Anda di halaman 1dari 5

Tugas Individu Hari: Minggu

MK.Konseling Gizi Tanggal : 21 Januari 2024

Dasar-dasar Konseling Gizi Berdasarkan Model Kepercayaan


Kesehatan

Dosen Pengampu :
Dewi Rahayu, SP, M. Si

Disusun Oleh:

Siti Khairunnisa P032213411035

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES RIAU
JURUSAN GIZI
2024
1. Deskripsi model kepercayaan kesehatan
Model kepercayaan kesehatan atau health belief model merupakan salah satu model
penggunaan pelayanan kesehatan yang didasarkan pada kenyataan bahwa problem-
problem kesehatan ditandai oleh kegagalan masyarakat untuk menerima usaha
pencegahan dan penyembuhan penyakit yang diselenggarakan oleh provider
(Notoatmodjo, 2007). Masyarakat yang menderita penyakit dan tidak merasakan sakit
tidak akan bertindak terhadap penyakitnya tersebut. Tetapi bila masyarakat diserang
penyakit dan juga merasakan sakit, maka baru akan timbul berbagai macam perilaku
dan usaha (Notoatmodjo, 2007).
Health belief model adalah suatu model yang digunakan untuk menggambarkan
kepercayaan individu terhadap perilaku hidup sehat, sehingga individu akan melakukan
perilaku sehat, perilaku sehat tersebut dapat berupa perilaku pencegahan maupun
penggunaan fasilitas kesehatan.Health belief model ini sering digunakan untuk
memprediksi perilaku kesehatan preventif dan juga respon perilaku untuk pengobatan
pasien dengan penyakit akut dan kronis.Namun akhir-akhir ini teori Health belief model
digunakan sebagai prediksi berbagai perilaku yang berhubungan dengan kesehatan.

2. Implikasi model kepercayaan kesehatan


Model Kepercayaan kesehatan (HBM) ini digunakan untuk meramalkan perilaku pen
ingkatan kesehatan. Model kepercayaan kesehatan merupakan model kognitif yang be
rarti bahwa khususnya proses kognitif dipengaruhi oleh informasi dari lingkungan. M
enurut model kepercayaan kesehatan kemungkinan individu akan melakukan tindakan
pencegahan tergantung secara langsung pada hasil dari dua keyakinan atau penilaian
kesehatan yaitu ancaman yang dirasakan dari sakit dan pertimbangan tentang keuntun
gan dan kerugian.
• Penilaian pertama
adalah ancaman yang dirasakan terhadap resiko yang akan muncul. Hal ini mengacu p
ada sejauh mana seseorang berpikir penyakit atau kesakitan betul-
betul merupakan ancaman bagi dirinya. Asumsinya adalah bahwa bila ancaman yang
dirasakan tersebut maka perilaku pencegahan juga akan meningkat.
• Penilaian kedua
yang dibuat adalah antara keuntungan dan kerugian dari perilaku dalam usaha untuk
memutuskan tindakan pencegahan atau tidak yang berkaitan dengan dunia medis dan
mencakup berbagai ancaman, seperti
check up
untuk pemeriksaan awal dan imunisasi.
• Penilaian ketiga
yaitu petunjuk berperilaku sehat. Hal ini berupa berbagai informasi dari luar atau nasi
hat mengenai permasalahan kesehatan, misalnya media massa, promosi kesehatan dan
nasihat orang lain atau teman

3. Konstruk utama perubahan perilaku program, definisi dan strategi


Konsep utama perubahan perilaku melingkupi pengenalan, persiapan, pelaksanaan dan
penilaian. Pengenalan melibatkan identifikasi masalah perilaku, tujuan perubahan, dan
strategi untuk mencapai tujuan tersebut. Sedangkan persiapan melibatkan
pengembangan rencana intervensi termasuk strategi dalam mengatasi tantangan dan
memperkuat faktor pendukung. Pelaksanaan melibatkan penerapan rencana tindakan
dan pengumpulan data untuk mengevaluasi efektivitas program. Definisi perilaku yang
ingin diubah dan strategi yang digunakan untuk mengubah perilaku dapat bervariasi
tergantung pada tujuan program dan populasi target. Beberapa strategi yang sering
digunakan dalam program perubahan perilaku meliputi pendidikan, pemberian insentif,
pengaturan lingkungan, penggunaan teknologi, dan wawancara motivasi. Pendidikan
melibatkan memberikan informasi tentang perilaku yang diinginkan dan manfaatnya.

4. Strategi wawancara motivasi


Wawancara motivasi ( MI ) adalah pendekatan konseling yang sebagian dikembangkan
oleh psikolog klinis William R. Miller dan Stephen Rollnick . Ini adalah gaya konseling
direktif dan berpusat pada klien untuk memunculkan perubahan perilaku dengan
membantu klien mengeksplorasi dan menyelesaikan ambivalensi .
Dibandingkan dengan konseling non-direktif, konseling ini lebih fokus dan terarah
pada tujuan, dan berangkat dari terapi tradisional yang berpusat pada klien melalui
penggunaan pengarahan ini, di mana terapis berusaha mempengaruhi klien agar
mempertimbangkan untuk melakukan perubahan, daripada terlibat dalam konseling
non-direktif. eksplorasi terapeutik. Pemeriksaan dan penyelesaian ambivalensi
merupakan tujuan utama, dan konselor sengaja memberikan arahan dalam mencapai
tujuan ini. MI paling terpusat didefinisikan bukan oleh teknik namun oleh semangatnya
sebagai gaya fasilitatif untuk hubungan interpersonal.
Konsep inti berevolusi dari pengalaman dalam pengobatan masalah peminum, dan MI
pertama kali dijelaskan oleh Miller (1983) dalam sebuah artikel yang diterbitkan dalam
jurnal Behavioral and Cognitive Psychotherapy . Miller dan Rollnick menguraikan
konsep dan pendekatan mendasar ini pada tahun 1991 dalam penjelasan prosedur klinis
yang lebih rinci. MI telah menunjukkan efek positif pada gangguan psikologis dan
fisiologis menurut meta-analisis

Berdasarkan respon organisme yang ditimbulkan terdapat bentuk perilaku yang


dibedakan menjadi dua yaitu perilaku pasif dan perilaku aktif. Perilaku pasif merupakan
respon internal yang terdapat dalam diri manusia dan tidak bisa diamati secara
langsung, misalnya pengetahuan, sikap, berpikir dan tanggapan. Sedangkan perilaku
aktif merupakan perilaku yang bisa diamati dan dilihat dengan jelas secara langsung
seperti praktek dan tindakan.
Dalam perilaku kesehatan maupun gizi pada dasarnya merupakan respon seseorang
terhadap rangsangan yang berkaitan dengan sakit, penyakit, makanan, kesehatan
lingkungan, dan lain sebagainya. Perilaku kesehatan atau gizi masyarakat bisa dilihat
sesuai tingkatan pencegahan penyakitnya yaitu:
a. Perilaku peningkatan dan pemeliharaan Kesehatan merupakan perilaku masyarakat
dalam meningkatkan dan memelihara status kesehatannya.
b. Perilaku pencegahan penyakit merupakan perilaku masyarakat dalam upaya
melakukan pencegahan penyakit. Contohnya memakai masker untuk menghindari
orang yang terkena flu.
c. Perilaku pencarian pengobatan perilaku ini dilakukan seseorang untuk mencari
pengobatan agar sehat.
d. Perilaku pemulihan kesehatan adalah perilaku dalam upaya memulihkan kesehatan
setelah sembuh dari penyakitnya. Misalnya melakukan diet, meminum obat, dan
mematuhi nasehat dokter.
e. Perilaku terhadap sistem pelayanan kesehatan adalah respons seseorang terhadap
sistem pelayanan kesehatan, baik sistem pelayanan kesehatan modern maupun system
pelayanan kesehatan tradisional.
f. Perilaku makan yaitu respons seseorang terhadap makanan sebagai kebutuhan pokok
manusia. Perilaku ini mencakup pengetahuan, sikap dan tindakan/praktik terhadap
makanan serta unsur-unsur zat gizi yang terkandung di dalamnya.
g. Perilaku Kesehatan lingkungan merupakan respons seseorang mengenai
lingkungannya sebagai determinan kesehatan manusia.
Daftar Pustaka

Husni, M. (2017). Layanan Konseling Individual Remaja; Pendekatan Behaviorisme.


2(2).Enford, Bradley T. (2016). 40 Teknik yang Harus Diketahui Setiap
Konselor. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Krisnaya. Dkk. (2014). Penerapan Konseling Kognitif dengan Teknik Restrukturisasi Kognitif
untuk Meningkatkan Resiliensi Siswa Kelas XI IPA 1 SMA Negeri 3 Singaraja. e-
journal Undiska, Vol. 2 (1). http://download.portalgaruda.org.id.

Natih, Ni Komang SYW. Dkk. (2014). Penerapan Konseling Rasional Emotif dengan
Teknik Role Playing untuk meningkatkan Keterbukaan Diri (Self-Disclosure) Siswa
Kelas X MIA 3 SMA Negeri 2 Singaraja. e-journal Undiksa, Vol. 2
(1). http://ejournal.undiksa.ac.id.

Anda mungkin juga menyukai