Anda di halaman 1dari 5

HEALTH BELIEF MODEL

Dosen pengampu : Ns. Nurhayati, S.Kep, M.Kep

Oleh :

Nama : Yulia Indri Febriani


NIM : 1021032048

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


UNIVERSITAS FALETEHAN SERANG
2021/2022
Pengertian Health Belief Model
Health Belief Model (HBM) adalah model psikologis yang mencoba untuk
menjelaskan dan memprediksi perilaku kesehatan. Hal ini dilakukan dengan berfokus pada
sikap dan keyakinan individu.

Sejarah lahirnya Teori Health Belief Model


HBM atau Health Belief Model dikembangkan pertama kali tahun 1950-an oleh
seorang psikologis sosial di layanan kesehatan Publik AS yaitu dimulai dengan adanya
kegagalan pada program pencegahan dan pencegahan penyakit (Hocbaum 1958,Rosenstok
1960.1974). Selanjutnya HBM dipelajari sebagai perilaku terhadap gejala gejala sakit yang
terdiagnosis terutama tentang kepatuhan terhadap proses pencarian penyembuhan.
Sebelumnya, Witson (1925) mengembangkan teori yang dinamakan sebagai Teori S-R atau
stimulus rangsangan yang menyatakan bahwa semua yang terjadi (perilaku) diakibatkan
karena adanya penguatan (reinforcement), kemudian Skiner (1938) menguatkan bahwa setiap
perilaku yang mendapatkan ganjaran memungkinkan seseorang akan meningkatkan atau
mengulangi perilaku tersebut.

Konsep Utama Health Belief Model


HBM, mengandung konsep utama yaitu memprediksikan mengapa seseorang
melakukan tintadakan tertentu untuk menjaga, melindungi dan mengendalikan kondisi sakit,
dengan melihat beberapa sudut pandang antara lain :
1. Kerentanan (Perceived Susceptibility) yaitu seseorang merasakan keyakinan/percaya akan
kemungkinan sakit yang terjadi pada dirinya. Misalnya seseorang wanita yang beresiko
mempunyai pasangan yang tidak setia, akan merasakan dirinya rentan terkena suatu penyakit
menular seksual.
2. Keseriusan (Perceived Severity/seriousility) yaitu seseorang memprediksikan tingkat
keparahan apabila menderita penyakit tersebut.
3. Hambatan (Perceived Barrier) yaitu hambatan yang ada dalam seseorang berperilaku sehat,
misalnya pada kasus perempuan yang beresiko terkena penyakit IMS, dia akan mencari
pencegahan dengan pendeteksian dini melalui pemeriksaan Papsmear, namun dari pihak
suami tidak mendukung, hal ini merupakan hambatan.
4. Keuntungan (Benefitt) yaitu seseorang menimbang keuntungan yang diperoleh antara biaya
yang dikeluarkan dengan tingkat sakitnya, misalnya apakah efektif biaya yang dikeluarkan
pada pemeriksaan Papsmear yang mahal bila dibandingkan dengan tingkat keseriusan atau
resiko penyakitnya.
Variasi dari model ini merupakan nilai yang dirasakan serta intervensi yang
ditentukan sebagai keyakiyan utama. Konstruksi dari faktor mediasi kemudian menjadi
penghubung berbagai jenis persepsi dengan perilaku kesehatan di masyarakat.
Faktor lain yang juga mempengaruhi persepsi antara lain :
1. Variabel demografi : umur, jenis Kelamin, ras, pekerjaan. Demografi variabel (seperti usia, jenis
kelamin, etnis, pekerjaan)
2. Variabel sosio-psikologi : Ekonomi, kepribadian, sosial-psikologis variabel (seperti status sosial
ekonomi, kepribadian, strategi coping)
3. Persepsi efikasi (penilaian diri dalam hal kemampuan untuk berhasil mengadopsi perilaku yang
diinginkan)
4. Isyarat untuk tindakan (pengaruh eksternal dalam mempromosikan perilaku yang
diinginkan, termasuk informasi yang diberikan atau dicari, komunikasi persuasif, dan
pengalaman pribadi)
5. Motivasi kesehatan (individu terdorong untuk tetap pada keadaan sehat )
6. Kontrol Perasaan (ukuran tingkat self-efficacy)
7. Ancaman (termasuk bahaya yang muncul tanpa melakukan tindakan kesehatan)
8. Prediksi dari model tersebut merupakan kemungkinan yang dilakukan individu untuk
mengambil tindakan kesehatan yang direkomendasikan (seperti pencegahan dan pengobatan)

