Anda di halaman 1dari 27

PEMERIKSAAN AUSKULTASI PARU

Departemen Pulmonologi dan Ilmu Kedokteran


Respirasi FK USU / RSHAM
PENDAHULUAN
Bagaimanakah proses terbentuknya suara napas
yang normal? Pertanyaan ini telah memusingkan
para peneliti sejak awal abad kesembilan belas.

Para ahli percaya sekarang ini akibat dari aliran


turbulensi udara dalam bronki lobaris dan
segmentalis.
SUARA NAPAS DAN TURBULENSI
Udara yang mengalir cepat menimbulkan suara
yang berbisik dan berpola turbulen

Aliran yang lambat bersifat tidak berbisik dan


berpola laminer

Udara napas mengalir paling cepat dan turbulen


ditrakea dan percabangan awal bronki , jadi suara
napas normla paling mungkin terjadi disini
AUSKULTASI
Auskultasi toraks senantiasa harus dikerjakan
dalam ruangan yang tenang radio dan televisi
harus dipadamkan.
Sedapatnya jangan meletakkan stetoskop diatas
bulu-bulu dada. Sebab, gesekan bulu dada pada
diafragma stetsoskop menimbulkan suara derikan
yang sangat mirip kondisi patologik paru-paru
tertentu.
Jika hal ini sulit dihindari (dada pasien berbulu
lebat), membasahi bulu dada tadi dapat
mengurangi atau melenyapkan gangguan itu.
Stetoskop mempunyai 2 kepala :
Bel mendeteksi bunyi dgn nada rendah
Diafragma mendeteksi bunyi dengan tinggi
nada lebih tinggi
Pada toraks normal , dapat didengar
empat jenis suara napas
1. Vesikuler
2. Bronkovesikuler
3. Bronkial
4. Trakeal
1. Vesikuler normal
Ini adalah bunyi yang relatif lembut, bernada
rendah, kadang kala dideskripsikan sebagai bunyi
helaan napas atau desiran lembut

suara ini terdengar pada sebagian besar bagian


perifer paru-paru. Fase inspirasi jelas lebih panjang
dibandingkan fase ekspirasi, perbandingan sekitar
3:1.
INSPIRASI EKSPIRASI

TINGGI NADA

VESIKULER
VESIKULER NORMAL VESIKULER KERAS LEMAH
2. Bronkial.
Suara dengan karakteristik keras dan bernada
tinggi ini menyerupai suara udara yang bertiup
melewati suatu pipa kosong.
Fase ekspirasinya lebih keras dan panjang
dibandingkan fase inspirasinya.

BRONKIAL
Normalnya, ini hanya terdengar diatas manubrium
sterni, suara bronkial memiliki ciri lain, yakni
terdapat penghentian nyata diantara fase inspirasi
dan ekspirasinya.

Timbulnya suara bronkial didaerah perifer paru-paru


dapat berarti terdapatnya keadaan abnormal
transmisi bunyi akibat konsolidasi jaringan paru-
paru, misalnya pada pneumonia dan atelektasis
3. Bronkovesikuler.
Ini adalah gabungan suara bronkial dan vesikular.
Fase inspirasi maupun ekspirasinya hampir sama
panjang (perbandingannya 1:1).

BRONKOVESIKULER
Dalam keadaan normal terdengar didua tempat :

a. Di anterior, dekat bronki utama pada sela iga


pertama dan kedua, dan
b. Di posterior, antara kedua skapula (interskapulae).
Bila terdengar didaerah lain, mungkin berarti
konsolidasi paru-paru atau kelainan abnormal
lainnya.
4. Trakea.
Suara ini, biasanya tidak didengar dalam auskultasi,
terdapatnya dibagian trakea diluar rongga toraks.
Bunyinya sangat keras, nadanya sangat tinggi,
berkualitas kosong dan kasar. Fase ekspirasinya
agak lebih panjang daripada fase inspirasinya.

TRAKEAL
SUARA NAPAS ABNORMAL
Secara kasar suara-suara ini bagi dalam dua
golongan besar :
1. Bunyi-bunyi tambahan seperti ronki basah
(crackles), bunyi mengi (wheeze) , bunyi gesekan
pleura (pleural friction rub); hippocrates succusion.

2. Suara yang disebarkan secara abnormal seperti


amphorik, stridor, egofoni, whispered pektoriloquy,
bronkofoni, pernapasan bronkial dan suara napas
yang melemah abnormal.
Suara-suara tambahan
1. Ronki basah suara nonmusik yang pendek dan
meledak-ledak.
Berdasarkan kuantitas
ronki basah halus (fine crackles / high pitched)
ronki basah sedang (medium crackles)
ronki basah kasar (course crackles / low picthed)

Ronki basah halus, sedang dan kasar tergantung besarnya


bronkus yang terkena dan umumnya terdengar pada
inspirasi.
Berdasarkan waktu atau menurut siklus respirasi :

Early inspiratory crackles (ronki basah inspiratori


dini) airway (bronkitis kronis, asma dan
emfisema).

Late / pan - inspiratory crackles (ronki basah


inspirasi lambat) tanda khas penyakit paru
restriktif misalnya fibrosis interstitial, asbestosis,
pneumonia, dll.
2. Mengi (wheeze) suara musik paru.
Ini
disebabkan akibat aliran udara yang melewati saluran
napas mengalami penyempitan akibat konstriksi atau
edema atau obstruksi saluran napas parsial.

Klasifikasi mengi

High pitched Inspirasi Terlokalisir Monophonic


Low pitched Ekspirasi Menyeluruh Poliphonic
3. Pleural Friction Rub suara yang terdengar
berkeretak (cracking) dan bergesek (grating) yang
timbul karena pergesekan pleura visceralis dan
pleura parietalis selama pernapasan. Ketika
inspirasi sering terdengar dibandingkan ekspirasi.

4. Hippocrates succusion suara cairan pada


hidropneumotoraks yang terdengar bila si pasien
digoyang-goyangkan.
Suara yang disebarkan secara abnormal
1. Stridor suara musik keras, terbanyak terdapat
pada saat inspirasi dan terdengar sangat jelas
pada jarak jauh dari penderita.

2. Amphorik jika terdapat kavitas besar yang


letaknya perifer dan berhubungan terbuka dengan
bronkus terdengar seperti tiupan dalam botol
kosong.
FREMITUS VOKAL
Salah satu pemeriksaan auskultasi dimana
penderita diminta untuk mengucapkan atau
membisikkan satu-dua-tiga atau sembilan-
puluh-sembilan sambil pemeriksa mendengarkan
penghantaran suara tersebut pada dinding dada
dengan stetoskop.

Interpretasi
Normal fremitus suara akan terdengar bising
halus yang tidak jelas
Ada 3 karakter vokal fremitus
1. Egofoni bicara hidung atau mengembik yang
disalurkan melewati jaringan paru yang padat
(misalnya pneumonia).

2. Bronkofoni penderita menyuarakan sembilan


puluh sembilan dan interpretasi abnormal jika kata
ini jelas terdengar dan bukan berupa suara campur
aduk yang tak jelas.
3. Whispered pectoriloquy
Sewaktu berbisik, pita suara tidak bergetar.
Suara bisik yang tak terdengar pada dada yang
normal ketika melakukan auskultasi

Interpretasi kelainan jika kita mendengarkan penderita


berbisik satu-dua-tiga terdengar jelas

Anda mungkin juga menyukai