Anda di halaman 1dari 8

PEMERIKSAAN FISIK DADA DAN

PARU
• Pemeriksaan fisik adalah peninjauan dari ujung rambut
sampai ujung kaki pada setiap system tubuh yang
memberikan informasi objektif tentang klien dan
memungkinkan perawat untuk mebuat penilaian klinis.
Keakuratan pemeriksaan fisik mempengaruhi pemilihan
terapi yang diterima klien dan penetuan respon terhadap
terapi tersebut.(Potter dan Perry, 2005) Pemeriksaan fisik
dalah pemeriksaan tubuh klien secara keseluruhan atau
hanya bagian tertentu yang dianggap perlu, untuk
memperoleh data yang sistematif dan komprehensif,
memastikan/membuktikan hasil anamnesa, menentukan
masalah dan merencanakan tindakan keperawatan yang
tepat bagi klien. ( Dewi Sartika, 2010).
Pengertian pemeriksaan fisik dada & paru

• Pemeriksaan fisik dada merupakan pemeriksaan yang rutin


dilakukan pada pelayanan kesehatan di berbagai kondisi klinis
seperti gagal jantung, gangguan katup jantung, infeksi paru,
atau pneumothorax.
• Pemeriksaan fisik dada dilakukan dengan empat proses, yaitu
inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi. Pada inspeksi dada,
pola pernapasan dan bentuk dada dinilai klinisi. Beberapa
keadaan, seperti pectus excavatum dan barrel chest dapat
ditemukan melalui inspeksi dada. Pemeriksaan dilanjutkan
dengan palpasi dada, yang terdiri atas pemeriksaan taktil
fremitus, ekspansi dada, dan denyut apeks jantung.
Tujuan pemeriksaan fisik dada & paru

• 1. Mengetahui bentuk, kesimetrisan,ekspansi, keadaan kulit


dinding dada.
• 2. Mengetahui frekuensi, sifat, irama pernapasan.
• 3. Mengetahui adanya nyeri tekan, masa,peradangan,taktil
frektus.
• 4. Mengetahui keadaan paru, rongga pleura.
• 5. Mengetahui batas paru-paru dengan organ lain di sekitarnya.
• 6. Mengkaji aliran udara melalui batang trachea bronkial
• 7. Mengetahui adanya sumbatan aliran udara.
 
Indikasi & Kontra indikasi.

• Indikasi
• Pada pasien dengan gangguan system
respiratory.
• Kontraindikasi
• Pada pasien yang luka bakar
Hal-hal yang harus diperhatikan.

• Pasien dengan kesulitan bernapas diperiksa dalam


keadaan duduk atau berbaring dengan kepala lebih
tinggi atau dalam posisi yang nyaman untuk pasien.
• Jika pasien tidak dapat duduk sendiri mintalah
bantuan asisten untuk memgangi pasiean atau
baringkan pasien dengan gulingkan ke satu sisi .
lakukan pemeriksaan pada satu sisi kemudian
lakukan pemeriksaan di sisi kontralateral dengan
menggulinkan pasien ke sisi yang lain.
 
Cara kerja/prosedur pelaksanaan.

