Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

“ SUCTION ”

DOSEN PEMBIMBING:

Hapipah, S. Kep.,Ners.,M.Kep

DISUSUN OLEH:

1. Niswatun Hasanah (034 STYC20)


2. Nur Dewi Anggraini (036 STYC 20)
3. Rasmi Hariri (040 STYC 20)
4. Sinta Rukyani (045 STYC 20)
5. Vidy Patresio Vada (098 STYC 20)
6. Rizkiyana Pradina Putri

YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM NUSA TENGGARA BARAT SEKOLAH


TINGGI ILMU KESEHATAN YARSI MATARAM
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS TAHAP AKADEMIK
2020/2021
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah subhanahu wa ta’ala yang maha pemurah dan lagi
maha penyayang, puji syukur kami panjatkan kehadirat allah subhanahu wa ta’ala, yang
telah melimpahkan hidayah, inayah dan rahmat-nya sehingga kami mampu
menyelesaikan penyusunan makalah ini dengan judul “Suction” tepat pada waktunya.

Penyusunan Makalah ini sudah kami lakukan semaksimal mungkin dengan


dukungan dari banyak pihak, sehingga bisa memudahkan dalam penyusunannya. Untuk
itu kami pun tidak lupa mengucapkan terima kasih dari berbagai pihak yang sudah
membantu kami dalam rangka menyelesaikan makalah ini.

Tetapi tidak lepas dari semua itu, kami sadar sepenuhnya bahwa dalam makalah
ini masih terdapat banyak kekurangan baik dari segi penyusunan bahasa serta aspek-
aspek lainnya. Maka dari itu, dengan lapang dada kami membuka seluas-luasnya pintu
bagi para pembaca yang ingin memberikan kritik ataupun sarannya demi
penyempurnaan makalah ini.

Akhirnya penyusun sangat berharap semoga dari makalah yang sederhana ini bisa
bermanfaat dan juga besar keinginan kami bisa menginspirasi para pembaca untuk
mengangkat berbagai permasalah lainnya yang masih berhubungan pada makalah-
makalah berikutnya.

Mataram, 25 September 2021

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................2
DAFTAR ISI.....................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................4
1.1 Latar Belakang....................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah...............................................................................................4
1.3 Tujuan Penyusunan Makalah..............................................................................4
BAB II TINJAUAN TEORI..............................................................................................5
2.1 Pengertian...........................................................................................................5
2.2 Tujuan.................................................................................................................6
2.3 Prinsip.................................................................................................................6
2.4 Indikasi................................................................................................................7
2.5 Kontradiksi..........................................................................................................8
2.6 Prosedur Kerja....................................................................................................8
BAB III PENUTUP.........................................................................................................11
3.1 Kesimpulan.......................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................12

3
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Suctioning atau penghisapan merupakan tindakan untuk mempertahankan
jalan nafas sehingga memungkinkan terjadinya proses pertukaran gas yang
adekuat dengan cara mengeluarkan secret pada klien yang tidak mampu
mengeluarkannya sendiri. Sebagian pasien mempunyai permasalahan di
pernafasan yang memerlukan bantuan ventilator mekanik dan pemasangan ETT
(Endo Trakeal Tube), dimana pemasangan ETT (Endo Trakeal Tube) masuk
sampai percabangan bronkus pada saluran nafas. Pasien yang terpasang ETT
(Endo Trakeal Tube) dan ventilator maka respon tubuh pasien untuk
mengeluarkan benda asing adalah mengeluarkan sekret yang mana perlu
dilakukan tindakan suction. Suction adalah suatu tindakan untuk membersihkan
jalan nafas dengan memakai kateter penghisap melalui nasotrakeal tube (NTT),
orotraceal tube (OTT), traceostomy tube (TT) pada saluran pernafasa bagian atas.
Bertujuan untuk membebaskan jalan nafas, mengurangi retensi sputum,
merangsang batuk, mencegah terjadinya infeksi paru. Prosedur ini
dikontraindikasikan pada klien yang mengalami kelainan yang dapat
menimbulkan spasme laring terutama sebagai akibat penghisapan melalui trakea
gangguan perdarahan, edema laring, varises esophagus, perdarahan gaster, infark
miokard.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan suction ?
2. Sebutkan apa saja indikasi dan kontraindikasi dari tindakan suction ?
3. Apa saja alat yang harus dipersiapkan untuk melakukan tindakan suction ?
4. Apa saja persiapan pasien sebelum dilakukan tindakan suction ?
5. Bagaimana langkah prosedur dalam melakukan tindakan suction ?

