada pasien penyakit

Jantung Koroner.

b. Menetapkan diagnosa gizi pasien Jantung Koroner.

c. Melakukan rencana intervensi gizi yang telah disusun pada pasien Jantung

Koroner.

d. Melakukan monitoring dan evaluasi kegiatan asuhan gizi pada pasien

Jantung Koroner.

D. Manfaat Penelitian

a. Bagi penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengalaman dan menambah

wawasan mengenai asuhan gizi klinik pada pasien penyakit Jantung

Koroner.

3
b. Bagi Institusi Pendidikan

Penelitian ini diharapkan berguna sebagai informasi untuk

pengembangan ilmu gizi sehingga dapat digunakan oleh peneliti

selanjutnya sebagai panduan dalam memberikan asuhan gizi pada pasien

Jantung Koroner.

4
E. Keaslian Penelitian

Tabel 1.1

Keaslian Penelitian

No Penelitian Judul Persamaan Perbedaan

1. Triyanti Nela Proses Asuhan Gizi Deskriptif Lokasi di RSUD


Karpada Terstandar pada observasi PROF.DR.W.Z.
Pasien Jantung rancangan JOHANES
(2019)
Koroner Rawat Inap studi kasus KUPANG
Di RSUD
PROF.DR.W.Z.
JOHANES
KUPANG

2. Rina Eka Studi Kasus Deskriptif Lokasi di ruang


Wijaya Penatalaksanaan metode rawat inap Raha
Diet pada Penyakit studi kasus Mongkilo
(2018)
Jantung Koroner Kamar 02 di
Diruang Rawat Inap Rumah Sakit
RSU Bahteramas Umum
Provinsi Sulawesi Bahteramas
Tenggara Tahun Provinsi
2018 Sulawesi
Tenggara

3. Diza Penatalaksanaan Deskriptif Lokasi Rumah


Fathamira Diet Jantung Dan bersifat Sakit Umum
Hamzah Status Gizi Pasien survey Bandung Medan
Penderita Hipertensi
(2017)
Komplikasi Penyakit
Jantung Rawat Inap
Di Rumah Sakit
Umum Bandung
Medan

5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Tentang Penyakit Jantung Koroner

1. Definisi Penyakit Jantung Koroner

Penyakit jantung koroner adalah penyakit dimana terjadi

penumpukan plak yang menumpuk di dalam arteri koroner, sehingga

terjadi pengurangan pasokan oksigen kejantung. Arteri koroner

merupakan arteri yang memasok darah kaya oksigen ke dalam otot

jantung. Plak yang menumpuk di arteri koroner disebut arterosklerosis.

Plak tersebut dapat terjadi hingga bertahun-tahun dan dapat terjadi

pengerasan atau pecah. Plak yang mengeras atau pecah dapat

mempersempit arteri koroner dan mengurangi aliran darah yang kaya

oksigen ke jantung. Jika aliran darah yang kaya oksigen ke otot jantung

berkurang, akan menyebabkan manifestasi klinis berupa angina

pectoris atau serangan jantung.

Angina pektoris adalah rasa nyeri yang timbul akibat iskemia

miokardium. Nyeri yang timbul biasanya di dada kiri dan menjalar ke

leher, bahu sampai lengan kiri.Kadang-kadang nyeri juga bisa

menyebar ke bahu kanan dan rahang.Kualitas nyeri biasanya

merupakan nyeri yang tumpul seperti tertindih benda berat di dada.

Nyeri yang timbul biasanya kurang dari 20 menit, kalau lebih dari 20

menit perlu dipertimbangkan angina pectoris tidak stabil (Rachman,

2009).

6
Serangan jantung terjadi jika aliran darah yang kaya akan oksigen

ke otot jantung terhenti. Jika aliran darah tidak dikembalikan dengan

cepat, bagian dari otot jantung akan mati. Seiring waktu, PJK dapat

melemahkan otot jantung dan menyebabkan gagal jantung dan aritmia.

Gagal jantung adalah suatu kondisi dimana jantung tidak dapat

memompa cukup darah untuk memenuhi kebutuhan tubuh kita.

Aritmia adalah terjadi gangguan pada irama detak jantung (Putu Adi

Saputra, 2015)

2. Patofisiologi Penyakit Jantung koroner

Jantung dialiri oleh arteri coronaria yang mensuplai darah

kebutuhan jantung sendiri. Gangguan pada arteri inilah yang

menyebabkan terjadinya penyakit jantung koroner, penyakit ini

berkaitan dengan gangguan suplai darah pada otot jantung sehingga

jantung akan mengalami kekurangan darah dengan segala

manifestasinya (Asriani, 2013).

3. Etiologi

Etiologi penyakit jantung koroner adalah adanya penyempitan,

penyumbatan, atau kelainan pembuluh arteri koroner. Penyempitan

atau penyumbatan pembuluh darah tersebut dapat menghentikan aliran

darahke otot jantung yang sering ditandai dengan nyeri. Dalam kondisi

yang parah, kemampuan jantung memompa darah dapat hilang. Hal ini

dapat merusak sistem pengontrol irama jantung dan berakhir dan

berakhir dengan kematian (Hermawatirisa, 2014).

7
4. Gambaran Klinik Penyakit Jantung Koroner

Manifestasi klinis PJK bervariasi tergantung pada derajat aliran

darah dalam arteri koronaria. Bila aliran koronaria masih mencukupi

kebutuhan jaringan tak akan timbul keluhan atau manifestasi klinis.

Dalam keadaan normal, di mana arteri koronaria tidak mengalami

penyempitan atau spasme, peningkatan kebutuhan jaringan otot

miokard dipenuhi oleh peningkatan aliran darah sebab aliran darah

koronaria dapat ditingkatkan sampai 5 kali dibanding saat istirahat,

yaitu dengan meningkatkan frekuensi denyut jantung dan isi sekuncup

seperti pada saat melakukan aktifitas fisik, bekerja atau olahraga.

Mekanisme pengaturan aliran koronaria mengusahakan agar pasok

maupun kebutuhan jaringan tetap seimbang agar oksigenasi jaringan

terpenuhi, sehingga setiap jaringan mampu melakukan fungsi secara

optimal. (Katz,2015),

Kadar kolesterol dapat mempengaruhi terjadinya penyakit

jantung koroner, berikut total kadar kolesterol dalam darah :

Tabel 2.1
Kadar kolesterol

Kadar Kolesterol Normal Tinggi


Kategori
Kolesterol total <240 mg/dL > 240 mm/dL
LDL <160 mg/dL >160 mm/dL
HDL >40 mg/dL < 40 mm/dL
Trigliserida <200 mg/Dl >200 mg/Dl

(sumber: Karpada Nela Triyanti, 2019).

8
5. Gejala Penyakit Jantung Koroner

a. Nyeri dada

Nyeri atau rasa tidak nyaman didada, disubsternal ,dada kiri atau

epigasrium ,menjalar keleher ,bahu kiri ,dan tangan kiri,serta

punggung, seperti tertekan, diremas-remas ,terbakar dan tertusuk.

Dapat disertai keringan dingin mual ,muntah,lemas ,pusing

melayang ,serta pingsan. Timbul tiba-tiba dengan intensitas tinggi

,berat ringan bervariasi (Bambang, 2018)

b. Berdebar-debar (palpitasi)

Aritmia jantung merupakan “istilah kolektif untuk semua

gangguan irama jantung di luar irama sinus yang normal” (Bakta &

Suastika, 1998). Aritmia jantung pun terbagi dalam beberapa jenis,

yaitu takiaritmia (adanya kondisi detak jantung yang lebih cepat dari

detak jantung normal) dan bradiaritmia (adanya kondisi detak

jantung yang lebih lambat dari detak jantung normal). Adanya

aritmia seringkali tidak disadari oleh penderitanya dikarenakan

aritmia terkadang tidak memiliki gejala apapun dan baru diketahui

setelah adanya pemeriksaan pada jantung. Namun pada beberapa

kasus muncul berbagai kondisi seperti jantung berdebar, pusing,

sesak nafas, mudah lelah, dan bahkan mengalami pingsan secara

mendadak. Umumnya aritmia tidaklah berbahaya namun pada

beberapa kasus dapat menjadi berbahaya apabila terjadi komplikasi

seperti gagal jantung, stroke, bahkan kematian. Aritmia dapat timbul

karena berbagai macam faktor, salah satunya adalah pola gaya hidup

9
yang kurang sehat seperti merokok, mengkonsumsi obat-obatan

terlarang, stress, terlalu banyak mengkonsumsi alkohol, dan

sebagainya (Novia Anastasya dkk, 2016).

c. Sesak Nafas

Berhubungan dengan kesulitan bernafas yang disadari dan

dirasakan diperlukan usaha tambahan untuk mengatasi kekurangan

udara bila jantung tidak dapat memompa sebagimana mestinya cairan

cendurung berkumpul di jaringan dan paru sehingga dapat

menyebabkan kesulitan bernafas waktu berbaring.

6.Faktor Risiko Penyakit Jantung Koroner

a. Merokok

b. Kolesterol yang tinggi, HDL yang rendah (<40 mg/dl)

c. Hipertensi : TD >140/90 mmHg atau dalam pengobatan

d. Diabetes melitus (kencing manis)

e. Usia pria > 45 thn ,usia wanita > 55 thn

f. Adanya riwayat keluarga yang menderita penyakit jantung

koroner pada usia (Jika pria < 55 thn dan Jika wanita < 65 thn (

Bambang, 2018).

Tabel 2.2
Klasifikasi Tekanan Darah
Klasifikasi Tekanan Darah Sistol Tekanan Darah
Tekanan Darah (mmHg) Diastole ( mmHg)
Normal ˂120 ˂80
Prehipertensi 120-139 80-90
Hipertensi 1 140-159 90-99
Hipertensi 2 160 atau ˃ 160 100˃100
(sumber :Taringan Rospita Almina dkk, 2018)

10
B. Ptoses Asuhan Gizi Terstandar (PAGT)

1. Pengkajian Gizi (Assesment)

Pengkajian gizi merupakan kegiatan mengumpulkan,

mengintegrasikan dan menganalisis data untuk identifikasi masalah

gizi yang terkait dengan aspek-aspek asupan zat gizi dan makanan

serta aspek klinis dan perilaku lingkungan yang disertai penyebabnya.

