Anda di halaman 1dari 11

APENDIKSITIS

Anggota Kekompok 2 :

1. Amelia Agnes Ambarwati


2. Dedeh Ratih
3. Dian Anggraeni
4. Lili Subagya
5. Lulu Gita Agustin
6. Muthia Nufus
7. Rini Wulandari
8. Siti Fuzi Rahayu
9. Yani Saputra
10. Yulia Indri Febriani
11. Dwi Yanwar
Definisi
Apendiksitis adalah peradangan yang terjadi pada apendiks vermiformis dan
merupakan penyebab abdomen akut yang paling sering. Apendiks disebut juga
umbai cacing. Istilah usus buntu yang selama ini dikenal dan digunakan
dimasyarakat kurang tepat, karena yang merupakan usus buntu sebenarnya dalah
sekum

Apendiktomi adalah pengangkatan apendiks terinflamasi dapat dilakukan pada


pasien dengan menggunakan pendekatan endoskopi, namun adanya perlengkapan
multiple posisi retroperitoneal dari apendiks atau robek perlu dilakukan prosedur
pembukaan. Apendictomy adalah pengangkatan secara bedah apendiks
vermiformis.
Etiologi
01 Ulserasi pada mukosa
02 Obstruksi pada colon aleh fecalit (feses yang keras)

03 Pemberian barium

04 Tumor

05 Striktur karena fibrosis pada dinding usus


 
PATOFISIOLOGI

Apendiksitis biasanya disebabkan oleh penyumbangan lumen apendiks


oleh hyperplasia folikel limfoid, fekalit, benda asing, struktur karena
fikosis akibat peradangan sebelumnya atau neoplasma. Obstruktsi tersebut
menyebabkan mukus diproduksi mukosa mengalami bendungan. Makin
lama mucus tersebut makin banyak, namun elastisitas dinding apendiks
mempunyai keterbatasan sehingga menyebabkan peningkatan tekanan
intralumen, tekanan yang meningkat tersebut akan menghambat aliran
limfe yang mengakibatkan edema. Diaforesis bakleri dan ulserasi mukosa
pada saat inilah terjadi apendiksitis akut fokal yang ditandai oleh nyeri
epigastrium. Sekresi mukus terus berlanjut, tekanan akan terus meningkat
hal tersebut akan menyebabkan obstruksi vena, edema bertambah dan
bakteri akan menembus dinding apendiks.
Klasifikasi
Klasifikasi apendiksitis menurut Nurarif & Kusuma (2013) dibagi menjadi 3 :

1. Apendiksitis akut, radang medadak diumbai cacing yang memberikan tanda,


disertai maupun tidak disertai rangsangan peritoneum local.
2. Apendiksitis rekurens, yaitu jika ada riwayat nyeri berulang diperut bagian kanan
bawah yang mendorong dilakukannya apendiktomi. Kelainan ini terjadi bila
serangan akut pertama sembuh spontan.
3. Apendiksitis kronis, memiliki semua riwayat nyeri perut kanan bawah lebih dari
dua minggu (sumbatan dilumen apendiks, adanya jaringan parut dan ulkus lama di
mukosa) dan keluhan hilang setelah apendiktomi.
Epidemiologi

GELOBAL INDONESIA
Data epidemiologi
Kasus appendicitis terjadi appendicitis di Indonesia
di seluruh dunia, namun secara nasional masih belum
insidensi di negara barat jelas. Pada tahun 2006,
tetap stabil, sedangkan di sebuah penelitian di RS Cipto
Mangunkusumo Jakarta
negara-negara industri
melaporkan bahwa
terjadi tren peningkatan appendicitis adalah penyebab
kasus appendicitis karena keempat terbanyak rawat inap
pola makan yang berubah yang disebabkan oleh
dengan diet rendah serat keluhan gastrointestinal pada
periode tahun 2003-2007.
Manifestasi Klinis
Tanda awal : nyeri di epigastrium/region umbilicus disertai mual dan anoreksia
- Nyeri pindah ke kanan bawah (yang akan menetap dan diperberat bila berjalan atau
batuk) dan menunjukan tanda rangsangan peritoneum local dititik Mc. Burney : nyeri
tekan, nyeri lepas, defans muskuler.
- Nyeri rangsangan peritoneum tidak langsung
- Nyeri pada kuadran kanan bawah saat kuadran kiri bawah ditekan (Rovsing sign)
- Nyeri tekan kanan bawah bila ditekan sebelah kiri dilepas (Blumberg)
- Nyeri kanan bawah bila peritoneum bergerak seperti nafas dalam, berjalan, batuk dan
mengedan
- Biasanya terdapat konstipasi, tapi kadang-kadang terjadi diare.
Komplikasi
PERITONITIS
PERIFORASI
Adalah trombofebitis septik pada
Insidens perforasi 10-32%, rata- sistem vena porta ditandai dengan
rata 20%, paling sering terjadi panas tinggi 39°C-40°C menggigil
pada usia muda sekali atau terlalu dan ikterus merupakan penyakit yang
relatif jarang.
tua, perforasi timbul 93% pada
1. Tromboflebitis supuratif dari
anak-anak di bawah 2 tahun sistem portal, jarang terjadi tetapi
antara 40-75% kasus usia di atas merupakan komplikasi yang
60 tahun ke atas. Perforasi jarang letal.
timbul dalam 12 jam pertama 2. Abses subfrenikus dan fokal
sejak awal sakit, tetapi insiden sepsis intruabdominal lain.
meningkat tajam sesudah 24 jam. 3. Obstruksi intestinal juga dapat
terjadi akibat perlengketan
Penatalaksanaan

Observasi Operasi
Antibiotik
 Apendiktomi.
Dalam 8-12 jam setelah
timbulnya keluhan, tanda dan  Apendiks di buang,
gejala apendiksitis seringkall Apendiksitis tanpa jika apendiks
belum jelas, dalam keadaan ini komplikasi biasanya mengalami perporasi
observasi ketat perlu dilakukan. tidak perlu di berikan
Pasien diminta melakukan tirah antibiotic, kecuali bebas, maka abdomen
baring dan dipuasakan. Laksatif apendiksitis dicuci dengan garam
tidak boleh díberikan bila ganggrenosa atau fisiologis dan
dicurigal adanya apendiksitis apendiksitis perporasi
ataupun peritonitis lainnya antibiotika.
Pemeriksaan Diagnostik
LABOLATORIUM
Ditemukan leukositosis 10.000
s/d 18.000/mm, kadang-kadang
RADIOLOGI PEMERIKSAAN
dengan pergeseran ke kiri
apendiksitis stadium leukositosis lebih dari PENUNJANG
awal akan ditemukan 18.000/mm' disertai
gambaran foto polos  Pemeriksaan colok
keluhan/gejala apendiksitis lebih
abdomen yang dari empat jam mencurigakan dubur :
abnormal, gambaran perforasi
yang lebih spesifik menyebabkan nyeri
adanya masa jaringan bila di daerah
lunak di perut kanan
bawah dan mengandung infeksi, bisa dicapai
gelembung-gelembung dengan jari telunjuk.
udara.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai