KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN/SMF ILMU PENYAKIT DALAM
FK UNPAR - RSUD dr. DORIS SYLVANUS PALANGKA RAYA 2015 1 Dasar Pemeriksaan • Anamnesis Fundamental Four Sacred Seven
• Pemeriksaan Fisik Inspeksi Perkusi Palpasi Auskultasi Pemeriksaan Fisik • Proses pemeriksaan tubuh pasien untuk menentukan ada tidaknya kelainan fisik Informasi objektif Diagnosis
• Pemeriksa harus dapat mengidentifikasi,
menganalisis dan menyusun informasi yang terkumpul menjadi suatu penilaian komprehensif.
• Ajarilah mata untuk melihat, jari untuk
merasa/meraba dan telinga untuk mendengar. Menghitung Sela Iga
Anatomi Dinding Dada Anterior
Garis-Garis Pedoman Pemeriksaan Toraks
Garis-Garis Vertikal Imajiner Sepanjang Dinding Toraks Anterior
Garis-Garis Pedoman Pemeriksaan Toraks
Garis-Garis Vertikal Imajiner Sepanjang Dinding Toraks Posterior & Lateral
Inspeksi Kelainan pada dinding toraks. Kelainan pada bentuk toraks. Kesimetrisan toraks pada saat bernafas. Frekuensi pernafasan. Jenis pernafasan. Irama pernafasan. Inspeksi Kelainan pada dinding toraks : Jaringan parut bekas operasi pada dada. Pelebaran vena-vena superfisial pada dinding dada. Massa abnormal pada dinding dada. Pembesaran payudara pada pria. Pelebaran, atau adanya retraksi otot-otot interkostalis. Inspeksi Kelainan bentuk toraks Dada paralitikum. Dada emfisema (barrel chest). Pectus excavatum. Pectus carinatum. Kifosis. Skoliosis. Kelainan Bentuk Toraks
Kesimetrisan Toraks Pada Saat Bernafas Amatilah apakah kedua lapangan toraks simetris saat bernafas. Pada keadaan normal kedua lapangan toraks simetris saat bernafas. Apakah ada lapangan toraks yang tertinggal saat bernafas, misalnya pada : Emfisema berat. Pasien dengan ukuran tumor paru, atau mediastinum yang besar. Efusi pleura yang masif. Kolaps paru. Perhatikan ada tidaknya pemakaian otot-otot bantu pernafasan, misalnya pada kasus PPOK berat. Inspeksi
Frekuensi Pernafasan Hitunglah berapa banyak pasien bernafas dalam satu menit. Orang dewasa normal bernafas 14-20 kali per menit. Pada bayi yang sehat frekuensi bernafas 24-32 kali per menit. Bandingkan frekuensi bernafas pasien, dengan nilai yang normal. Apakah frekuensi bernafas pasien normal. Frekuensi terlalu cepat (takipnea). Frekuensi terlalu lambat (bradipnea). Frekuensi tidak bernafas (apnea). Jenis Pernafasan Amatilah jenis pernafasan pasien (jenis pernafasan normal) : Apakah torakoabdominal (terutama pada wanita). Apakah abdominotorakal (terutama pada pria). Amatilah apakah terdapat jenis pernafasan abnormal seperti : Pernafasan torakal. Pernafasan abdominal. Pernafasan cuping hidung yang cepat dan dangkal. Irama Pernafasan Amatilah irama pernafasan pasien. Irama pernafasan normal adalah, pernafasan yang silih berganti antara inspirasi dan ekspirasi, dengan frekuensi yang normal Amatilah ada tidaknya irama pernafasan yang abnormal seperti : Bradipnea. Takipnea. Hiperpnea. Pernafasan Cheyne Stokes. Palpasi Fremitus; • Dengan menempelkan telapak dan jari jari tangan pada dinding dada. kemudian pasien disuruh mengucapkan kata kata seperti 77, dengan nada yang sedang. Secara simetris dibadingkan getaran yang timbul. • Selain itu dengan palpasi dapat menentukan kelainan di perifer seperti kondisi kulit ; basah / kering, adanya demam, arah aliran vena dikulit pada vena yang terbendung, tumor, pembesaran KGB, deviasi trakea • Dapat menentukan kelainan di dalam, seperti meraba ictus cordis, adanya thriil (getaran) pada kelainan katup Penilaian Fremitus • Meningkat pada: • Menurun pada - Infiltrat • Penebalan pleura - Compressive –ate • Efusi pleura - Atelektasis • Pneumothorak -Cavitas paru • Emfisema paru • Obstruksi bronkus Perkusi • Dengan pemeriksaan ketok/ perkusi • menggetarkan udara dalam paru • Penilaian • Sonor • Hipersonor • redup • Pekak Teknik Perkusi • Ketukan biasanya dilakukan dengan jari tengah tangan kanan yang dilengkungkan di sendi ke dua. • Tangan digoyangkan dengan sendi pergelangan tangan sebagai engsel. • Ketokan dilakukan di atas bagian yang keras, seperti; clavicula, tulang iga, sternum • Di atas bagian yang lunak dipakai landasan (fleximeter), biasanya dipakai jari tengah tangan kiri yang diletakkan di dinding dada tegak lurus atau sejajar dengan iga. • Mulai dengan melakukan perkusi dari atas kebawah • Bandingkan antari kiri dan kanan • Pemeriksaan dapat dimulai di dada bagian depan kemudian belakang • Tentukan batas organ yang berdekatan dengan paru Pemeriksaan batas jantung • Batas kiri 1 jari medial LMCS, sela iga 5 Caranya perkusi mulai dari axilaris anterior kiri setinggi mamae • Batas atas sela iga 3 para sternal kiri Caranya; perkusi di daerah parasternal mulai dari sela iga satu • Batas kanan tengah sternum Caranya perkusi mulai dari axilaris anterior kanan setinggi mamae, menuju sternum Batas paru hepar • Ketok mulai dari mama kanan menuju ke distal, perubahan dari sonor ke redup merupakan batas paru hepar, kira-kira sela iga 6 • Batas ini berobah pada waktu inspirasi dan ekspirasi, disebut dengan peranjakan, biasanya sekitar 2 jari . • Batas paru hepar meninggi pada , efusi pleura, infiltrat di kanan. • Batas paru hepar menurun pada emfisema • Batas paru lambung 1. Ketukan dilakukan di derah axilaris kiri setinggi mammae ke arah distal 2. Tentukan daerah perubahan sonor menjadi timpani, biasanya sela iga 8 • Batas paru belakang 1. Mulai jari ujang skapula ke distal sampai ketokan sonor jadi redup 2. Batas paru belakang setinggi vertebrae torakal X- IX Auskultasi • Dapat dilakukan secara direct dengan telinga dan secara indirect menggunakan alat bantu • Dilakukan dengan menggunakan stetoskop • Dua tipe stetoskop: Tipe bell untuk nada rendah Tipe Bowel/ membran untuk nada tinggi Bunyi napas pokok • Arus udara waktu respirasi membentuk bising pada trakea, dan bronkus timbul bising bronkial dan bising vesikular pada jaringan paru. • Bising di trakeal dapat didengar di leher, bunyi dengan nada tinggi • Bising bronkial dapat didengar di daerah antara kedua skapula, bunyi dengan nada lebih rendah • Bising vesikuler di daeran lain dari torak. Bunyi suara tambahan • Vesikuler ---- hampir seluruh lap paru Inspirasi lebih panjang , lebih keras, nadanya lebih tinggi dari ekspirasi • Bronkial / trakeal ---- trakea • Ekspirasi lebih panjang, lebih keras , nadanya lebih tinggi dari inspirasi • Bronkovesikuler ---- daerah supra sternal, inter scapula • Campuran antra elemen vesikuler dengan bronkial • Ronchi ( rales) Suara tambahan yang dihasilkan oleh aliran udara yang melewati saluran napas yang berisi sekret/ eksudat atau akibat penyempitan saluran napas oleh edema saluran napas. • Ronchi dibagi 2 Ronchi basah ( moist rales) Ronchi kering ( dry rales) • Ronchi basah Akibat adanya exudat/ cairan dalam bronkiolus atau alvioli bisa juga bronkus atau tarakea Ronchi basah kasar gelembung udara besar di saluran nafas besar ( pasien penuruan kesadaran tidak kuat batuk) Ronchi basah sedang tak nyaring Gelembung udara kecil yang pecah di saluran nafas sedang dan kecil ( bronkiektasis , bronkopneumonia) Ronchi basah halus Terbukanya asinus atau albvioli yang kolap secara mendadak yang berisi eksudat sebagian / bunyi gesekan rambut ( pneumonia, edema Paru) • Ronchi kering ( bising suitan) udara melalui saluran napas yang menyempit oleh karena cairan yang lengket dan tidak mudah dipindahkan • Tergantung diameter bronkus yang ada kelainan bising dibagi kecil sedang dan besar • Terdengan pada fase inspirasi kadang pada fas eksiprasi • Dapat berobah setelah batuk, kadang terputus putus “Berbeda dengan (bising Mengi / Wheezing ) • Bising mengi ( Wheezing) • Terdengar sebagai suitan, namun didegar sepanjang ekspirasi, ekspirasi dilakukan dengan tekanan . • Mengi tidak hilang dengan batuk, malah bertambah keras • Mengi gejala penting penyakit asma dan PPOK • Bronchophoni • Vokal sound( suara biasa) didengar pada lapangan paru terdengar kurang keras, kurang jelas dan jauh. • Apabila terdengar lebih keras, pada pangkal telinga pemeriksa disebut bronkoponi positif ; • Biasanya pada infiltrat, atelektasis kompresif • Eugophoni • Bronchophoni yang terdengar nasal, biasanya oleh karena atelektasis kompresif akibat efusi pleura. • Didengar pada perbatasan cairan dan parenkim paru • Bronchial whisphered pectoralique • Suara bisikan terdengar jelas , keras , nada tinggi denga fase ekspirasi lebih panjang pada atelektasis kompresif / konsildasi ( asal bronkus terbuka) TERIMAKASIH