Langkah pertama PAGT ini merupakan proses yang dinamakan proses

berkelanjutan, bukan hanya pengumpulan data awal tetapi merupakan

pengkajian dan analisis ulang kebutuhan pasien. Langkah ini

merupakan dasar untuk menegakkan diagnosis gizi. Data individual

yang diperoleh langsung dari pasien/klien melalui wawancara,

observasi dan pengukuran ataupun melalui petugas kesehatan lain atau

institusi yang merujuk; rekamedis atau pemeriksaan laboratorium.

Sementara untuk data kelompok (masyarakat) diperoleh melalui berkas

dan administrasi serta data penelitian dan epidemiologi.

Pengelompokan data pengkajian gizi awal, terdiri dari:

a. Data antropometri

b. Data biokimia

c. Data fisik dan klinis

d. Data riwayat gizi dan makanan

e. Data riwayat personal pasien

(Sumapradja dkk, 2011).

11
2. Diagnosa Gizi

Langkah diagnosa gizi ini merupakan langkah kritis

menjembatani antara pengkajian gizi dan intervensi gizi. Identifikasi

masalah, penyebab dan hasil pengkajian gizi masalah tersebut. Melalui

langkah ini, dietisien diarahkan untuk membuat prioritas dalam

pelaksanaan intervensi gizi. Diagnosis gizi adalah kegiatan

mengidentifikasi dan memberi nama masalah gizi yang actual dan atau

beresiko menyebabkan masalah menanganinya secara mandiri.

Diagnosis gizi diuraikan atas komponen masalah gizi (problem),

penyebab masalah (etiologi) serta tanda dan gejala adanya masalah (sign

& symptoms) (Sumapradja dkk, 2011).

Masalah gizi (problem) mengggambarkan masalah gizi pasien,

dimana ahli gizi bertanggung jawab secara mandiri untuk

memecahkannya. Maka dibuat :

a. Tujuan dan target intervensi gizi yang lebih realistis dan terukur.

b. Menetapkan prioritas intervensi atau penanganan gizi.

c. Memantau dan mevaluasi perubahan yang terjadi setelah intervensi

(Sumapradja dkk, 2011).

Penyebab masalah (etiologi) merupakan faktor penyebab yang

memiliki kontribusi penyebab terjadi masalah. Penyebab dapat berkaitan

dengan faktor fisiologis, sosial, lingkungan dan prilaku. Tanda dan gejala

ada masalah (sign dan simptom) menunjukkan keadaan pasien, sign

umumnya menunjukkan data objektif sementara simptom merupakan

12
data subjektif. Sign dan simptom merupakan dasar monitoring dan

evaluasi (Sumapradja dkk, 2011).

Diagnosis gizi berbeda dengan diagnosa medis baik dari sifatnya

maupun cara penulisannya. Diagnosis gizi dapat berubah sesuai dengan

respon pasien, khususnya terhadap intervensi gizi yang dilakukan.

Pengelompokan diagnosis gizi: domain asupan, domain klinis, domain

perilaku lingkungan (Sumapradja dkk, 2011).

3. Intervensi Gizi

Intervensi adalah serangkaian aktivitas spesifik dan berkaitan

dengan penggunaan bahan untuk menanggulangi masalah. Aktivitas ini

merupakan tindakan yang terencana secara khusus dengan tujuan untuk

memenuhi kebutuhan gizi pasien, klien atau kelompok. Pemilihan

intervensi gizi ditentukan oleh diagnosa gizi dan dapat menentukan

dampak intervensi yang akan diukur dan dievaluasi kemudian. Semua

tindakan intervensi dilakukan berdasarkan prinsip ilmiah dan rasional

bila memungkinkan dibuat berdasarkan bukti penilitian (Sumapradja

dkk, 2011).

Pelaksanaan intervensi dimulai dengan menetapkan tujuan,

prinsip, macam diet, serta syarat diet. kemudian melakukan perhitungan

kebutuhan enegi dan zat gizi serta menyusun menu dan waktu makan

pasien (Sumapradja dkk, 2011).

Laki-laki = 66 + (13,7 BB) + (5 TB) – (6,8 U)

Perempuan = 65,5 + (9,6 BB) + (1,8 TB) – (4,7 U)

13
Buku pedoman Petugas Gizi Puskesmas Depkes RI tingkat

konsumsi dibagi kedalam 4 dengan cut of point masing-masing:

Baik : ≥ 100% AKG, Sedang : 80-90% AKG, Kurang : 70-80% AKG,

Defisit : <70% AKG.

4. Monitoring dan Evaluasi

Monitoring dan evaluasi gizi dilaksanakan untuk mengukur

keberhasilan dari pemberian intervensi selama implementasi yang

dilakukan. Jika tujuan tercapai, pasien diperbolehkan untuk pulang.

Namun jika tujuan masih belum tercapai maka pasien kembali ke

tahapan pengkajian gizi ulang atau kembali ke tahapan sebelumnya

sehingga tujuan intervensi tercapai dan terlaksanakan (Sumapradja dkk,

2011).

14
C. Kerangka Teori

Faktor Resiko

Dapat dimodifikasi :
Penyakit
1. Hipertensi Jantung Koroner
2. Diabetes Melitus
3. Merokok
4. Dislipidemia
5. Obesitas Penatalaksanaan diet
6. Kurang aktifitas penyakit jantung koroner

Tak dapat dimodifikasi

1. Usia
2. Jenis kelamin
3. Riwayat keluarga

Sumber : Karpada Nela Triyanti, 2019

Gambar 2.1 Kerangka Teori

15
D. Karangka konsep

Penyakit
Penatalaksanaan Jantung
gizi Koroner

Antropomet
ri
Biokimia
Assesment

Clinik/fisik
Diagnosa Jenis diet
Dietary
Syarat diet
Gizi
Intervensi Kebutuhan
Edukasi zat gizi
Monev Menu
Antropomet
ri
Biokimia

Clinik/fisik

Dietary

Gambar 2.2 Kerangka Konsep

16
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah deskriptif observasional dengan

rancangan studi kasus untuk mengkaji tentang. Proses Asuhan Gizi

Terstandar Pada Pasien Penyakit Jantung koroner Yang Menjalani Rawat

inap Di RSU Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan diruang rawat inap Di RSU Bahteramas

Provinsi Sulawesi Tenggara pada bulan Februari 2021 s/d Juli 2021.

C. Populasi dan Sampel

Populasi dari penelitian ini adalah semua penderita pasien

penyakit jantung koroner yang ada diruang rawat inap Di RSU

Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara. Pengambilan sampel dilakukan

dengan teknik kuota sampling dimana yang diambil 2 pasien dipilih yang

memenuhi kriteria sebagain berikut :

1) Pasien dengan diagnosa dokter penderita jantung koroner.

2) Pasien dengan tingkat kesadaran penuh dan berkomunikasi dengan

baik.

3) Pasien bersedia menjadi responden.

4) Pasien tidak memiliki komplikasi penyakit lain.

17
D. Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian ialah variabel tunggal bebas yaitu

proses asuhan gizi terstandar pada pasien jantung koroner, dimana

penelitian ini tidak ada variabel sebab akibat.

E. Instrumen dan Alat Penelitian

1) Form Asuhan Gizi

2) Formulir recall 24 jam.

3) Leaflet

4) Formulir Comstok

5) Formulir FFQ

6) Timbangan berat badan menggunakan timbangan injak kapasitas 100

kg dengan ketelitian 0,1 kg dengan merk one med.

7) Microtise untuk mengukur tinggi badan dengan kapasitas 200 cm

dengan ketelitian 0,01 cm, dengan merk one med.

8) Program nutry survey untuk menghitung hasil recall 24 jam

F. Jenis Pengumpulan Data

Jenis data dapat dilakukan sebagai berikut :

a). Data Primer

Data primer dalam penelitian ini adalah :

1. Tinggi badan

2. Berat badan

3. Asupan makanan

4. Pola makan (kebiasaan makan)

18
b). Data Sekunder

Data sekunder dalam penelitian ini adalah data pasien yang

diambil dari rekam medik yaitu data laboratorium.

G. Definisi Operasional dan Kriteria Objektif

1. Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan keadaan dimana terjadi

penimbunan plak pembuluh darah koroner dengan melakukan

pemeriksaan Kolestro total, HDL, LDL dan Trigliserida.

2. Pelaksanaan diet adalah bagian dari dietika yang khusus

memperhitungkan penggunaan makanan untuk tujuan penyembuhan

atau tujuan terapi dengan menggunakan diet jantung (I, II, III, dan

IV).

3. Langkah penyusunan NCP

a. Asessment Gizi bertujuan mengidentifikasi problem gizi dan

faktor penyebabnya melalui pengumpulan, verifikasi dan

interpretasi data secara sistematis meliputi:

1. Pengukuran Antropometri adalah pengukuran tinggi badan,

berat badan, perubahan berat badan, indeks masa tubuh,

pertumbuhan dan komposisi tubuh.

2. Pemeriksaan Biokimia adalah keseimbangan asam basa,

profil elektrolit dan ginjal, profil asam lemak esensial, profil

gastrointestinal, profile glukosa/endokrin, profil inflamasi,

profil laju metabolik, profil mineral, profil anemia gizi,

profil protein, profil urine, dan profil vitamin

19
3. Pemeriksaan Fisik dan klinis adalah Evaluasi sistem tubuh,

wasting otot dan lemak subkutan, kesehatan mulut,

kemampuan menghisap, menelan dan bernafas serta nafsu

makan

4. Mengetahui Riwayat makan yaitu informasi saat ini dan

masa lalu mengenai riwayat personal, medis, keluarga dan

sosial. Data riwayat klien tidak dapat dijadikan tanda dan

gejala (signs/symptoms) problem gizi dalam pernyataan

PES, karena merupakan kondisi yang tidak berubah dengan

adanya intervensi gizi.

b. Diagnosa gizi meliputi:

1. Domain Intake

2. Domain Klinis

3. Domain perilaku dan lingkungan

c. Intervensi meliputi:

1. Intervensi Gizi adalah suatu tindakan yang terencana yang

ditujukan untuk merubah perilaku gizi, kondisi lingkungan,

atau aspek status kesehatan individu.

