Anda di halaman 1dari 29

PEMERIKSAAN FISIK SISTEM

PERNAFASAN

Lono Wijayanti, S.Kep.,Ns.,M.Kep


TUJUAN PROSEDUR PEMERIKSAAN

• Untuk memperoleh data mengenai tubuh dan keadaan fisik pasien


• Untuk membantu menegakakan diagnosis atau kondisi pasien
PERSIAPAN

• Perkenalkan diri secara formal

• Jelaskan prosedur yang akan lakukan

• Tempatkan pasien pada posisi yang benar (lihat apakah nyaman)

• Tanyakan tentang nyeri sebelum melakukan pemeriksaan fisik


INSPEKSI
• Pemeriksaan yang dilakukan dengan pengamatan
• Kelainan dari alat pernapasan
• Kelainan paru menyebabkan gejala diluar paru
• Jari tabuh

• Kelaianan alat diluar alat pernapasan yang mengganggu pernapasan


• Sianosis
• Edema muka
• Bendungan vena leher

• Inspeksi dalam 2 fase :


• Melihat torak dalam keadaan statis
• Melihat torak dalam keadaan dinamis
PROSEDUR

• Pemeriksaan dada dimulai dari thorax posterior, klien pada posisi duduk.

• Dada diobservasi dengan membandingkan satu sisi dengan yang lainnya.

• Tindakan dilakukan dari atas (apex) sampai ke bawah.

• Inspeksi thorax posterior terhadap warna kulit dan kondisinya, skar, lesi, massa, gangguan tulang belakang

seperti : kyphosis, scoliosis dan lordosis.


• Catat jumlah, irama, kedalaman pernafasan, dan kesimetrisan pergerakan dada.

• Observasi type pernafasan, seperti : pernafasan hidung atau pernafasan diafragma, dan penggunaan otot bantu

pernafasan.
• Saat mengobservasi respirasi, catat durasi dari fase inspirasi (I) dan fase ekspirasi (E). ratio pada fase ini

normalnya 1 : 2. Fase ekspirasi yang memanjang menunjukkan adanya obstruksi pada jalan nafas
• Kaji konfigurasi dada dan bandingkan diameter anteroposterior (AP) dengan
diameter lateral/tranversal (T). ratio ini normalnya berkisar 1 : 2 sampai 5 : 7,
tergantung dari cairan tubuh klien.

• Observasi kesimetrisan pergerakan dada.Gangguan pergerakan atau tidak


adekuatnya ekspansi dadamengindikasikan penyakit pada paru atau pleura.

• Observasi retraksi abnormal ruang interkostal selama inspirasi, yang dapat


mengindikasikan obstruksi jalan nafas.
KELAINAN BENTUK DADA

• Barrel Chest

Timbul akibat terjadinya overinflation paru. Terjadi peningkatan diameter AP : T (1:1), sering terjadi
pada klien emfisema.

• Funnel Chest (Pectus Excavatum)

Timbul jika terjadi depresi dari bagian bawah dari sternum. Hal ini akan menekan jantung dan
pembuluh darah besar, yang mengakibatkan murmur.

• Pigeon Chest (Pectus Carinatum)

Timbul sebagai akibat dari ketidaktepatan sternum, dimana terjadi peningkatan diameter AP. Timbul
pada klien dengan kyphoscoliosis berat
• Kyphoscoliosis

Terlihat dengan adanya elevasi scapula. Deformitas ini akan mengganggu pergerakan
paru-paru, dapat timbul pada klien dengan osteoporosis dan kelainan muskuloskeletal lain
yang mempengaruhi thorax.

• Kiposis :Meningkatnya kelengkungan normal kolumna vertebrae torakalis


menyebabkan klien tampak bongkok.