Pengukuran Konsep Health Belief Model


Sangatlah penting mengukur seluruh rentang faktor yang mungkin mempengaruhi
perilaku, hal ini untuk mengurangi adanya kesalahan pengukuran (Measurable Error) dan
tentu akan semakin validitas serta realibilitas. Pengukuran harus spesifik terhadap perilaku
tertentu (misalnya hambatan pada mammografy mungkin agak berbeda dengan
hambatan Colonoscopy) dan harus relavan untuk populasi mana pengukuran itu akan
digunakan. Perbedaan budaya dan populasi membuat skala penerapan tanpa pemeriksaan
seperti itu cenderung menghasilkan kesalahan. Artinya setiap skala ukur sesuatu tindakan
harus jelas dan sudah diteliti apakah layak atau tidak.
Misalnya pada kasus kanker payudara, untuk membuktikan apakah gejala sakit pada
payudara seseorang ada hubungannya dengan kanker payudara atau hanya gejala biasa maka
alat ukurnya harus jelas yaitu dengan penggunaan mammografy.
Ada beberapa model perilaku untuk melindungi kesehatan yang umum digunakan yaitu :
1. Teori Tindakan Beralasan (Theory of Reasoned Action) disingkat dengan TRA.
2. Teori Motivasi perlindungan (Protection Motivation Theory)
3. Teori manfaat yang diharapkan dan subjektif (Subjective Expected Utility)

Faktor esensial dalam Health Belief Model


Analisis terhadap berbagai faktor yang mempengaruhi partisipasi masyarakat pada
program tersebut kemudian dikembangkan sebagai model perilaku. Health Belief
Model didasarkan atas 3 faktor esensial ;
1. Kesiapan individu intuk merubah perilaku dalam rangka menghindari suatu penyakit atau
memperkecil risiko kesehatan.
2. Adanya dorongan dalam lingkungan individu yang membuatnya merubah perilaku.
3. Perilaku itu sendiri.

Bagan Perubahan Perilaku Masyarakat

Penjelasan:
Masyarakat umum mempercayai bahwa kepercayaan terhadap perilaku akan
mmpengaruhi output dari masing-masing individu. Kemudian melalui pemikiran-pemikiran
tersebut kemudian lahirlah peraturan-peraturan yang membatasi perilaku. Peraturan atau
norma yang lahir kemudian menjadi sebuah intensitas yang pada ahirnya melahirkan sebuah
perilaku yang umum dilakukan dimasyarakat.
Sebagai contoh, masyarakat dilingkungan yang kumuh beranggapan bahwa
membuang sampah disembarang tempat adalah hal yang biasa. Kemudian, karena pemikiran
tersebut maka muncul kebiasaan membuang sampah tidak pada tempatnya didaerah yang
kumuh. Kebiasaan tersebut pada akhirnya melahirkan perilaku hidup tidak sehat yang
menjadikan kualitas kesehatan masyarakat di daerah kumuh juga menurun.

Contoh Penyakit
Ancaman suatu penyakit dipersepsikan secara berbeda oleh setiap individu. Contoh:
kanker. Ada yang takut tertular penyakit itu, tapi ada juga yang menganggap penyakit itu
tidak begitu parah, ataupun individu itu merasa tidak akan tertular olehnya karena diantara
anggota keluarganya tidak ada riwayat penyakit kanker. Keputusan untuk mengambil
tindakan/upaya penanggulangan atau pencegahan penyakit itu tergantung dari persepsi
individu tentang keuntungan dari tindakan tersebut baginya, besar/kecilnya hambatan untuk
melaksanakan tindakan itu serta pandangan individu tentang kemampuan diri sendiri.
Persepsi tentang ancaman penyakit dan upaya penanggulangannya dipengaruhi oleh
latar belakang sosio-demografi si individu. Untuk menguatkan keputusan bertindak,
diperlukan faktor pencetus (berita dari media, ajakan orang yang dikenal atau ada yang
mengingatkan). Jika faktor pencetus itu cukup kuat dan individu merasa siap, barulah
individu itu benar-benar melaksanakan tindakan yang dianjurkan guna menanggulangi atau
mencegah penyakit tersebut.

Anda mungkin juga menyukai