Dosen Pengampu :
Dewi Rahayu, SP, M. Si
Disusun Oleh:
1. Tujuan:
• Untuk mengidentifikasi dan menggambarkan masalah gizi spesifik yang dapat diatasi
atau diperbaiki melalui intervensi gizi oleh seorang tenaga kesehatan.
• Diagnosis gizi (misal: Asupan karbohidrat yang tidak konsisten) berbeda dengan
diagnosis medis (misal: Diabetes).
Diagnosis gizi : Kelebihan asupan lemak berkaitan dengan seringnya mengonsumsi makanan
cepat saji ditandai dengan pemeriksaan kolesterol 230 mg/dl dan mengonsumsi ayam goreng
cepat saji 5 kali/minggu.
1. Tujuan:
Memperbaiki atau meningkatkan kondisi gizi berdasarkan rencana dan penerapan intervensi
gizi yang tepat sesuai kebutuhan. Tujuan intervensi mengarah pada problem (P) berdasarkan
etiologi (E) dengan target memperbaiki sign/symptom (S) yang harus terukur dan waktu
tertentu
2. Intervensi gizi berfokus pada promosi kesehatan dan mencegah penyakit yang dirancang
atau direncanakan untuk merubah kondisi sebelumnya yang berakaitan dengan perilaku
masyarakat, lingkungan dan kebijakan
3. Bagaimana tenaga kesehatan menetapkan intervensi?
Untuk melihat perkembangan dan pencapaian tujuan yang diharapkan. Monitoring dan
evaluasi gizi mengidentifikasi outcome yang berhubungan dengan diagnosis dan tujuan
intervensi gizi yang direncanakan. Indikator asuhan gizi adalah penanda (marker) yang dapat
diukur dan dievaluasi untuk menentukan efektivitas asuhan gizi. Kajian gizi yang lebih spesifik
dapat dilakukan dengan membandingkan outcome dengan status gizi sebelumnya dan tujuan
intervensi. Secara umum, ini bertujuan untuk menilai efektivitas intervensi yang dilakukan oleh
tenaga gizi.
2. Cara Tenaga kesehatan menentukan indikator yang diukur dalam monitoring dan evaluasi
Tenaga Kesehatan menentukan indikator yang dapat menggambarkan perubahan hasil dari
asuhan gizi. Dengan kata lain, Tenaga Kesehatan akan mempertimbangkan diagnosis gizi,
intervensi gizi, diagnosis medis, tujuan pelayanan kesehatan, kualitas pelayanan gizi, jenis
pelayanan, klien/ masyarakat, dan tingkat keparahan penyakit.
Konseling gizi memberikan solusi bersama antara ahli gizi dan klien/pasien untuk
permasalahan gizi yang dialami klien/pasien sehingga diperoleh kesepakatan dalam pengaturan
makan untuk mendukung kesehatan atau kesembuhan klien/pasien. Selain itu ada banyak
manfaat yang didapat pada konseling yaitu:
Konseling diharapkan mampu memberi manfaat kepada klien
1. Membantu klien untuk mengenali permasalahan kesehatan dan gizi yang dihadapi.
Konselor menyampaikan beberapa informasi tentang penyakit atau masalah, faktor penyebab
dan gejala penyakit yang diderita. Sehingga klien dapat mengetahui permasalahan atau
penyakit apa yang dia alami.
2. Membantu klien mengatasi masalah. Konselor memberikan beberapa informasi atau
alternatif pemecahan masalah.
3. Mendorong klien untuk mencari cara pemecahan masalah. Konselor dapat mendorong
mengarahkan klien untuk mencari pemecahan masalah. Konselor memberi motivasi bahwa
klien mempunyai potensi untuk memecahkan masalah.
4. Mengarahkan klien untuk memilih cara yang paling sesuai baginya. Konselor mendampingi
dan membantu klien dalam memilih cara yang paling tepat dan sesuai bagi klien.
5. Membantu proses penyembuhan penyakit melalui perbaikan gizi klien. Konselor membantu
klien dalam menyembuhkan penyakitnya dengan memberikan informasi yang jelas tentang diet
yang disarankan berkaitan dengan penyakitnya.
DAFTAR PUSTAKA
Cornelia., Sumedi E., Anwar I., Ramayulis, R., Iwaningsih, S., Kresnawan, T., Nurlita, H. 2016.
Konseling Gizi Proses Komunikasi, Tata Laksana, serta Aplikasi Konseling Gizi pada Berbagai
Diet. Jakarta : Penebar Swadaya Grup
Kemenkes RI. 2017. Data dan Informasi Profil Kesehatan Indonesia 2016. Jakarta