• Skoliosis :melengkungnya vertebrae torakalis ke lateral, disertai rotasi vertebral


PERNAFASAN PATOLOGIS
• Dyspneu
Keluhan rasa sesak. Seseorang merasakan bernapas; pada; latihan, obesitas, sakit jantung, sakit paru,
anemia, dll
• Orthopneu
Sesak napas waktu posisi tidur , berkurang kalau posisi duduk, pada; penyakit jantung
• Pernapasan Kussmaul
Pernapasan cepat dan dalam , pada; asidosis
• Pernapasan Cheyne stokes
Pernapasan periodik bergantian antara pernapasan cepat dan apneu pada ; peningkatan tekanan intrakaranial
• Pernapasan Biot’s
Pernapasan tidak teratur, pada trauma kapitis, tumor otak, meningoensepalitisPernapasan AsmatikEkspirasi
memanjang disertai wizing., pada Asma bronkial, PPOK
AUSKULTASI

• Merupakan pengkajian yang sangat bermakna, mencakup mendengarkan suara


nafas normal, suara tambahan (abnormal), dan suara.

• Suara nafas normal dihasilkan dari getaran udara ketika melalui jalan nafas dari
laring ke alveoli, dengan sifat bersih
LOKASI AUSKULTASI
SUARA NAFAS NORMAL

Bronchial :

• Disebut dengan “Tubular sound” karena suara ini dihasilkan oleh udara yang
melalui suatu tube (pipa), suaranya terdengar keras, nyaring, dengan hembusan
yang lembut.

• Fase ekspirasinya lebih panjang daripada inspirasi, dan tidak ada henti diantara
kedua fase tersebut.

• Normal terdengar di atas trachea atau daerah suprasternal notch.


Bronchovesikular :

• Merupakan gabungan dari suara nafas bronchial dan vesikular.

• Suaranya terdengar nyaring dan dengan intensitas yang sedang.

• Inspirasi sama panjang dengan ekspirasi.

• Suara ini terdengar di daerah thoraks dimana bronchi tertutup oleh dinding dada.

Vesikular :

• Terdengar lembut, halus, seperti angin sepoi-sepoi. Inspirasi lebih panjang dari
ekspirasi, ekspirasi terdengar seperti tiupan.
SUARA NAFAS TAMBAHAN

• : Wheezing : Pleural friction rub :


Terdengar selama inspirasi dan ekspirasi, dengan karakter suara nyaring, musikal, suara terus
menerus yang berhubungan dengan aliran udara melalui jalan nafas yang menyempit.Pleural
friction rub :Terdengar saat inspirasi dan ekspirasi. Karakter suara : kasar, berciut, suara seperti
gesekan akibat dari inflamasi pada daerah pleura. Sering kali klien juga mengalami nyeri saat
bernafas dalam.
RONCHI

• Terdengar selama fase inspirasi dan ekspirasi, karakter suara terdengar perlahan, nyaring, suara
mengorok terus-menerus. Berhubungan dengan sekresi kental dan peningkatan produksi
sputumRonchi basahSaat inspirasi, Akibat adanya exudat/ cairan dalam bronkiolus atau alveoli
bisa juga bronkus atau tarakeaRonchi basah nyaring – infiltrat paruRonchi basah tak nyaring --
bendungan paruRonchi basah kasar -- cairan di bronkus besar/ trakea
RONCHI KERING ( BISING SUITAN)


Lewatnya udara melalui saluran napas yang menyempit oleh karena cairan yang lengket dan
tidak mudah dipindahkanTergantung diameter bronkus yang ada kelainan bising dibagi : kecil,
sedang dan besarTerdengar pada fase inspirasi kadang pada fase eksiprasiDapat berubah setelah
batuk, kadang terputus putus“Berbeda dengan (bising Mengi / Wheezing )
CRACKLES

• Fine crackles : setiap fase lebih sering terdengar saat inspirasi. Karakter suara meletup, terpatah-
patah akibat udara melewati daerah yang lembab di alveoli atau bronchiolus. Suara seperti
rambut yang digesekkan.Coarse crackles : lebih menonjol saat ekspirasi. Karakter suara lemah,
kasar, suara gesekan terpotong akibat terdapatnya cairan atau sekresi pada jalan nafas yang besar.
Mungkin akan berubah ketika klien batuk.
BRONCHOPHONI EGOPHONI


Vokal sound( suara biasa) didengar pada lapangan paru terdengar kurang keras , kurang jelas dan
jauh.Apabila terdengar lebih keras, pada pangkal telinga pemeriksa disebut bronkoponi
positif ;Biasanya pada infiltrat , atelektasis kompresifEgophoniBronchophoni yang terdengar
nasal(sengau), biasanya oleh karena atelektasis kompresif akibat efusi pleura.Didengar pada
perbatasan cairan dan parenkim paru
PERKUSI

