1
BAB I. PENDAHULUAN
2
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. DEFINISI
Secara umum fistula didefinisikan sebagai saluran yang menghubungkan antara dua
permukaan epitelial. Fistula uretrokutan merupakan saluran yang menghubungkan antara
uretrra dengan kulit penis. Fistel uretrokutan merupakan komplikasi yang paling sering
terjadi setelah urethroplasty pada hypospadia yang berat. Hipospadia adalah kelainan
bawaan pada anak laki-laki yang disebabkan tertundanya pertumbuhan pada penis pada
massa perkembangan janin, sehingga meninggalkan muara uretra di proksimal dari glans
penis dan timbul chordee. Oleh karena itu teknik operasi hipospadia menjadi tantangan
bagi para ahli bedah rekonstruksi terutama urologi untuk membuat uretra baru sambil
menghilangkan chordee serta menutup defek kulit pada ventral penis, sehingga tujuan
akhir mengembalikan fungsi dan estetik tercapai. Hipospadia ditandai dengan trias
kelainan anatomi penis, yaitu : (1) Letak meatus uretra eksterna abnormal di ventral
penis, mulai dari glans penis hingga perineum; (2) Kurvatura kearah di ventral penis
(chordee); (3) Foreskin abnormal dengan hood di bagian dorsal dan defisiensi di bagian
ventral penis.1,2,3
2.2. INSIDENSI
Angka kejadian pada fistula uretrokutan bervariasi antara 4% sampai 20% dengan
penyebab pasti yang belum di ketahui. Studi yang dilakukan di Rumah Sakit Dr. Cipto
Mangunkusumo didapatkan sebanyak 12 (13,92%) pasien mengalami fistula
uretrokutaneus pasca operasi uretroplasti dari total 116 pasien yang menderita hipospadia.
Penelitian di Cairo University Hospital menyatakan bahwa tipe-tipe hipospadia yang
paling sering menjadi fistula uretrokutaneus pasca operasi uretroplasti adalah : hipospadia
tipe anterior (53.7%), hipospadia tipe penoscoratal (25.3%), hipospadia tipe medius
(13,4%) hipospadia tipe posterior (7.4%).4
Penelitian lain yang juga melaporkan insiden fistula uretrokutaneus adalah
penelitian yang dilakukan oleh Korean Urological Association yang mendapatkan insiden
fistula uretrokutaneus berdasarkan tipe: hipopasdia tipe anterior (30.2%), hipospadia tipe
medius (34,9%), hipospadia tipe posterior (34,9%). Penelitian yang dilakukan oleh
Korean Urological Association menyatakan bahwa tipe hipospadia mempunyai dampak
3
signifikan secara statistik pada pengembangan dan insiden fistula uretrokutaneus pasca
operasi uretroplasti. 2,3
5
ma antara kedua kelompok pasien hipospadia. Penggunaan feeding tube sebagai
kateter memberikan diversi urin lebih efektif dari pada penggunaan kateter
suprapubik, karena penggunaan kateter suprapubik pada uretroplasti mempunyai
resiko bocornya urin di sisi stent yang mengakibatkan kontaminasi luka akibat
penyumbatan kateter suprapubik.4,9 Penelitian lain yang dilakukan oleh Snodgras
melaporkan bahwa angka kejadian stenosis uretra berkurang dibawah 1% pada pasien
hipospadia pasca uretroplasti yang menggunakan feeding tube (NGT).11,12
2.4. DIAGNOSIS
Diagnosis dapat ditegakkan secara klinis. Paisen biasanya datang dengan keluhan
dribbling of urine (urine yang menetes) dan gejala perineal infection. Pada pemeriksaan
fisik dapat ditemukan saluran yang menghubungkan uretra dengan kulit pada daerah
genitalia externa. Pemeriksaan penunjang seperti VCUG, retrograde urethrography and
fistulography dapat memberikan gambaran sejauh mana saluran terhubung. Komplikasi
lanjutan seperti terjadinya abses dapat diteksi dengan CT Scan.5
6
2.5. TATALAKSANA
Fistel ukuran besar (> 4 mm), diperbaiki menggunakan flap kulit. Perbaikan ini
biasanya terdiri atas dua tahap : (1) pembuatan flap kulit dengan vaskularisasi baik
untuk penutupan uretra, menyediakan diameter lumen uretra; dan (2) penutup kulit
dari batang penis pada daerah perbaikan tersebut. Untuk fistel yang besar, dengan
kulit penis yang adekuat, defek fistel pada dinding uretra ditutup dengan flap local
(trap-door) atau pedicle skin patch. Kemudian uretra yang telah diperbaiki dilindungi
oleh flap kulit penis yang lain yang dapat didiseksi dan diperluas (advancement flap)
atau dimobilisasi secara rotasional (rotational flap). Teknik pants over vest dan
double-skin flap membutuhkan sejumlah sedang kulit penis. Defek uretra yang telah
diperbaiki dilindungi oleh dua lapisan kulit, salah satunya dibuat de-epitelisasi untuk
memastikan penutupan yang sempurna. Fistel besar dengan kulit penis yang inadekuat
merupakan kasus yang sulit; flap kulit penis dapat digunakan hanya untuk satu tahap,
baik untuk menutup dinding uretra maupun untuk melindungi fistel yang sudah
diperbaiki ketika graft bebas digunakan untuk menutup uretra. Ketika flap kulit penis
digunakan untuk menutup defek uretra, pelindung tersebut bisa menggunakan flap
rotasional dari kulit skrotum. Alternative lain, defek dinding uretra dapat ditutup
dengan menggunakan mukosa bukalis, mukosa buli-buli, atau matriks kolagen
submukosa pada buli-buli, dan graft ini dilindungi oleh kulit penis dengan
vaskularisasi baik.10
8
BAB III. LAPORAN KASUS
3.2. Anamnesa
Keluhan Utama: Kencing menetes dari bawah lubang kencing
Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien dibawa ke RSD dr Soebandi oleh orang tua pasien karena kencing anaknya
dirasa menetes dari bawah lubang kencing sejak 8 bulan yang lalu. Keluhan ini timbul
satu bulan pasca dilakukan operasi chordectomy & urethroplasty pada bulan Mei 2016.
Sejak lahir pasien memiliki penis yang bengkok dan lubang kencing tidak pada ujung
penis, melainkan pada pangkal penis dekat dengan buah zakar. Pasien kemudian diawa
Poli Urologi RSD dr Soebandi, bertemu dengan dr. Sp.U, pasien dan keluarga pasien di
jelaskan tentang penyakit pasien dan rencana tindakan yang akan dilakukan, yaitu pasien
mengalami hipospadia dan akan dilakukan operasi untuk meluruskan penisnya
(chordectomy) dan pembuatan lubang kencing (urethroplasty).
Pasca operasi tersebut kencing pasien keluar dari dua lubang yaitu lubang kencing
dan lubang di bawahnya. Diameter lubang hanya sekitar ± 1 mm. Pasien dapat buang air
kecil secara spontan. Pancaran urin besar dan kuat. Pasien tidak pernah mengalami
keluhan, hanya menetes tiap kali buang air kecil. Pasien rutin kontrol ke Poli Urologi tiap
9
bulan dan diedukasi untuk menutup lubang tempat menetesnya urin tiap kali buang air
kecil. Lubang tidak kunjung menutup spontan hingga 6 bulan, akhirnya diputuskan untuk
dilakukan operasi penutupan lubang tersebut.
Riwayat Kehamilan:
Pasien merupakan anak pertama dari ibu berusia 28 tahun. Tidak terdapat riwayat
keguguran sebelumnya (G1P0A0). Usia kehamilan hingga 9 bulan. Ibu pasien rutin
memeriksakan kehamilannya sebulan sekali ke bidan sejak usia kehamilan 2 bulan.
Selama kehamilan tidak menderita penyakit tertentu.
Riwayat Persalinan:
Anak lahir dari ibu G1P0A0 secara spontan di bidan, usia kehamilan 9 bulan, air
ketubannya jernih, bayi langsung menangis, berat badan 2600 gram dan panjang badan
lahir 49 cm.
Riwayat Penyakit Dahulu:
Pasien mengalami hypospadia sejak lahir.
Riwayat Penyakit Keluarga:
Tidak ada keluarga dengan penyakit yang sama.
Riwayat Pengobatan:
Tidak pernah mengkonsumsi obat dalam jangka waktu yang lama. Pasien belum pernah
menjalani sirkumsisi maupun operasi lain.
I. Status Generalis
Keadaan Umum : Cukup
10
II. Pemeriksaan Fisik Umum
a. Kepala
- Kepala : Normocephali
- Mata : Konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-, refleks pupil +/+
- Hidung : Deformitas (-), rhinorrhea (-)
- Telinga : Otorrhea -/-
- Inspeksi: curve penis (-), sirkumsisi (+), OUE (+) letak normal, terdapat fistel
urethrocutan regio mid line ventral penis ∅ 1 cm, tanda peradangan (-).
- Palpasi: Nyeri tekan glands dan corpus penis (-), pembesaran KGB inguinal (-/-),
testis teraba (+/+).
3.5. Planning
Planning Diagnostik: Lab: DL, PTT & APTT, LFT, RFT, Serum Elektrolit, UL.
Planning terapi: Pro Repair Fistula
12
3.6. Pemeriksaan Penunjang
Tanggal 12/02/2017
3.7. Prognosis
Ad Vitam: Ad bonam
Ad Functionam: Dubia ad bonam
Ad Sanationam: Dubia ad bonam
15
3.9. Follow Up
13 Februari 2016
Status urologi:
Regio flank : flank pain -/- massa -/-
Regio suprapubik : VU kesan kosong, massa (-), nyeri (-)
Regio genitalia eksterna : (status lokalis)
Inspeksi: Dressing (+), rembesan (-), DK (+), produksi urin= 500 cc/12 jam warna
kuning jernih.
14 Februari 2016
16
Tho: C/ S1S2 tunggal e/g/m -/-/- P/ Ves+/+ Rh -/- Wh -/-
Abd: flat, BU + normal, timpani, soepel
Ext : akral hangat keempat ekstremitas, tidak ada oedem
Status urologi:
Regio flank : flank pain -/- massa -/-
Regio suprapubik : VU kesan kosong, massa (-), nyeri (-)
Regio genitalia eksterna : (status lokalis)
15 Februari 2016
Status urologi:
Regio flank : flank pain -/- massa -/-
Regio suprapubik : VU kesan kosong, massa (-), nyeri (-)
Regio genitalia eksterna : (status lokalis)
17
Status lokalis genitalia eksterna:
Inspeksi: Dressing (+), rembesan (-), DK (+), produksi urin= 600 cc/12 jam warna
kuning jernih.
Palpasi: nyeri tekan (-)
18
BAB IV. KESIMPULAN
1. Telah diperiksa pasien dengan nama An. ZA usia 7 tahun datang dengan keluhan utama
terdapat lubang di bawah lubang kencing. Setelah dilakukan anamnesa dan pemeriksaan fisik
pasien didiagnosa Fistel urethrocutan post chordectomy et urethroplasty ec hypospadia.
2. Dari anamnesa didapatkan riwayat muara saluran kencing berada di penis bagian bawah dekat
buah zakar dan penis bengkok, riwayat chordectomy dan urethroplasty Mei 2016.
3. Dari pemeriksaan fisik muara saluran kencing normal, tidak terdapat chordae, terdapat fistel
urethrocutan regio mid line ventral penis 1 cm
4. Penatalaksanaan pada pasien ini telah dilakukan excise chordate, urethroplasty, dan repair
fistel urethrocutan.
19
DAFTAR PUSTAKA
Yassin, Tamer, Bahaaeldin, Husein K, Husein , Ayman, et.al. (2011). Assessment and
management of urethrocutaneous fistula developing after hypospadias repair.
Ann Plast Surg. 2011;7(2):88–93. JOM FK Volume 1 NO. 2 Oktober 2015
Limatahu, N., Hatibie Oley, M., & Monoarfa, A. (2012). Angka Kejadian Hipospadia Di
RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado Periode Januari 2009-Oktober 2012. 1-6.
Chung JW, Choi SH, Kim BS, Chung SK, Risk Factors for the Development of
Urethrocutaneous Fistula after Hypospadias Repair: A Retrospective Study.
Korean J Urol.2012; 53(10): 711–15
Yiee, J., & Baskin, L. (2010). Penile Embryology and Anatomy. The Scientific World
Journal, 1174-1179.
Snodgrass WT, Shuklaar ,Canning DA. (2007). The Kelalis-King- Belman Textbook of
Clinical Pediatric Urology. 5 ed. Informa Healthcare; 2007. p. 1205-38.
AT. (2004). Complications and Late Sequelae, in: Hypospadias Surgery An Illustrated
Guide. Ahmed T. Hadidi and Amir F.Azmy, 23: 273-283, Springer- Verlag, Berlin
Heidelberg, New York
20