SAIRAH,SKM.,M.KES
Tujuan Pembelajaran
Menurut Kamus Gizi (2009), yang dikeluarkan oleh Persagi, Konseling Gizi
adalah proses komunikasi dua arah antara konselor dan pasien/klien,
untuk membantu klien untuk mengenali dan mengatasi masalah gizi.
Klien yang memiliki masalah Kesehatan terkait dengan terkait dengan gizi.
Klien yang ingin melakukan Tindakan pencegahan.
Klien yang ingin mempertahankan dan mencapai status gizi yang optimal.
Dalam proses konsultasi gizi, seseorang yang membutuhkan bantuan ( klien
dan seseorang yang memberikan bantuan dan dukungan ( petugas konsultasi
atau konselor ) akan bertatap muka dan berbicara sedemikian rupa sehingga
klien mampu untuk memecahkan masalah yang dihadapinya.
Proses konsultasi gizi harus memperhatikan, menghargai pendapat klien dan
keluarga dilingkungannya, termasuk agama dan kepercayaan, ragam budaya,
tingkat pendidikan serta unsur social yang mungkin berbeda dan
mempengaruhi perilaku.
Konsultasi gizi yang efektif adalah komunikasi dua arah yang memungkinkan
terjadinya perubahan perilaku pada klien.
Keluarga memiliki peranan penting dalam Upaya mencapai keberhasilan
konsultasi gizi.
Setelah melaukan konsultasi gizi, diharapkan individu dan keluarga mampu
mengambil Langkah – Langkah untuk mengatasi masalah gizinya termasuk
perubahan pola makan serta memecahkan masalah terkait gizi kearah
kebiasaan hidup sehat.
Konselor akan membantu klien untuk mengenali masalah Kesehatan terkait gizi,,
memahami penyebab terjadinya masalah gizi, dan membantu klien memecahkan
masalahnya sehingga terjadi perilaku untuk dapat menerapkan rencana diet yang
telah disepakati Bersama.
Proses Konsultasi gizi diawali dengan mengkaji status gizi berdasarkan data
antropometri, biokimia, klinis dan Riwayat makan kemudian menetapkan
diagnose gizi lalu melakukan intervensi serta monitoring dan evaluasi.
Sejaran Konsultasi Gizi
Konsultasi gizi mulai berkembang pada awal tahun 1900, Ketika terjadi revormasi
social dan pendidikan karena kondisi Masyarakat yang saat itu sedang “ sakit “.
Diakhir abad 19 ini terjadi pergerakan reformasi social di Amerika.
Ilmu Gizi adalah Kombinasi ilmu dan seni. Seorang konselor gizi harus dapat
menggabungkan keahliannya berdasarkan teori ilmiah yang berhubungan
dengan bidang gizi dengan seni dalam Menyusun diet sesuai dengan kondisi
pasien.
Perbedaan Konseling, Konsultasi dan
Penyuluhan
KONSULTASI GIZI BAGIAN 3-4
TUJUAN
Pengembangan diri dietisian
Membangun citra diri dan dukungan
(support for dietisien)
Dealing with different situation of
work
Nutrisionis dan Dietisien Dietisien juga
melakukan hal serupa
namun dalam lingkup
klinis kepada pasien
Nutrisionis berfokus pada dengan masalah
kesehatan yang sudah
pemberian saran seputar
ada. Dietisien adalah
masalah gizi dan pola
ahli gizi yang telah
makan bagi masyarakat melalui penyetaraan
atau individu. Nutrisionis formal gelar RD
merupakan lulusan ilmu (Registered Dietesien).
gizi di perguruan tinggi Seorang tenaga
dengan gelar Sarjana Gizi dietisien adalah tenaga
(S.Gz) maupun magister kesehatan professional
gizi (M.Gz) yang telah memiliki
kualifikasi bidang atau
program Diploma III
Gizi, Diploma IV Gizi
Profesi gizi adalah suatu profesi yang baru
bisa dilaksanakan setelah melalui
pendidikan khusus, yang mensyaratkan tiga
kondisi yang dituangkan ke dalam
mekanisme registrasi organisasi profesi
bersangkutan terhadap pekerjaan tersebut.
Ketiga kondisi tersebut adalah :
1. Baku kompetensi berbasis pendidikan
2. Baku etika sebagai landasan dalam
melaksanakan pekerjaan
3. Baku kesepahaman selingkup (peer
commitment).
Gizi sebagai profesi mempersyaratkan
pembekalan pengetahuan dan keterampilan
kepada tenaga gizi melalui pendidikan
khusus dan uji kompetensi yang merupakan
dasar untuk membentuk kemampuan yang
harus dimiliki tenaga gizi sesuai standar
kompetensi berdasarkan jenis dan jenjang
pendidikan.
Ruang lingkup Pekerjaan Tenaga Gizi di
Indonesia
) Asuhan gizi rawat inap, asuhan gizi rawat jalan, asuhan gizi di rumah (home
care), klinik mandiri, puskesmas.
2) Penyelenggaraan makanan di rumah sakit, sekolah, militer, tempat penitipan
anak, panti/ fasilitas rehabilitasi, hotel, industri makanan, outsource catering,
penjualan dan penyaluran makanan .
3) Klub kesehatan, pusat kebugaran, community wellness centers, sports
nutrition facilities
Ruang lingkup Pekerjaan Tenaga Gizi di
Indonesia
4) Program gizi bagi wanita, bayi, anak, program dari Dinas kesehatan,
puskesmas, BPOM.
5) Bisnis dan industri yang berkaitan dengan makanan dan gizi .
6) Praktek/klinik swasta, bekerja pada perusahaan makanan atau klinik atau
sebagai pemilik klinik/perusahaan .
7) Institusi pendidikan serta pusat/unit penelitian di perusahaan makanan,
universitas, rumah sakit, Puslitbang.
Karakteristik Tenaga Gizi
Memiliki serangkaian pengetahuan (body of
knowledge) yang melandasi praktek atau
suatu pekerjaan di bidang gizi.
Pendidikan gizi sebagai pendidikan profesi
dikembangkan dalam sistem pendidikan tinggi
melalui jalur akademik strata 1 sebagai
bagian integral dari sistem pendidikan tinggi
gizi nasional. Profesi Register Dietisien (RD)
dengan lama pendidikan minimal 1 tahun
internship training (dietetic internship),
setelah menempuh pendidikan Strata 1Gizi.
Mengembangkan pelayanan yang unik kepada
masyarakat.
Karakteristik Tenaga Gizi
Otonomi dalam melakukan tindakan.
Bekerja sesuai standar dan kode etik profesi
yaitu standar profesi gizi (saat ini telah
ditetapkan melalui SK Menteri Kesehatan
nomor 374/MENKES/SK/III/2007).
Memiliki suatu organisasi profesi yaitu
Persatuan Ahli Gizi . Indonesia (PERSAGI)
yang senantiasa meningkatkan kualitas
layanan yang diberikan kepada masyarakat .
Bebas mengambil keputusan dalam
menjalankan profesinya dan menerima
imbalan jasa atas layanan yang diberikan.
Pengembangan
Diri Dietisian
Perbaikan gizi memiliki hubungan yang sangat kuat dengan
pembangunan sumber daya manusia. Oleh karena itu
untuk mendapatkan sumber daya manusia yang berkualitas
diperlukan perbaikan gizi untuk individu dan masyarakat
dalam seluruh siklus kehidupan.
Perbaikan gizi mempunyai spektrum yang sangat luas
mulai dari aspek produksi dan distribusi pangan, konsumsi
dan dampaknya terhadap status kesehatan yang
memerlukan pendekatan promotif, preventif, kuratif dan
rehabilitatif secara multi disiplin dan sektor.
Pengembanga
n Diri Dietisian
Dalam Pasal 11 UU No 36 tahun 2014 tentang
Tenaga Kesehatan dinyatakan bahwa salah
satu kelompok tenaga kesehatan adalah
tenaga gizi; dan jenis tenaga kesehatan yang
termasuk dalam kelompok tenaga gizi terdiri
atas Nutrisionis dan Dietisien. Kualitas dan
jangkauan pelayanan perbaikan gizi, salah
satunya ditentukan oleh kualitas, jumlah dan
sebaran tenaga gizi (nutrisionis dan
dietisien).
Pengembangan Diri
Dietisian