• Perawat melakukan perkusi untuk mengkaji resonansi pulmoner, organ yang ada disekitarnya
dan pengembangan (ekskursi) diafragma.Suara perkusi normal :: - Resonan (Sonor)- Dullness-
Tympany :* bergaung, nada rendah  dihasilkan pada jaringan parunormal.* dihasilkan di atas
bagian jantung atau paru.* musikal, dihasilkan di atas perut yang berisi udara.
SUARA PERKUSI ABNORMAL

• :
HiperresonanFlatness : bergaung lebih rendah dibandingkan dengan resonan dan timbul pada
bagian paru yang abnormal berisi udara.Sangat dullness dan oleh karena itu nadanya lebih tinggi.
Dapat didengar pada perkusi daerah paha, dimana areanya seluruhnya berisi jaringan.
PROSEDUR

• Ketukan biasanya dilakukan dengan jari tengah tangan kanan yang dilengkungkan di sendi ke
dua.Tangan digoyangkan dengan sendi pergelangan tangan sebagai engsel.Ketokan dilakukan di
atas bagian yang keras, seperti; clavicula, tulang iga, sternumDi atas bagian yang lunak dipakai
landasan ( fleximeter), biasanya dipakai jari tengah tangan kiri yang diletakkan di dinding dada
tegak lurus atau sejajar dengan iga.
LOKASI PERKUSI
PEMERIKSAAN PERKUSI DILAKUKAN
SECARA SISTEMATIS
• .
Menentukan batas jantung paru.Batas kiri1 jari medial, sela iga 5Caranya perkusi mulai dari
axilaris anterior kiri setinggi mamaeBatas atasSela iga 3 para sternal kiriCaranya; perkusi di
daerah parasternal mulai dari sela iga satu3. Batas kanantengah tengah sternumCaranya perkusi
mulai dari axilaris anterior kanan setinggi mama, menuju sternum4. Batas bawahTidak dapat
ditentukan
• Batas paru hatiKetok mulai dari mamae kanan menuju ke distal, perubahan dari sonor ke redup
merupakan batas paru hati, kira kira sela iga 6Batas ini berubah pada waktu inspirasi dan
ekspirasi, disebut dengan peranjakan., biasanya sekitar 2 jari .Batas paru hati meninggi pada ,
efusi pleura, infiltrat di kanan.Batas paru hati menurun pada emfisema
• Batas paru lambung Batas paru belakang
Ketukan dilakukan di derah axilaris kiri setinggi mamma ke arah distalTentukan daerah
perubahan sonor menjadi tympani, biasanya sela iga 8Batas paru belakangMulai dari ujung
skapula ke distal sampai ketokan sonor jadi redupKiri biasanya rendah 1 jari dari kananBatas
paru belakang setinggi torakal X- IX
PALPASI

• Dilakukan untuk mengkaji kesimetrisan pergerakan dada dan mengobservasi abnormalitas,


mengidentifikasi keadaan kulit dan mengetahui vocal/tactile premitus (vibrasi).Palpasi thoraks
untuk mengetahui abnormalitas yang terkaji saat inspeksi seperti : massa, lesi, bengkak.Kaji juga
kelembutan kulit, terutama jika klien mengeluh nyeri.Vocal premitus : getaran dinding dada yang
dihasilkan ketika berbicara
PROSEDUR

• Dengan menempelkan telapak dan jari jari tangan pada dinding dada. Seperti punggung ,
kemudian pasien disuruh mengucapkan kata kata seperti 77, dengan nada yang sedang. Secara
simetris dibadingkan getaran yang timbul.Selain itu dengan palpasi dapat menentukan kelainan
di perifer seperti kondisi kulit ; basah / kering, adanya demam, arah aliran vena dikulit pada vena
yang terbendung, tumorDapat menentukan kelainan di dalam, seperti meraba ictus cordis,
adanya thriil (getaran) pada kelainan katup
• Penilaian Penebalan pleura Infiltrat Efusi pleura
Fremitus meningkat padaInfiltratCompressive atelektasisCavitas paruFremetus
menurunPenebalan pleuraEfusi pleuraPneumothorakEmfisema paruObstruksi bronkus

Anda mungkin juga menyukai