Anda di halaman 1dari 41

OJT

PENDELEGASIAN
WEWENANG
PKM JANGKAR
dr. Relang Rizky Mulyadi

Masa Berlaku 1 Januari – 31 Desember 2023


MATERI
PEMERIKSAAN ANAMNESIS
PEMERIKSAAN FISIK
PEMBUATAN DIAGNOSA
PEMBERIAN TERAPI
ANAMNESIS
Anamnesis dari bahasa yunani, artinya “mengingat kembali”.

Merupakan cara pemeriksaan yang dilakukan dengan


wawancara baik langsung kepada pasien ( autoanamnesis )
maupun kepada yang mendampingi pasien
( Alloanamnesis ).

80 % untuk menegakkan diagnosa berasal dari anamnesis


Prinsip anamnesis

1. Menyapa pasien dengan menyebut nama serta senyum


2. Mempersilahkan pasien duduk
3. Menanyakan ulang identitas pasien : nama, usia, alamat.
4. Menjaga kerahasiaan pasien
5. Menggali lebih jauh keluhan utama untuk melengkapi
riwayat.
Apa saja yang di tanyakan pada anamnesa ?

1. Identitas pasien
2. Keluhan Utama ( KU )
3. Riwayat Penyakit Sekarang ( RPS )
4. Riwayat Penyakit Dahulu ( RPD )
5. Riwayat Penyakit Keluarga ( RPK )
6. Riwayat Pemeriksaan & Obat ( RPO )
PEMERIKSAAN FISIK
Prinsip Head to Toe
Dimulai dari kepala/leher :

Inspeksi : anemis/ ikterus/ sianosis/ dispneu


Palpasi : Massa/ Pembesaran KGB
Pemeriksaan Fisik

DADA atau THORAX

• Pemeriksaan Thorax hendaknya dilakukan se-efisien mungkin. tidak


baik membuat pasien duduk kemudian berbaring secara terus menerus.
lebih baik, selesaikan pemeriksaan yang mengharuskan pasien dalam
keadaan duduk, setelah itu lakukan pemeriksaan pasien dalam keadaan
berbaring.
• Pemeriksaan Thorax
1. memperkenalkan diri pada pasien dan jelaskan tindakan yang
akan dilakukan *minta persetujuan pasien
2. minta pasien melepas baju, perhiasan, dan alat
lain yang terbuat dari logam (misalnya, ikat pinggang)
Pemeriksaan Fisik

PARU atau PULMONALIS


• Inspeksi
– melihat keadaan sela iga sewaktu bernafas (secara normal :
sela iga akan ekspansi atau meregang saat inspirasi dan
kembali ke posisi semula sewaktu ekspirasi).

• Palpasi
– membandingkan gerakan dinding dada sewaktu
bernafas.
– merasakan getaran fremitus suara.
Pemeriksaan Fisik
JANTUNG VASCULAR SYSTEM

• Inspeksi
– Melihat ada tidaknya bendungan vena pada dinding dada
– Melihat pulsasi iktus cordis
• Palpasi
– mencari pulsasi iktus cordis (secara normal : iktus cordis
terletak di garis midklavikula sinistra Intercostae V)
– denyut jantung dapat dihitung pada iktus cordis (walaupun
cara ini tidak lazim dilakukan).
Pemeriksaan :
• Inspeksi
1. melihat bentuk dada anterior dan posterior
2. melihat ada tidaknya deviasi
3. melihat ada tidaknya bendungan vena pada
dinding dada

• Palpasi
NOTE : Mulai dari palpasi hingga auskultasi,
Posisi kedua skapula harus dalam keadaan
terbuka untuk memperluas lapang
pemeriksaan. *minta pasien untuk meletakkan
kedua tangannya pada bahu
1. membandingkan gerakan dada posterior
kanan - kiri
2. merasakan fremitus taktil suara dengan
cara meminta pasien mengucapkan "tujuh -
tujuh"
Posisi kedua tangan sewaktu palpasi thorax anterior
DADA atau THORAX

• Perkusi
– Tujuan dari perkusi adalah berusaha menangkap getaran suara yang
dihasilkan dari phalange (tulang jari). ada beberapa jenis suara yang
mungkin dihasilkan dari perkusi
– NOTE : Jurnal Kedokteran di Indonesia menggunakan istilah dull
sebagai "pekak", karena itu pekak hati bukan di terjemahkan menjadi
liver flatness melainkan liver dullness.
Perkus
i

membandingkan bunyi perkusi paru kanan - kiri


anterior secara berurutan
• menentukan batas paru - hepar

perkusi dilakukan di sepanjang garis midklavikula dextra. Batas


paru hepar ditentukan setelah terjadi perubahan suara dari
sonor ke pekak
• menentukan batas paru - lambung
• perkusi dilakukan di sepanjang garis axilla anterior
sinistra. Batas paru - lambung ditentukan setelah terjadi
perubahan suara dari sonor ke timpani. (secara normal :
batas paru - lambung orang Indonesia berada di
Intercostae VII atau intercostae VIII)
• menentukan batas peranjakan paru
• perkusi dilakukan di batas paru - hepar. setelah pasien
diminta untuk menahan nafas, batas paru- hepar yang
semula berbunyi perkusi "pekak" akan berganti menjadi
"sonor". Perkusi dilanjutkan sampai ditemukan batas
paru - hepar yang baru, kemudian tentukan seberapa
besar batas peranjakan paru. (secara normal : batas
peranjakan paru adalah 2 cm atau sebesar 2 jari orang
dewasa)
Prosedur Perkusi

Tempatkan jari pleksimeter Pada tangan lainnya, lakukan Pengetukan dilakukan di


pd dinding dada yg akan pengetukan tanpa pergerakan bagian paling ujung (pd
diperiksa utk menghasilkan siku (lakukan pengetukan gambar), kemudian pindah -
bunyi perkusi yg lebih keras, dengan cepat dan seperti kan jari dgn cepat agar
tekan jari dgn kuat. Cara ini refleks) getaran tdk teredam.
lbh baik drpd melakukan
pengetukan lbh keras.
Pemeriksaan :
• membandingkan bunyi perkusi • menentukan batas bawah paru
paru kanan dan kiri secara
berurutan

NOTE (secara normal : orang Indonesia batas bawah pulmo dextra posterior terletak
sejajar dengan processus spinosus thoracal IX atau thoracal X, batas bawah pulmo
sinistra posterior terletak sejajar dengan processus spinosus thoracal VIII atau IX)
Auskultasi

Auskultasi dinding dada


kurang kuat posterior
terdengar dibandingkan
auskultasi anterior. (kecuali di triangle
of auscultation) walau begitu biasanya,
pemeriksaan ini tetap dilakukan oleh
para dokter muda.
Auskultasi
• membandingkan bunyi nafas dasar paru anterior dan bronkial
pada pasien.
JANTUNG VASCULAR SYSTEM

• Perkusi
– menentukan batas kanan jantung
– Batas kanan jantung ditentukan setelah batas paru
hepar ditemukan
– menentukan batas kiri jantung
– Batas kiri jantung ditentukan setelah batas paru -
lambung ditemukan
• Auskultasi
– mendengarkan bunyi jantung I (saat katup mitral dan trikuspidal
menutup) dan bunyi jantung 2 (saat katup aorta dan pulmonal
menutup) pada masing - masing katup jantung.
• NOTE :
• katup mitral terletak di garis midklavikula sinistra intercostae V
• katup trikuspidal terletak di garis parasternal sinistra intercostae IV
• katup aorta terletak di garis sternalis dextra intercostae II
• katup pulmonal terletak di garis sternalis sinistra intercostae II
Pemeriksaan Abdomen
Pembagian daerah abdomen ada 4 bagian:
•Kuadran kanan atas
•Kuadran kiri atas
•Kuadran kiri bawah
•Kuadran kanan bawah
Pembagian regional
Abdomen terbagi atas 9 regio:
•Regio epigastrium
•Regio hipokondrium kanan
•Regio hipokondrium kiri
•Regio umbilicus
•Regio lumbal kanan
•Regio lumbal kiri
•Regio hypogastrium atau regio suprapubik
•Regio iliaka kanan
•Regio iliaka kiri
Lokasi organ di abdomen
Titik Mc Burney:
•Titik pada dinding perut kuadran kanan bawah yang
terletak pada 1/3 lateral dari garis yang menhubungkan SIAS
dengan umbilicus. Titik Mc Burney akan terasa nyeri bila
ditekan ini dapat dijumpai pada apendisitis.
 
Garis Schuffner:
•Garis yang mengubungkan titik pada arcus costae kiri
dengan umbilicus (dibagi 4) dan garis ini diteruskan sampai
SIAS kanan yang merupakan titik VIII. Garis ini digunakan
untuk menyatakan pembesaran limpa.
Pemeriksaan abdomen
Inspeksi
1. Keadaan kulit; warnanya (ikterus, pucat, coklat, kehitaman),
elastisitasnya (menurun pada orang tua dan dehidrasi), kering
(dehidrasi), lembab (asites), dan adanya bekas-bekas garukan
(penyakit ginjal kronik, ikterus obstruktif), jaringan parut (tentukan
lokasinya), striae (gravidarum/ cushing syndrome), pelebaran
pembuluh darah vena (obstruksi vena kava inferior & kolateral pada
hipertensi portal).
2. Besar dan bentuk abdomen; rata, menonjol, atau scaphoid (cekung).
3. Simetrisitas; perhatikan adanya benjolan local (hernia,
hepatomegali, splenomegali, kista ovarii, hidronefrosis).
4. Gerakan dinding abdomen pada peritonitis terbatas.
5. Pembesaran organ atau tumor, dilihat lokasinya dapat diperkirakan
organ apa atau tumor apa.
6. Pulsasi; pembesaran ventrikel kanan dan aneurisma aorta sering
memberikan gambaran pulsasi di daerah epigastrium dan umbilical.
Auskultasi
•mendengarkan suara peristaltic usus , normalnya 5 – 30 x /
menit

