Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut teori Maslow kebutuhan fisiologis manusia yang harus dipenuhi meliputi
oksigen,air,makanan,eliminasi,istirahat dan tidur,penaganan nyeri,pengaturan suhu
tubuh,seksual,dan lain-lain (Goble,2002).Salah satu kebutuhan fisiology yang sangat
mendasar ialah kebutuhan oksigenasi,dimana kebutuhan dasar manusia yang digunakan
untuk kelangsungan metabolisme sel tubuh,untuk mempertahankan hidupnya dan untuk
aktifitas berbagai organ atau sel.Apabila lebih dari empat menit orang tidak mendapatkan
oksigen maka akan berakibat pada kerusakan otak yang tidak dapat diperbaiki dan
biasanya pasien akan meninggal.Oksigen memang memiliki peranan penting dalam
semua proses tubuhsecara fungsional.Tidak adanya oksigen akan menyebabkan tubuh
secara fungsional mengalami kemunduran atau bahkan dapat menimbulkan
kematian.Oleh karena itu,kebutuhan oksigen merupakan kebutuhan yang paling pertama
dan sangat vital bagi tubuh.Pemenuhan kebutuhan oksigen ini tidak terlepas dari kondisi
system pernapasan secara fungsional (Kusnanto,2016).
Bentuk gangguan yang dapat terjadi pada pasien dengan gangguan kebutuhan
oksigenasi yaitu seperti TBC,asma,pneumonia,edema paru,PPOK,ISPA,bronchitis,
influenza,dan kanker paru-paru (Adrian 2018).Untuk mengatasi gangguan tersebut,salah
satunya dengan pemberian terapi oksigen.Pemberian oksigen untuk mengurangi atau
mengatasi masalah gangguan pernapasan misalnya melalui nasal canul,simple
mask,rebreathing mask,non rebreathing mask.Salah satu tindakan untuk mengatasi
kebutuhan oksigenasi adalah dengan pemberian nasal canul,yaitu pemberian O2 dengan
system aliran rendah ini ditunjukan untuk klien yang memerlukan O2 tetapi masih
mampu bernafas dengan pola pernapasan normal,dengan cara memasukan selang yang
terbuatdari plastic kedalam lubang hidung hanya berkisar 0,6 – 1,3 cm dan
mengaitkannya dibelakang telinga (Kusnanto,2016).
B. Tujuan
1. Tujuan umum
Mahasiswa mampu mengetahui tindakann keperawatan dasar pemenuhan
kebutuhan pemberian terapi oksigen (Nasal canul) dengan menggunakan komunikasi
terapeutik.
2. Tujuan Khusus
Mahasisawa mampu mengetahui :
A. Terapi dengan nasal canul
1. Pengertian kebutuhan oksigen
2. Proses oksigenasi
3. Macam-macam pemberian oksigen
4. Pengertian nasal canul
5. Tujuan pemberian O2 dengan nasal canul
6. Manfaat pemberian O2 nasal canul
7. Indikasi
8. Kontraindikasi
9. Kriteria evaluasi
10. Alat dan bahan pemberian O2 nasal canul
11. Prosedur pelaksanaan pemberian O2 nasal canul
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Menurut teori Maslow kebutuhan fisiologis manusia yang harus dipenuhi meliputi
oksigen,air,makanan,eliminasi,istirahat dan tidur,penaganan nyeri,pengaturan suhu
tubuh,seksual,dan lain-lain (Goble,2002).Salah satu kebutuhan fisiology yang sangat
mendasar ialah kebutuhan oksigenasi,dimana kebutuhan dasar manusia yang digunakan
untuk kelangsungan metabolisme sel tubuh,untuk mempertahankan hidupnya dan untuk
aktifitas berbagai organ atau sel.Apabila lebih dari empat menit orang tidak mendapatkan
oksigen maka akan berakibat pada kerusakan otak yang tidak dapat diperbaiki dan
biasanya pasien akan meninggal.Oksigen memang memiliki peranan penting dalam
semua proses tubuhsecara fungsional.Tidak adanya oksigen akan menyebabkan tubuh
secara fungsional mengalami kemunduran atau bahkan dapat menimbulkan
kematian.Oleh karena itu,kebutuhan oksigen merupakan kebutuhan yang paling pertama
dan sangat vital bagi tubuh.Pemenuhan kebutuhan oksigen ini tidak terlepas dari kondisi
system pernapasan secara fungsional (Kusnanto,2016).

Bentuk gangguan yang dapat terjadi pada pasien dengan gangguan kebutuhan
oksigenasi yaitu seperti TBC,asma,pneumonia,edema paru,PPOK,ISPA,bronchitis,
influenza,dan kanker paru-paru (Adrian 2018).Untuk mengatasi gangguan tersebut,salah
satunya dengan pemberian terapi oksigen.Pemberian oksigen untuk mengurangi atau
mengatasi masalah gangguan pernapasan misalnya melalui nasal canul,simple
mask,rebreathing mask,non rebreathing mask.Salah satu tindakan untuk mengatasi
kebutuhan oksigenasi adalah dengan pemberian nasal canul,yaitu pemberian O2 dengan
system aliran rendah ini ditunjukan untuk klien yang memerlukan O2 tetapi masih
mampu bernafas dengan pola pernapasan normal,dengan cara memasukan selang yang
terbuatdari plastic kedalam lubang hidung hanya berkisar 0,6 – 1,3 cm dan
mengaitkannya dibelakang telinga (Kusnanto,2016).
B. Saran
Sebaiknya Mahasiswa mampu memahami langkah prosedur tindakan terapi
oksigen nasal canul dengan tahapan komunikasi terapeutik.
Agar dalam melakukan tindakan tidak terdapat hambatan.
DAFTAR PUSTAKA
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Terapi oksigenasi dengan nasal canul
1. Pengertian kebutuhan oksigenasi
Gangguan pertukaran gas merupakan suatu keadaan dimana terjadi
ketidakseimbangan antar oksigen yang dihirup dengan karbondioksida yang
dikeluarkan pada pertukaran gas antara alveoli dan kapiler.Penyebabnya bisa
karena perubahan membrane alveoli,kondisi anemia,proses penyakit dan lain-lain
(Asmadi,2008).
Kebutuhan tubuh terhadap oksigen merupakan kebutuhan yang sangat
mendasar dan mendesak.Tanpa oksigen dalam waktu tertentu,sel tubuh akan
mengalami kerusakan yang menetap dan menimbulkan kematian.Otak merupakan
organ yang sangat sensitive terhadap kekurangfan oksigen.Otak masih mampu
menoleransi kekurangan oksigen antara 3-5 menit.Apapila kekurangan oksigen
berlangsung lebih dari 5 menit,dapat terjadi kerusakan sel otak secara permanent
(Koezier dan Erb. 1998.Dalam Asmadi 2008).
Gangguan pada system respirasi dapat di sebabkan di antaranya oleh
peradangan, obstruksi,trauma,kanker,degenerative,dan lain-lain.gangguan terebut
akan menyebabkan kebutuhahan oksigen dalam tubuh tidak tepenuhi secara
adekuat (mutakin,2008)

2. Proses Oksigenasi
Menurut Tarwanto dan Wartona (2006),Pemenuhan kebutuhan oksigenasi
didalam tubuh terdiri atas 3tahapan yaitu ;
a. Ventilasi
Merupakan proses keluardan masuknya oksigen dan atmosfer kedalam alveoli
atau dari alveoli ke atmosfer.Proses ini dipengaruhi oleh beberapa
factor,antara lain adanya perbedaan tekanan antara atmosfer paru,adanya
kemampuan thoraks dan paru pada alveoli dalam melaksanakan
ekspansi,adanya jalan napas yang dimulai dari hidung hingga alveoliyang
kerjanya dipengaruhi oleh system saraf otonom,dan adanya reflex batuk dan
munta.