4
1.3 Tujuan Penyusunan Makalah
1. Menjelaskan pengertian dari suction
2. Menyebutkan indikasi dan kontraindikasi tindakan suction
3. Menjelaskan alat yang harus dipersiapkan sebelum dilakukan tindakan
suction
4. Menjelaskan persiapan pasien yang harus dilakukan sebelum tindakan
suction
5. Mendiskripsikan langkah prosedur tindakan suction

BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1 Pengertian
Suction adalah penghisapan sekret di jalan napas melalui
karet/polyethylene yang dihubungkan dengan mesin suction. Suction
merupakan suatu metode untuk mengeluarkan secret jalan nafas dengan
menggunakan alat via mulut, nasofaring atau trakeal.
Suction adalah sebuah prosedur yang digunakan untuk mempertahankan
kepatenan dan kebersihan jalan napas dengan mengeluarkan sekret dari trakea,
hidung atau mulut baik itu dari jalan napas alami (hidung, mulut) maupun atau
dari jalan napas buatan (endotracheal tube, trakeostomi tube).
Suction merupakan tindakan steril yang hanya dilakukan berdasarkan
kebutuhan klien dan bukan merupakan tindakan rutin. Kebutuhan dari tindakan
ini dinilai berdasarkan variasi periodik waktu aliran ekspirasi dan suara
pernapasan trakea atau bronkus yang kasar atau diduga ada sekresi mukus di
dalam saluran napas. Alarm dari ventilator yang menunjukkan peningkatan
tekanan jalan napas puncak selama volume yang dikontrol ventilasi wajib
terus-menerus, atau penurunan volume tidal selama mode ventilasi tekanan
yang ditentukan, adanya sekret di dalam tabung endotrakeal atau desaturasi
oksigen, merupakan kemungkinan penyebab lain yang dianggap sebagai
indikasi kemudian kebutuhan untuk penyedotan. Pada klien yang mengalami
penurunan kesadaran atau dalam pengaruh sedatif, pengisapan endotrachea itu
sedian setiap 4 jam, bahkan jika tanda tersebut tidak ditemukan.

5
2.2 Tujuan
Suction

(Pengisapan Lendir) merupakan tindakan pengisapan yang bertujuan untuk


mempertahankan jalan napas, sehingga memungkinkan terjadinya proses
pertukaran gas yang adekuat dengan cara mengeluarkan secret dari jalan nafas,
pada klien yang tidak mampu mengeluarkannya sendiri.

2.3 Prinsip
Dalam melakukan tindakan suction, ada beberapa prinsip yang harus
diperhatikan diantaranya :
1. Aseptik
Segala upaya yang dilakukan untuk mencegah masuknya mikroorganisme
ke dalam tubuh yang kemungkinan besar akan mengakibatkan infeksi.
Hal-hal yang harus diperhatikan meliputi alat steril dan cara steril
(standard precaution)
2. Asianotik
Tindakan yang tidak boleh menimbulkan sianosis, dan hal yang harus
diperhatikan dalam tindakan adalah tindakan dilakukan dalam waktu < 15
detik, kateter suction tidak menutup total ETT, Oksigenasi 100% sebelum
dan sesudah tindakan
3. Afektif
Tindakan yang dilandaskan gaya atau makna yang menunjukan perasaan
dan emosi.
4. Atraumatik
Tindakan yang mencegah terjadinya trauma. Hal yang harus diperhatikan
adalah:

6
a. Kateter masuk tidak kasar

b. Kateter masuk sampai karina dan ditarik 1-2 cm

c. Dikeluarkan secara memutar

d. Tekanan suction:

