PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan penulisan makalah ini adalah:
Menjelaskan pengertian, konsep, faktor, aspek-aspek serta model tentang health belief model
BAB II
PEMBAHASAN
Manfaat
Model Kepercayaan kesehatan (HBM) ini digunakan untuk meramalkan perilaku peningkatan
kesehatan. Model kepercayaan kesehatan merupakan model kognitif yang berarti bahwa
khususnya proses kognitif dipengaruhi oleh informasi dari lingkungan. Menurut model
kepercayaan kesehatan kemungkinan individuakan melakukantindakan pencegahan tergantung
secara langsung pada hasil dari dua keyakinan atau penilaian kesehatanya itu ancaman yang
dirasakan dari sakit dan pertimbangan tentang keuntungan dan kerugian.
Penilaian pertama adalah ancaman yang dirasakan terhadap resiko yang akan muncul.
Hal ini mengacu pada sejauh mana seseorang berpikir penyakit atau kesakitan betul-betul
merupakan ancaman bagi dirinya.Asumsinya adalah bahwa bila ancaman yang dirasakan
tersebut maka perilaku pencegahan juga akan meningkat.
Penilaian tentang ancaman yang dirasakan ini berdasar kan pada ketidak ke kebalan yang
merupakan kemungkinan bahwa orang-orang dapat mengembang kan masalah kesehatan
menurut kondisi mereka.Keseriusan yang dirasakan orang-orang yang mengevaluasi seberapa
jauh keseriusan penyakit tersebut apabila mereka mengembangkan masalah kesehatan mereka
atau membiarkan penyakitnya tidak ditangani.
Penilaian kedua yang dibuat adalah antara keuntungan dan kerugian dari perilaku dalam
usaha untuk memutuskan tindakan pencegahan atau tidak yang berkaitan dengan dunia medis
dan mencakup berbagai ancaman, seperti check up untuk pemeriksaan awal dan imunisasi.
Penilaian ketiga yaitu petunjuk berperilaku sehat. Hal ini berupa berbagai informasi dari
luar atau nasihat mengenai permasalahan kesehatan, misalnya media massa, promosi kesehatan
dan nasihat orang lain atau teman (Maulana, 2009).
1. Perceived Susceptibility
2. Perceived Severity
3. Perceived Benefits
Perceived Benefits adalah kepercayaan terhadap keuntungan dari metode yang disarankan untuk
mengurangi resiko penyakit. Perceived benefits secara ringkas berarti persepsi keuntungan yang
memiliki hubungan positif dengan perilaku sehat. Individu yang sadar akan keuntungan deteksi
dini penyakit akan terus melakukan perilaku sehat seperti medical check up rutin. Contoh lain
adalah kalau tidak merokok, dia tidak akan terkena kanker.
4. Perceived Barriers
Perceived barriers adalah kepercayaan mengenai harga dari perilaku yang dilakukan. Perceived
barriers secara singkat berarti persepsi hambatan aatau persepsi menurunnya kenyamanan saat
meninggalkan perilaku tidak sehat. Hubungan perceived barriers dengan perilaku sehat adalah
negatif. Jika persepsi hambatan terhadap perilaku sehat tinggi maka perialu sehat tidak akan
dilakukan. Contohnya, kalau tidak merokok tidak enak, mulut terasa asam. Contoh lain SADARI
(periksa payudara sendiri) untuk perempuan yang dirasa agak susah dalm menghitung masa
subur membuat perempuan enggan SADARI.
5. Cues to Action
Cues to action adalah mempercepat tindakan yang membuat seseorang merasa butuh mengambil
tindakan atau melakukan tindakan nyata untuk melakukan perilaku sehat. Cues to action juga
berarti dukungan atau dorongan dari ligkungan terhadap individu yang melakukan perilaku sehat.
Saran dokter atau rekomendasi telah ditemukan utnuk menjadi cues to action untuk bertindak
dalam konteks berhenti merokok (Weinberger et al 1981;. Stacy dan Llyod 1990) dan vaksinasi
flu (Clummings et al 1979).
