Anda di halaman 1dari 30

MODEL DAN NILAI

PROMOSI KESEHATAN

Oleh:
Oleh: Siti
Siti Marlina,
Marlina, SKep
SKep
PENGANTAR

- Nilai adalah keyakinan seseorang tentang


sesuatu yang berharga, kebenaran,
keyakinan mengenai ide-ide, objek, atau
perilaku.
- Nilai budaya adalah suatu yang dianggap
berharga atau keyakinan yang dipegang
sedemikian rupa oleh seseorang sesuai
dengan tuntunan nurani.
- Nilai-nilai tersebut dijadikan landasan,
alasan, dan montivasi dalam perbuatanya.
Pendekatan model kesehatan terapan dapat
menjadi dasar untuk kegiatan-kegiatan promosi
kesehatan seperti:

1. Health Belief Model (HBM)

2. Transteoritical Model (TTM),

3. Teori Sebab Akibat

4. Stres dan Koping


Health Belief Model (HBM)
Model keyakinan kesehatan (Healty Belif Model)

 Model Keyakinan Kesehatan (Health Belif Model-HBM)


dikembangkan sejak 1950 oleh kelompok ahli psikologi sosial
dalam pelayanan kesehatan masyarakat Amerika.
 Model ini digunakan untuk menjelaskan kegagalan partisipasi
masyarakat secara luas dalam program pencegahan atau
deteksi penyakit.
 Model ini juga sering dipertimbangkan sebagai kerangka
utama perilaku kesehatan yang dimulai dari pertimbangan
orang-orang tentang kesehatan.
 Model keyakinan kesehatan digunakan untuk mengidentifikasi 
prioritas beberapa faktor penting yang berdampak terhadap
pengambilan keputusan secara rasional dalam situasi yang
tidak menentu (Rosenstock, 1990).
SAMBUNGAN HBM.........

•Model keyakinan kesehatan merupakan model kognitif yang


digunakan untuk meramalkan perilaku peningkatan kesehatan.
• Tindakan pencegahan yang mungkin dilakukan seseorang dipengaruhi
secara langsung dari hasil dua keyakinan atau penilaian kes-an antara la
ancaman yang dirasakan setara penilaian terhadap keuntungan & kerug
• Acaman yang dirasakan dari sakit atau luka
(perceived threat of injury or illness)
• mengacu pada sejauh mana seseorang berpikir bahwa penyakit
atau rasa sakit benar-benar mengancan dirinya.
• Jika ancaman meningkat, maka perilaku pencegahan juga akan meningk
Individu mungkin dapat menciptakan masalah kesehatannya sendiri ses
dengan kondisi. Individu mengevaluasi keseriusan penyakit jika penyak
Tersebut muncul akibat ulah dirinya sendiri atau penyakit sengaja
tidak ditangani
Sambungan HBM........

 Pertimbanagan antara keuntungan dan kerugian


perilaku memengaruhi seseorang untuk memutuskan
melakukan melakukan tindakan pencegahan atau
tidak. Petunjuk berperilaku yang disebut sebagai
keyakinan terhadap posisi yang menonjol (salient
position) diduga tepat memulai proses perilaku. Hal
ini berupa berbagai informasi dari luar atau nasihat
mengenai permasalahan kesehatan (misalnya media
massa, kampanye, nasihat orang lain, pengalaman
penyakit dari anggota keluarga yang lain atau teman.
Sambungan HBM.....

 Ancaman dan pertimbangan keuntungan dan kerugian


dipengaruhi oleh berbagai variabel yaitu :
 variabel demografi (umur, jenis kelamin, latar belakang
budaya)
 variabel sosiopsikologis (kepribadaian, kelas, sosial,
tekanan sosial)
 variabel struktrual (pengetahuan dan pengalaman
sebelumnya).
 Sebagai contoh, orang tua dan remaja akan memandang
penyakit jantung atau kanker secara berbeda. Sikap
orang sudah memiliki pengalaman dan penyakit tertentu
akan berbeda dibandingkan orang yang tidak memiliki
pengalaman ini
Aplikasi Model Keyakinan Kesehatan
 Model keyakinan kesehatah adalah prilaku pencegahan
yang berkaitan dengan dunia medis dan mencakup
berbagai perilaku seperti pemerksaan dan pencegahan dan
imunisas. Contohnya, model keyakinan kesehatan dalam
imunisasi memberi kesan bahwa orang yang mengikuti
program imunisasi percaya terhadap hal-hal berikut:

 Kemungkinan terkena penyakit tinggi (rentan penyakit)


 Jika terjangkit, penyakit tersebut membawa akibat serius
 Imunisasi merupakan cara paling efektif untuk pencegahan penyakit
 Tidak ada hambatan serius untuk imunusasi, tetapi hasil beberapa
penelitan model ini menunjukan kebalikannya
 Model keyakinan kesehatan melingkupi kebiasaan
seseorang dan sifat-sifat yang dikaitkan dengan
perkembangan, termasuk gaya hidup tertentu seperti
merokok, diet, olahraga, perilaku keselamatan,
penggunaan alkohol, penggunaan kondom untuk
pencegahan AIDS dan gosok gigi. Promosi kesehatan
dan pencegahan penyakt telah lebih ditekankan pada
kontrol resiko. Penelitian terjadinya gejala dan respon
terhadap gejala menggambarkan secara lengkap
bagaimana individu menginterpretasikan keadaan
tubuh dan bagaimana berperilaku selektif.
Kelemahan Model Keyakinan Kesehatan

1.Model keyakinan kesehatan lebih didasarkan pada penelitian


terapan dalam permasalahan pendidikan kesehatan darioada
penelitiam akademis.

2. Model keyakianan kesehatan didasarkan pada beberapa


ansumsi yang dapat dilakukan, seperti pemikiran bahwa setiap
pilhan perilaku selalu berdasarkan pertimbangan rasional.
Selain rasionalnya diragukan, model keyakinan kesehatan juga
tidak memberikan spesifikasi yang tepat terhadap kondisi
ketika individu membuat pertimbangan tertentu
Sambungan Kelemahan Model Keyakinan Kesehatan

3.  Model keyakinan kesehatan hanya


memperhatikan keyakian kesehatan. Kenyataan
nya, orang dapat membuat banayak pertimbangan
tentang perilaku yang tidak berhubungan dengan
kesehatan, tetapi masih memengaruhi kesehatan.
Sebagai contoh, seseorang dapat bergabung
dengan kelompok olahraga karena kontrak sosial
atau ketertarikan pada seseorang dalam kelompok
tersebut. Keputusan yang diambil tidak ada
kaitannya dengan kesehatan, tetapi memengaruhi
kondisi kesehatannya.
Sambungan Kelemahan Model Keyakinan Kesehatan

4. Berkaitan dngan ukuran dari komponen


komponen model ini, banyak studi
menggunakan konsep operasional dan
pengenalan yang berbeda sehingga sulit
dibandingkan dan dapat menyebabkan hasil
yang bias dan prediksi yang tidak konsisten.
Analisa model ini menenjukan bahwa
prediktor dapat berubah sewaktu-waktu.
Transteoritical Model (TTM)
Transteoritical Model (TTM)

 Definisi
Model tranteortical adalah suatu model yang
diterapkan untuk menilai kesiapan seorang
individu untuk bertidak atas perilaku sehat
yang baru dan memberikan strategi atau
proses perubahan untuk memandu setiap
individu melalui tahapan perubahan untuk
bertindak dalam pemeliharaan kesehatan
 James O.Prochasta, dkk.(1977) mengembangkan
TTM berdasarkan analisis teori yang berbeda dari
psikoterapi. Mode ini terdiri atas 4 fariabel, yaitu
prasyarat untuk terapi, proses perubahan, isi harus
diubah dan hubungan terapeutik. Model ini
disempurnakan berdasarkan penelitan yang
dipublikasikan dalam jurnal dan bukunya terdiri atas
5 konstruksi yaitu tahapan perubahan, proses-proses
perubahan, keseimbangan putusan, keberhasilan diri,
dan godaan atau percobaan
Tahapan percobaan

 Pembebasan Model perubahan ini adalah sebuah proses yang melibatkan kemajuan
melalui enam tahap:
 Prekontemplasi yaitu orang tidak berniat mengambil tidakan dimasa mendatang
(biasanya diukur selama enam bulan betikutnya).
 Kontemplasi yaitu orang berniat untuk berubah dalam enam bulan mendatang
 Persiapan yaitu orang yang berniat mengambil tindakan dalam waktu dekat,
biasanya diukur sebagai bulan berkutnya.
 Aksi yaitu oang telah membuat modifikasi terbuka tertentu dalam gaya hidup mereka dalam
enam bulan terakhir.
 Pemeliharaan yaitu orang berupaya mencegah terkambuhan, tahap yang diperkirakan terakhir
dari enam bulan sampai sekitar lima tahun.
 Pemutusan yaitu individu tidak memiliki godaan dan memiliki keberhasilan diri100%,
dimana mereka yakin tidak akan kembali pada kebiasaan lama yang tidak sehat mereka
sebagai cara untuk mengatasi.
 Proses  perubahan
 Proses perubahan adalah kegiatan rahasia dan terbuka
yang digunakan orang untuk maju melalui beberapa tahap:
 Proses kesadaran dan efaluasi lingkungan kembali,
diantara prekontemplasi dan kotemplas.
 Efaluasi diri kembali, diantara kontemplasi dan persiapan.
 Pembebasan diri, diantara persiapan dan tindakan, sangat
ditekankan.
 Antara tindakan dan pemeliharaan, kontingensi
manajemen membantu hubungan counter conditoning dan
kontrol stimulus ditekankan
TEORI SEBAB AKIBAT
Teori Sebab Akibat
 Teori adalah serangkaian bagian atau variabel, definisi dan
dalil yang saling berhubungan secara umum teori
merupakan analisis hubungan antara fakta yang satu dengan
fakta yang lain pada sekumpulan fakta.  Pada teori sebab
akibat, apa yang dialami manusia pasti ada penyebabnya.
Pengetahuan tentang sebab akibat mampu mendorong
seseorang untuk bertindak hati-hati dan fokus terhadap
akibat. Teori ilmiah dari berbagai teori ilmiah dari bebagai
lapangan ilmu secara umum sangat bergantung pada hukum
sebab akibat (kautalitas). Kautalitas terkait erat dengan
prinsip-prinsip sebagai berikut
 Prinsip pertama : perinsip kausalitas
mengasiscayakan setiap kondisi (akibat) pasti
mempunyai sebab.
 Prinsip kedua : menjelaskan bahwa akibat tidak
mungkin terpisah dari sebab ; jika ada sebab maka
ada akibat dan begitu sebaliknya.
 Prinsip ketiga : hukum keselarasan antara sebab dan
akibat yang menganiscayakan setiap himpunan
secara esensial harus selaras dengan sebab dan
akibat di alam
 Teori sebab akibat dalam promosi kesehatan
tentunya akan menjadi lelas ketika
memahami hukum sebab akibat tersebut.
Aplikasi sebab akibat dalam promosi
kesehatan memberi penekanan pada petugas
kesehatan bahwa suatu penyakit yang
terjadi pasti ada penyebabnya
STRESS DAN KOPING
Model Transaksional Stres dan Koping