2. Intervensi edukasi merupakan proses formal dalam melatih

ketrampilan atau membagi pengetahuan yang membantu

pasien/ klien mengelola atau memodifikasi diet dan

perubahan perilaku secara sukarela untuk menjaga atau

meningkatkan kesehatan

20
d. Monitoring dan evaluasi meliputi :

1. Monitor Perkembangan

2. Mengukur hasil

3. Evaluasi

H. Cara Pengolahan, Analisis dan Penyajian Data

Data jumlah asupan makanan dan sisa makanan dikumpulkan

dengan menggunakan form recall 24 jam dan form comstok, diolah

dan dianalisis menggunakan aplikasi Nutry Survey, sedangkan kadar

HDL, LDL, Koleterol, Trigliseride di kumpul dari data laboratorium.

Data identitas pasien dikumpulkan dengan wawancara peneliti. Data

antropometri diambil dengan cara melakukan pengukuran tinggi

badan menggunakan microtoise dan berat badan menggunakan

timbangan digital.

21
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Karakteristik pasien yang diambil menggunakan data primer dan sekunder

diruang rawat inap (Ruang Iccu), RS Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara.

Penelitian ini melakukan penelitian selama 1 bulan terhitung tanggal 14 July

s/d 28 Juli 2021. Penelitian ini melakukan Studi kasus Proses Asuhan Gizi

Terstandar Pada Pasien Penyakit Jantung Koroner dan ada 2 orang pasien yang

bersedia menjadi responden diruang Iccu, dengan data sebagai berikut :

PASIEN 1

1. a. Data Identitas Pasien

Nama : Ny.S

Jenis Kelamin : Perempuan

Umur : 59 Tahun

Agama : Islam

Pekerjaan : IRT

Tangal MRS : 12/07/ 2021

Nama Ruangan : ICCU

Diagnosa : Jantung Koroner

b. Assesment

1. Data Antropometri

Adapun data hasil penggukuran antropometri terkait dengan

penilaian status gizi pasien sebagai berikut:

22
Panjang Ulna = 23 cm

Wanita = 81,927 + ( PU x 3,034 )

= 81,927 + ( 23 x 3,034 )

= 151 cm

LILA = 26 cm

Wanita = LILA Ukur × (TB – 100)


LILA Standar
= 26 cm × 151 - 100
29,9
= 26 cm × 51
29,9

= 44 kg

BBI = (151 – 100 ) – 10% (151 – 100 )

= 51 – 10% ( 51 )

= 51 – 5.1

= 45 kg

IMT : Bb/Tb² = 44 = 44 = 19 kg/m²( Status Gizi


Normal)
1,51 × 1,51 2,28

Kesimpulan : berdasarkan hasil perhitungan status gizi menurut %LILA

diatas maka dapat disimpulkan Ny.S tergolong dalam kategori normal.

2. Data Biokimia

Tabel 4.1 Data Biokimia Ny.S

No Jenis pemeriksaan Nilai Hasil Ket.


Normal
pemeriksaan
(19/07/2021)
1. Trigliserida <150 mg/dl 156 mg/dl Tinggi
2. Kolestrol Total <200 mg/dl 213 mg/dl Tinggi
3. HDL ≥60 43 mg/dl Rendah
4. LDL <150 161 mg/dl Tinggi
Sumber : Data Rekam Medik RSU Bahtermas provinsi Sultra 2021

23
Dari tabel diatas hasil penggambilan data biokimia didapatkan

bahwa hasil pemeriksaan laboratorium trigliserida yaitu tinggi sedangkan

kolestetol total dalam ketegori tinggi dan untuk HDL dalam kategori

rendah selanjtnya untuk LDL dalam karegori tinggi.

3. Data Klinik/Fisik

Klinik

Tabel 4.2 Data Klinik Ny.S

No Jenis Nilai Hasil Ket.


Pemeriksaan Normal pemeriksaan
1. TD 120/80 mmHg 110/80 Normal
2. Suhu 36 - 37°C 37 Normal
3. Nadi 60 - 100 x/mnt 94 Normal
4. RR 20 - 30/mnt 24 Normal
Sumber : Data Rekam Medik RSU Bahtermas provinsi Sultra 2021

Dari tabel diatas hasil pengukuran klinis didapatkan untuk

pengukuran tekanan darah dalam kategori normal dan pada pemerksaan

suhu dalam kategori normal sedangkan untuk pemeriksaan nadi dalam

kategori normal selanjutnya untuk respirasi dalam kategori normal.

Fisik

Tabel 4.3 Data Fisik Ny.S


No Jenis pemeriksaan Hasil Pemeriksaan
1. GCS 456
2. Kesadaran Compos Mentis
3. Sesak Nafas Berkurang
Sumber : Data Rekam Medik RSUD Bahtermas provinsi Sultra 2021

Dari tabel diatas hasil pemeriksaan fisik untuk glukosa darah

sewaktu normal dan kesadaran baik serta sesak nafas telah berkurang.

24
4. Dietary History

a). Kualitatif : Kebiasaan makan Ny.S 3 kali makan dalam sehari, suka

makan ayam goreng, sering mengonsumsi teh manis, dan

suka makan gorengan dan jarang makan buah dan sayur.

b). Kuantitatif : Recall asupan sebelum masuk rumah sakit

Tabel 4.4 Persentase Asupan Makan Sebelum


Masuk Rumah Sakit Ny.S

Analisa Zat Gizi Energi Protein Lemak Karbohidrat


(Kkal) (gr) (gr) (gr)
Recall 24 jam SMRS 1223,5 55,4 39,7 158,3
Kebutuhan 1625,8 36 45 251
% Asupan 72,2% 153% 88,2% 63%
Keterangan Defisit Lebih Baik Defisit
Sedang Sedang
Sumber : Data Terolah 2021

Dari tabel diatas didapatkan hasil perhitungan asupan sebelum

masuk rumah sakit untuk kebetuhan energy dalam kategori defisit

sedang dan untuk protein dalam kategori lebih sedangkan untuk lemak

dalam kategori baik dan untuk karbohidrat dalam kategori defisit sedang.

5. Riwayat Personal

a) Diangnosa Medis : Jantung Koroner

b) Riwayat Penyakit Sekarang : Pasien mengatakan sesak nafas,

nyeri di bagian dada dan badan terasa lemah

c) Riwayat Penyakit dahulu : Hipertensi

d) Riwayat Penyakit Keluarga : Tidak Ada

e) Sosial Ekonomi

1. Pekerjaan : IRT

2. Pendidikan : SMA

25
a. Diagnosa Gizi

NI – 2.1 : Kekurangan intake makanan dan minuman oral disebabkan

oleh kurangnya asupan makanan ditandai dengan

persentase asupan energi dan karbohidrat kurang/defisit

yaitu energi 72,2% (defisit sedang) dan karbohidrat 63%

(defisit sedang).

NI - 5.7.2 : Kelebihan intake protein disebabkan sering mengonsumsi

lauk hewani dalam porsi besar ditandai dengan persentase

asupan protein 153% (lebih).

NI 5.4 : Penurunan kebutuhan zat gizi spesifik (lemak) disebabkan

oleh kondisi patologis penyakit yang diderita dengan

trigliserida 156 mg/dl (tinggi), kolestrol total 213 mg/dl

(tinggi), HDL 43 mg/dl (rendah) dan LDL 161 mg/dl

(tinggi).

HB 1.1 : Pengetahuan yang kurang dikaitkan dengan makanan dan

zat gizi disebabkan kurangnya informasi ditandai

mengonsumsi makanan yang tidak sesuai diet.

b. Intervensi Gizi

Terapi Gizi

1. Jenis Diet : Diet Jantung II

2. Bentuk Manakan : Lunak (Bubur)

3. Rute Makan : Oral

4. Jenis Diet

26
Memberikan makanan sesuai dengan diet yang diberikan

tanpa ada yang memberatkan kerja jantung pasien.

5. Syarat Diet

a) Energi cukup yang diberikan sesuai dengan perhitungan yaitu

1625,8 kkal.

b) Protein diberikan 13% sebanyak 36 gram.

c) Lemak yang diberikan 25% yaitu sebanyak 45 gram.

d) Karbohidrat diberikan 62% yaitu sebanyak 251 gram.

e) Vitamin dan mineral cukup

f) Makanan yang mudah dicerna dan tidak menimbulkan gas.

g) Bentuk makanan disesuaikan dengan keadaan pasien.

h) Serat cukup untuk menghindari konstipasi.

6. Kebutuhan Gizi

Energi

BEE = 655 (9,6 × BBI) + (1,7 × TB) – (4,7 × U)

= 655 (9,6 × 45) + (1,7 × 151) – (4,7 × 58)

= (655 + 432 + 256,7) – 272,6

= 1343,7

TEE = BEE × FA × FS

= 1343,7 × 1,1 × 1,1

= 1625,8 Kkal

Protein = 0,8 × BB

= 0,8 × 45

= 36 gram (13%)

27
Lemak = 25% × Energi Total
9
= 25% × 1625,8
9
= 45 gram

Karbohidrat = 62% × Energi Total


4
= 62% × 1625,8
4
= 251 gram

Terapi Edukasi Gizi

Hari/Tanggal : Selasa, 20 Juli 2021

Pukul : 09.00 – 09-15 WIB

Waktu Penyuluhan : ± 15 Menit

Sasaran : Pasien dan Keluarga pasien

Tempat : Iccu

Penyuluh : Mahasiswa Poltekes Kendari

Media : Leaflet

Metode Penyuluhan : Diskusi dan Tanya jawab

a. Tujuan Umum

Agar keluarga pasien dapat memahami tetang apa itu diet

jantung yang diberikan kepada pasien sesuai dengan penyakit

yang diderita oleh pasien.

b. Tujuan Khusus

1) Memberikan edukasi pada keluarga pasien mengenai

kebutuhan gizi pasien.

28
2) Memberikan edukasi pada keluarga pasien mengenai diet

jantung serta bahan makanan yang dianjurkan dan makanan

yang dibatasi oleh pasien.

c. Pembahasan Monitoring dan Evaluasi

1. Perkembangan Data Antropometri

Pengukuran antropometri adalah serangkaian pengukuran

kuantitatif otot, tulang, dan jaringan adiposa yang digunakan

untuk menilai komposisi tubuh. Elemen inti dari antropometri

adalah tinggi, berat, indeks massa tubuh (BMI), lingkar tubuh

(pinggang, pinggul, dan anggota badan), dan ketebalan lipatan

kulit. Pengukuran ini penting karena mewakili kriteria diagnostik

untuk obesitas, yang secara signifikan meningkatkan risiko

kondisi seperti penyakit kardiovaskular, hipertensi, diabetes

mellitus, dan banyak lagi (Rusdiarti,2019).

Tabel 4.5 Perkembangan Data Antropometri

Hari ke PU (cm) LILA (cm) %LILA Ket


I 23 26 19 Normal
III 23 26 19 Normal
Sumber : Data terolah 2021

Berdasarkan hasil pengamatan dari awal pengamatan

sampai diakhiri pasien tidak mengalami perubahan nilai

antropometri maupun perubahan status gizi pasien masih sama

yaitu normal dan pengamatan dengan rentang waktu yang singkat

maka tidak ada perubahan yang signifikan terhadap status gizi

pasien.

29
2. Data Klinik/Fisik

Pemeriksaan fisik adalah sebuah proses dari seorang ahli

medis memeriksa tubuh pasien untuk menemukan tanda klinis

penyakit. pemeriksaan akan dicatat dalam rekam medis. Rekam

medis dan pemeriksaan fisik akan membantu dalam penegakan

diagnosis dan perencanaan perawatan pasien. Biasanya,

pemeriksaan fisik dilakukan secara sistematis, mulai dari bagian

kepala dan berakhir pada anggota gerak (Ignatavisius &

Workman, 2010). Oleh sebab itu dituntut untuk memiliki

pengetahuan dan keterampilan dalam memberikan proses

perawatan yang termasuk proses pengumpulan data dari

pemeriksaan fisik yang dilakukan. (Mansyur Muhammad dkk,

2021).

Tabel 4.6 Perkembangan Data Klinik/Fisik Ny.S

Jenis Tanggal Pemeriksaan


Pemeriksaan Nilai Normal
19/07/2021 20/07/2021
Klinis
TD 120/80 mmHg 110/80 120/67
Suhu 36 – 37 °c 36 37
Nadi 60 – 100 x/mnt 94 94
RR 20- 30 x/mnt 24 24
Fisik
GCS 456 456 456
Kesadaran Compos Mentis CM CM
Sesak Nafas Tidak Ada Ada Berkurang
Sumber : Data Rekam Medik RSU Bahtermas provinsi Sultra 2021

Berdasarkan tabel perkembangan data klinik/fisik diatas,

pada pada pemeriksaan klinik tidak ada perubahan signifikan

selama pengamatan semua dalam kategori normal, sedangkan

30
bagian pemeriksaan fisik yaitu dimana pada hari kedua

pengamatan sesak nafas sudah berkurang.

3. Perkembangan Diet

Perkembangan diet merupakan jenis diet yang diberikan

kepada pasien sesuai dengan jenis penyakit dan kondisi fisiologis

yang diderita pasien apakah ada perkembangan setalah diberikan

diet. Berikut ini adalah tabel perkembangan diet selama 2 hari,

yaitu :

Tabel 4.7 Perkembangan Diet Ny.S

NO Tanggal Jenis Diet Bentuk Makanan


1. 19 Juli 2021 Diet Jantung II Lunak
2. 20 Juli 2021 Diet Jantung II Lunak

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa selama studi kasus

yang dilakukan dari tanggal 19 - 20 Juli 2021, tidak dapat perubahan

dari jenis diet dan bentuk makanan yang diberikan kepada pasien.

Tetapi diet yang diberikan sesuai kondisi pasien dan kemampuan

pasien dalam mengkonsumsi makanan. Diet yang diberikan Makanan

zat yang dimakan oleh makhluk hidup untuk mendapatkan nutrisi

yang kemudian diolah menjadi energi. Karbohidrat, lemak, protein,

vitamin, dan mineral merupakan nutrien dalam makanan yang

dibutuhkan oleh tubuh. Mempertahankan status gizi pasien (Normal)

dan protein yang cukup untuk memperbaiki sel-sel yang rusak akibat

penyakit yang diderita pasien.

31
4. Asupan Makan

Pola makan dapat mempengaruhi keadaan gizi, dan sangat

penting untuk memenuhi kebutuhan gizi seimbang sehari-hari.

Tercapainya gizi seimbang dapat bermanfaat untuk mencegah

terjadinya masalah kesehatan dan gizi (Aaltje E.Manampiring

dkk,2016).

Pengkajian makanan dilakukan selama 2 hari yaitu pada tanggal

19 – 20 Juli 2021. Makanan yang disajikan kepada pasien adalah

makanan rumah sakit berdasarkan siklus menu 2 hari. Asupan

makanan yang diamati selama 2 hari meliputi makan pagi, snack

pagi, siang, snack sore, dan makan malam serta makanan dari luar

rumah sakit. Adapun dari hasil pengamatan selama 2 hari dapat

dilihat tabel berikut:

Tabel 4.8 Perkembangan Asupan Makanan Ny.S

Tanggal Keterangan Energy Protein Lemak Kh


(Kkal) (gr) (gr) (gr)
19/07/2021 Asupan RS 972,8 42,7 36,8 116,1
Asupan LRS - - - -
Total 972,8 42,7 36,8 116,1
Kebutuhan 1625,8 36 45 251
% Asupan 59,8% 118% 81,7% 46,2%
20/07/2021 Asupan RS 720,8 30,1 15,5 113,5
Asupan LRS - - - -
Total 720,8 30,1 15,5 113,5
Kebutuhan 1625,8 36 45 251
% Asupan 44% 83,6% 34% 45%
Rata-rata asupan 846,4 36,2 26,15 114,8
Makanan selama 2 Hari
Kebutuhan 1625,8 36 45 251
% Asupan 52% 100% 58% 57,6%
Sumber : Data Terolah 2021

32
Asupan makan yang dimaksud adalah makanan yang dikonsumsi

baik dari rumah sakit maupun dari luar rumah sakit. Pasien boleh

mengonsumsi makanan dari luar rumah sakit asalkan aman untuk

pasien dan untuk makanan yang tidak dianjurkan agar tidak untuk

memakannya.

a. Asupan Energi

Gambar 4.1 Grafik Asupan Energi Ny.S

Grafik Asupan Energi


1800
1600
1400
1200
1000
800
600
400
200
0
Hari 1 Hari 2
Asupan 972.8 720.8
Kebutuhan 1625.8 1625.8

Berdasarkan grafik asupan energi untuk hari pertama

Ny.S mengonsumsi makan yang diberikan dari rumah sakit,

sedangkan pada hari kedua pasien mengonsumsi makanan yang

diberikan dari rumah sakit. Selama pengamatan pasien tidak

mengalamami perubahan asupan makan tetapi pada hari kedua

menggalami penurunan persentase dikarenakan nafsu berkurang

disebabkan pasien masih sulit menerimah makanan. Pada hari

pertama asupan energy yaitu 972,8 kalori (59,9% dari kebutuhan

energy) dan pada hari kedua 720,8% kalori (44% dari kebutuhan

energy).

33
Salah satu faktor utama dalam mencegah penyakit

jantung adalah dengan memperhatikan pola makan yang sehat.

Pola makan yang sehat sesuai kebutuhan energi tubuh dan bergizi

seimbang. Untuk itu pasien penyakit jantung koroner harus

mengonsumsi energi sesuai kebutuhannya (Muliani

Usdeka,2015).

b. Asupan Protein

Gambar 4.2 Grafik Asupan Protein Ny.S

Grafik Asupan Protein


45
40
35
30
25
20
15
10
5
0
Hari 1 Hari 2
Asupan 42.7 30.1
Kebutuhan 36 36

Berdasarkan grafik diatas asupan protein untuk hari

pertama Ny.S mengonsumsi makanan dari rumah sakit yang telah

diberikan dan tidak mengonsumsi makanan dari luar rumah sakit.

Sehingga hari pertama asupan protein dalam kategori baik yaitu

42,7 gr (118% dari kebutuhan protein). Sedangkan pada hari

kedua pengamatan asupan protein dalam kategori baik yaitu

30.1 gr (83,6% dari kebutuhan protein).

Protein merupakan zat gizi yang sangat penting, karena

yang paling erat hubungannya dengan proses-proses kehidupan.

34
Protein berfungsi untuk membentuk jaringan baru dalam masa

pertumbuhan dan perkembangan tubuh, memelihara,

memperbaiki, mengganti jaringan yang rusak, dan sebagai

cadangan energi bila tubuh kekurangan lemak dan karbohidrat.

Melalui reaksi biokimia, protein yang tidak dipakai untuk

pertumbuhan atau pemeliharaan jaringan akan diubah menjadi

lemak dan disimpan sebagai cadangan lemak (Fridawanti

Priskalina Angela,2016).

c. Asupan Lemak

Gambar 4.3 Grafik Asupan Lemak

Grafik Asupan Lemak


50
40
30
20
10
0
Hari 1 Hari 2
Asupan 36.8 15.5
Kebutuhan 45 45

Berdasarkan grafik diatas asupan lemak untuk hari

pertama Ny.S mengonsumsi makanan dari rumah sakit yang telah

diberikan dan tidak mengonsumsi makanan dari luar rumah sakit.

Sehingga hari pertama asupan lemak dalam kategori baik yaitu

81,7 gr (81,7% dari kebutuhan lemak). Sedangkan pada hari

kedua hasil pengamatan asupan lemak dalam kategori defisit

berat yaitu 15,5 gr (34% dari kebutuhan lemak).

35
Lemak adalah salah satu komponen makanan multifungsi

yang sangat penting untuk kehidupan. Selain memiliki sisi

positif, lemak juga mempunyai sisi negative terhadap kesehatan.1

Fungsi lemak dalam tubuh antara lain sebagai sumber energi,

bagian dari membran sel, mediator aktivitas biologis antar sel,

isolator dalam menjaga keseimbangan suhu tubuh, pelindung

organ-organ tubuh serta pelarut vitamin A, D, E, dan K.

Penambahan lemak dalam makanan memberikan efek rasa lezat

dan tekstur makanan menjadi lembut serta gurih. (Dewi Ayu

Ratu,2008).

d. Asupan Karbohidrat
Gambar 4.4 Grafik Asupan Karbohidrat
Grafik Asupan Karbohidrat
300
250
200
150
100
50
0
Hari 1 Hari 2
Asupan 116.1 113.5
Kebutuhan 251 251

Berdasarkan grafik diatas asupan karbohidrat untuk hari

pertama Ny.S mengonsumsi makanan dari rumah sakit yang telah

diberikan. Sehingga hari pertama asupan karbohidrat dalam

kategori defisit berat yaitu 116,1 gr (46,2% dari kebutuhan

karbohidrat). Sedangkan pada hari kedua pengamatan asupan

karbohidrat dalam kategori defisit berat yaitu 113,5 gr (45%

dari kebutuhan karbohidrat).

36
Karbohidrat adalah salah satu zat gizi penting yang

memberikan energy cukup besar bagi tubuh untuk bekerja dan

berfungsi dengan baik. Karbohidrat harus tersedia dalam jumlah

yang cukup sebab kekurangan karbohidrat sekitar 15% dari kalori

yang ada dapat menyebabkan terjadi kelaparan dan berat badan

menurun, sebaliknya apabila jumlah kalori yang tersedia atau

berasal dari karbohidrat dengan jumlah yang tinggi dapat

menyebabkan terjadinya peningkatan berat badan (Fridawanti

Priskalina Angela,2016).

5. Perkembangan Hasil Edukasi

Edukasi gizi tidak terlepas dari pengaruh penggunaan

alatperagaatau media yang mampu mendukung berlangsungnya

kegiatan edukasi tersebut. Pemilihan leaflet sebagai media

edukasi karena media tersebut bersifat visual (Herman

dkk,2020).

Edukasi tentang jantung dilakukan pada hari selasa

tanggal 20 juli 2021. Kepada keluarga dengan menggunakan

leaflet. Dilakukan ± 15 menit. Materi edukasi yang diberikan

kepada keluarga pasien adalah diet jantung sesuai kondisi

pasien. Dari hasil edukasi pasien dan keluarga pasien memahami

apa itu diet jantung serta makanan apa saja yang dianjurkan dan

yang tidak dianjurkan sama sekali. Tujuannya agar pasien dapat

memilih makan yang baik untuk kesehatannya.

37
PASIEN

1. a. Data Identitas Pasien

Nama : Tn. RA

Jenis Kelamin : Laki-laki

Umur : 57 Tahun

Agama : Islam

Pekerjaan : Wiraswata

Tangal MRS : 24/07/ 2021

Nama Ruangan : ICCU

Diagnosa : Jantung Koroner

b. Assesment

1. Data Antropometri

Adapun data hasil penggukuran antropometri terkait dengan

penilaian status gizi pasien sebagai berikut:

Berat Badan = 68 kg

Tinggi Badan = 164 kg

IMT = BB (kg)
(TB)²m²

= 68
(1,64 × 1,64)

= 68
2,68

= 25,3 kg/m² (Status Gizi Normal)

Kesimpulan : berdasarkan hasil perhitungan status gizi menurut IMT

diatas maka dapat disimpulkan Tn.RA tergolong dalam kategori normal.

38
2. Data Biokimia

Tabel 4.9 Data Biokimia Tn.RA

No Jenis Nilai Hasil Ket.


pemeriksaan Normal pemeriksaan
(19/07/2021)
1. Trigliserida <150 mg/dl 140 mg/dl Normal
2. Kolestrol Total <200 mg/dl 215 mg/dl Tinggi
3. HDL ≥60 47 mg/dl Rendah
4. LDL <150 158 mg/dl Tinggi
Sumber : Data Rekam Medik RSU Bahtermas provinsi Sultra 2021

Dari tabel diatas hasil pemgambilan data biokimia didapatkan

bahwa hasil pemeriksaan laboratorium trigliserida yaitu normal

sedangkan kolestetol total dalam ketegori tinggi dan untuk HDL dalam

kategori rendah selanjtnya untuk LDL dalam karegori tinggi.

3. Data Klinik/Fisik

Klinik

Tabel 4.10 Data Klinik Tn.RA

No Jenis Nilai Hasil Ket.


Pemeriksaan normal pemeriksaan
1. TD 120/80 mmHg 113/69 Normal
2. Suhu 36 - 37°C 36 Normal
3. Nadi 60 - 100 x/mnt 72 Normal
4. RR 20 - 30/mnt 22 Normal
Sumber : Data Rekam Medik RSU Bahtermas provinsi Sultra 2021

Dari tabel diatas hasil pengukuran klinis didapatkan untuk

pengukuran tekanan darah dalam kategori normal dan pada pemerksaan

suhu dalam kategori normal sedangkan untuk pemeriksaan nadi dalam

kategori normal selanjutnya untuk respirasi dalam kategori normal.

39
Fisik

Tabel 4.11 Data Fisik Tn.RA


No Jenis pemeriksaan Hasil Pemeriksaan
1. GCS 456
2. Kesadaran Compos Mentis
3. Sesak Nafas Berkurang
Sumber : Data Rekam Medik RSU Bahtermas provinsi Sultra 2021

Dari tabel diatas hasil pemeriksaan fisik untuk glukosa darah

sewaktu normal dan kesadaran baik serta sesak nafas berkurang.

4. Dietary History

a). Kualitatif : Kebiasaan makan Tn.RA 3 kali makan dalam sehari, suka

makan berminyak seperti tahu goreng 2 potong sedang,

sering mengonsumsi kopi dan jarang makan buah dan

sayur.

b). Kuantitatif : Recall asupan sebelum masuk rumah sakit

Tabel 4.12 Persentase Asupan Sebelum


Masuk Rumah Sakit

Analisa Zat Gizi Energi Protein Lemak Karbohidrat


(Kkal) (gr) (gr) (gr)
Recall 24 jam SMRS 885,0 40,5 41,0 89,5
Kebutuhan 1869,6 54,4 51,9 294,4
% Asupan 43,3% 74,4% 78,9% 30,4%
Keterangan Defisit Defisit Defisit Defisit
Berat Ringan Ringan Betat
Sumber : Data Terolah 2021

Dari tabel diatas diperoleh hasil recall selama 24 jam dimana

untuk asupan energy dalam kategori defisit berat dan asupan protein

defisit ringan sedangkan untuk lemak defisit ringan dan untuk asupan

karbohidrat defisit berat.

40
5. Riwayat Personal

a) Diangnosa Medis : Jantung Koroner

b) Riwayat Penyakit Sekarang : Pasien mengatakan sesak nafas,

sebelum masuk rumah sakit, nyeri di bagian dada dan badan terasa

lemah dan pusing.

c) Riwayat Penyakit dahulu : Hipertensi

d) Riwayat Penyakit Keluarga :-

e) Sosial Ekonomi

1. Pekerjaan : Wiraswata

2. Pendidikan : SMA

a. Diagnosa Gizi

NI – 2.1 : Kekurangan intake makanan dan minuman oral disebabkan

oleh kurangnya asupan makanan ditandai dengan persentase

asupan energi dan karbohidrat kurang/defisit yaitu energi

43,3% (defisit berat), protein 74,4% (defisit ringan), lemak

78,9% (defisit ringan) dan karbohidrat 30,4% (defisit berat).

NI 5.4 : Penurunan kebutuhan zat gizi spesifik (lemak) disebabkan

oleh kondisi patologis penyakit yang diderita dengan

kolestrol total 215 mg/dl (tinggi), HDL 47 mg/dl (rendah)

dan LDL 158 mg/dl (tinggi).

HB 1.2 : Sikap yang salah mengenai makanan disebabkan oleh

kebiasaan makan yang tidak untuk memenuhi kebutuhan

zat gizi ditandai dengan pasien sering kali mengonsumsi

kopi yang berlebihan.

41
b. Intervensi Gizi

Terapi Gizi

1. Jenis Diet : Diet Jantung

2. Bentuk Manakan : Lunak (Bubur)

3. Rute Makan : Oral

4. Jenis Diet

Memberikan makanan sesuai dengan diet yang diberikan tanpa

ada yang memberatkan kerja jantung pasien.

5. Syarat Diet

a) Energi cukup yang diberikan sesuai dengan perhitungan yaitu

1869,6 kkal.

b) Protein diberikan 13% sebanyak 54,4 gram.

c) Lemak yang diberikan 25% yaitu sebanyak 51,9 gram.

d) Karbohidrat diberikan 62% yaitu sebanyak 294,4 gram.

e) Vitamin dan mineral cukup

f) Makanan yang mudah dicerna dan tidak menimbulkan gas.

g) Bentuk makanan disesuaikan dengan keadaan pasien.

h) Serat cukup untuk menghindari konstipasi.

6. Kebutuhan Gizi

Energi

BEE = 66 (13,5 × BB) + (5 × TB) – (6,8× U)

= 66 (913,5 × 68) + (5 × 164) – (6,8× 57)

= (66+ 918+ 820) – 387,6

= 1416,4 kkal

42
TEE = BEE × FA × FS

= 1416,4 × 1,2 × 1,1

= 1869,6 kkal

Protein = 0,8 × BB

= 0,8 × 68

= 54,4 gram (13%)

Lemak = 25% × Energi Total


9
= 25% × 1869,6
9
= 51,9 gram

Karbohidrat = 62% × Energi Total


4
= 62% × 1869,6
4
= 294,4 gram

Terapi Edukasi Gizi

Hari/Tanggal : Selasa, 27 Juli 2021

Pukul : 13.00 – 13-15 WIB

Waktu Penyuluhan : ± 15 Menit

Sasaran : Pasien dan Keluarga pasien

Tempat : ICCU

Penyuluh : Mahasiswa Poltekes Kendari

Media : Leaflet

Metode Penyuluhan : Diskusi dan Tanya jawab

43
c. Tujuan Umum

Agar keluarga pasien dapat memahami tetang apa itu diet

jantung yang diberikan kepada pasien sesuai dengan penyakit

yang diderita oleh pasien.

d. Tujuan Khusus

1) Memberikan edukasi pada keluarga pasien mengenai

kebutuhan gizi pasien.

2) Memberikan edukasi pada keluarga pasien mengenai diet

jantung serta bahan makanan yang dianjurkan dan makanan

yang dibatasi oleh pasien.

e. Pembahasan Monitoring dan Evaluasi

2. Perkembangan Data Antropometri

Pengukuran antropometri adalah serangkaian pengukuran

kuantitatif otot, tulang, dan jaringan adiposa yang digunakan

untuk menilai komposisi tubuh. Antropometri adalah tinggi, berat,

indeks massa tubuh (BMI), lingkar tubuh pinggang, pinggul, dan

anggota badan. Pengukuran ini penting karena mewakili kriteria

diagnostik untuk obesitas, yang secara signifikan meningkatkan

risiko kondisi seperti penyakit kardiovaskular, hipertensi, diabetes

mellitus, dan banyak lagi (Rusdiarti,2019).

Tabel 4.13 Perkembangan Data Antropometri Tn.RA

Hari TB (cm) BB (kg) IMT Ket


ke (kg/m²)
I 164 68 25,3 Normal
III 164 68 25,3 Normal
Sumber : Data terolah 2021

44
Berdasarkan hasil pengamatan dari awal pengamatan

sampai diakhiri pasien tidak mengalami perubahan nilai

antropometri maupun perubahan status gizi pasien masih sama

yaitu normal dan pengamatan dengan rentang waktu yang singkat

maka tidak ada perubahan yang signifikan terhadap status gizi

pasien.

3. Data Klinik/Fisik

Pemeriksaan fisik adalah sebuah proses dari seorang ahli

medis memeriksa tubuh pasien untuk menemukan tanda klinis

penyakit. pemeriksaan akan dicatat dalam rekam medis. Rekam

medis dan pemeriksaan fisik akan membantu dalam penegakan

diagnosis dan perencanaan perawatan pasien. Biasanya,

pemeriksaan fisik dilakukan secara sistematis, mulai dari bagian

kepala dan berakhir pada anggota gerak (Ignatavisius &

Workman, 2010). Oleh sebab itu dituntut untuk memiliki

pengetahuan dan keterampilan dalam memberikan proses

perawatan yang termasuk proses pengumpulan data dari

pemeriksaan fisik yang dilakukan. (Mansyur Muhammad dkk,

2021).

45
Tabel 4.14 Perkembangan Data Klinik/Fisik Tn.RA

Jenis Tanggal Pemeriksaan


Pemeriksaan Nilai Normal
19/07/2021 20/07/2021
Klinis
TD 120/80 mmHg 110/80 120/67
Suhu 36 – 37 °c 36 37
Nadi 60 – 100 x/mnt 94 94
RR 20- 30 x/mnt 24 24
Fisik
GCS 456 456 456
Kesadaran Compos Mentis CM CM
Sesak Nafas Tidak Ada Ada Berkurang
Sumber : Data Rekam Medik RSU Bahtermas provinsi Sultra

Berdasarkan tabel perkembangan data klinik/fisik diatas,

pada pada pemeriksaan klinik tidak ada perubahan signifikan

selama pengamatan semua dalam kategori normal, sedangkan

bagian pemeriksaan fisik, yaitu dimana pada hari kedua

pengamatan sesak nafas sudah berkurang.

4. Perkembangan Diet

Perkembangan diet merupakan jenis diet yang diberikan

kepada pasien sesuai dengan jenis penyakit dan kondisi fisiologis

yang diderita pasien apakah ada perkembangan setalah diberikan

diet. Berikut ini adalah tabel perkembangan diet selama 2 hari,

yaitu :

Tabel 4.15 Perkembangan Diet Tn.RA

NO Tanggal Jenis Diet Bentuk Makanan


1. 26 Juli 2021 Diet Jantung Lunak
2. 27 Juli 2021 Diet Jantung Lunak

46
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa selama studi

kasus yang dilakukan dari tanggal 26 - 27 Juli 2021, tidak dapat

perubahan dari jenis diet dan bentuk makanan yang diberikan

kepada pasien. Tetapi diet yang diberikan sesuai kondisi pasien

dan kemampuan pasien dalam mengkonsumsi makanan. Diet yang

diberikan Makanan zat yang dimakan oleh makhluk hidup untuk

mendapatkan nutrisi yang kemudian diolah menjadi energi.

Karbohidrat, lemak, protein, vitamin, dan mineral merupakan

nutrien dalam makanan yang dibutuhkan oleh tubuh.

Mempertahankan status gizi pasien (Normal) dan protein yang

cukup untuk memperbaiki sel-sel yang rusak akibat penyakit yang

diderita pasien.

5. Asupan Makan

Pola makan dapat mempengaruhi keadaan gizi, dan sangat

penting untuk memenuhi kebutuhan gizi seimbang sehari-hari.

Tercapainya gizi seimbang dapat bermanfaat untuk mencegah

terjadinya masalah kesehatan dan gizi (Aaltje E.Manampiring

dkk,2016).

Pengkajian makanan dilakukan selama 2 hari yaitu pada

tanggal 19 – 20 Juli 2021. Makanan yang disajikan kepada pasien

adalah makanan rumah sakit berdasarkan siklus menu 2 hari.

Asupan makanan yang diamati selama 2 hari meliputi makan

pagi, snack pagi, siang, snack sore, dan makan malam serta

47
makanan dari luar rumah sakit. Adapun dari hasil pengamatan

selama 2 hari dapat dilihat tabel berikut:

Tabel 4.16 Perkembangan Asupan Makanan Tn.RA

Tanggal Keterangan Energy Protein Lemak Kh


(Kkal) (gr) (gr) (gr)
26/07/2021 Asupan RS 917,5 47,0 38,8 93,0
Asupan LRS - - - -
Total 917,5 47,0 38,8 93,0
Kebutuhan 1869,6 54,4 51,9 294,4
% Asupan 49% 86% 74,7% 31,5%
27/07/2021 Asupan RS 887,9 72,1 23,6 127,8
Asupan LRS - - - -
Total 887,9 72,1 23,6 127,8
Kebutuhan 1869,6 54,4 51,9 294,4
% Asupan 47% 132% 45,4% 43,4%
Rata-rata asupan 902,7 59,5% 31,2% 110,4
Makanan selama 2 Hari
Kebutuhan 1869,6 54,4 51,9 294,4
% Asupan 48,2% 109% 60,1% 37,5%
Sumber : Data Terolah 2021

Asupan makan yang dimaksud adalah makanan yang

dikonsumsi baik dari rumah sakit maupun dari luar rumah sakit.

Pasien boleh mengonsumsi makanan dari luar rumah sakit asalkan

aman untuk pasien dan untuk makanan yang tidak dianjurkan agar

tidak untuk memakannya. Berikut adalah tingkat asupan energi,

protein, lemak, karbohidrat :

48
a. Asupan Energi

Gambar 4.5 Grafik Asupan Energi Tn.RA

Grafik Asupan Energi


2000

1500

1000

500

0
Hari 1 Hari 2
Asupan 917.5 887.9
Kebutuhan 1869.6 1869.6

Berdasarkan grafik diatas asupan energi untuk hari

pertama Tn.RA mengonsumsi makanan dari rumah sakit yang

telah diberikan dan tidak mengonsumsi makanan dari luar rumah

sakit. Sehingga hari pertama asupan energi dalam kategori defisit

berat yaitu 917,5 gr (49% dari kebutuhan energi). Sedangkan

pada hari kedua hasil pengamatan asupan energi dalam kategori

defisit berat yaitu 887,9 gr (47% dari kebutuhan energi).

Salah satu faktor utama dalam mencegah penyakit

jantung adalah dengan memperhatikan pola makan yang sehat.

Pola makan yang sehat sesuai kebutuhan energi tubuh dan bergizi

seimbang. Untuk itu pasien penyakit jantung koroner harus

mengonsumsi energi sesuai kebutuhannya (Muliani

Usdeka,2015).

49
b. Asupan Protein

Gambar 4.6 Grafik Asupan Protein Tn.RA

Grafik Asupan Protein


80
70
60
50
40
30
20
10
0
Hari 1 Hari 2
Asupan 47 72.1
Kebutuhan 54.4 54.4

Berdasarkan grafik diatas asupan protein untuk hari

pertama Tn.RA mengonsumsi makanan dari rumah sakit yang

telah diberikan dan tidak mengonsumsi makanan dari luar rumah

sakit. Sehingga hari pertama asupan protein dalam kategori baik

yaitu 45 gr (86% dari kebutuhan ptotein). Sedangkan pada hari

kedua hasil pengamatan asupan protein dalam kategori tinggi

yaitu 72,1 gr (132% dari kebutuhan protein).

Protein merupakan zat gizi yang sangat penting, karena

yang paling erat hubungannya dengan proses-proses kehidupan.

Protein berfungsi untuk membentuk jaringan baru dalam masa

pertumbuhan dan perkembangan tubuh, memelihara,

memperbaiki, mengganti jaringan yang rusak, dan sebagai

cadangan energi bila tubuh kekurangan lemak dan karbohidrat.

Melalui reaksi biokimia, protein yang tidak dipakai untuk

pertumbuhan atau pemeliharaan jaringan akan diubah menjadi

50
lemak dan disimpan sebagai cadangan lemak (Sumardjo, 2008).

Kebutuhan protein pada umur dewasa adalah 50-60 gram per hari

atau berkisar 11% dari total energi (Hidayat, 2008). Sumber

protein berasal dari tempe,tahu, daging, telur, dan ikan.

(Fridawanti Priskalina Angela,2016).

c. Asupan Lemak

Gambar 4.7 Grafik Asupan Lemak Tn.RA

Grafik Asupan Lemak


60
50
40
30
20
10
0
Hari 1 Hari 2
Asupan 38.8 23.6
Kebutuhan 51.9 51.9

Berdasarkan grafik diatas asupan lemak untuk hari

pertama Tn. RA mengonsumsi makanan dari rumah sakit yang

telah diberikan dan tidak mengonsumsi makanan dari luar rumah

sakit. Sehingga hari pertama asupan lemak dalam kategori baik

yaitu 38,8 gr (74,7% dari kebutuhan lemak). Sedangkan pada hari

kedua hasil pengamatan asupan lemak dalam kategori defisit

ringan yaitu 23,6 gr (45,5% dari kebutuhan lemak).

Lemak merupakan komponen struktural dari semua sel-

sel tubuh yang dibutuhkan untuk fungsi fisiologis tubuh. Lemak

terdiri dari trigliserida, fosfolipid, dan sterol yang masing-masing

51
memiliki fungsi khusus bagi kesehatan manusia. Kebutuhan

lemak orang dewasa tidak boleh melebihi 630 kkal atau sekitar

30% dari total kalori (Hidayat, 2008). Zat lemak dibutuhkan

sekitar 2/5 dari kalori total menu harian. Lemak dalam tubuh

berfungsi untuk menyerap vitamin yang larut dalam lemak

(ADEK), membuat hormon, dan melancarkan metabolisme

(Fridawanti Priskalina Angela,2016).

d. Asupan Karbohidrat
Gambar 4.8 Grafik Asupan Karbohidrat Tn.RA

Grafik Asupan Karbohidrat


350
300
250
200
150
100
50
0
Hari 1 Hari 2
Asupan 93 127.8
Kebutuhan 294.4 294.4

Berdasarkan grafik diatas asupan karbohidrat untuk hari

pertama Tn.RA mengonsumsi makanan dari rumah sakit yang

telah diberikan dan tidak mengonsumsi makanan dari luar rumah

sakit. Sehingga hari pertama asupan karbohidrat dalam kategori

defisit berat yaitu 93 gr (31,5% dari kebutuhan karbohidrat).

Sedangkan pada hari kedua hasil pengamatan asupan karbohidrat

dalam kategori defisit berat yaitu 127,8 gr (43,4% dari

kebutuhan karbohidrat).

52
Karbohidrat adalah salah satu zat gizi penting yang

memberikan energy cukup besar bagi tubuh untuk bekerja dan

berfungsi dengan baik. Konsumsi karbohidrat harus seimbang

antara pemasukan dan pengeluaran energinya, bila pemasukan

lebih banyak dari pengeluaran maka energi yang tidak digunakan

akan disimpan di dalam tubuh dalam bentuk lemak, akibatnya

banyak orang yang tubuhnya menjadi obesitas karena kelebihan

energi dan akan berlanjut dengan timbulnya masalah kesehatan

(Graha, 2010). Karbohidrat harus tersedia dalam jumlah yang

cukup sebab kekurangan karbohidrat sekitar 15% dari kalori yang

ada dapat menyebabkan terjadi kelaparan dan berat badan

menurun, sebaliknya apabila jumlah kalori yang tersedia atau

berasal dari karbohidrat dengan jumlah yang tinggi dapat

menyebabkan terjadinya peningkatan berat badan (Fridawanti

Priskalina Angela,2016).

6. Perkembangan Hasil Edukasi

Edukasi gizi tidak terlepas dari pengaruh penggunaan

alatperagaatau media yang mampu mendukung berlangsungnya

kegiatan edukasi tersebut. Pemilihan leaflet sebagai media

edukasi karena media tersebut bersifat visual (Herman

dkk,2020).

Edukasi tentang jantung dilakukan pada hari selasa

tanggal 27 juli 2021. Kepada keluarga dengan menggunakan

leaflet. Dilakukan ± 15 menit. Materi edukasi yang diberikan

53
kepada keluarga pasien adalah diet jantung sesuai kondisi

pasien. Dari hasil edukasi pasien dan keluarga pasien memahami

apa itu diet jantung serta makanan apa saja yang dianjurkan dan

yang tidak dianjurkan sama sekali.

54
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan

Dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa :

1. Berdasarkan hasil pengukuran antropometri ke dua pasien, status gizi

didapatkan dalam kategori normal.

2. Diagnosa Gizi Pasien 1 dengan NI 21 Kekurangan intake makanan dan

minuman oral NI 5.7.2 Kelebihan intake protein. HB 1.1 Pengetahuan yang

kurang dikaitkan dengan makanan dan zat gizi. Pasien 2 dengan NI 2.1

Kekurangan intake makanan dan minuman oral. NI 5.4 Penurunan

kebutuhan zat gizi spesifik (lemak). HB 1.2 Sikap yang salah mengenai

makanan.

3. Terapi diet yang diberikan pada ke dua pasien yaitu diet jantung II

sedangkan pasien ke dua diberikan diet jantung.

4. Berdasarkan Asupan makan pasien pertama pada pengamatan hari ke satu

rata-rata dalam kategori defisit, sedang kan pada hari ke dua mengalami

peningkatan asupanya yang tergolong dalam kategori baik, untuk pasien ke

dua pada pengamatan hari ke satu dan ke dua asupanya masih tetap sama

yaitu masih tergolong dalam kategori defisit dikarenakan nafsu makan yang

kurang disebabkan masih ada sesak didada.

B. Saran

Dari penelitian ini perlu adanya penelitian lanjut dengan memperhatikan

waktu pengamatan yang lebih panjang agar lebih mendalam dalam studi kasus

ini dan diikuti dengan monitoring untuk mendapatkan kesimpulan dan dilakukan

pembahasan.

55
DAFTAR PUSTAKA

Angela Prikalina Fridawanti,2016. Hubungan Antara Asupan


Energi,Karbohidrat, Protein, dan Lemak Terhadap Obesitas
Sentral Pada Orang Dewasa Di Desa Kapurhajo, Kecamatan
Cangkringan,Yogyakarta.

Arafah, Fadli, Mansyur Muhammad, 2021. Pengetahuan Perawat Dalam


Melakukan Pemeriksaan Fisik Pada Kasus Kardiovaskuler.

Asriani, 2013. Hubungan Pola Makan, Status Gizi dan Kebiasaan Merokok
dengan Kejadian Penyakit Jantung Koroner Di BLU RSU
Bahtramas Provinsi Sultra. Karya Tulis Ilmiah

Almina Rospitaria Taringan, Zulhaida Lubis, Syarifa, 2018. Pengaruh


Pengetahuan Diet Hipertensi di Desa Hulu Kecamatan Pancar
Batu tahun 2016. Jurnal Kesehatan. Edisi Vol 11 No 1 Tahun
2018

Almatsier, Sunita.2004. Penuntun Diet Edisi Baru. Jakarta : PT Gramedia


Pustaka Utama. Hal : 157-158

Andi Eka Dharma Putra syukri, Lucia Panda, L.W . A Rotty. Profil penyakit
jantung koroner di Irina F Jantung Rsud prof. Dr. R. D. Kandou
Manado
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/eclinic/article/download/60
36/5555. [diakses pada tanggal 28 Januari 2021].

Aji M. Shanhia, Damajanty H. C. Pangemanan, Joice N. A. Engka, 2015.


Gambaran Kadar Kolesterol Low Density Lipoprotein (LDL)
pada Masyarakat Perokok di Pesisir Pantai. Jurnal e-Biomedik
(eBm), Volume 3, Nomor 1, januari-April 2015

Aulia Dewi Listiyana, Mardiana , Galuh Nita Prames, 2013. Obesitas Sentral dan
Kadar Kolesterol Darah Total
http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/kemas. [diakses pada
tanggal 31 januari 2021].

Bambang Dwiputra, SpJP 2018. Mengenali Hubungan dan Gejala Serangan


dini Jantung Penyakit Jantung Koroner

Desydiastutik,2017.Proporsi Karakteristik Penyakit Jantung Koroner pada


Perokok Aktif berdasarkan Karakteristik Merokok.

Farah S.Mokoginta, Fona Budiarso, Aaltje E.Manamping, 2016. Gambaran Pola


Asupan Makanan Pada Remaja Di Kabupaten Bolaang
Mongondow Utara. Edisi Desember 2016 Vol 4, No 2.

56
Jamaluddin, 2019. Obesitas Sebagai Faktor Risiko Penyakit Jantung Koroner Di
Rumah Sakit Umum Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara.

Muhammad Kemal Balamba, Aries S. M. Lumenta, Brave A. Sugiarso, 2017


Animasi 3 Dimensi Penyakit Jantung Koroner pada Manusia. E-
Journal Teknik Informarika Vol 11. No. 1 (2017) Tekno

Mulyati Sri Rahayu, 2015. Hubungan Indeks Massa Tubuh dengan Penyakit
Jantung Koroner dirumah Sakit Umum Cut Neutia Kabupaten
Aceh Utara

Muhammad Husni, Buchari Lapau, Boga Hardhana, 2018. Hubungan


Dislipedemia dan Diabetes Melitus dengan Kejadian Penyakit
Jantung Koroner di RSUD Ulin Banjarmasin. Edisi Oktober
2018 Vol. 2, No.2

Ratu Ayu Dewi Sartika,2008. Pengaruh Asam Lemak Jenuh, Tidak Jenuh dan
Asam Lemak Trans Terhadap Kesehatan. Edisi Februari 2008
Vol 2, No.4

Reni Sarira, Andi Auliyah Warsyidah, Nardin, 2017. Gambaran hasil


Pemeriksaan Trigliserida pada petugas perawatan lantai 4 RSU
Wisata Universitas Indonesia Timur Makassar 2018. Jurnal
Media Laboran. Edisi Mei 2017 Vol. 7, No.2. Hal: 2

Rina Eka Wijaya.S, 2018. Studi Kasus Penatalaksanaan Diet Pada Penyakit
Jantung Koroner di Ruang Rawat Inap RSU BAHTERAMAS
Provinsi Sulawesi Tenggara. Karya Tulis Ilmiah

Supariasa dkk, 2001. Penilaian Status Gizi Penerbit Buku Kedokteran EGC

Sumapradja, M. G., Fayakun, Y.L. & Widyastuti, D. (2011). Proses Asuhan Gizi
Terstandar. In: Iwaningsih, S, Utami, S. & Moviana, Y. (eds).
Proses Asuhan Gizi Terstandar (PAGT). Jakarta: Abadi
Publishing & printin

Triyanti Nela kaprada, 2019. Proses Asuhan Gizi Terstandar pada Pasien Jantung
Koroner Rawat Inap Di RSUD PROF.DR.W.Z. JOHANES
KUPANG

Novia Anastasya, Adrian Dektisa Hagijanto, Bernadette Dian Arini Maer, 2016.
Perancangan Media Informasi Tentang Aritmia Jantung bagi
anak Remaja bagi Usia 15-20 tahun

Putu Adi Saputra, 2015. Latihan Fisik pada Penderita Penyakit Jantung Koroner.
Jurnal Proceeding Seminar Nasional FMIPA UNDIKSHA V
Tahun 2015

57
LAMPIRAN

58
Lampiran 1: Informend Consent ( Lembar Persetujuan)

SURAT PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini

Nama :
Jenis kelamin :
Umur :
Pendidikan :
Alamat :
Dengan ini saya bersedia menjadi responden peneliti bernama Hasriyani,

Mahasiswa Poltekes Kemenkes Kendari Jurusan Gizi dengan Judul Proses Asuhan Gizi

Terstandar Pada Pasien Penyakit Jantung koroner Yang Menjalani Rawat inap Di RS

Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara Kota Kendari.

Saya memahami bahwa penelitian ini tidak berakibat negatif dan bersifat suka

rela, sehingga jawaban yang diberikan tidak ada unsur pemaksaan dari siapa pun.

Kendari,………..2021

Peneliti Responden

Hasriyani
Nim.P00331018016 (.………………..)

59
Lampiran 2 : From Asuhan Gizi

Tanggal/hari : Suku :
Nama : Pekerjaan :
Umur : Alamat :
TTL : Tgl MRS :
Jenis kelamin : Ruangan /kamar :
Agama : NO RM :
Status : Diagnosa medis :

ASSESMENT ( PENGKAJIAN GIZI)


1. Antropometri
BB saat MRS : Status Gizi Menurut IMT :
TB (cm) : Status Gizi Menurut LILA :
IMT : Estimasi TB Menurut TL :
LILA : Estimasi TB Menurut RL :
%LILA Standar :
TL (cm)* :
RL (cm)* :

*Pengukuran dilakukan apabila TB ( tidak dapat diukur)


2. Biokimia
Albumin ≤ 2,9 mg/dl Asam urat ≥ 7 mg/dl
HB ≤ 11 gr/dl Kreatinin ˃ 1,5 mg/dl
Kolesterol ≥ 200 mg/dl BUN ˃ 23 mg/dl
Riwayat DM Kalium:tinggi˃5,1mmol/rendah˂3,5mol*
WBC ……………………..…….
Lain-lain terkait gizi …………………………..
*Dicoret yang tidak sesuai
3. Fisik/klinis
Klinis Fisik
Suhu :………...°c Mual/muntah Sulit menelan
Nadi :……........x/mnt
Anoreksia Sesak nafas
TD :…../…....mmHg
RR :……........x/mnt Diare Gangguan Gigi
Iktelk : Ya/Tidak
Konstipasi ……………...
Edema/Ascites : Ya/Tidak
Sulit mengunya ………….…..
Hamil/menyusui ……………...
KU :………….
Kesadaran :…………..

60
4. Dietery/Riwayat Gizi

a. Pola makan

b. Kebutuhan sebelum masuk Rumah Sakit

E :……..Kkal P : ………gr L :……… gr KH:……. Gr


Asupan makan
1. Frekuensi makan sebelum MRS Makan ˃3x/hari Makan˂3x/hari
2. Kebiasaan makan utama Pagi Siang Malam
3. Kebiasaan selingan …………kali/hari
4. Alergi makanan Ya,Jenis…………………. Tidak
5. Pantangan makanan Ya,Jenis………………… Tidak
6. Suplemen Gizi Ya,Jenis………………… Tidak
7. Asupan sebelum MRS Lebih (˃110%)
Baik (≥ 90-80)
Kurang (51-79%)
Buruk (˃51%)

8. Asupan sebelum pengamatan Lebih (˃110%)


Baik (≥ 80)
Kurang (51-79%)
(Lampiran from recall) Buruk (˃51%)

61
5. Riwayat Personal
a. Riwayat penyakit
1. Keluhan utama

2. Riwayat penyakit sekarang

3. Riwayat penyakit dahulu

4. Riwayat penyakit keluarga

5. Sosial ekonomi
Pekerjaan :
Pendidikan :
Penghasilan :

62
Diagnosa Gizi
Diagnosa Medis :
Diagnosa Gizi :
Domain Intake (NI)

Domain Clinis (NC)

Domain Behavioral (HB)

INTERVENSI
Jenis Diet :
Tujuan Diet :

Kebutuhan Nutrisi : Energi : ………. Kkal Protein : ……. gr


Lemak : ………gr karbohidrat : …….. gr
Zat Gizi Lain :……..

Perhitungan

63
Syarat Diet :

Bentuk Makanan : Nasi Bubur/Nasi Tim


Bubursaring/cincang Cair/Sonde/Formula
Cara Pemberian Oral Enternal/NGT

MONITORING DAN EVALUASI


Antropometri

Biokimia

Fisik/klinis

Dietery History

64
Lampiran 3 : Formulir Recall 24 jam
Nama Pasien : TTL :
Umur : Jenis Kelamin :
Alamat : Hari/Tanggal :

Apakah yang anda makan dalam 24 jam terakhir?

Metode Jumlah
Pemasakan
Waktu Nama Menu Bahan (rebus, kuku, Berat Berat
makan Makanan goreng, bakar, URT Masak Mentah
panggang) (gr) (gr)
PAGI

Snack

SIANG

Snack

MALAM

Catatan: a) Tanyakan apakah menu makanan berbda dengan hari biasanya


b) Apakah ada tambahan suplemen san sejenisnya
c) Susunan recall berdasarkan daftar list yang diajukan

65
lampiran 4: Kuisioner Frekuensi Makan Pasien

Nama : Gender Umur TB BB BB Ideal IMT


No. Reg : L/P
Dokter yang mengirim : Diagnosa :
Diet :
Lebih 1 x

1 x sehari

>3 x seminggu
seminggu
1-2x

>3 x seminggu
Tidak pernah

Tidak pernah
Kurang 1 x

Kurang 1 x
1 x sehari

seminggu
Lebih 1 x

1–2x
Bahan Bahan
Makanan Makanan

66
Lampiran 5: From Visual Comstock

% Sisa Makanan
0% 25% 50% 75% 95% 100%
Waktu
Makan Jenis
Makanan

(1) (2) (3) (4) (5) (6)


Pagi Makanan
pokok
Lauk
hewani
Lauk nabati
Sayur
Buah
Snack Kudapan
Siang Makanan
pokok
Lauk
hewani
Lauk nabati
Sayur
Buah

Snack Kudapan
Malam Makanan
pokok
Lauk
hewani
Lauk nabati
Sayur
Buah

Keterangan :
(1) Makanan seluruhnya dikonsumsi
(2) Tersisa ¼ porsi
(3) Tersisa ½ porsi
(4) Tersisa ¾ porsi
(5) Dikonsumsi sedikit
(6) Utuh

67
Lampiran 6 : Hasil Recall Selama Dua Hari Pada Pasien 1

Food Amount Kcal Protein Fat Carbohydr


Pagi
Bubur nasi 100 130.0 2.4 0.2 28.6
Daging Ayam goreng 60 199.2 15.7 13.9 2.2
Sayur sop 100 28.0 1.7 2.1 1.6
Snack
Keu bolu kusus 250 32.3 0.0 0.0 8.0
Siang
Bubur nasi 100 130.0 2.4 0.2 28.6
Ikan goreng 50 79.9 6.5 6.0 0.0
Papaya 100 33.0 1.2 0.3 7.5
Malam
Bubur nasi 100 130.0 2.4 0.2 28.6
Daging ayam goreng 60 199.2 15.7 13.9 2.2
Sayur sop 50 10.5 0.3 0.6 1.4
Melon fresh
Total 972,8 42,7 36,8 116,1
Kebutuhan 1625,8 36 45 251
Kebutuhan % 59,8% 118% 81,7% 46,2%
Pagi
Bubur pagi 150 109.3 1.9 0.2 24.0
Daging ayam goreng 40 132.8 10.5 9.2 1.5
Sayur sop 40 41.6 0.7 2.8 4.2
Snack
Keu bolu 30 62.1 1.3 0.6 12.9
Siang
Bubur nasi 150 109.3 1.9 0.2 24.0
Ikan kuah rebus belu 50 26.5 4.7 0.8 0.0
Sayur bening campur 50 16.5 0.6 0.2 3.8
Melon fresh 100 38.2 0.6 0.2 8.3
Malam
Bubur nasi 150 109.3 1.9 0.2 24.0
Ikan kuah rebus belu 50 26.5 4.7 0.8 0.0
Sayur bening campur 50 16.5 0.6 0.2 3.8
Semangka 100 32.0 0.6 0.4 7.2
Total 720,8 30,1 15,5 113,5
Kebutuhan 1625,8 36 45 251
Kebutuhan % 52% 100% 58% 57,6%

68
Lampiran 7: Hasil Recall Selama Dua Hari Pada Pasien 2

Food Amount Kcal Protein Fat Carbohydr


Pagi
Bubur nasi 150 109.3 1.9 0.2 24.0
Daging Ayam goreng 60 199.2 13.9 13.9 2.2
Melon fresh 85 32.5 0.2 0.2 7.0
Snack
Keu bolu 30 62.1 1.3 0.6 12.9
Siang
Bubur nasi 50 36.4 0.6 0.1 8.0
Ikan goreng 60 95.9 7.8 7.2 0.0
Papaya 80 31.2 0.5 0.1 7.8
Snack
Kue bolu 30 62.1 1.3 0.6 12.9
Malam
Bubur nasi 80 58.3 1.0 0.1 12.8
Daging ayam goreng 60 199.2 15.7 13.9 2.2
Sayur sop 30 31.2 0.5 2.1 3..2
Total 917.5 42,7 36,8 116,1
Kebutuhan 1869,9 54.4 51,9 294,4%
Kebutuhan % 49% 86% 74,7% 31,5%
Pagi
Bubur pagi 150 109.3 1.9 0.2 24.0
Ikan kuah rebus belu 60 31.8 5.6 0.9 0.0
Sayur bening campur 30 9.9 0.4 0.1 2.3
Snack
Keu bolu 30 62.1 1.3 0.6 12.9
Siang
Bubur nasi 150 109.3 1.9 0.2 24.0
Daging ayam goreng 60 199.2 15.7 13.9 2.2
Sayur soap 50 52.0 0.9 3.5 5.3
Snack
Biscuit regal 30 129.3 2.3 3.0 23.6
Malam
Bubur nasi 150 109.3 1.9 0.2 24.0
Ikan kuah rebus belu 60 31.8 5.6 0.9 0.0
Sayur bening campur 40 13.2 0.5 0.1 3.0
Melom fresh 80 30.2 0.2 0.2 6.6
Total 887,9 72.1 23.6 127.8
kebutuhan 1625,8 36 45 251
Kebutuhan % 48,2% 109% 60,1% 37,5%

69
Lampiran 8: Surat Izin Penelitian dari Badan Kesatuan Bangsa dan Politik

70
Lampiran 9 : Surat Keterangan Layak Etika Penelitian

71
Lampiran 10: Surat Keterangan Izin Meneliti

72
Lampiran 11: Surat Keterangan Selesai Meneliti

73
74
Lampiran 12 : leaflet

75
76
Dokumentasi Kegiatan

77

Anda mungkin juga menyukai