Anda di halaman 1dari 41

KONSULTASI GIZI

SAIRAH,SKM.,M.KES
Tujuan Pembelajaran

 Pengertian Konsultasi Gizi


 Ruang Lingkup/Tujuan
 Sejarah Konsultasi Gizi

PENGERTIAN :
Konsultasi Gizi adalah Pertemuan dengan ahli gizi atau
ahli diet dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas
hidup, Kesehatan dan kebugaran seseorang secara
keseluruhan.
 Konseling Gizi adalah Serangkaian kegiatan sebagai proses
komunikasi dua arah untuk menanamkan dan
meningkatkan pengertian, sikap dan perilaku sehingga
membantu klien/ pasien mengenali dan mengatasi
masalah gizi melalui pengaturan makanan dan minuman.
 Penyuluhan Gizi adalah proses belajar untuk
mengembangkan pengertian dan sikap yang positif
terhadap gizi agar yang bersangkutan dapat memiliki dan
membentuk kebiasaan makan yang baik dalam kehidupan
sehari – hari.
Pengertian Konseling Gizi
Konseling gizi merupakan salah satu bagian dari pendidikan gizi yang
bertujuan membantu masyarakat, kelompok atau individu untuk menyadari
dan mampu mengatasi masalah kesehatan dan gizi yang dialaminya.
Beberapa pengertian tentang konseling berkembang antara lain seperti di
bawah ini :

 Menurut Kamus Gizi (2009), yang dikeluarkan oleh Persagi, Konseling Gizi
adalah proses komunikasi dua arah antara konselor dan pasien/klien,
untuk membantu klien untuk mengenali dan mengatasi masalah gizi.

 Persagi (2010) mendefinisikan bahwa Konseling Gizi adalah suatu bentuk


pendekatan yang digunakan dalam asuhan gizi untuk menolong individu
dan keluarga memperoleh pengertian lebih baik tentang dirinya dan
permasalahan gizi yang dihadapi. Salah satu upaya meningkatkan
pengetahuan dan kemampuan individu dan keluarga tentang gizi dapat
dilakukan melalui konseling.
 Menurut Supariasa, (2012), konseling merupakan suatu proses
komunikasi dua arah/interpersonal antara konselor dan klien
untuk membantu klien dalam mengenali, menyadari dan akhirnya
mampu mengambil keputusan yang tepat dalam mengatasi
masalah gizi yang dihadapinya.

 Konselor adalah ahli gizi yang bekerja membantu klien mengenali,


menyadari, mendorong dan mencarikan dan memilih solusi
pemecahan masalah klien yang akhirnya klien mampu
menentukan keputusan yang tepat dalam mengatasi masalahnya.
 Konsultasigizi memberikan solusi Bersama antara ahli
gizi dan klien/pasien untuk permasalahan gizi yang
dialami klien / pasien sehingga diperoleh kesepakatan
dalam pengaturan makan untuk mendukung Kesehatan
atau kesembuhan klien/pasien.
Ruang Lingkup/Tujuan
Dalam buku pendidikan dan konsultasi gizi oleh suariasa ( 2012 ), yang dimaksud
dengan tujuan konsultasi gizi adalah sebagai berikut :
 Membantu klien dalam mengidentifikasi dan menganalisis masalah klien serta
memberi alternatif pemecahan masalah. Melalui konsultasi gizi klien dapat
berbagi masalah, penyebab masalah dan memperoleh informasi tentang cara
mengatasi masalah.
 Menjadikan cara – cara hidup sehat dibidang gizi sebagai kebiasaan hidup
klien. Melalui konsultasi gizi gizi klien dapat belajar mengubah pola hidup,
pola aktifitas dan pola makan.
 Meningkatkan pengetahuan dan kemampuan individu atau keluarga klien
tentang gizi. Melalui konsultasi gizi klien mendapatkan informasi pengetahuan
tentang gizi, diet dan Kesehatan.
Sasaran Konsultasi Gizi

 Klien yang memiliki masalah Kesehatan terkait dengan terkait dengan gizi.
 Klien yang ingin melakukan Tindakan pencegahan.
 Klien yang ingin mempertahankan dan mencapai status gizi yang optimal.
 Dalam proses konsultasi gizi, seseorang yang membutuhkan bantuan ( klien
dan seseorang yang memberikan bantuan dan dukungan ( petugas konsultasi
atau konselor ) akan bertatap muka dan berbicara sedemikian rupa sehingga
klien mampu untuk memecahkan masalah yang dihadapinya.
 Proses konsultasi gizi harus memperhatikan, menghargai pendapat klien dan
keluarga dilingkungannya, termasuk agama dan kepercayaan, ragam budaya,
tingkat pendidikan serta unsur social yang mungkin berbeda dan
mempengaruhi perilaku.
 Konsultasi gizi yang efektif adalah komunikasi dua arah yang memungkinkan
terjadinya perubahan perilaku pada klien.
 Keluarga memiliki peranan penting dalam Upaya mencapai keberhasilan
konsultasi gizi.
 Setelah melaukan konsultasi gizi, diharapkan individu dan keluarga mampu
mengambil Langkah – Langkah untuk mengatasi masalah gizinya termasuk
perubahan pola makan serta memecahkan masalah terkait gizi kearah
kebiasaan hidup sehat.
Konselor akan membantu klien untuk mengenali masalah Kesehatan terkait gizi,,
memahami penyebab terjadinya masalah gizi, dan membantu klien memecahkan
masalahnya sehingga terjadi perilaku untuk dapat menerapkan rencana diet yang
telah disepakati Bersama.
Proses Konsultasi gizi diawali dengan mengkaji status gizi berdasarkan data
antropometri, biokimia, klinis dan Riwayat makan kemudian menetapkan
diagnose gizi lalu melakukan intervensi serta monitoring dan evaluasi.
Sejaran Konsultasi Gizi

Konsultasi gizi mulai berkembang pada awal tahun 1900, Ketika terjadi revormasi
social dan pendidikan karena kondisi Masyarakat yang saat itu sedang “ sakit “.
Diakhir abad 19 ini terjadi pergerakan reformasi social di Amerika.

Konsultasi gizi disajikan dengan konsep sebagai standar bahwa klien/pasien


memiliki kekhususan baik dalam permasalahan Kesehatan, kebutuhan gizi,
maupun kemampuan mengkonsumsi dan mencerna makanan serta kemampuan
untuk mengubah perilaku.
Pengertian