6. Self Efficacy
Hal yang berguna dalam memproteksi kesehatan adalah self efficacy. Hal ini senada dengan
pendapat Rotter (1966) dan Wallston mengenai teori self-efficacy oleh Bandura yang penting
sebagai kontrol dari faktor-faktor perilaku sehat. Self efficacy dalam istilah umum adalah
kepercayaan diri seseorang dalam menjalankan tugas tertentu. Self Efficacy adalah kepercayaan
seseorang mengenai kemampuannya untuk mempersuasi keadaan atau merasa percaya diri
dengan perilaku sehat yang dilakukan. Self efficcay dibagi menjadi dua yaitu outcome expectancy
seperti menerima respon yang baik dan outcome value seperti menerima nilai sosial..
1. Kesiapan individu untuk merubah perilaku dalam rangka menghindari suatu penyakit
atau memperkecil risiko kesehatan.
2. Adanya dorongan dalam lingkungan individu yang membuatnya merubah perilaku
3. Perilaku itu sendiri.
Ancaman suatu penyakit dipersepsikan secara berbeda oleh setiap individu. Contoh: kanker. Ada
yang takut tertular penyakit itu, tapi ada juga yang menganggap penyakit itu tidak begitu parah,
ataupun individu itu merasa tidak akan tertular olehnya karena diantara anggota keluarganya
tidak ada riwayat penyakit kanker. Keputusan untuk mengambil tindakan/upaya penanggulangan
atau pencegahan penyakit itu tergantung dari persepsi individu tentang keuntungan dari tindakan
tersebut baginya, besar/kecilnya hambatan untuk melaksanakan tindakan itu serta pandangan
individu tentang kemampuan diri sendiri. Persepsi tentang ancaman penyakit dan upaya
penanggulangannya dipengaruhi oleh latar belakang sosio-demografi si individu. Untuk
menguatkan keputusan bertindak, diperlukan faktor pencetus (berita dari media, ajakan orang
yang dikenal atau ada yang mengingatkan). Jika faktor pencetus itu cukup kuat dan individu
merasa siap, barulah individu itu benar-benar melaksanakan tindakan yang dianjurkan guna
menanggulangi atau mencegah penyakit tersebut.
3.1 Kesimpulan
Kesimpulan
Health Belief Model (HBM) akan sangat berguna jika diaplikasikan kepada model
perilaku yang awal mulanya dijelaskan oleh teori model HBM yaitu kepada upaya-upaya yang
bersifat preventif. Teori HBM akan kurang bermanfaat jika digunakan pada perilaku yang
berkaitan dengan efek jangka waktu lama, komplek, dan berkaitan dengan masalah sosial,
sehingga masalahnya sangat kompleks sehingga tidak cocok dijelasakan oleh teori HBM.
Walupun begitu, tetap Keuntungan dari model ini merupakan cara yang sederhana untuk
menggambarkan pengaruh keyakinan (belief) seseorang tentang kesehatan terhadap tindakan
untuk melindungi atau memperbaiki kesehatannya. Sudah lebih dari tiga dekade penelitian
menunjukan dukungan perubahan pada keyakinan menyebabkan perubahan pada perilaku
kesehatan yang berkontribusi terhadap perbaikan status kesehatan. Perubahan pada pengetahuan
(dari tidak tahu menjadi tahu) dan keyakinan akan selalu menjadi bagian dari program promosi
kesehatan. dan Health Belief Model dapat menjadi titik acuan atau panduan dalam memberikan
pesan untuk memperbaiki pengetahuan (knowledge) dan keyakinan (belief) khususnya
memberikan pesan yang didisain untuk promosi kesehatan yang dipublikasikan melalui media
masa.
3.2 Saran
Bagi kita tenaga kesehatan sangat penting bagi kita untuk mengetahui Health Belief
Model sepeti untuk memberikan promosi kesehatan bagi klien, keluarga, dan masyarakat yang
kita layani.Karena dengan model ini kita dapat memberikan promosi yang tepat.
DAFTAR PUSTAKA
1. Maggie davies and Wendy Macdowall. 2006. Understanding Public Health: Health
Promotion Theory. England: London School of Hygiene & tropical medicine. Available at :
http://www.openup.co.uk(diakses 2013)
3. http://smartsholehah93.wordpress.com/2012/12/25/mengembangkan-gaya-hidup-sehat-
dengan-pendekatan-health-belief-model