- Bayi : 60 – 80 mmhg

- Anak : 80 – 100 mmhg

- Dewasa : 100 – 120 mmhg

2.4 Indikasi
Indikasi dilakukannya suction meliputi adanya batuk, sekret di jalan
napas, distres pernapasan, auskultasi terdengar ronchi, peningkatan tekanan
puncak pernapasan pada ventilator dan penurunan saturasi oksigen. Untuk
klien yang menggunakan ventilator mekanis, jika pola gigi gergaji (sawtooth
pattern) yang dapat dilihat pada monitor dan atau terdapat suara pernapasan
atas trakea hasil berarti menunjukkan bahwa adanya sekresi tertahan. Adanya
peningkatan tekanan puncak inspirasi selama volume control ventilasi mekanik
atau penurunan tidal volume selama ventilasi pressure-control, penurunan
saturasi oksigen dan atau nilai analisa gas darah, sekresi yang kelihatan pada
jalan napas, ketidakmampuan klien untuk menghasilkan batuk spontan yang
efektif, distress pernapasan akut, aspirasi lambung atau sekresi jalan napas
bagian atas.
Apabila tindakan suction tidak dilakukan pada klien dengan gangguan
bersihan jalan nafas maka klien tersebut akan mengalami kekurangan suplai O2
(hipoksemia), dan apabila suplai O2 tidak terpenuhi dalam waktu 4 menit maka
dapat menyebabkan kerusakan otak yang permanen.
Dalam melakukan suction kepada pasien harus di pastikan bahwa pasien
tersebut memang diindikasikan untuk dilakukan tindakan suction. Indikasi
pasien harus dilakukan tindakan suction adalah :
1. Pasien yang pita suaranya tidak dapat tertutup karena kelemahan otot epiglotis.
2. Pasien yang koma dengan produksi sputum meningkat.
3. Pasien yang tidak bisa batuk karena kelumpuhan dari otot pernafasan.

7
4. Bayi atau anak dibawah umur 2 tahun dengan produksi sputum meningkat.
5. Pasien yang sekretnya sangat banyak dan kental, dimana dia sendiri sulit untuk 
mengeluarkannya.

2.5 Kontradiksi

Kontraindikasi dilakukannya suction adalah pada klien dengan


peningkatan tekanan intrakranial karena akan mempengaruhi/ meningkatkan
tekanan intrakranial, tekanan darah, dan denyut jantung secara signifikan.
Adapun kontradiksi yang terjadi apabila dilakukan suction adalah:
1. Hipoksia.
2. Trauma jaringan.
3. Meningkatkan resiko infeksi.
4. Stimulasi vagal (menurunkan heart rate) dan bronkospasme.

2.6 Prosedur Kerja


2.6.1 Persiapan alat
a. Mesin suction
b. Bak instrumen steril berisi:
1) Kateter suction
2) Handschoon
3) Pinset anatomi 2 buah
4) Kasa
5) Kom
c. NaCl atau air steril
d. Perlak/pengalas
e. Tempat sputum, jika spesimen dikumpulkan selama dilakukan
suction.

8
2.6.2 Cara kerja (Pra Interaksi, Kerja, terminasi)
a. Tahap Pra Interaksi
1) Identifikasi kebutuhan/indikasi pasien
2) Cuci tangan
3) Siapkan alat
b. Orientasi
1) Beri salam, panggil klien dengan namanya
2) Jelaskan tujuan dan prosedur tindakan
3) Beri kesempatan pada klien untuk bertanya
c. Tahap Kerja
1) Posisi klien yang sadar dan mempunyai refleks muntah adalah
posisi semifowler dengan kepala klien diputar ke sisi untuk
suction oral dan leher ekstensi untuk suction nasal, untuk
memudahkan kateter masuk dan membantu mencegah aspirasi.
2) Posisi klien yang tidak sadar adalah lateral, sehingga lidah
tidak jatuh dan tidak menutup pemasukan kateter. Posisi lateral
juga mengalirkan sekret dari faring dan mencegah aspirasi.
3) Tempatkan handuk diatas bantal dibawah dagu klien
4) Beberapa suction mempunyai tiga daerah tekanan : tinggi
(120-150 mmHg), sedang (80-120 mmHg), rendah (0-80
mmHg). Umumnya tekanan 100-120 mmHg untuk orang
dewasa, dan 50-75 mmHg untuk anak-anak dan bayi.
5) Buka bak instrumen steril, masukkan NaCl/air steril pada
tempatnya
6) Pakai sarung tangan steril
7) Ambil kateter dan hubungkan dengan suction
8) Buat ukuran kedalaman, tandai selang dengan jari. Ukuran
tepat sepanjang hidung dan lobang telinga / 13 cm untuk orang
dewasa.
9) Basahi ujung kateter dengan air steril/saline, untuk mengurangi
hambatan dan memudahkan pemasukan

9
10) Suction di tes dan tempatkan jari tangan ke tempat ibu jari,
buka cabang Y connector (control suction) untuk menimbulkan
pengisapan
11) Masukkan kateter suction dengan hati-hati (nasopharing ± 5
cm, oropharing ± 10 cm), tanpa menutup kateter suction.
12) Hisap lendir dengan menutup lubang kateter suction, tarik
keluar perlahan sambil memutar (± 5 detik untuk anak-anak, ±
10 detik untuk dewasa). Penghisapan dilakukan hanya 15
detik.
13) Bilas kateter suction dengan air steril atau NaCl, sambil
memberi kesempataan pasien bernapas.
14) Ulangi penghisapan 3 – 5 kali
15) Dorong klien untuk bernafas dalam dan batuk diantara suction.
Nafas dalam dan batuk membantu mengeluarkan sekret dari
trachea dan bronchi ke faring, yang dapat dijangkau kateter
suction.
16) Observasi keadaan umum klien dan status pernapasannya.
17) Observasi sekret tentang jumlah, warna, bau, konsistensi.
18) Jika dibutuhkan pemeriksaan spesimen, tampung dalam tempat
sputum
19) Setelah selesai, bersihkan mulut dan hidung
20) Rapikan kateter, sarung tangan, air dan tempat sampah
d. Tahap Terminasi
1) Evaluasi hasil / respon klien
2) Dokumentasikan hasilnya
3) Lakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya
4) Akhiri kegiatan, membereskan alat-alat
5) Cuci tangan

10
BAB III

PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Suction (Pengisapan Lendir) merupakan tindakan pengisapan yang bertujuan untuk
mempertahankan jalan napas, sehingga memungkinkan terjadinya proses
pertukaran gas yang adekuat dengan cara mengeluarkan secret dari jalan nafas,
pada klien yang tidak mampu mengeluarkannya sendiri. Suction merupakan suatu
metode untuk mengeluarkan secret jalan nafas dengan menggunakan alat via mulut,
nasofaring, atau trakeal.

11
DAFTAR PUSTAKA
Kristianti, A. H., Suksi, R., dan Mamat, S. 2020. Analaisis Perubahan Saturasi Oksigen
dan Frekuensi Pernafasan Pada Pasien dengan Ventilator Yang Dilakukan Suction
Diruang ICU RS Mardi Rahayu Kudus. Jurnal Perawat Indonesia. 4(3): 504-514

Indarti. 2020. Studi Kasus Pelaksanaan Tindakan Suction Terhadap Bersihan Jalan
Nafas Pasien Chromic Kidney Deases (CKD) Stadium V yang Terpasang Ventilator di
Ruang ICU RSU Haji Surabaya. Karya Tulis Ilmiah. Universitas Muhammadiyah
Surabaya. Surabaya.

Rahayu, Sunarsih. 2016. Praktikum kebutuhan dasar manusia. Jakarta Selatan:


Kemenkes RI

Septimar, Z. M., & Novita, A. R. (2017). Pengaruh Tindakan Penghisapan Lendir


(Suction) terhadap Perubahan Kadar Saturasi Oksigen pada Pasien kritis di ICU,
Volume 3 Nomor 22. Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat.
http://journals.stikim.ac.id/ojs_new/in dex.php/jikm/article/download/47/39/ diperoleh
tanggal 21 september 2021

Roni Rohmat W, Wahyu Rima Agustin, bc. Yeti (2015). Perubahan Saturasi Oksigen
Pada Pasien Kritis Yang Dilakukan Tindakan Suction Endotracheal Tube di ICU RSUD
dr. MoewardiSurakarta.

12

Anda mungkin juga menyukai