 Ilmu Gizi adalah Kombinasi ilmu dan seni. Seorang konselor gizi harus dapat
menggabungkan keahliannya berdasarkan teori ilmiah yang berhubungan
dengan bidang gizi dengan seni dalam Menyusun diet sesuai dengan kondisi
pasien.
Perbedaan Konseling, Konsultasi dan
Penyuluhan
KONSULTASI GIZI BAGIAN 3-4
TUJUAN
 Pengembangan diri dietisian
 Membangun citra diri dan dukungan
(support for dietisien)
 Dealing with different situation of
work
Nutrisionis dan Dietisien  Dietisien juga
melakukan hal serupa
namun dalam lingkup
klinis kepada pasien
 Nutrisionis berfokus pada dengan masalah
kesehatan yang sudah
pemberian saran seputar
ada. Dietisien adalah
masalah gizi dan pola
ahli gizi yang telah
makan bagi masyarakat melalui penyetaraan
atau individu. Nutrisionis formal gelar RD
merupakan lulusan ilmu (Registered Dietesien).
gizi di perguruan tinggi Seorang tenaga
dengan gelar Sarjana Gizi dietisien adalah tenaga
(S.Gz) maupun magister kesehatan professional
gizi (M.Gz) yang telah memiliki
kualifikasi bidang atau
program Diploma III
Gizi, Diploma IV Gizi
 Profesi gizi adalah suatu profesi yang baru
bisa dilaksanakan setelah melalui
pendidikan khusus, yang mensyaratkan tiga
kondisi yang dituangkan ke dalam
mekanisme registrasi organisasi profesi
bersangkutan terhadap pekerjaan tersebut.
 Ketiga kondisi tersebut adalah :
1. Baku kompetensi berbasis pendidikan
2. Baku etika sebagai landasan dalam
melaksanakan pekerjaan
3. Baku kesepahaman selingkup (peer
commitment).
 Gizi sebagai profesi mempersyaratkan
pembekalan pengetahuan dan keterampilan
kepada tenaga gizi melalui pendidikan
khusus dan uji kompetensi yang merupakan
dasar untuk membentuk kemampuan yang
harus dimiliki tenaga gizi sesuai standar
kompetensi berdasarkan jenis dan jenjang
pendidikan.
Ruang lingkup Pekerjaan Tenaga Gizi di
Indonesia
) Asuhan gizi rawat inap, asuhan gizi rawat jalan, asuhan gizi di rumah (home
care), klinik mandiri, puskesmas.
2) Penyelenggaraan makanan di rumah sakit, sekolah, militer, tempat penitipan
anak, panti/ fasilitas rehabilitasi, hotel, industri makanan, outsource catering,
penjualan dan penyaluran makanan .
3) Klub kesehatan, pusat kebugaran, community wellness centers, sports
nutrition facilities
Ruang lingkup Pekerjaan Tenaga Gizi di
Indonesia
4) Program gizi bagi wanita, bayi, anak, program dari Dinas kesehatan,
puskesmas, BPOM.
5) Bisnis dan industri yang berkaitan dengan makanan dan gizi .
6) Praktek/klinik swasta, bekerja pada perusahaan makanan atau klinik atau
sebagai pemilik klinik/perusahaan .
7) Institusi pendidikan serta pusat/unit penelitian di perusahaan makanan,
universitas, rumah sakit, Puslitbang.
Karakteristik Tenaga Gizi
 Memiliki serangkaian pengetahuan (body of
knowledge) yang melandasi praktek atau
suatu pekerjaan di bidang gizi.
 Pendidikan gizi sebagai pendidikan profesi
dikembangkan dalam sistem pendidikan tinggi
melalui jalur akademik strata 1 sebagai
bagian integral dari sistem pendidikan tinggi
gizi nasional. Profesi Register Dietisien (RD)
dengan lama pendidikan minimal 1 tahun
internship training (dietetic internship),
setelah menempuh pendidikan Strata 1Gizi.
 Mengembangkan pelayanan yang unik kepada
masyarakat.
Karakteristik Tenaga Gizi
 Otonomi dalam melakukan tindakan.
 Bekerja sesuai standar dan kode etik profesi
yaitu standar profesi gizi (saat ini telah
ditetapkan melalui SK Menteri Kesehatan
nomor 374/MENKES/SK/III/2007).
 Memiliki suatu organisasi profesi yaitu
Persatuan Ahli Gizi . Indonesia (PERSAGI)
yang senantiasa meningkatkan kualitas
layanan yang diberikan kepada masyarakat .
 Bebas mengambil keputusan dalam
menjalankan profesinya dan menerima
imbalan jasa atas layanan yang diberikan.
Pengembangan
Diri Dietisian
 Perbaikan gizi memiliki hubungan yang sangat kuat dengan
pembangunan sumber daya manusia. Oleh karena itu
untuk mendapatkan sumber daya manusia yang berkualitas
diperlukan perbaikan gizi untuk individu dan masyarakat
dalam seluruh siklus kehidupan.
 Perbaikan gizi mempunyai spektrum yang sangat luas
mulai dari aspek produksi dan distribusi pangan, konsumsi
dan dampaknya terhadap status kesehatan yang
memerlukan pendekatan promotif, preventif, kuratif dan
rehabilitatif secara multi disiplin dan sektor.
Pengembanga
n Diri Dietisian
 Dalam Pasal 11 UU No 36 tahun 2014 tentang
Tenaga Kesehatan dinyatakan bahwa salah
satu kelompok tenaga kesehatan adalah
tenaga gizi; dan jenis tenaga kesehatan yang
termasuk dalam kelompok tenaga gizi terdiri
atas Nutrisionis dan Dietisien. Kualitas dan
jangkauan pelayanan perbaikan gizi, salah
satunya ditentukan oleh kualitas, jumlah dan
sebaran tenaga gizi (nutrisionis dan
dietisien).
Pengembangan Diri
Dietisian

