Anda di halaman 1dari 17

Model keyakinan Kesehatan (Health Belief

Model)
Pengertian Health Belief Model

Health Belief Model (HBM) adalah model psikologis


yang mencoba untuk menjelaskan dan memprediksi
perilaku kesehatan. Hal ini dilakukan dengan
berfokus pada sikap dan keyakinan individu
Sejarah lahirnya Teori Health
Belief Model
 HBM atau Health Belief Model dikembangkan pertama
kali tahun 1950-an oleh seorang psikologis sosial di
layanan kesehatan Publik AS yaitu dimulai dengan
adanya kegagalan pada program pencegahan dan
pencegahan penyakit (Hocbaum 1958,Rosenstok
1960.1974). Selanjutnya HBM dipelajari sebagai
perilaku terhadap gejala gejala sakit yang terdiagnosis
terutama tentang kepatuhan terhadap proses
pencarian penyembuhan.
Konsep Utama Health Belief
Model
 1. Kerentanan (Perceived Susceptibility) yaitu seseorang merasakan
keyakinan/percaya akan kemungkinan sakit yang terjadi pada dirinya.
Misalnya seseorang wanita yang beresiko mempunyai pasangan yang tidak
setia, akan merasakan dirinya rentan terkena suatu penyakit menular seksual.
 2. Keseriusan (Perceived Severity/seriousility) yaitu seseorang
memprediksikan tingkat keparahan apabila menderita penyakit tersebut.
 3. Hambatan (Perceived Barrier) yaitu hambatan yang ada dalam seseorang
berperilaku sehat, misalnya pada kasus perempuan yang beresiko terkena
penyakit IMS, dia akan mencari pencegahan dengan pendeteksian dini melalui
pemeriksaan Papsmear, namun dari pihak suami tidak mendukung, hal ini
merupakan hambatan.
 4. Keuntungan (Benefitt) yaitu seseorang menimbang keuntungan yang
diperoleh antara biaya yang dikeluarkan dengan tingkat sakitnya, misalnya
apakah efektif biaya yang dikeluarkan pada pemeriksaan Papsmear yang mahal
bila dibandingkan dengan tingkat keseriusan atau resiko penyakitnya.
Faktor lain yang juga mempengaruhi persepsi antara lain :

 1. Variabel demografi :
umur, jenis Kelamin, ras, pekerjaan. Demografi variabel
(seperti usia, jenis kelamin, etnis, pekerjaan)
 2. Variabel sosio-psikologi : Ekonomi, kepribadian, sosial-
psikologis variabel (seperti status sosial ekonomi,
kepribadian, strategi coping)
 3. Persepsi efikasi (penilaian diri dalam hal kemampuan
untuk berhasil mengadopsi perilaku yang diinginkan)
 4. Isyarat untuk tindakan (pengaruh eksternal
dalam mempromosikan perilaku yang
diinginkan, termasuk informasi yang diberikan atau
dicari, komunikasi persuasif, dan pengalaman pribadi)
 5. Motivasi kesehatan (individu terdorong untuk
tetap pada keadaan sehat )
 6. Kontrol Perasaan (ukuran tingkat self-efficacy)
 7. Ancaman (termasuk bahaya yang muncul
tanpa melakukan tindakan kesehatan)
 8. Prediksi dari model tersebut
merupakan kemungkinan yang dilakukan individu
untuk mengambil tindakan kesehatan yang
direkomendasikan (seperti pencegahan dan
pengobatan)
HBM terdiri dari empat pilar
keyakinan
 1) perceived susceptibility (persepsi kerentanan/
perasaan rentan)
 2) perceived severity (persepsi keparahan)
 3) perceived benefits (persepsi keuntungan)
 4) perceived barriers (persepsi
hambatan/halangan)
Pada intinya. Model ini memberikan gagasan
mengenai kemungkinan individu untuk mengambil
tindakan terhadap masalah kesehatan yang dialami
berdasarkan kepada interaksi antara 4 tipe keyakianan
(belief) atau presepsi (perceive).
Konsep ini bertujuan sebagai perhitungan atau
prediksi mengenai “ kesiagaan tindakan” seseorang.
Atau didalam konsep HBM dikenal sebagai cues to
action (Isyarat tindakan) yang akan mengaktifkan
kesiagaan dan merangsang perilaku yang sebenarnya.
Dan tambahan terbaru dari konsep HBM adalah self-
efficacy (kemanjuran/keberhasilan diri) atau
kepercayan diri seseorang mengenai kemampuan diri
untuk mengsukseskan tindakan.
Harapan tersebesar dari mengaplikasikan teori HBM
adalah untuk menolong mengembangkan pesan
ajakan kepada seluruh individu agar mau membuat
keputusan hidup sehat.
Konsep dalam Health Belief Model:

 1. Perceived Susceptibility (persepsi kerentanan): Sebuah pemikiran


(keyakinan) mengenai perubahan atau kerentanan karena kondisi
yang akan dialami. Penerapan: menjelaskan bahwa populasi
(masyarakat) memiliki resiko, tingkat resiko bisa tinggi, sedang, atau
rendah berdasarkan kepada kecenderungan perilaku tidak sehat,
meningkatkan persepsi kerentanan (Perceived susceptibility) jika
memang masyarakat memiliki keyakinan atau presepsi yang rendah.
 2. Perceived Severity (persepsi keparahan/kegawatan): Sebuah
pemikiran (keyakinan) tentang bagaimana seriusnya sebuah kondisi.
Penerepan: akibat yang sepesifik dari resiko dan kondisi tersebut.
 3. Perceived Benefit (persepsi keuntungan/manfaat): Sebuah
pemikiran (keyakinan) mengenai keberhasilan dari pelaksanaan
sebuah tindakan (anjuran) untuk mengurangi resiko atau dampak
serius. Penerapan: Menjelaskan mengenai bagaimana tindakan yang
harus dilakukan, bagaimana caranya, dimana, dan kapan tindakan itu
dilakuakan. Klarifikasi manfaat/keuntungan yang didapatkan apakah
sesuai dengan yang diharapkan.
 4. Perceived Barrier (persepsi hambatan/halangan):
Sebuah pemikiran (keyakianan) mengenai harga atau nilai
yang harus dibayar saat menjalankan anjuran (faktor
penghalang). Penerapan: Indentifikasi berbagai faktor
penghambat dan kurangi berbagai faktor penghambat
melalui upaya penentraman , pemberian dorongan, dan
bimbingan.
 5. Cues to action (isyarat tindakan): Strategi untuk
mengaktifkan kesiagaan (kesiapan). Penerapan: Berikan
informasi, dukung kesadaran, dan pengingatan agar lebih
cenderung untuk menerima anjuran.
 6. Self efficacy (kemajuran/keberhasilan diri):
Kepercayaan diri mengenai kemampuan untuk melakukan
tindakan. Penerapan: Berikan pelatihan, panduan dalam
melakukan tindakan.
Faktor esensial dalam Health Belief Model
 1. Kesiapan individu intuk merubah perilaku dalam
rangka menghindari suatu penyakit atau memperkecil
risiko kesehatan.
 2. Adanya dorongan dalam lingkungan individu yang
membuatnya merubah perilaku.
 3. Perilaku itu sendiri.
Pengukuran Konsep Health Belief Model
Sangatlah penting mengukur seluruh rentang faktor yang
mungkin mempengaruhi perilaku, hal ini untuk
mengurangi adanya kesalahan pengukuran (Measurable
Error) dan tentu akan semakin validitas serta realibilitas.
Pengukuran harus spesifik terhadap perilaku
tertentu (misalnya hambatan pada mammografy mungkin
agak berbeda dengan hambatan Colonoscopy) dan harus
relavan untuk populasi mana pengukuran itu akan
digunakan. Perbedaan budaya dan populasi membuat skala
penerapan tanpa pemeriksaan seperti itu cenderung
menghasilkan kesalahan. Artinya setiap skala ukur sesuatu
tindakan harus jelas dan sudah diteliti apakah layak atau
tidak.
Contoh Penyakit
Ancaman suatu penyakit dipersepsikan secara berbeda oleh setiap individu.
Contoh: kanker. Ada yang takut tertular penyakit itu, tapi ada juga yang
menganggap penyakit itu tidak begitu parah, ataupun individu itu merasa
tidak akan tertular olehnya karena diantara anggota keluarganya tidak ada
riwayat penyakit kanker. Keputusan untuk mengambil tindakan/upaya
penanggulangan atau pencegahan penyakit itu tergantung dari persepsi
individu tentang keuntungan dari tindakan tersebut baginya, besar/kecilnya
hambatan untuk melaksanakan tindakan itu serta pandangan individu tentang
kemampuan diri sendiri.
Persepsi tentang ancaman penyakit dan upaya penanggulangannya
dipengaruhi oleh latar belakang sosio-demografi si individu. Untuk
menguatkan keputusan bertindak, diperlukan faktor pencetus (berita dari
media, ajakan orang yang dikenal atau ada yang mengingatkan). Jika faktor
pencetus itu cukup kuat dan individu merasa siap, barulah individu itu benar-
benar melaksanakan tindakan yang dianjurkan guna menanggulangi atau
mencegah penyakit tersebut.
Kesimpulan

 1. The Health Belief Model (HBM) adalah model psikologis yang


mencoba untuk menjelaskan dan memprediksi perilaku
kesehatan. Hal ini dilakukan dengan berfokus pada sikap dan
keyakinan individu
 2. HBM atau Health Belief Model dikembangkan pertama kali tahun
1950-an oleh seorang psikologf sosial di layanan kesehatan Publik AS
yaitu dimulai dengan adanya kegagalan pada program Pencegahan dan
pencegahan penyakit ( Hocbaum 1958,Rosenstok 1960.1974 )
 3. Health belief Model didasarkan atas 3 faktor esensial ;
 a. Kesiapan individu intuk merubah perilaku dalam rangka
menghindari suatu penyakit atau memperkecil risiko kesehatan.
 b. Adanya dorongan dalam lingkungan individu yang
membuatnya merubah perilaku.
 c. Perilaku itu sendiri.
Saran

Mengingat besarnya manfaat dari teori Health Belief Model ini,


maka seharusnya teori Health Belief Model ini tidak hanya
terbatas ilmu yang dipelajari kemudian dilupakan begitu saja.
tetapi seharusnya, seorrang yang mengabdi dibidang kesehatan
khususnya kesehatan masyarakat mampu menerapkan
konsep Health Belief Model dalam kehidupan nyata.
Diharapkan, dengan pemahaman mengenai perilaku kesehatan
masyarakat melalui Health Belief Model, akan tercipta kualitas
kesehatan masyarakat Indonesia yang baik pula.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai