Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Health Belief Model ini (HBM) adalah teori yang paling umum digunakandalam
pendidikan kesehatan dan promosi kesehatan (Glanz, Rimer, & Lewis,2002; National
Cancer Institute [NCI], 2003). Ini dikembangkan pada 1950-ansebagai cara untuk
menjelaskan mengapa program skrining medis yangditawarkan oleh US Public Health
Service, terutama untuk TBC, tidak begitu sukses (Hoch-Baum, 1958). Konsep asli yang
mendasari HBM adalah bahwa perilaku kesehatan ditentukan oleh keyakinan pribadi atau
persepsi tentang penyakit dan strategi yang tersedia untuk mengurangi terjadinya
penyakit (Hochbaum, 1958). Persepsi pribadi dipengaruhi oleh berbagai macam factor
yang mempengaruhi perilaku kesehatan intrapersonal.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalahnya adalah:

1. Pengertian health belief model

2. Konsep dalam health belief model

3. Faktor penting dalam health belief model

4. Aspek-aspek pokok perilaku kesehatan

5. Model kepercayaan kesehatan

C. Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan penulisan makalah ini adalah
menjelaskan pengertian, konsep, faktor, aspek-aspek serta model tentang “Health Belief
Model”
BAB II

PEMBAHASAN

Model adalah sebuah gambaran deskriptif dari sebuah praktik bermutu yang
mewakili sesuatu hal nyata. model dalam keperawatan adalah aplikasi struktur
keperawatan yang memungkinkan seorang perawat untuk menerapkannya sebagai cara
mereka bekerja. Nilai adalah keyakinan seseorang tentang sesuatu yang berharga,
kebenaran, keyakinan mengenai ide-ide, objek, atau perilaku.

Banyak model yang dikembangkan dapat mempengaruhi kesehatan serta


memperbaiki intervensi pencegahan dan promosi kesehatan. pendekatan model kesehatan
terapan dapat menjadi dasar untuk kegiatan-kegiatan promosi kesehatan seperti Health
Belief Model (HBM), Teori Sebab Akibat, Model Transaksional Stres dan Koping,
Theory Of Reasoned Action (TRA), Serta Healthfield Concept1.

A. Health Belief Model (Model Keyakinan Kesehatan)

Model keyakinan kesehatan (Health Belif Model) dikembangkan sejak 1950 oleh
kelompok ahli psikologi sosial dalam pelayanan kesehatan masyarakat amerika. Model
ini digunakan untuk menjelaskan kegagalan partisipasi masyarakat secara luas dalam
program pencegahan atau deteksi penyakit. Model ini juga sering dipertimbangkan
sebagai kerangka utama perilaku kesehatan yang dimulai dari pertimbangan orang-orang
tentang kesehatan. Selain itu, model keyakinan kesehatan digunakan untuk
mengidentifikasi prioritas beberapa faktor penting yang berdampak terhadap
pengambilan keputusan secara rasional dalam situasi yang tidak menentu (rosenstock,
1990).

Pada 1974, pendidikan kesehatan mencurahkan seluruh perhatian terhadap isu


keyakinan kesehatan dan perilaku kesehatan individu. Isu tersebut merupakan kesimpulan
dari riset keyakinan kesehatan dalam memahami alasan individu melakukan atau tidak
melakukan tindakan kesehatan, berkaitan dengan berbagai hubungan variasi yang lebih
luas. Isu tersebut juga memberikan dukungan penting dari model keyakinan kesehatan
dalam menjelaskan prilaku pencegahan dan respons terhadap gejala atau diagnosis
penyakit.

Model keyakinan kesehatan merupakan model kognitif yang digunakan untuk


meramalkan perilaku peningkatan kesehatan. menurut model keyakinan kesehatan.
Tindakan pencegahan yang mungkin dilakukan seseorang dipengaruhi secara langsung
dari hasil dua keyakinan atau penilaian kesehatan antara lain ancaman yang dirasakan
setara penilaian terhadap keuntungan dan kerugian.

Ancaman yang dirasakan dari sakit atau luka (perceived threat of injury or illness)
mengacu pada sejauh mana seseorang berpikir bahwa penyakit atau rasa sakit benar-
benar mengancan dirinya. Jika ancaman meningkat, maka perilaku pencegahan juga akan
meningkat. Penilaian tentang ancaman berdasar pada kerentanan (perceived
vurnerabilitiy) dan derajat keparahan (perceived severity) yang dirasakan. Individu
mungkin dapat menciptakan masalah kesehatannya sendiri sesuai dengan kondisi.
Individu mengevaluasi keseriusan penyakit jika penyakit tersebut muncul akibat ulah
dirinya sendiri atau penyakit sengaja tidak ditangani.

Pertimbangan antara keuntungan dan kerugian perilaku mempengaruhi seseorang


untuk memutuskan melakukan tindakan pencegahan atau tidak. Petunjuk berperilaku
yang disebut sebagai keyakinan terhadap posisi yang menonjol (salient position) diduga
tepat memulai proses perperilaku. Hal ini berupa berbagai informasi dari luar atau nasihat
mengenai permasalahan kesehatan (misalnya media massa, kampanye, nasihat orang lain,
pengalaman penyakit dari anggota keluarga yang lain atau teman.

Ancaman dan pertimbangan keuntungan dan kerugian dipengaruhi oleh berbagai


variabel, yaitu variabel demografi (umur, jenis kelamin, latar belakang budaya), variabel
sosiopsikologis (kepribadaian, kelas, sosial, tekanan sosial), dan variabel struktrual
(pengetahuan dan pengalaman sebelumnya). Sebagai contoh, orang tua dan remaja akan
memandang penyakit jantung atau kanker secara berbeda. Sikap orang sudah memiliki
pengalaman dan penyakit tertentu akan berbeda dibandingkan orang yang tidak memiliki
pengalaman ini.

1. Aplikasi Model Keyakinan Kesehatan


Model keyakinan kesehatan adalah prilaku pencegahan yang berkaitan
dengandunia medis dan mencakup berbagai perilaku seperti pemeriksaan
danpencegahan dan imunisas. Contohnya, model keyakinan kesehatan dalam
imunisasi memberi kesan bahwa orang yang mengikuti program imunisasi percaya
terhadap hal-hal berikut:

a. kemungkinan terkena penyakit tinggi (rentan penyakit)

b. jika terjangkit, penyakit tersebut membawa akibat serius

c. imunisasi merupakan cara paling efektif untuk pencegahan penyakit

d. tidak ada hambatan serius untuk imunusasi, tetapi hasil beberapapenelitan


model ini menunjukan kebalikannya

model keyakinan kesehatan melingkupi kebiasaan seseorang dan sifat-sifatyang


dikaitkan dengan perkembangan, termasuk gaya hidup tertentu sepertimerokok, diet,
olahraga, perilaku keselamatan, penggunaan alkohol, penggunaan kondom untuk
pencegahan aids dan gosok gigi. Promosi kesehatan dan pencegahan penyakt lebih
ditekankan pada kontrol resiko. Penelitian terjadinya gejala dan respon terhadap
gejala menggambarkan secara lengkap bagaimana individu menginterpretasikan
keadaan tubuh dan bagaimana berperilaku selektif

2. Kelemahan Model Keyakinan Kesehatan

Secara teoritis, kelemahan model keyakinan kesehatan adalah model keyakinan


kesehatan lebih didasarkan pada penelitian terapan dalam permasalahan pendidikan
kesehatan daripada penelitian akademis.

a. Model keyakinan kesehatan didasarkan pada beberapa asumsi yang dapat


dilakukan, seperti pemikiran bahwa setiap pilihan perilaku selalu berdasarkan
pertimbangan rasional. Selain rasionalnya diragukan, model keyakinan
kesehatan juga tidak memberikan spesifikasi yang tepat terhadap kondisi ketika
individu membuat pertimbangan tertentu.
b. Model keyakinan kesehatan hanya memperhatikan keyakian kesehatan.
Kenyataan Nya, orang dapat membuat banyak pertimbangan tentangperilaku
yang tidak berhubungan dengan kesehatan, tetapi masihmempengaruhi
kesehatan. Sebagai contoh, seseorang dapat bergabung dengan kelompok
olahraga karena kontrak sosial atau ketertarikan pada seseorang dalam
kelompok tersebut. Keputusan yang diambil tidak adakaitannya dengan
kesehatan, tetapi memengaruhi kondisi kesehatannya.

c. Berkenaan dengan ukuran dari komponen komponen model ini, banyakstudi


menggunakan konsep operasional dan pengenalan yang berbeda sehingga sulit
dibandingkan dan dapat menyebabkan hasil yang biasa danprediksi yang tidak
konsisten. Analisa model ini menentukan bahwa prediktor dapat berubah
sewaktu-waktu

.Menurut model kepercayaan kesehatan, perilaku ditentukan oleh apakah seseorang:

a. Percaya bahwa mereka rentan terhadap masalah kesehatan tertentu

b. Menganggap masalah kesehatan ini serius

c. Meyakini efektivitas tujuan pengobatan dan pencegahan

d. Tidak mahal

e. Menerima anjuran untuk mengambil tindakan kesehatan

Contoh :

“ Seorang wanita telah mempunyai beberapa orang anak dan mengetahui bahwa
masih potensial untuk hamil sampai beberapa tahun mendatang. Melihat kesehatan
dan status ekonomi tetangganya menjadi rusak karenaterlalu banyak anak dan
mendengar bahwa teknik kontrasepsi tertentumenunjukkan efektivitas sebesar 95 %
aman dan tidak mahal maka dianjurkan oleh petugas kesehatannya agar mulai
memakai kontrasepsi ”

Kelemahan :
a. Kepercayaan-kepercayaan kesehatan bersaing dengan kepercayaan-
kepercayaan serta sikap-sikap lain seseorang, yang juga mempengaruhi
perilaku

b. Pembentukan kepercayaan seseorang sesungguhnya lebih sering mengikuti


perilaku dan bukan mendahuluinya

3. Transteoritical Model (TTM)

Definisi

Model tranteortical adalah suatu model yang diterapkan untuk menilai


kesiapanseorang individu untuk bertidak atas perilaku sehat yang baru dan
memberikanstrategi atau proses perubahan untuk memandu setiap individu melalui
tahapan perubahan untuk bertindak dalam pemeliharaan kesehatan.

Sejarah dan Inti Konstruksi Model

James O.Prochasta, dkk.(1977) mengembangkan TTM berdasarkan analisis


teoriyang berbeda dari psikoterapi. Mode ini terdiri atas 4 variabel, yaitu prasyarat untuk
terapi, proses perubahan, isi harus diubah dan hubungan terapeutik. Model ini
disempurnakan oleh prochasta berdasarkan penelitan yang mereka publikasikan dalam
peer review jurnal dan bukunya terdiri atas 5 konstruksi yaitutahapan perubahan, proses-
proses perubahan, keseimbangan putusan, keberhasilan diri, dan godaan atau percobaan.

a. Tahapan Percobaan

Model perubahan ini adalah sebuah proses yang melibatkan kemajuan melalui
enam tahap:

1) Prekontemplasi yaitu orang tidak berniat mengambil tidakan dimasa


mendatang (biasanya diukur selama enam bulan berikutnya).

2) Kontemplasi yaitu orang berniat untuk berubah dalam enam bulan


mendatang
3) Persiapan yaitu orang yang berniat mengambil tindakan dalam waktu
dekat, biasanya diukur sebagai bulan berkutnya.

4) Aksi yaitu oang telah membuat modifikasi terbuka tertentu dalam gaya
hidup mereka dalam enam bulan terakhir.

5) Pemeliharaan yaitu orang berupaya mencegah terkambuhan, tahap yang


diperkirakan terakhir dari enam bulan sampai sekitar lima tahun.

6) Pemutusan yaitu individu tidak memiliki godaan dan memiliki


keberhasilan diri 100%, dimana mereka yakin tidak akan kembali pada
kebiasaan lama yang tidak sehat mereka sebagai cara untuk mengatasi.

b. Proses Perubahan

Proses perubahan adalah kegiatan rahasia dan terbuka yang digunakan oranguntuk
maju melalui beberapa tahap:

1) Proses kesadaran dan efaluasi lingkungan kembali, diantara


prekontemplasi dan kotemplas.

2) Efaluasi diri kembali, diantara kontemplasi dan persiapan.

3) Pembebasan diri, diantara persiapan dan tindakan, sangat ditekankan.

4) Antara tindakan dan pemeliharaan, kontingensi manajemen membantu


hubungan counter conditoning dan kontrol stimulus ditekankan

B. Transteoritical Model (Model Berharap)

 Perilaku kesehatan yang tidak bergantung pada perangkap teoritik tertentu.


seseorang mempertimbangkan untung dan rugi pengubahan suatu perilaku
sebelum melangkah dari tahap satu ke tahap berikutnya. ModelIni
mengidentifikasi 4 tahap independen prekontemplasi: seseorang belum
memikirkan sebuah perilaku sama sekali, orang tersebut belum bermaksud
mengubah suatu perilaku
 Kontemplasi: Seseorang benar-benar memikirkan suatu perilaku, namunmasih
belum siap untuk melakukannya

 Aksi: Seseorang sudah melakukan perubahan perilaku

 Pemeliharaan: Keberlangsungan jangka panjang dari perubahan perilaku yang


terjadi.

Contoh :

“Seorang Ibu karena kurang mendapat pengetahuan dan pelatihan tidak pernah
berfikir untuk menutup makanan, memasak air minum atau menjaga kebersihan
dapur. Setelah mendengar siaran radio tentang bahaya kuman dan melihat
tetangganya membersihkan rumah, ia mulai berkontemplasi untuk mengambil
aksi menjaga kebersihan di Rumah. Kemudian ia mencari informasi dari tetangga
dan petugas kesehatan setempat akhirnya memulai proses perubahan perilaku.
Setelah satu periode waktu, Ibu tersebut menutup makanan, memasak air minum
dan menjaga kebersihan lingkungan dapur sebagai tugas rutin sehari-hari “

Theory of Reasoned Action (TRA)

TRA merupakan teori perilaku manusia secara umum, yang mana teori ini
digunakan dalam berbagai perilaku manusia, khususnya berkaitan dengan masalah
sosiopsikologis. Teori ini kemungkinan berkembang dan banyak digunakan
untukmenentukan faktor-faktor yang berkaitan dengan perilaku kesehatan. Teori ini
menghubungkan antara keyakinan, sukaf, kehendak (intention) dan perilaku. Kehendak
merupakan prediktor terbaik perilaku, artinya cara terbaik mengetahui apa yang akan
dilakukan seseorang adalah mengetahui kehendak orang tersebut.

Konsep penting dalam teori ini adalah fokus perhatian (salience), yaitu
memperhatikan sesuatu yang dianggap penting. Kehendak ditentukan oleh sikap dan
norma subjektif. Komponen sikaf merupakan hasil pertimbangan untung-rugi dari
perilaku tersebut (outcome of the behavor) dan pentingnya konsekuensi-konskuensi bagi
individu (evaluation regarding the outcome).

Aplikasi TRA

TRA merupakan model untuk meramalkan perilaku preventif dan telah digunakan
dalam berbagai jenis perilaku sehat yang berainan, seperti pengaturan penggunaan
subtansi tertentu (merokok, alkohol, dan narkotik), perilaku makan dan pengaturan
makan, pencegahan AIDS dan penggunaan kondom, perilaku merokok, penggunaan
alkohol, penggunaan alat kontrasepsi, latihan kebugaran,dan praktik olahraga. TRA juga
digunakan untuk memenuhi persyaratan tindakankeselamatan dan kesehatan kerja K3),
seperti tindakan keselamatan dalam pertambangan batubara, ketidakhadiran karyawan,
dan perilaku konsumen.

Kelemahan TRA

Kelemahan TRA adalah bahwa kehendak dan perilaku hanya berkorelasi sedang,
kehendak tidak selalu menuju perilaku itu sendiri, terdapat hambatan-hambatan yang
mencampuri atau memengaruhi kehendak atau perilaku (VanOost, 1991 dalam Smet,
1994). Meskipun demikian, kelebihan TRA dibandingkan HBM adalah bahwa pengaruh
TRA berhubungan dengan norma subjektif. Menutut TRA, seseorang dapat membuat
pertimbangan berdasarkan alasan-alasan yang sama sekali berbeda. Hal ini berarti
keputusan seseorang untuk melakukan sesuatu tindakan tidak dibatasi pertimbangan-
pertimbangan kesehatan.

C. Theory Of Reasoned Action (Teori Aksi Beralasan)

Merupakan niat seseorang menentukan apakah sebuah perilaku dilaksanakan,


perilakuakan mengikuti niat, dan tidak akan pernah terjadi tanpa niat.

Kehendak di tentukan oleh:

1. Sikap-sikap terhadap suatu perilaku melalui proses pengambilan keputusan yang


teliti dan beralasan. perilaku banyak dipengaruhi oleh sikap yang spesifik
terhadap sesuatu seperti: apakah ia merasa suatu perilaku itu penting.
2. Norma subyektif seseorang berpikir tentang apa yang dilakukan orang lain (yang
berpengaruh) akan mempengaruhi perilaku yang akan dilakukan.

Contoh:

“Seseorang memiliki keyakinan sikap bahwa suatu rs memberikan pelayanan cepat,


ramah, biaya relatif murah, lingkungan bersih, lokasi strategis dan mudah dicapai.
kemudian didukung pula oleh keinginan orang dekat yang bersedia untuk berobat ke RS
tersebut yang disebut norma subjektif. seperti orang tua, istri, anak, teman dekat, petugas
kesehatan”

Model Transaksional Stres dan Koping

Stres adalah suatu kondisi atau keadaan tubuh yang terganggu karena tekanan
psikologi. Biasanya stres dikaitkan bukan karena penyakit fisik tetap lebihmengenai
kejiwaan. Banyak hal yang memicu stres, seperti: rasa khwatir, kesal, kletihan, frustasi,
perasaan tertekan, kesedihan, pekerjaan yang berlebihan, sindrom premenstruasi (PMS),
fokus yang berlebhan pada suatu hal, perasaan bingung, berduka cita dan juga rasa takut.

Stresor adalah keadaan yang diakibatkan oleh lingkungan internal atau eksternal
sehingga memengaruhi tindakan kesejahteraan dan membutuhkan kesehatan fisik
maupun psikologis untuk mengembalikan keseimbangan (Lazarus& Cohen, 1977).
Diawal 1960-an dan 1970-an, stres dianggap sebagai fenomena transaksional stimulus ke
perseptor. Koping (kemahiran bertahan) adalah menstabilkan faktor yang dapat
membantu individu memprtahankan adaptasi psikososial selama perode menegangkan.
Koping meliputi perilaku kognitif dan upaya mengurangi atau menghilangkan stres
terkait kondisi dan tekanan emosional (Lazarus dan Folkam, 1984; Moos dan Schaefer,
1993). Ada dua cara menghadapi stres. Cara pertama adalah respon berfokus pada
masalah yaitu respon diarahkan pada peristiwa eksternal. Stres dihilangkan atau
dikurangi dengan memecahkan atau mnegendalikan masalah. Cara kedua adalah respon
berfokus pada emosi yaitu resfon diarahkan pada reaksi emosional dari peristiwa dan
cenderung digunakan untuk menangani masalah-masalah yang tidak terkendali.
Model transaksional dari stres dan koping adalah suatu kerangka kerjauntuk
mengevaluasi proses mengatasi peristiwa stres. Pengalaman stress ditafsirkan sebagai
transaksi orang dengan lingkungannya. Transaksi ini bergantung pada dampak dari
stresor eksternal. Hal ini dimediasi oleh penilaian pertama orang tentang streosor dan
penilaian kedua pada sumber daya sosial atau budaya sekitarnya. Ketika berhadapan
dengan stresor, seseorang mengevaluas potensi ancaman atau disebut dengan penilaian
primer, yaitu penilaian seseorang tentang makna dari suatu peristiwa sebagai stres,
positif, terkendali, menantang, atau tidak relevan. Penilaian kedua menghadapi stresor
adalah evaluasi pengendalan stresor dan sumber daya yang dimiliki untuk
menghadapnya. Sebagai contoh, penilaian sumber daya masyarakat dalam mengatasi dan
membuat sebuah pilihan seperti apa yang dapat dilakukan tentang situasi yang terjadi
(cohen, 1984).

Stress and Coping (Stres dan Koping)

1. Stress

 Stress adalah respon tubuh yang tidak spesifik terhadap setiap kebutuhan tubuh yang
terganggu.

 Stress menimbulkan dampak secara total pada individu yaitu terhadap fisik,
psikologis, mental, intelektual, social dan spiritual.

Macam– Macam Stress:

a. Stress Ringan: merusak aspek fisiologis, biasanya di rasakan oleh setiap orang
dan biasanya berakhir dalam beberapa menit/jam.

b. Stres Sedang: terjadi lebih lama

c. Stress Berat: stress kronis yang terjadi beberapa minggu atau sampai beberapa
tahun.

Gejala yang bisa di amati seperti:

 Rasa cemas yang berlebihan


 Marah

 Menangis

 Tertawa sendiri

 Teriak

 Memukul dan menyepak

2. Koping

Koping adalah proses yang di lalui oleh individu dalam menyelesaikan situasi
stressfull, merupakan respon individu terhalang situasi yang mengancam dirinya baik
fisik maupun psikologis. Strategi coping adalah suatu cara yang di lakukan untuk
merubahlingkungan/ situasi/ masalah yang sedang di rasakan atau di hadapi.

Metode Copping:

 Jangka Panjang: Merupakan cara yang efektif dan realisasi dalammenangani


psikologis untuk kurun waktu yang lama.

 Jangka Pendek: Cara yang digunakan untuk mengurangi stress/ketegangan


psikologis dan cukup efektif untuk waktu sementara.

D. Teori Sebab Akibat

Teori adalah serangkaian bagian atau variabel, definisi dan dalil yang saling
berhubungan secara umum teori merupakan analisis hubungan antara fakta yangsatu
dengan fakta yang lain pada sekumpulan fakta. Pada teori sebab akibat, apayang dialami
manusia pasti ada penyebabnya. Pengetahuan tentang sebab akibat mampu mendorong
seseorang untuk bertindak hati-hati dan fokus terhadap akibat. Teori ilmiah dari berbagai
teori ilmiah dari bebagai lapangan ilmu secara umum sangat bergantung pada hukum
sebab akibat (kautalitas). Kautalitas terkait erat dengan prinsip-prinsip sebagai berikut.

1. Prinsip pertama: perinsip kausalitas mengasiscayakan setiap kondisi (akibat) pasti


mempunyai sebab.
2. Prinsip kedua: menjelaskan bahwa akibat tidak mungkin terpisah dari sebab; jika ada
sebab maka ada akibat dan begitu sebaliknya.

3. Prinsip ketiga: hukum keselarasan antara sebab dan akibat yang menganiscayakan
setiap himpunan secara esensial harus selaras dengansebab dan akibat di alam. Teori
sebab akibat dalam promosi kesehatan tentunya akan menjadi lelas ketika memahami
hukum sebab akibat tersebut. Aplikasi sebab akibat dalam promosi kesehatan
memberi penekanan pada petugas kesehatan bahwa suatu penyakit yangterjadi pasti
ada penyebabnya.

Anda mungkin juga menyukai