b. Difusi gas
Merupakan pertukaran antara oksigen di alveoli dengan kapiler paru dan CO2
di kapiler dengan alveoli.Proses pertukaran ini dipengaruhi oleh beberapa
factor,yaitu luasnya permukaan paru,tebal membrane respirasi dapat
mempengaruhi proses difusi apabila terjadi proses penebalan,perbedaan
tekanan dan konstrasi O2,dan kemampuan untuk menembus dan saling
mengikat HB.
c. Transportasi gas
Yaitu proses pendistribusian antara O2 kapiler kejaringan tubuh dan CO2
jaringan tubuh ke kapiler.Transportasigas dapat dipengaruhi oleh beberapa
factor diantaranya cardia output dan kondisi pembuluh darah,latihan dan lain-
lain.
3. Macam-macam pemberian oksigen
Ada beberapa jenis dalam pemberian oksigen sebagai berikut ;
a. Nasal Canul/cateter nasal/nasal prong
Merupakan suatu alat sederhana yang memberikan oksigen secara kontinyu
dengan aliran 1-6 L/M dengan konsentrasi 24% - 44%.
Indikasi :Pada pasien yang dapat bernapas dengan spontan tetapi masih
membutuhkan alat bantu nasal canulla untuk memenuhi kebutuhan oksigen
(keadaan sesak atau tidak sesak).Pada pasien dengan gangguan oksigenasi
seperti klien dengan asma,PPOK,atau penyakit paru lainnya.Dan pada Pasien
yang membutuhkan terapi oksigen jangka panjang (Potter & Perry,2010).
Kontraindikasi :Pada pasien dengan obstruksi nasal,apneu.Fraktur dasar
tenggorak kepala,dan trauma maksilofacial (Potter & Perry,2010).
b. Simple Mask (Sungkup muka sederhana)
Merupakan alat pemberian oksigen jangka pendek,kontinyu atau selang-
seling.Aliran 5 – 8 L/M dengan konsentrasi oksigen 40% - 60%.
Indikasi :Pada pasien dengan kondisi seperti nyeri dada (Baik karena
serangan jantung/penyebab lain) dan pasien dengan sakit kepala.
Kontraindikasi :Pada pasien dengan retensi CO2 karena akan memperburuk
retensi (Suciati,N.L.,2010).
c. Rebrathing Mask (Sungkup muka dengan kantong rebreathing)
Merupakan teknik pemberian oksigen dengan konsentrasi tinggi yaitu 35% -
60% dengan aliran 6 – 15 L/M,serta dapat meningkatkan PaCO2.
Indikasi :Pasien dengan kadar tekanan CO2 yang rendah.
Kontraindikasi :Pada pasien dengan retensi CO2 karena akan memperburuk
retensi (Asmadi,2010).
d. Non rebreathing mask (Sungkup muka dengan kantong NRM)
Merupakan teknik pemberian oksigen dengan konsentrasi oksigen yang tinggi
mencapai 90% dengan aliran 6- 15 L/M.Prinsipnya pada pengguanaan masker
NRM ini adalah udara tidak bercampur dengan udara ekspirasi .
Indikasi :Pasien dengan kadar tekanan CO2 yang tinggi,pasien COPD,pasien
dengan status pernapasan yang tidak stabil dan pasien yang memerlukan
intubasi.
Kontraindikasi :Pada pasien dengan retensi CO2 karena akan memperburuk
retensi (Suciati,N.L.,2010).
4. Pengertian nasal canull
Menurut (Suparni dalam Liberti 2018),Nasal canull adalah alat sederhana
yang sering digunakan untuk mengantarkan oksigen.Pemberian O2 sistem aliran
rendah ini ditujukan untuk klien yang memerlukan O2 tetapi masih mampu
bernapas normal,misalnya klien dengan volume 500 ML dengan kecepatan
pernapasan 16 – 20 x/m dengan kecepatan aliran 1 – 6 L/M serta konsentrasi 22 –
44 %, dengan cara memasukkan selang yang terbuat dari plastic kedalam hidung
hanya berkisar 0,6 – 1,3 cm dan mengaitkannya di belakang telinga
(Kusnanto,2016).
5. Tujuan pemberian oksigenasi dengan nasal canul
Adalah untuk mempertahankan dan memenuhi kebutuhan O2 (Rahayu &
Harnato,2016).
6. Manfaat pemberian oksigenasi nasal canul
Pemberian O2 stabil dengan volume tidal dan laju pernapasan teratur,mudah
memasukkan canul dibandingkan cateter,klien bebas
makan,bergerak,berbicara,lebih mudah ditolerir klien dan nyaman.
7. Indikasi
Menurut standar keperawatan ICU Depkes RI (2005) dan Andromoyo
(2012),indikasi terapi oksigen adalah :
a. Pasien hipoksia
b. Oksigenasi kurang sedangkan paru normal
c. Oksigenasi cukup sedangkan paru tidak normal
d. Oksigenasi cukup,paru normal,sedangkan sirkulasi tidak normal
e. Pasien yang membutuhkan pemberian oksigen konsentrasi tinggi
f. Pasien dengan tekanan partial CO2 (PaCO2).
8. Kontraindikasi
Kontraindikasi utama terapi oksigen dengn nasal canul adalah jalan napas yang
tersumbat,baik akibat trauma hidung,pengguanaan tampon hidung,atau akibat
infeksi atau inflamasi.
9. Alat dan bahan pemberian oksigen nasal canul
a. Tabung O2 lengkap dengan manometer
b. Pengkur aliran flow dan humidifier
c. Kanul nasal
d. Selang O2
e. Plester
10. Prosedur pelaksanaan pemberian O2 nasal canul
Langkah-langkah :
a. Tahap Pra-interaksi:
1. Identifikasi kebutuhan atau indikasi pasien
2. Cuci tangan
3. Siapkan alat
b. Tahap Orientasi :
1. Beri salam,Panggilklien dengan namanya
2. Jelaskan tujuan dan prosedur tindakan
3. Berikan kesempatan pada klien untuk bertanya.
4. Menanyakan persetujuan
c. Tahap kerja :
1. Bantu klien pada posisi semi fowler jika memungkinkan,untuk
memberikan kemudahan ekspansi dada dan pernapasan lebih muda.
2. Pasang peralatan oksigen dan humidifier.
3. Nyalakan oksigen dengan aliran sesuai atfis.
4. Periksa aliran oksigen pada selang
5. Sambung Nasal canul dengan selang oksigen
6. Psang nasal canul pada hidung
7. Letakkan ujung kanul kedalam lubang hidung dan selang serta kaitkan
dibelakang telinga atau mengelilingi kepala.Yakinkan canul masuk lubang
hidung dan tidak kejaringan hidung
8. Plester canul pada sisi wajah,selipkan kasa dibawah selang pada tulang
pipi untuk mencegah iritasi
9. Kaji respon klien terhadap oksigen dalam 15 – 30 menit,seperti
warna,pernapasan,gerakan dada,ketidaknyamanan dan sebagaimya.
10. Periksa aliran dan air dalam humidifier selam 30 menit
11. Kaji klien secara berkala untuk ,mengetahui tanda klinik
hipoksia,tachycardia,cemas,gelisah,dyspnea,dan sianosis.
12. Kaji iritasi hidung klien.Beri air atau cairan pelumas sesuai kebutuhan
untuk melemaskan mukosa membrane
13. Catat permulaan terapi dan pengkajian data
d. Tahap Terminasi :
1. Evaluasi hasil/respon klien
2. Dokumentasikan hasilnya
3. Lakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya
4. Akhiri kegiatan membereskan alat-alat
5. Cuci tangan.

Anda mungkin juga menyukai