• Inspeksi Dada
• Lepaskan pakiaan klien hingga sebatas pinggang.
• Atur posisi klien, baik duduk atau berdiri.
• Beri oenjelasan pada klien tentang apa yang anda lakukan dan anjurkan klien untuk relaks.
• Lakukan pengamatan bentuk dada dari 4 sisi ysitu sisi depan dengan memperhatikan klavikula, sterum, dan kosta, sisi t ulang belakang dengan memperhatikan bentuk tulang belakaang dan kesimetrisan skapula, sisi kanan, serta sisi kiri klien.
• Minta klien untuk menarik/mendorong tangan anda guna menguji kekuataan otot, kemudian dibandingkan kekuaataan otot ekstremitas kanaan dan ekstremitas kiri.
• Kaji kekuataan satu bagian tubuh dengan cara mmemberinya penahann secaraa kontinu
•  
•  
•  
• Palpasi dada
• Ekspansi dada
• Posisikan diri anda dihadapan klien dan letakkan ke-2 telapak tangan anda secaraa mendatar pada dinnding dada klien, dengan kedua ibu jari dan jari direnggangkan kearaah lateral dada
• Mina klien unntuk menarik nafas dalam.
• Amati pergerakaan kee-2 tangan anda daan baandingkan antara tangan kanan dan kiri.
• Posisikan diri anda di belakang klien, kemudian letakkkan tangan anda disisi lateral dada klien. Perhatikan ekspansi dada ke samping sewaktu klien bernaafas.
• Letakkkan keduaa tangan anda di punggung klien dengan ibu jari di sepanjang tonjolan tulang belakang setinggi kosta ke-10 dan telapak tangan menyentuh punggung.
• Setelah ekshalasi, minta klien untuk bernafaas dalam, observasi pergerakan ibu jari jari oemeriksa.
• Bandingkan pergerakan kedua sisi dinding dada.
• Fremitus Taktil
• Letakkan telapaka tangan anda di punggung klien dekat dengan apeks paru.
• Minta klien untuk untuk mengucapkaan bilangan “Sembilan-sembilaan”.
• Ulangi langkaah tersebut dengan laangkah bergerak ke bagian dasar paru.
• Bandingkan fremitus pada keduaa sisi paru dan antara apeks dengan dasar paru.
• Lakukan palpaasi fermitus taktil pada dinding dada klien.
• Minta klien untuk berbicara lebih keras atau dengaan nada lebih rendah jika fremitus redup.
• Perkusi dada
• Atur posisi klien terlentang.
• Untuk perkusi paru anterior, perkusi dimulai dari atas klavikula ke bawah pada ruang innterkosta (intercostal space, ISC) dengan jaraak sekitar 4-5 cm mengikuti pola sisitematik.
• Bandingkaan hassil perkusi sisis kanaan dan kiri.
• Posisikan klien duduk ataau berdiri
• Untuk perkusi paru posterior,lakukan perkusi mulai dari apeks paru kebawah.
• Bandingkaan hasil perkusi sisi kiri dan kanan.kan pergerakan diafragma.
• Minta klien untuk menarik naafas panjang, kemudian menhan nya untuk memntu.
• Lakukan perkusi di sepanjang garis scapula ke araah baawaah hingga bunyi resonan berubah menjadi redup.
• Tandai area yang memiliki bunyi redup dengan spidol.
• Mintaklien untuk menghembuskan nafas saacara maksimal kemudian menahannya
• Lanjutkan perkusi dari taanda 1 ke arah atas. Biasanya bunyi redup ke-2 terdengar di atas tanda I. Tandai area yang memiliki bunyi redup ke-2 (tanda II).
• Ukur jarak antara tanda I dan tanda II. Pada wanita,ak jarak normal antara kedua tanda tersebut 3-4 cm, pada pria 5-6 cm.
• Auskltasi Paru.
• Gunakan diafragma stetoskop untuk klien dewasa dan bel untuk anak-anak.
• Letakkan stetoskop dengan tegas di area interkosta.
• Minta klien bernapas secara perlahaan, dalam, dengan mulut sedikit tertutup.
• Mulai askultasi dengan urutan yang benar, seperti pada gambar 6.10.
• Dengarkan inspirasi dan eskpirasi klien pada setiap titik auskultasi.
• Dokumentasi hasil auskultasi.
•  
Hasilkan Pemeriksaan.
• Hasil pemeriksaan paru dan dada normal.
• Betuka dada oval dan jarak transversal lebuh panjang dari
jarak anteroposterior, dengan perbandingan.
• Pernapasan : tidak ada retraksi interkosta dan frekuensi
normal.
• Bunyi perkusi : Nyaring.
• Hasil palpasi fremitus taktil kanan sama dengan kiri.
• Auskultasi :
• Bunyi napas vasikular : terdengar disemua lapang paru,
bersifaat halus, nadaa rendah, inspirasi lebih panjang dari
ekspirasi.
• Bunyi napas beronkovesikulaar : terdengar di daerah
percabangan bronkus dan trakea, nada sedang lebih kasar dari
bunyi napas vasikular, inspirasi sama panjang dengan
ekspirasi.

Anda mungkin juga menyukai