Anda di halaman 1dari 6

RESUME PEMASANGAN NGT DAN OGT PADA ANAK

Di susun untuk memenuhi tugas mata kuliah keperawatan anak II


Dosen Pengampu :

Muhammad Khabib Burhannudin Iqomh,S.Kep.Ns M.

Kep., Sp.Kep.An

Novi Indrayati, S.Kep. Ns., M.Kep

Di susun oleh :

Henny mufidatun nahar (SK 118022)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KENDAL
TAHUN 2019/2020
A. Definis
Pemasangan Pipa Nasogastrik (NGT) merupakan salah satu prosedur yang sering
dilakukan di unit pediatrik sebuah rumahsakit. Pemasangan selangnasogastrik di
laporkan telah dilakukan kepada ratusan pasien anak dan neonatus yang merupakan
bagian dari managemen medikaldan kondisi pembedahan (Peter S & Giil F.2008)
B. Tujuan
1. Untuk membantu pemberian nutrisi baik pada anak maupun pada neonatus
2. Mengeluarkan isi perut dengan cara menghisap apa yang ada dalam lambung
3. Membantu diagnosa klinis memudahkan melalui analisa subtansi isi lambung
C. Kontra indikasi
a. Pasien dengan jejas maxillofacial atau fraktur basis cranii fossa anterior.
Pemasangan NGT melalui nasal berpotensi untuk misplacement NGT melalui fossa
cribiformis, menyebabkan penetrasi ke intrakranial
b. Pasien dengan riwayat striktur esofagus dan varises esofagus.
c. Pasien dengan tumor esofagus
D. Indikasi
a. Diagnostik
Membantu diagnosis dengan analisa cairan isi lambung. Dan sebagai persiapan
operasi dengan general anestesi
b. Memasukkan Cairan/Makanan
Anak dengan distensi abdomen karena gas darah atau cairan,keracunan makanan
atau minuman, pasien yang membutuhkan nutrisi melalui NGT
c. Dekompresi isi lambung
Mengeluarkan cairan lambung pada pasien ileus obstruktif/ileus paralitik peritonitis
dan pankreatitis akut. Bilas lambung pada kasus intoksikasi. Perdarahan saluran
cerna bagian atas untuk bilas lambung (mengeluarkan cairan lambung)

E. Peralatan (termasuk ukuran selang NGT)


1. Memeriksa ketersediaan alat.
2. Pipa nasogastric ukuran
Anak : ukuran 12-14
3. Jelly untuk lubrikasi
4. Stetoskop
5. Plester untuki fiksasi
6. Spuit/ Urin Bag
7. Pengalas
8. Spatel
9. Sarung tangan
10. Bengkok
11. Kom berisi air hangat
F. Proses pelaksanaan
1. Mengucapkan salam, memperkenalkan diri, memastikan identitas pasien,
menjelaskan dan meminta persetujuan tindakan yang akan dilakukan.
2. Mencuci tangan dan menggunakan sarung tangan.
3. Atur posisi anak dengan posisi semi fowler. Pada bayi di bedong
4. Letakkan pengalas di bawah kepala bayi /anak
5. Memeriksa lubang hidung yang akan digunakan untuk insersi.
6. Mempersiapkan pipa nasogastrik.
7. Mengukur panjang pipa yang akan digunakan dengan cara mengukur panjang
dari tengah telinga ke puncak hidung lalu diteruskan ke titik antara processus
xiphoideus dan umbilicus lalu tandai dengan melihat skala pada pipa.
8. Mengoleskan lubrikan pada ujung pipa sepanjang 15 cm pertama untuk
melicinkan.
9. Memasukkan ujung pipa melalui lubang hidung sambil meminta pasien untuk
melakukan gerakan menelan sampai mencapai batas yang ditandai.
10. Menguji letak NGT apakah sudah sampai lambung dengan menggunakan
metode
Whoosh tes :
a. Memasang membran stetoskop setinggi epigastrium kiri.
b. Melakukan aspirasi udara dengan spoit 10 cc.
c. Memasang spoit 10 cc yang telah berisi udara ke NGT.
d. Menyemprotkan udara yang berada di dalam spoit dengan cepat sambil
11. mendengarkan ada tidaknya suara “whoosh” pada stetoskop. Jika terdengar
suara “whoosh” maka NGT telah masuk ke dalam lambung. Jika tidak
terdengar maka selang NGT dimasukkan/dikeluarkan beberapa cm. Kemudian
dilakukan pengulangan metode “whoosh” hingga terdengar suara pada
stetoskop.
12. Bila ujung pipa tidak berada di lambung segera tarik pipa, dan coba
memasangnya lagi. Bila penderita mengalami sianosis atau masalah respirasi
segera tarik pipa.
13. Bila pipa telah ditempatkan dengan tepat, fiksasi pipa menggunakan plester
pada muka dan hidung, hati-hati jangan menyumbat lubang hidung pasien.
14. Mengalirkan ke dalam kantong penampung yang disediakan atau menutup
ujung pipa bila tidak segera digunakan dengan cara melipat ujung pipa
nasogastrik. Bila digunakan untuk memasukkan makanan, dihubungkan
dengan spuit.
15. Memberikan edukasi mengenai perawatan pipa nasogastrik dan rencana
penggantian pipa nasogastrik.
16. Merapikan alat dan membuang bahan medis habis pakai ke tempat sampah
medis.
17. Membuka sarung tangan, lalu mencuci tangan.
18. Dokumentasi pada status pasiendan observasi keadaan pasien.

Daftar Pustaka
1. Knies R. C. (2007) confirming safe plance ment of nasogastic tubes. Research Applied
to Cinical pranctice. Di ambil dari http://enw.org/Research-NGT.htm diakses tanggal 31
April 2010
2. Peter S, Gill F (2008). Developmen of aclinical practice guidline for testing nasogastric
plancment. Diambil dari JSPN vol 14 no 1. January 2009. Wiley Periodical. Inc

G. Lampiran Jurnal
RESUME PEMASANGAN OGT

A. Definisi
Melakukan pemasangan selang dari rongga mulut sampai kelambang pada pada bayi
atau anak
B. Tujuan
1. Memasukkan makanan cair atau obat-obat cair atau padat yang dicairkan.
2. Mengeluarkan cairan atau lambung dan gas yang ada dalam lambung.
3. Mengirigasi lambung karena perdarahan atau keracunan dalam lambung.
C. Kontra indikasi
D. Indikasi
1. Pasien dengan masalah saluran pencernaan atas (stenosis,esofagus,tumor mulut,
atau faring)
2. Pasien yang tidak mampu menelan
3. Pasien pasca operasi pada hidung faring atau esophagus
E. Peralatan
1. Selang NGT sesuai ukuran
2. Klem
3. Spuit 3 cc/5 cc
4. Stetoskop
5. Gelas berisi air matang
6. Plaster dan gunting
7. Kain kassa
8. Pelumas (jelly)
9. Perlak dan pengalas
10. Bengkok
11. Sarung tangan steril
12. Tongue spatel dan senter (jika diperlukan )
F. Proses pelaksanaan
1. Mengucapkan salam, memperkenalkan diri, memastikan identitas pasien,
menjelaskan dan meminta persetujuan tindakan yang akan dilakukan.
2. Mencuci tangan dan menggunakan sarung tangan.
3. Atur posisi anak dengan posisi semi fowler. Pada bayi di bedong
4. Letakkan pengalas di bawah kepala bayi /anak
5. Memeriksa lubang hidung yang akan digunakan untuk insersi.
6. Mempersiapkan pipa nasogastrik.
7. Mengukur panjang pipa yang akan digunakan dengan cara mengukur panjang dari
tengah telinga ke puncak hidung lalu diteruskan ke titik antara processus
xiphoideus dan umbilicus lalu tandai dengan melihat skala pada pipa.
8. Mengoleskan lubrikan pada ujung pipa sepanjang 15 cm pertama untuk
melicinkan.
9. OGT yang akan di pasang dengan ketentuan :
 Jika memasukkan selang melalui mulut (OGT) arahkan selang ke arah
belakang tenggorok
 Jika anak mampu menelan sesuai perintah, sesuaikan pemasukan selang
dengan penelanan.
 Jika bayi atau anak menunjukan tanda-tanda distress seperti gasping,
batuk, atau cyanosis, tarik selang secepatnya
10. Memeriksa posisi selang dengan cara :
 Periksa posisi NGT untuk memastikan berada di lambung dengan
mengaspirasi
cairan lambung. Aspirasi sampel cairan lambung (>2 ml) bukan saja residu dari
selang. Teteskan cairan pada kertas pH, lihat reaksi keasaman cairan (pH 5,5 atau
dibawahnya) dan tulis pada catatan cairan. Jika cairan aspirasi lambung memiliki
pH diatas 5,5 atau tidak didapatkan cairan aspirasi lambung maka lakukan
tindakan sesuai flowchart (materi).
11. Menutup ujung NGT dengan spuit / klem atau disesuaikan dengan tujuan
pemasangan.
12. Stabilkan selang dengan menahannya atau memfiksasi menggunakan plester
hypoallergenic ke pipi, bukan ke dahi karena kemungkinan terjadi kerusakan pada
lubang hidung, ukur dan catat jumlah panjang selang yang di masukan dari hidung
atau mulut ke lubang bagian distal saat selang dipasang Untuk pertama kalinya,
periksa ulang pengukuran ini tiap kali sebelum pemberian makanan.
13. Melakukan evaluasi tindakan yang dilakukan.
14. Menyampaikan rencana tindak lanjut / RTL
15. Merapikan pasien dan lingkungan.
16. Mencuci tangan.

Daftar Puataka
1. Hidayat, A.A.A. (2008). Buku saku praktikum keperawatan anak. Jakarta:EGC
2. National Patient Safety Agency in Patient Safety Alert (2005) dalam Davies, J.H., &
Hassell, L.L. (2007). Children in Intensive Care, a Survival Guide. Elsevier. Churchill
Livingston. Philadelphia.

G. Lampiran jurnal

Anda mungkin juga menyukai