•Mendengarkan bising pembuluh darah


Dilakukan selama 2-3 menit.
Palpasi
•Palpasi sistematis dilakukan dengan hati-hati pada daerah
nyeri yang dikeluhkan pasien.
•Palpasi superficial/palpasi permukaan dan Palpasi dalam
(deep palpation) dilakukan untuk menentukan apakah
ballotemment positif atau negative.
•Palpasi hati, mulai dari fossa iliaka kanan dan bergerak ke atas
pada tiap respirasi, jari-jari harus mengarah pada pasien.
•Palpasi kamdung empedu, teraba dalam keadaan abnormal,
pada keadaan ikhterus.
•Palpasi limpa mulai dekat umbilicus, raba limpa pada tiap
inspirasi, bergerak secara bertahap keatas dan kiri setelah tiap
inspirasi dan jika tidak teraba baringkan pasien pada posisi left
lateral, dengan pinggul kiri dan lutut kiri ditekuk dan ulangi
•Palpasi ginjal dilakukan dengan cara bimanual dan
ballottement
Palpasi sistematis
Pemeriksaan organ abdomen

Hati
•Pada keadaan pembesaran hati yang ekstrim (tumor hati)
akan terlihat permukaan abdomen yang asimetris antara
daerah hipokondrium kanan dan kiri. Untuk memudahkan
perabaan hati diperlukan:
•Dinding otot perut di lemaskan dengan cara kaki ditekuk
sehingga membentuk sudut 45-600 .
•Pasien diminta untuk menarik napas panjang.
•Pada saat ekspirasi maksimal jari ditekan kebawah,
kemudian pada awal inspirasi jari bergerak ke kranial dalam
arah parabolic.
•Diharapkan bila hati membesar akan terjadi sentuhan
anatara jari pemeriksa dengan hati pada saat inspirasi
maksimal.
Palpasi hepar
Limpa
•Pada keadaan normal limpa tidak teraba. Limpa membesar
mulai dari bawah lengkung iga kiri melewati umbilicus
sampai region iliaka kanan. Pembesaran limpa diukur
dengan menggunakan garis schuffner yaitu garis yang
dimulai dari titik lengkung iga kiri menuju umbilicus dan
diteruskan sampai di spina iliaka anterior superior (SIAS)
kanan.
Ginjal
•Pemeriksaan ginjal dengan cara bimanual. Tangan kiri
diletakan dipinggang bagian belakang dan tangan kanan
pada dinding abdomen di ventralnya.
Pemeriksaan perineum
•Pemeriksaan ini dilakukan untuk menilai adanya hemoroid
eksterna atau interna yang prolapse, fisura ani, jaringan
parut, perianal tags, dermatitis, keganasan, ulkus, ataupun
tumor dapat dinilai dengan baik.
•Pemeriksaan ini dalam posisi lateral decubitus kiri dengan
kedua lutut terlipat kearah dada, bokong kanan pasien
ditarik keatas dengan menggunakan tangan kiri pemeriksa
sehingga kita dapat melakukan inspeksi perineum dengan
baik.
Pemeriksaan inguinal
•Pemeriksaan inguinal dilakukan bila ada keluhan hernia
inguinalis. Letakkan ujung jari pemeriksa dibawah scrotum
lalu mengikuti spermatic cord naik keatas menembus
annulus inguinalis eksterna. Bila ujung jari telah mencapai
annulus inguinalis interna, pasien disuruh batuk atau
mengejan, bila teraba ada massa yang mendorong maka
berarti terdapat hernia.
•Untuk membedakan hernia inguinalis dengan hernia
femoralis dilihat dari letak hernia dengan pubic tubercle,
hernia inguinalis terletak diatas dan medial terhadap pubic
tubercle sedangkan hernia femoralis terletak dibawah dan
lateral terhadap pubic tubercle.
Perkusi
•Pemeriksaan ini dilakukan untuk:
•Mendeteksi kandung empedu atau vesika urinaria, dimana
suaranya redup/pekak
•Menentukan ukuran hati dan limpa secara kasar
•Menentukan penyebab distensi abdomen: penuh gas
(timpani), masa tumor (redup-pekak) dan asites.
•Pekak pada pinggir dan timpani resonant pada bagian
tengah/sentral
•Shifting dullness menetukan letak pekak pada perkusi,
miringkan pasien pada posisi kanan/kiri, asites
didemonstrasikan dengan adanya timpani pada perkusi
setelah dimiringkan kembali
PEMBUATAN DIAGNOSA

•PEMBUATAN DIAGNOSA HARUS MENGACU PADA HASIL


ANAMNESIS DAN PEMERIKSAAN FISIK

•PENULISAN DIAGNOSIS HARUS SESUAI DENGAN KAIDAH


BAHASA MEDIS / ICD 10
PEMBERIAN TERAPI
•Prinsip pemberian terapi pasien harus sesuai dengan
kaidah pengobatan yang rasional

•Pemberian antibiotik hanya diberikan apabila di yakini


infeksi bakteri

•Tenaga kesehatan di tuntut untuk mencari penyebab


sakit ketimbang hanya menggunakan terapi suportif
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai