TINJAUAN TEORITIS
Faktor lain yang juga mempengaruhi persepsi antara lain :
1. Variabel Demografi : umur, jenis kelamin, ras, pekerjaan.
2. Variabel Sosio-Psikologi : status sosial ekonomi, kepribadian, strategi coping
3. Persepsi Efikasi (penilaian diri dalam hal kemampuan untuk
berhasil mengadopsi perilaku yang diinginkan)
4. Isyarat Untuk Tindakan (pengaruh eksternal dalam mempromosikan perilaku yang
diinginkan, termasuk informasi yang diberikan atau dicari, komunikasi persuasif, dan
pengalaman pribadi)
5. Motivasi Kesehatan (individu terdorong untuk tetap pada keadaan sehat)
6. Kontrol Perasaan (ukuran tingkat self-efficacy)
7. Ancaman (termasuk bahaya yang muncul tanpa melakukan tindakan kesehatan)
2
8. Prediksi dari model tersebut merupakan kemungkinan yang dilakukan individu untuk
mengambil tindakan kesehatan yang direkomendasikan (seperti pencegahan dan
pengobatan)
3
2. Menganggap masalah ini serius
Terjadinya diare bukan saja dapat menyebabkan kesakitan tetapi juga bahaya kematian.
Terutama akibat dehidasi berat oleh diare. Penyakit ini setiap tahunnya merupakan
pembunuh no I atau no 2 di Indonesia.
3. Meyakini efektifitas tujuan pengobatan dan pencegahan
Model pengobatan dini dapat mencegah ke tahapan diare berat dengan dehidasi hebat,
sehingga tidak perlu dirujuk ke RS. Pencegahan merupakan upaya terbaik dan murah
melalui kebiasaan perilaku hidup bersih dan sehat terutama sumber air yang steril,
penggunaan WC dan kebiasaan cuci tangan dengan sabun. Dimaksudkan memutuskan
penularan penyakit diare.
4. Tidak mahal
Biaya yang tidak mahal karena hanya dengan merubah kebiasaan buruk dimasyarakat.
Jika dibandingkan dengan biaya yang harus dikeluarkan untuk kesembuhan ditambah
dengan hilangnya produktifitas (waktu kerja).
5. Menerima anjuran untuk mengambil tindakan kesehatan
Melaksanakan anjuran oleh petugas kesehatan merupakan tujuan dari perubahan
perilaku.
4
2. Pencetus Tindakan :
a. Media.
b. Pengaruh orang lain.
c. Hal-hal yang mengingatkan (reminders).
3. Faktor-Faktor Sosio-Demografi (pendidikan, umur, jenis kelamin/gender, suku bangsa).
4. Peniłaian Diri (Persepsi tentang kesanggupan diri untuk melakukan tindakan itu).
Penjelasan :
Masyarakat umum mempercayai bahwa kepercayaan terhadap perilaku akan
mempengaruhi output dari masing-masing individu. Kemudian melalui pemikiran-pemikiran
tersebut kemudian lahirlah peraturan-peraturan yang membatasi perilaku. Peraturan atau norma
5
yang lahir kemudian menjadi sebuah intensitas yang pada ahirnya melahirkan sebuah perilaku
yang umum dilakukan dimasyarakat.
Sebagai contoh, masyarakat dilingkungan yang kumuh beranggapan bahwa membuang
sampah disembarang tempat adalah hal yang biasa. Kemudian, karena pemikiran tersebut maka
muncul kebiasaan membuang sampah tidak pada tempatnya didaerah yang kumuh. Kebiasaan
tersebut pada akhirnya melahirkan perilaku hidup tidak sehat yang menjadikan kualitas
kesehatan masyarakat di daerah kumuh juga menurun.
G. Contoh Penyakit
Ancaman suatu penyakit dipersepsikan secara berbeda oleh setiap individu. Contoh :
kanker. Ada yang takut tertular penyakit itu, tapi ada juga yang menganggap penyakit itu tidak
begitu parah, ataupun individu itu merasa tidak akan tertular olehnya karena diantara anggota
keluarganya tidak ada riwayat penyakit kanker. Keputusan untuk mengambil tindakan/upaya
penanggulangan atau pencegahan penyakit itu tergantung dari persepsi individu tentang
keuntungan dari tindakan tersebut baginya, besar/kecilnya hambatan untuk melaksanakan
tindakan itu serta pandangan individu tentang kemampuan diri sendiri.
Persepsi tentang ancaman penyakit dan upaya penanggulangannya dipengaruhi oleh latar
belakang sosio-demografi si individu. Untuk menguatkan keputusan bertindak, diperlukan faktor
pencetus (berita dari media, ajakan orang yang dikenal atau ada yang mengingatkan). Jika faktor
pencetus itu cukup kuat dan individu merasa siap, barulah individu itu benar-benar
melaksanakan tindakan yang dianjurkan guna menanggulangi atau mencegah penyakit tersebut.