 Stres adalah suatu kondisi atau keadaan tubuh


yang terganggu karena tekanan psikologi.
Biasanya stres dikaitkan bukan karena
penyakit fisik tetap lebih mengenai kejiwaan.
Banyak hal yang memicu stres, seperti : rasa
khwatir, kesal, kletihan, frustasi, perasaan
tertekan, kesedihan, pekerjaan yang
berlebihan, sindrom premenstruasi (PMS),
fokus yang berlebhan pada suatu hal, perasaan
bingung, berduka cita dan juga rasa takut.
 Model transaksional dari stres dan koping adalah suatu
kerangka kerja untuk mengevaluasi proses mengatasi
peristiwa stres. Pengalaman stres ditafsirkan sebagai
transaksi orang dengan lingkungannya. Transaksi ini
bergantung pada dampak dari stresor eksternal. Hal ini
dimediasi oleh penilaian pertama orang tentang streosor dan
penilaian kedua pada sumber daya sosial atau budaya
sekitarnya. Ketika berhadapan dengan stresor, seseorang
mengevaluas potensi ancaman atau disebut dengan
penilaian primer, yaitu penilaian seseorang tentang makna
dari suatu peristiwa sebagai stres, positif, terkendali,
menantang, atau tidak relevan. Penilaian kedua menghadapi
stresor adalah evaluasi pengendalan stresor dan sumber
daya yang dimiliki untuk menghadapnya
Aplikasi Model Transaksional dari Stres
dan Koping
         Aplikasi ini beguna untuk promosi kesehatan dan
pencegahan penyakit. Pengaruh stres pada orang tidak
semua sama. Stres dapat menyebabkan penyakit
pengalaman negatif. Faktor penting dalam mengatasi stres
adalah apakah hal itu memengaruhi dan bagaimana orang
mencarinperawatan medis atau dukungan sosial pada orang
profesional. Untuk mengatasi stres, strategi masalah
berfokus koping, emosi yang berfokus koping, dan makna
berbasis koping dapat digunakan sebab penelitian yang
memfasilitasi atau menghambat praktik-praktik gaya hidup
(Glanz,dkk,2002).
 Theory of Reasoned Action (TRA)
           TRA merupakan teori perilaku manusia secara umum, yang
mana teori ini digunakan dalam berbagai perilaku manusia,
khususnya berkaitan dengan masalah sosiopsikologis. Teori ini
kemungkinan berkembang dan banyak dignakan untuk menentukan
faktor-faktor yang berkaitan dengan perilaku kesehatan. Teori ini
menghubungkan antara keyakinan, sukaf, kehendak (intention) dan
perilaku. Kehendak merupakan prediktor terbaik perilaku, artinya
cara terbaik mengetahui apa yang akan dilakukan seseorang adalah
mengetahui kehendak orang tersebut. Konsep penting dalam teori
ini adalah fokus perhatian (salience), yaitu memperhatikan sesuatu
yang dianggap penting. Kehendak ditentukan oleh sikaf dan norma
subjektif. Komponen sikaf merupakan hasil pertimbangan untung-
rugi dari perilaku tersebut (outcome of the behavor) dan pentingnya
konsekuensi-konskuensi bagi individu (evaluation regarding the
outcome).
Aplikasi TRA
           TRA merupakan model untuk meramalkan
perilaku preventif dan telah digunakan dalam berbagai
jenis perilaku sehat yang berainan, seperti pengaturan
penggunaan subtansi ertentu (merokok, alkohol, dan
narkotik), perilaku makan dan pengaturan makan,
pencegahan AIDS dan penggunaan kondom, perilaku
merokok, penggunaan alkohol, penggunaan alat
kontrasepsi, latihan kebugaran, dan praktik olahraga.
TRA juga digunakan untuk memenuhi persyaratan
tindakan keselamatan dan kesehatan kerja K3), seperti 
tindakan keselamatan dalam pertambangan batubara,
ketidakhadiran karyawan, dan perilaku konsumen.
Kelemahan TRA
 Kelemahan TRA adalah bahwa kehendak dan perilaku
hanya berkorelasi sedang, kehendak tidak selalu
menuju perilaku itu sendiri, terdapat hambatan-
hambatan yang mencampuri atau memengaruhi
kehendak atau perilaku (Van Oost, 1991 dalam Smet,
1994). Meskipun demikian, kelebihan TRA
dibandingkan HBM adalah bahwa pengaruh TRA
berhubungan dengan norma subjektif, Menutut TRA,
seseorang dapat membuat pertimbangan berdasarkan
alasan-alasan yang sama sekali berbeda. Hal ini berarti
keputusan seseorang untuk melakukan sesuatu tindakan
tidak dibatasi pertimbangan-pertimbangan kesehatan.
Untuk lebih jelasnya
30

Anda mungkin juga menyukai