Sesuai Naskah Akademik (NA) Sistem Pendidikan


Tinggi Gizi di Indonesia dikenal enam level
pendidikan tinggi gizi untuk menghasilkan tenaga
gizi, yaitu :
 Pendidikan Diploma-3 Gizi (Ahli Madya Gizi),
 Pendidikan Diploma-4 Gizi (Sarjana Terapan
Gizi),
 Pendidikan S1 Gizi (Sarjana Gizi).
 Pendidikan Profesi Dietisien (Registered
Dietisien)
 Pendidikan Magister Gizi/Magister Terapan Gizi
 Pendidikan Doktor Gizi/Doktor Terapan Gizi.
Tujuan Umum dan Khusus Pendidikan Profesi
Dietisien
 Tujuan Umum : Menghasilkan dietisien yang
professional, beragama dan berkepribadian
serta memiliki keunggulan di kawasan Asia
Tenggara.
 Tujuan Khusus :
1. Mampu melakukan asuhan gizi, sesuai
kebutuhan dan kewenangan
2. Mampu menjunjung tinggi profesinya dan
nilai-nilai kemanusiaan klien / pasien
3. Senantiasa terbuka terhadap perkembangan
ilmu dan teknologi gizi.
Membangun Citra Diri dan Dukungan (Support for
Dietisien)
3) Sifat Melayani
Seorang profesional akan terus berusaha
memberikan pelayanan yang prima kepada
kliennya melalui interaksi kerja yang
dilakukan.
4) Mentalitas Pembelajar
Seorang profesional dalam sepanjang karirnya
terus memiliki semangat dan keingintahuannya
untuk terus belajar dan memahami ilmu-ilmu
baru yang berkaitan dengan bidangnya.
Profil Lulusan Pendidikan Profesi Dietisien
 Registered Dietisien (RD) adalah seorang
yang memiliki keahlian dalam gizi dan
makanan dan telah memenuhi pendidikan
minimal dan profesi yang dipersyaratkan
(The Quality management committee -
Academy of Nutrition and Dietetic 2012).
Profil Lulusan Pendidikan Profesi Dietisien
 Menurut Permenkes nomor 26 tahun
2013, Registered Dietisien adalah tenaga
sarjana gizi atau sarjana terapan gizi
yang telah mengikuti Pendidikan profesi
dan telah lulus uji kompetensi serta
teregistrasi sesuai peraturan
perundangan.
1) Pemberi Asuhan Gizi
2) Komunikator
3) Manajer
4) Pendidik
5) Peneliti
Peran Lulusan Pendidikan Profesi Dietisien
1. Pemberi Asuhan Gizi Mandiri
Memberikan Asuhan gizi (Nutritional Care)
dan edukasi pasien mengenai gizi sebagai
bagian dari tim kesehatan pasien secara
mandiri
2. Konselor Gizi Mandiri
Merencanakan dan memberikan edukasi
pada klien mengenai hubungan
makanan/minuman, kebugaran dan
kesehatan serta memantau dan menilai
hasilnya sebagai upaya preventif dan
promotif
Peran Lulusan Pendidikan Profesi Dietisien
3. Penyelia Penyelenggaraan Makanan
 Memberikan saran atau konsultasi pada
manajer/pengelola pelayanan makanan
atau restoran, pusat pelatihan atlet, panti
werda, katering perusahaan dan sekolah,
serta pemasok /pedagang dan penyalur
makanan dan sejenisnya
 Mengelola operasional pelayanan makanan
mulai dari pembelian, persiapan dan
pengolahan, distribusi hingga konsumsi dan
melakukan monitoring dan
evaluasitermasuk pengelolaan sumber daya
(manusia, biaya, dan sarana/prasarana)
Peran Lulusan Pendidikan Profesi Dietisien
6. Advokator dan Komunikator Program Gizi
 Melakukan advokasi program gizi kepada
berbagai pemangku kepentingan seperti
pemerintah, perusahaan, lembaga swadaya
masyarakat, dan legislatif
 Melakukan komunikasi gizi dengan
menggunakan berbagai media kepada
konsumen, masyarakat, dan dunia usaha
tentang gizi seimbang dan hasil produk gizi
baru
Peran Lulusan Pendidikan Profesi Dietisien
7. Penyelia Pendidikan dan Pelatihan Gizi
 Membimbing dan mengajar mahasiswa
pendidikan gizi dan tenaga kesehatan
terkait ilmu gizi dan makanan.
 Merancang modul, melaksanakan, dan
mengevaluasi kegiatan pelatihan gizi dan
keamanan pangan .
Peran Lulusan Pendidikan Profesi Dietisien
8. Penyelia Penelitian
Mengarahkan atau melaksanakan uji coba
atau penelitian untuk menjawab pertanyaan
atau masalah gizi yang kritis dan mencari
alternatif makanan atau gizi yang dapat
direkomendasikan kepada individu atau
masyarakat
Do you have any questions?
Latihan Soal

Anda bertindak sebagai konselor


1. Seorang ibu hamil datang ke posyandu untuk pemeriksaan rutin
kandungannya. Saat ini kandungannya sudah menginjak minggu ke
30. Setelah pemeriksaan bidan, ibu hamil ini dirujuk ke ahli gizi
untuk mendapatkan konseling gizi. Dalam proses konseling gizi
tersebut ahli gizi menyarankan penambahan kalori untuk
perkembangan janin.
2. Seorang ibu hamil yg menderita KEK pada trimester III kehamilannya
datang ke poli gizi untuk mendapatkan konseling gizi dari ahli gizi.
Dalam proses konseling tersebut ahli gizi menyarankan untuk
megubah pola makannya karena jika tidak diperhatikan maka ibu
hamil ini akan melahirkan bayi BBLR
Tugas Individu

Seorang perempuan, umur 30 tahun,hamil anak ke 3 dengan usia kehamilan 20 minggu


datang ke Puskesmas, keluhan: pusing, penglihatan berkunang kunang. Hasil
anamnesis: BB sebelum hamil 44 kg. BB sekarang 50 kg,TB 168 cm, tidak suka konsumsi
sayur dan jarang konsumsi buah, tekanan darah 100/70 mmhg, hasil Lab: Hb 9 mg/dl,
dokter merujuk ke ahli gizi untuk mendapatkan pengaturan diet. Selesaikan kasus
tersebut dengan langkah- langkah Proses Asuhan Gizi Terstandar (PAGT).
 Assemen gizi (antropometri, biokimia, fisik/klinis, riwayat makan, riwayat
personal)
 Diagnosis gizi
 Intervensi gizi (total kebutuhan sehari, tujuan diet, syarat diet preskripsi diet(jenis
diet, konsistensi, rute dan frekuensi), rencana menu sehari
 Monitoring dan evaluasi (BB, biokimia, fisik/ klinis dan asupan makan) perencanaan
kunjungan berikutnya

Anda mungkin juga menyukai