Oleh :
Penjelasan:
Masyarakat umum mempercayai bahwa kepercayaan terhadap perilaku akan
mmpengaruhi output dari masing-masing individu. Kemudian melalui pemikiran-pemikiran
tersebut kemudian lahirlah peraturan-peraturan yang membatasi perilaku. Peraturan atau
norma yang lahir kemudian menjadi sebuah intensitas yang pada ahirnya melahirkan sebuah
perilaku yang umum dilakukan dimasyarakat.
Sebagai contoh, masyarakat dilingkungan yang kumuh beranggapan bahwa
membuang sampah disembarang tempat adalah hal yang biasa. Kemudian, karena pemikiran
tersebut maka muncul kebiasaan membuang sampah tidak pada tempatnya didaerah yang
kumuh. Kebiasaan tersebut pada akhirnya melahirkan perilaku hidup tidak sehat yang
menjadikan kualitas kesehatan masyarakat di daerah kumuh juga menurun.
Contoh Penyakit
Ancaman suatu penyakit dipersepsikan secara berbeda oleh setiap individu. Contoh:
kanker. Ada yang takut tertular penyakit itu, tapi ada juga yang menganggap penyakit itu
tidak begitu parah, ataupun individu itu merasa tidak akan tertular olehnya karena diantara
anggota keluarganya tidak ada riwayat penyakit kanker. Keputusan untuk mengambil
tindakan/upaya penanggulangan atau pencegahan penyakit itu tergantung dari persepsi
individu tentang keuntungan dari tindakan tersebut baginya, besar/kecilnya hambatan untuk
melaksanakan tindakan itu serta pandangan individu tentang kemampuan diri sendiri.
Persepsi tentang ancaman penyakit dan upaya penanggulangannya dipengaruhi oleh
latar belakang sosio-demografi si individu. Untuk menguatkan keputusan bertindak,
diperlukan faktor pencetus (berita dari media, ajakan orang yang dikenal atau ada yang
mengingatkan). Jika faktor pencetus itu cukup kuat dan individu merasa siap, barulah
individu itu benar-benar melaksanakan tindakan yang dianjurkan guna menanggulangi atau
mencegah penyakit tersebut.